Home / Fantasi / KAUM TERAKHIR / 7. Siluet Biru

Share

7. Siluet Biru

Author: Kyna
last update Last Updated: 2023-06-13 20:38:20

7. Siluet Biru

Brakk!

Suara gebrakan meja itu semakin membuat suasana terasa mencekam. Para pelayan dan prajurit yang berdiri di setiap sudut ruangan seketika menegang. Berbeda dengan kebanyakan orang yang menunduk takut, berbeda dengan Kyana yang memasang senyum menyeringai. Melihat bibinya tengah diselimuti kekesalan entah mengapa membuatnya terhibur.

"Apa yang baru saja kau katakan, Putri Mahkota?"

Queem menunduk, melihatnya membuat Kyana mengerti. Senakal dan sekuat apapun adiknya itu, bagaimana mungkin berani melawan orang yang mengandung dan merawat kita sejak kecil. Sedikit kagum dengan gadis itu, Queem masih memiliki sikap hormat kepada ibunya yang bahkan akan menjodohkannya dengan kaum musuh mereka sendiri.

Karena ketiadaan balasan dari Queem, sang ratu menoleh melempar pandangannya kepada Kyana yang berdiri santai menatapnya. Melihat tamu tak diundang yang tampak santai di tengah amarahnya, membuat sang ratu semakin tersulut emosi. Kyana menaikkan satu alisnya ketika mendapati tatapan tajam bibi tirinya.

"Sudah jelas bukan bahwa kehadiranmu tidak diinginkan di sini? Jadi, selagi saya masih memiliki sedikit kesabaran silakan keluar dari istana saya." Ucapan penuh penekanan di setiap kalimat itu berhasil mengusik jiwa Kyana. Dia tidak bodoh bahwa sekarang dia tengah diusir tanpa hormat dari bibinya sendiri.

Tangan kanannya terangkat, lalu menjentikkan jarinya hingga sebuah amplop dengan sempel kerajaan vampir terlihat. Dengan tersenyum tipis, Kyana menjawab, "Anda tidak buta, jadi seharusnya anda bisa melihatnya bahwa saya diundang di acara makan malam ini, Bibi."

Slaaap!

Braakkk!

Gerakan cepat hanya dengan kedipan mata itu tidak pernah terprediksi oleh siapapun. Begitu pula dengan Orxphulus dan Archeros yang sejak tadi sudah memasang posisi siaga, melindungi ratu mereka. tetapi rupanya kini keduanya kecolongan sebab sang ratu vampir telah menyerang gadis itu dan mencekiknya kuat seraya mengunci tubuh Kyana ke dinding.

Walau begitu ada yang aneh. Gadis itu tampak santai seakan-akan cekikan kuat dari sang bibi bukanlah apa-apa yang berhasil mengimindasinya. Hanya dengan gerakan jari telunjuk, tubuh sang Ratu Vampir terbanting kuat ke lantai. Membuat siapapun yang melihatnya menjerit tertahan. Seakan tidak melakukan apapun, Kyana berjalan angkuh menatap rendah sang ratu. Tidak memperdulikan leher jenjangnya yang membiru karena ulah bibinya sendiri.

"Seharusnya kau tidak melakukan itu kepada keponakanmu sendiri, Bibi." Netra hitam gadis itu mengunci pergerakan sang ratu. Wajah datar yang semula terpasang apik di wajah cantik itu perlahan sirna tergantikan dengan senyum manis. Dia melanjutkan kalimatnya, "Bagaimana jika Lord mengetahui hal ini? Mungkin kau akan mendapat hukuman pengasingan untuk beberapa bulan."

Setelah mengatakan hal itu Kyana menatap lembut sang adik yang sejak tadi berdiam diri. Dengan langkah tegas gadis itu mendekat, lalu tanpa menunggu dipersilakan-seperti pada umumnya-gadis itu duduk tenang di salah satu bangku. 

"Jadi kapan jamuannya dihidangkan?"

***

"Ini akan semakin sulit."

Ruangan bernuansa biru tua terbuat dari batu ambar itu terasa lenggang. Obor yang menjadi penerang ruangan berkibar pelan, ketika jendela besar ruangan tersebut dibiarkan terbuka padahal angin malam tegah berhembus cukup kencang. Lolongan serigala terdengar saling bersahutan, merayakan kedatangan sang rembulan purnama yang kini terhias cantik di angkasa.

Laki-laki dengan jubah kebesarannya itu mengembuskan napas panjang. Setelah puas menatap rembulan, laki-laki itu berbalik menatap putranya yang tampak kacau. Hanya ada sepasang ayah dan anak itu saja di ruangan seluas itu. 

"Aku tidak pernah bermaksud untuk memusuhinya, Ayah. Tapi aku juga tidak memiliki kuasa melawan sang ratu sebelum statusku resmi menjadi mate dari Putri Queem." Untuk sejenak suasana kembali hening. Helaan napas kasar terdengar dari bibir ranum sang pangeran.

"Aku hanya takut dijadikan boneka senjata sang ratu untuk memulai perang."

"Lalu bagaimana dengan perang antar kaum kita jika pertunanganmu terjadi?" Pertanyaan dari sang ayah membuat Pangeran Nathan menoleh ke arah wajah teduh ayahnya. Berbeda dengannya yang terlihat dingin, ayahnya dikenal dengan sosok alpha yang ramah.

Untuk sesaat, sebuah kilatan terdengar di netra kekuningan sang pangeran. "Aku tidak peduli dengan pemberontakan yang akan terjadi nantinya. Akanku ratakan mereka semua yang tidak berpihak kepadaku. Sekalipun itu sang Ratu Kegelapan sendiri," jawabnya tegas.

"Walaupun dia kakak dari mate-mu sendiri?"

Rahang Pangeran Nathan mengeras. Dia tahu betul apa dampaknya jika dia mengusik gadis yang notabene-nya adalah Ratu Kegelapan sekaligus kakak tiri dari matenya. Dia tidak bodoh, bahwa kekuatannya mungkin sangat jauh kalah jika dibandingkan dengan kaum kegelapan satu-satunya itu. Kekuasaan bahkan nyawanya bisa saja menjadi taruhannya. Tetapi bukan itu yang dia takutkan. Dia hanya takut akan tatapan kekecewaan dan kebencian dari gadisnya.

"Ya, sekalipun dirinya."

Terpaksa, dia terpaksa melawan gadis itu. Sebab sejak awal dia telah bersumpah akan mendapatkan mate-nya, tidak peduli jika dunia menentang hubungan keduanya. Karena Pangeran Nathan telah menaruh seluruh hatinya hanya untuk Putri Mahkota dari Kerajaan Vampir-Putri Queem.

***

Tidak ada rasa takut pada diri seorang Kyana. Sebab ketakutannya telah terenggut sejak beberapa tahun silam. Di mana di depan kepalanya sendiri sang ayah terbunuh dengan sadis. Kematian yang seharusnya tidak terjadi. Ayahnya harus menanggung sesuatu yang bukan laki-laki itu lakukan. Hanya karena dari kaum kegelapan, ayahnya dituduh sebagai penjahat.

Terkadang Kyana bertanya kepada dirinya sendiri. Seburuk itukah kata kegelapan? Bahkan tampa adanya kegelapan, cahaya tidak akan pernah ada di dunia ini. Apakah setiap kegelapan harus disangkutpautkan dengan kejahatan? Bagi Kyana sendiri itu adalah sebuah lelucon. 

Sreeekkk!

Hening. Terlalu hening. Bahkan suara gesekan daun yang dia hasilnya terdengar jelas di indera pendengarannya. Kyana mengembuskan napas panjang. Merasa sudah cukup lama melangkah menyusuri hutan wilayahnya, gadis itu memilih mengistirahatkan tubuhnya pada sebuah pohon berukuran raksasa dengan akar yang besar mencuat di atas tanah. Menjadikannya sebagai bangku, Kyana mendongak. Dia baru menyadari bahwa malam ini bulan purnama muncul untuk pertama kalinya. 

Sudah dipastikan Kerajaan Worewolf tengah beramai-ramai merayakannya. Bahkan lolongan mereka sampai terdengar hingga ke indera pendengarannya. Membayangkannya membuat Kyana mendengus. Jika boleh jujur dia sedikit iri dan merutuki takdirnya. Padahal biasanya dia akan bercengkrama dengan para monster di hutan ini, tetapi sekarang? Wilayahnya tampak mati tak berpenghuni. Oh God, benar-benar menyedihkan.

Hingga sekelebat warna biru dengan suhu udara yang tiba-tiba meningkat membuatnya tersentak. Dengan segera dia bangkit dan mengikuti sesuatu yang melesat cepat di atasnya. Merentangkan ketiga pasang sayapnya, gadis itu melesat mencari tahu sesuatu apa yang baru saja melintas di atas kepalanya. Suhu panas masih bisa Kyana rasakan, tetapi sesuatu yang terbang di depannya belum bisa dia tangkap. Hanya siluet biru yang tampak terbang cepat menuju ke suatu tempat.

"Sebenarnya apa itu?"

Related chapters

  • KAUM TERAKHIR   8. Naga Hitam

    8. Naga HitamTiga pasang sayap besar Kyana terlipat, setelah kedua kakinya kembali menyentuh tanah. Netra tajamnya bergerak mencoba menelisik tanah lapang yang sangat asing di matanya. Dia tidak tahu sudah seberapa jauh dia terbang mengikuti cahaya kebiruan yang berhasil membuatnya tertarik. Kaki jenjangnya melangkah mencoba mencari sesuatu yang sejak dia ikuti secara diam-diam. Hening, tidak ada tanda-tanda pergerakan apapun di sana kecuali dirinya yang terjebak di tanah lapang yang dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan.Hingga serangan dadakan membuat tubuh Kyana terlempar cukup jauh sebelum akhirnya dia bisa mengendalikan diri kembali dengan menahan gerakan tubuhnya dengan sayap lebarnya. Sedikit mengibaskan api yang menempel pada jubahnya. Hingga suara raungan yang menggelegar, memecah langit malam membuat Kyana mengalihkan pandangannya ke depan. Beberapa meter dari tempatnya terbang, terlihat seekor naga berukuran besar berwarna hitam gelap. Di punggung dan ujung sayapnya terdapa

    Last Updated : 2023-06-15
  • KAUM TERAKHIR   9. Menyelinap

    9. MenyelinapSosok laki-laki asing pemilik netra biru itu menatap dingin kedua pengawal Kyana. Menatap mereka dari atas ke bawah, menilai. Dengan tatapan merendah dia bertanya kepada satu-satunya gadis di antara mereka, "Siapa dua siluman lemah ini, Ratu?"Pertanyaan itu menohok ulu hati Archeros dan Orxphulus. Lemah? Padahal mereka adalah siluman yang paling diincar banyak kaum karena kekuatannya. Bagaimana mungkin laki-laki itu berkata bahwa mereka itu sosok yang lemah? Mendengar hal itu tentu saja membuat Orxphulus dan Arccheros menggeram tertahan. Bahkan suara asli mereka terdengar mengerikan. Sekonyong-konyong keduanya berubah menjadi dua hewan ganas dan perkasa. Seekor serigala putih dan harimau emas itu sudah siap mencabik-cabik sosok di depan mereka. Terlihat dari kuku-kuku tajam mereka yang telah mencuat keluar, ditambah lagi gigi taring mereka juga tampak mengkilat. Kyana tahu bahwa kedua pengawal mereka tengah diselimuti amarah dan tidak main-main dengan sosok yang menuru

    Last Updated : 2023-06-18
  • KAUM TERAKHIR   10. Tanda Bahaya

    10. Tanda BahayaSuara lonceng mengiringi langkah Kyana yang memasuki sebuah toko ramuan terkenal dan tertua di Negeri Penyihir tersebut. Aroma mint dan kayu manis menguar, membuat siapa saja akan betah berlama-lama di sana. Walau hanya ada jejeran botol ramuan yang dipajang. Di setiap sudut toko penuh akan orang-orang yang tengah memilih ramuan yang mereka butuhkan."Ada yang bisa saya bantu, Nona Cantik?" suara itu membuat Kyana dan Glo menoleh. Mendapati seorang penyihir laki-laki yang tersenyum lebar. Sebuah senyuman yang memiliki arti tersendiri. Ditambah lagi sebuah kedipan menggoda laki-laki itu juga layangkan.Kyana mengulas senyum. Berbeda dengan Glo yang sudah mendatarkan wajahnya, menatap tidak suka penyihir laki-laki di depannya. "Aku mendengar toko ini menjual ramuan terbaru dan langka. Aku ingin membelinya," ucap Kyana lembut, mulai memerankan penyamarannya.Penyihir laki-laki itu memicingkan matanya, sebelum akhirnya bertepuk tangan heboh. Laki-laki itu tampak mengambil

    Last Updated : 2023-06-19
  • KAUM TERAKHIR   11. Menghilangnya Kerajaan Peri

    11. Menghilangnya Kerajaan Peri"Clov apa yang harus kita lakukan?" Wanita cantik dengan gaun kebesarannya menatap sang suami. Jiwanya begitu risau ditambah lagi ketika pihak kerajaan mendapati laporan dari masing-masing bangsawan di setiap pemukiman di bawah kekuasaan Kerajaan Peri.Sedangkan laki-laki tampan dengan rahang tegas yang ditanyai masih setia berdiam diri memandangi keadaan Bunga Jiwa yang semakin meredup. Di luar ruangan rahasia itu, banyak peri-peri berlalu-lalang, tampak begitu sibuk. Walau begitu gurat kecemasan juga tergambar di wajah mereka. Kondisi Bunga Jiwa merupakan kunci dari keberadaan mereka. Jika bunga itu, maka kaum peri akan punah."Ratu Adara, beritahu semua petinggi kerajaan dan bangsawan untuk berkumpul sekarang. Kita harus menyelesaikan permasalahan ini sebelum terlambat."Tanpa berlama-lama sang ratu bergegas keluar ruangan untuk memerintahkan beberapa pengawal untuk memberikan pesan yang diminta oleh sang raja ke para petinggi kerajaan dan bangsawan.

    Last Updated : 2023-06-20
  • KAUM TERAKHIR   12. Desas-Desus

    12. Desas-DesusKabar akan menghilangnya Kerajaan Peri dari peradaban seketika menggemparkan dunia immortal. Pasalnya keseimbangan akan terguncang dengan tiadanya kehadiran mereka. Semua penjuru dunia immortal membincangkan perihal ini. Tidak sedikit dari mereka yang mempertanyakan alasan dari perginya kaum peri. Tanpa direncanakan semua orang pun sepakat untuk mencurigai satu-satunya kaum kegelapan yang tersisa. Rasa ketidakpuasan yang berada di dalam dada mereka mendorong untuk mencurigai sosok Kyana Azaquel.Sedangkan sang pemilik nama yang sedang menjadi bahan desas-desus itu masih tampak tenang duduk di kursi singgasananya seraya menatap datar surat yang dikirimkan oleh Istana Pusat. Meremasnya surat itu lalu menjadikan selembar kertas itu menjadi sirna menjadi asap hitam sebelum akhirnya lenyap, berbaur dengan udara pagi itu. Apalagi jika bukan membahas perihal menghilangnya Kerajaan Peri?"Ratu jika anda merasa lelah saya bisa menggantikan anda untuk datang ke rapat." Archeros

    Last Updated : 2023-06-21
  • KAUM TERAKHIR   13. Kehadiran Seseorang Tak Diundang

    13. Kehadiran Seseorang Tak Diiundang"Cukup omong kosongnya, Raja Aquatis."Seseorang memotong ucapan pemimpin lautan itu. Semua atensi yang semula tertuju kepada pemimpin Kaum Mermaid seketika berubah ke sosok wanita bersurai hitam legam dengan sebuah topi kerucut besar dengan jubah berwarna ungu tuanya. Mendapati wajah menyebalkan wanita pemimpin Kaum Penyihir itu, membuat Kyana tidak tahan untuk tidak mendengus. Tidak ada yang lebih menyebalkan dari wanita itu di dunia immortal ini daripada sosok yang tengah mengirimkan lirikan tidak suka kepadanya."Tidak ada Kaum Kegelapan selain seorang gadis muda di tengah-tengah kita," ucap Ratu Penyihir membuat semua orang kini beralih menatap Kyana yang masih mempertahankan posisi duduknya dengan tenang. Seakan berhasil memanacing perhatian semua orang, wanita penyihir tu kembali melanjutkan ucapannya, "Jika memang ada yang patut dicurigai mengenai kehilangan Kaum Peri sudah pasti dialah orangnya."Tepat seperti dugaan Kyana. Wanita bau tan

    Last Updated : 2023-06-22
  • KAUM TERAKHIR   14. Masalah Baru

    Situasi mencekam itu teralihkan dengan adanya suara pintu yang dibuka kasar. Terlihat seorang laki-laki muda memasuki aula dengan napas tersenggal-senggal, terlihat sekali bahwa dia terburu-buru datang kemari. Semua orang yang mengetahui kedatangan Pangeran Mahkota dari Kerajaan Demons itu seketika semakin dibuat bingung. "Maaf atas keterlambatan saya, Yang Mulia Lord. Entah mengapa perjalanan saya terasa berput–""Ayah?"Kalimat sang pangeran mahkota seketika beralih ketika menyadari sosok laki-laki yang begitu mirip dengan sosok ayahnya. Tubuh sang pangeran mahkota nampak menegang. Ekspresi terkejut jelas sekali terlihat di wajahnya. Membuat semua orang semakin bertanya-tanya. "Raja Drek tiada beberapa jam yang lalu. Karena alasan itulah saya terlambat datang ke sini untuk menggantikan Ayah saya." Suara sang pangeran yang terdengar nyaring di keheningan yang tercipta membuat semua orang yang menghadiri rapat itu terkesiap. Rahang sang pangeran mahkota mengeras. Dengan datar dia k

    Last Updated : 2023-06-24
  • KAUM TERAKHIR   15. Penyerangan

    15. Penyerangan Kedua kaki Kyana berhasil menginjakkan tanah Kerajaan Vampir yang tampak lebih berwarna malam ini. Puluhan orang berlalu-lalang, saling berbagi cerita sebelum akhirnya terkikik geli ketika mengingat masa-masa konyol mereka. Hampir semua orang dari golongan bangsawan dan kerajaan menghadiri Istana Vampir yang tampak gemerlap malam ini. Seakan tak menyadari keberadaannya, semua orang berlalu begitu saja. Tidak ada sambutan yang dia dapati, membuat kedua laki-laki yang berdiri di kanan dan kirinya menggeram tertahan. "Sepertinya memang lebih baik anda tidak menghadiri acara ini, Ratu. Tidak ada yang menginginkan keberadaan anda di sini." "Adikku, menungguku." Glo melirik ke arah Archeros yang tampak tenang, memandang sekumpulan orang yang satu persatu memasuki istana. Laki-laki itu tampak ragu untuk membiarkan ratunya memasuki istana. Pasalnya dia dapat merasakan banyak mata yang bersembunyi menatap mereka dengan tajam. Gerakan tarikan busur panah pun dengan jelas ter

    Last Updated : 2023-06-26

Latest chapter

  • KAUM TERAKHIR   109. End

    109. End"Oh lihat siapa tamu tak diundang yang datang."Kyana menatap tajam pria berjubah hitam yang kini wajahnya telah terpampang jelas karena tudung jubahnya yang berhasil terlepas. Gadis itu tampak terlihat santai, sepertinya gadis itu telah memprediksikan hal ini akan terjadi. Berbeda dengan Kyana yang telah memprediksikan hal ini sehingga membuatnya bersikap tenang tanpa lagi merasa terkejut, berbeda dengan Avram yang saat ini berdiam diri memandang terkejut pria yang berdiri di hadapannya. Pria yang sejak tadi dirinya lawan. Pria yang menjadi dalang dari peperangan ini terjadi. Pria yang menjadi musuhnya sendiri."Ayah ...." Kalimat itu akhirnya meluncur di bibir Avram. Memandang pria yang selama ini dia kira telah tiada-meninggalkannya di dunia ini. Tetapi rupanya, kematian sang ayah hanyalah rekayasa semata.Raja Demian mengulas senyum ketika panggilan itu keluar dari bibir putra semata wayangnya. "Kau akhirnya bisa mengingatku hm?" balasnya seraya terkekeh. Mengingat sejak

  • KAUM TERAKHIR   108. Kekalahan Lawan

    108. Kekalahan Lawan Kedatangan gadis itu tentu saja mengejutkan banyak orang terutama pihak musuh. Terlebih ketika kubah ungu yang sejak tadi mencoba dihancurkan dengan mudah runtuh saat gadis itu perlahan mendekat ke area perang. Hanya dengan tekanan aura yang gadis itu bawa, kubah yang sangat mustahil dihancurkan itu melebur tanpa disentuh sama sekali. Sang orc dengan perlahan menurunkan gadis itu ke tanah, membiarkan sang pemimpin asli mereka memimpin mereka kembali. Kyana-gadis itu benar-benar mencolok di tengah-tengah para monster yang berada di belakangnya, siap menjadi pasukan gadis itu. Gadis itu menatap sejenak para pemimpin kaum dan juga kedua kesatria sang suaminya, sebelum melayangkan tatapannya ke arah pihak musuh yang kini tampak mengambil langkah mundur tidak kuat menerima penekanan aura yang gadis itu bawa. Tangan kanannya terulur ke depan, menunjuk pasukan musuh yang tampak gentar karena kehadirannya. Dengan pelan penuh penekanan gadis itu berucap. "Mati." Hanya d

  • KAUM TERAKHIR   107. Kebangkitan

    107. Kebangkitan"Serang mereka!"Semua pemimpin kerajaan dengan sigap berkumpul menjadi satu, bersama dengan dua kesatria sang lord-Chorluois dan Phygeros. Masing-masing dari mereka membuat kubah pelindung, menjaga satu sama lain dengan formasi mereka. Kaum malaikat mendapatkan tugas melindung mereka dari atas, kanan diisi dengan Nathan dan Queem, di sisi kiri dijaga oleh pemimpin kaum fairy dan elf, di belakang dijaga oleh pemimpin kaum demons sedangkan di depan dijaga oleh Phygeros dan Chorlouis. Mereka menjaga pemimpin kaum kurcaci yang saat ini juga terus-menerus memberikan sihir penambah energi untuk mereka.Semua seluruh pasukan mereka berhasil diambil alih oleh para sekumpulan siren yang saat ini tengah tertawa merasa senang sebab kemenangan sebentar lagi mereka dapatkan. Semua pemimpin kini hanya bisa berharap semoga sang lord baik-baik saja sekarang dan bisa menyelamatkan mereka dari pasukan mereka sendiri. Melawan kaum sendiri sama saja akan membuat mereka hancur. Pemimpin

  • KAUM TERAKHIR   106. Siren

    106. SirenBugh!Ekor naga hitam itu menghempaskan tubuh serigala suci yang menggigit punggungnya dengan kuat. Membuat sang serigala terpental dan menghantam salah satu pohon hingga tumbang. Tetapi, seakan tidak merasakan sakit sedikit pun, sang serigala kembali bangkit. Melolong panjang lantass kembali menerjang sang naga yang ukurannya dua kali lipat dari tubuhnya sendiri. Sang naga tampaknya kesal melihat sang serigala masih terus dapat bangkit padahal darah telah menguncur menodai bulu putih sang serigala menjadi berwarna merah. Naga itu meraung, lalu menyemburkan api birunya dari mulutnya. Mengincar sang serigala yang dengan gesit melompat ke sana-kemari menghindari seringannya.Sreet!Rawrrr!Sang naga hitam meraung kuat ketika lehernya mendapatkan serangan berupa cakaran memanjang dan dalam. Membuat darahnya dengan deras seketika menguncur keluar. Dengan segera sang naga mengepakkan sayap besarnya, lantas kembali menyerang sang serigala dari atas. Sang serigala kembali berlari

  • KAUM TERAKHIR   105. Pertempuran Saudara

    105. Pertempuran Saudara"Apa yang terjadi?"Archeros tiba-tiba terdiam di tempatnya dengan wajah yang menunduk, membuat Glo merasa khawatir dengan keadaan pria itu. Perlahan Glo mencoba mendekati Archeros. Menepuk pundak kanan pria itu pelan seraya mencoba melihat wajah Archeros. Takut jika pria itu tiba-tiba jatuh sakit atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lainnya."Archeros kau baik-baik saja?" tanya Glo sekali lagi.Pria itu tersentak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya dengan kuat dan tajam. Bibirnya terbuka, menahan erangan sakit yang menyiksa perutnya. Tubuhnya terasa limbung jika saja Archeros tidak menahannya. Tetapi sialnya, pria itu menahannya bukan karena untuk membantunya menjaga keseimbang tetapi karena pria itu semakin memperdalam serangan yang dirinya lakukan kepada Glo. Setelah puas dengan apa yang dirinya lakukan, barulah Archeros melepaskannya dengan paksa membuat erangan kesakitan yang sejak tadi Glo tahan keluar tanpa bisa lagi dirinya tahan."Apa yang

  • KAUM TERAKHIR   104. Pengorbanan

    104. PengorbananKedua mata Orxphulus terlihat mulai sayu. Napas pria itu tersenggal-senggal, dengan darah yang mengalir dari wajahnya. Hidung pria itu mengeluarkan cairan merah kental tersebut, menandakan bahwa hidung pria itu mengalami luka yang cukup parah bahkan kemungkinan mengalami keretakkan. Kondisi si pelaku pun tidak sama mengenaskannya. Gaun seksi yang Magistri kenakan bahkan banyak yang sobek dan ternodai darahnya sendiri. Napas wanita itu juga sama halnya dengan yang dialami Orxphulus-memburu. Entah karena energinya yang mulai menipis atau karena amarah yang begitu membuncah ingin menghabisi pria di hadapannya itu. Untuk sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Yang membedakan keadaan keduanya hanyalah seulas senyum kemenangan yang terpancar di wajah Magistri, sedangkan Orxphulus tampak menggelatukkan gigi-giginya mencoba melepaskan diri dari jeratan tali sihir itu.“Tidak kusangka sosok yang selama ini begitu ditakuti dan disegani hanyalah hama kecil yang sekali t

  • KAUM TERAKHIR   103. Mulai Terdesak

    103. Mulai TerdesakPasukan Avram terpukul mundur, terkalahkan dengan banyaknya pasukan musuh. Avram sendiri tidak menyangka jika para musuh dapat mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Dirinya juga kini mendapatkan jawaban atas kasus yang sempat menggemparkan Dunia Immortal sebelum adanya kasus pembunuhan, yaitu kasus mayat hidup. Rupanya kasus itu merupakan bahan percobaan dari para musuh. Dirinya benar-benar dibuat menyesal tidak memikirkan sejauh itu. Tetapi, apa gunanya sekarang ini? Hanya ada penyesalan yang tidak akan merubah apapun. "Maaf, Yang Mulia. Hamba seharusnya telah melaporkan hal ini sebelumnya kepada yang mulia permaisuri," celetuk Orxphulus yang tengah mengepakkan kedua sayapnya di samping Avram yang terdiam melihat satu persatu pasukannya tumbang. Entah karena kehabisan energi ataupun karena memang berhasil dikalahkan oleh pihak musuh. "Apa yang direncanakan Kyana tanpa kuketahui, Orx?" tanya Avram menatap tajam Orxphulus yang baru saja melayangkan serangan untuk mem

  • KAUM TERAKHIR   102. Archeros vs Raja Clov

    102. Archeros vs Raja Clov"Apa yang kau lakukan?!" seru Raja Clav panik.Pria itu dengan kewalahan menghindari serangan bertubi-tubi yang dilayangkan pria di hadapannya. Mengingat siapa lawannya kali ini, tentu saja Raja Clov akan kalah telak, dirinya dapat bertahan cukup lama dari serangan pria di hadapannya sudah sangat luar biasa. Raja Clov berenang ke samping menghindari tombak milik pria di hadapannya yang kembali meluncur cepat menyasar jantungnya."Tuan Archeros apa yang anda lakukan?!" seru Raja Clov semakin dibuat panik ketika menyadari serangan salah satu kesatria permaisuri tidak main-main.Sejauh ini dirinya hanya bisa menghindari serangan Archeros. Dirinya masih tidak habis pikir apa yang terjadi dengan kesatria itu. Padahal dia benar-benar ingat bahwa Archeros beberapa saat yang lalu bersamanya, melawan musuh dengan begitu ganas dan tanpa ampun. Tetapi kini apa yang dirinya lihat? Archeros kini menatapnya dengan penuh permusuhan. Bahkan serangan mematikan terus-menerus

  • KAUM TERAKHIR   101. Rencana Menolong Raja Aquatis

    101. Rencana Menolong Raja Aquatis"Yang Mulia tidak terlihat keberadaan Raja Aquatis di sini, kemungkinan besar beliau berada di kerajaannya sekarang."Avram menerima laporan dari Raja Skyless melalui telepati mengenai keberadaan Raja Aquatis. Pria itu sejenak memberikan kode melalui tatapannya kepada Raja Clov yang berada tidak jauh darinya. Untungnya pemimpin dari Kerajaan Fairy itu menyadari tatapan sang lord membuat pria itu turut menganggukkan kepalanya pelan mengerti dengan kode tersebut. Dengan sekejap sosok pria itu berubah menjadi seekor kupu-kupu lantas terbang menjauh dari area peperangan. Menjalankan tugas yang diberikan oleh sang lord.Kupu-kupu berwarna oranye itu terus terbang menuju ke arah Selatan di mana Kerajaan Samudra berada. Untungnya tidak ada yang mencurigai keberadan kupu-kupu yang sempat terbang menjauh dari peperangan, sehingga membuat kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah lolos dari sana. Setelah dirasa cukup jauh dari area peperangan, kupu-kupu itu kembal

DMCA.com Protection Status