13. Kehadiran Seseorang Tak Diiundang"Cukup omong kosongnya, Raja Aquatis."Seseorang memotong ucapan pemimpin lautan itu. Semua atensi yang semula tertuju kepada pemimpin Kaum Mermaid seketika berubah ke sosok wanita bersurai hitam legam dengan sebuah topi kerucut besar dengan jubah berwarna ungu tuanya. Mendapati wajah menyebalkan wanita pemimpin Kaum Penyihir itu, membuat Kyana tidak tahan untuk tidak mendengus. Tidak ada yang lebih menyebalkan dari wanita itu di dunia immortal ini daripada sosok yang tengah mengirimkan lirikan tidak suka kepadanya."Tidak ada Kaum Kegelapan selain seorang gadis muda di tengah-tengah kita," ucap Ratu Penyihir membuat semua orang kini beralih menatap Kyana yang masih mempertahankan posisi duduknya dengan tenang. Seakan berhasil memanacing perhatian semua orang, wanita penyihir tu kembali melanjutkan ucapannya, "Jika memang ada yang patut dicurigai mengenai kehilangan Kaum Peri sudah pasti dialah orangnya."Tepat seperti dugaan Kyana. Wanita bau tan
Situasi mencekam itu teralihkan dengan adanya suara pintu yang dibuka kasar. Terlihat seorang laki-laki muda memasuki aula dengan napas tersenggal-senggal, terlihat sekali bahwa dia terburu-buru datang kemari. Semua orang yang mengetahui kedatangan Pangeran Mahkota dari Kerajaan Demons itu seketika semakin dibuat bingung. "Maaf atas keterlambatan saya, Yang Mulia Lord. Entah mengapa perjalanan saya terasa berput–""Ayah?"Kalimat sang pangeran mahkota seketika beralih ketika menyadari sosok laki-laki yang begitu mirip dengan sosok ayahnya. Tubuh sang pangeran mahkota nampak menegang. Ekspresi terkejut jelas sekali terlihat di wajahnya. Membuat semua orang semakin bertanya-tanya. "Raja Drek tiada beberapa jam yang lalu. Karena alasan itulah saya terlambat datang ke sini untuk menggantikan Ayah saya." Suara sang pangeran yang terdengar nyaring di keheningan yang tercipta membuat semua orang yang menghadiri rapat itu terkesiap. Rahang sang pangeran mahkota mengeras. Dengan datar dia k
15. Penyerangan Kedua kaki Kyana berhasil menginjakkan tanah Kerajaan Vampir yang tampak lebih berwarna malam ini. Puluhan orang berlalu-lalang, saling berbagi cerita sebelum akhirnya terkikik geli ketika mengingat masa-masa konyol mereka. Hampir semua orang dari golongan bangsawan dan kerajaan menghadiri Istana Vampir yang tampak gemerlap malam ini. Seakan tak menyadari keberadaannya, semua orang berlalu begitu saja. Tidak ada sambutan yang dia dapati, membuat kedua laki-laki yang berdiri di kanan dan kirinya menggeram tertahan. "Sepertinya memang lebih baik anda tidak menghadiri acara ini, Ratu. Tidak ada yang menginginkan keberadaan anda di sini." "Adikku, menungguku." Glo melirik ke arah Archeros yang tampak tenang, memandang sekumpulan orang yang satu persatu memasuki istana. Laki-laki itu tampak ragu untuk membiarkan ratunya memasuki istana. Pasalnya dia dapat merasakan banyak mata yang bersembunyi menatap mereka dengan tajam. Gerakan tarikan busur panah pun dengan jelas ter
16. TerdesakArcheros lantas mengepakkan kedua sayapnya, melesat menuju ke langit-langit ruangan. Menajamkan indera penglihatannya, mencari gerak-gerik sekumpulan pelaku yang melesat ke sana-sini mengubah posisi penyerangan mereka. Dengan mendengus kecil, kedua tangan terangkat dengan bola-bola api yang mengelilingi tubuhnya-berputar menunggu perintah. Hanya dengan sekali gerakan tangan bola-bola itu terlempar menyerang sekumpulan orang-orang berpakaian hitam.Sedangkan Glo mengaktifkan jiwa naganya tetapi tetap mempertahankan sifat manusianya. Manik birunya menyala, senyum geli terpatri di wajahnya. Menertawakan nasib sekumpulan sampah yang tengah menjemput kematiannya. Semua indera tubuhnya menajam, dia langsung memberikan pukulan telak kepada beberapa orang yang melesat maju hendak menyerang sang ratu.Kyana berdiri di belakang Glo, gadis itu tengah memfokuskan diri untuk memberi pelindung tak kasat mata kepada kaum lain yang masih kesulitan mencari jalan keluar. Anggap saja gadis
17. Lenyapnya Kaum Satu per SatuDi halaman Istana Vampir tidak sebaik yang mereka pikir. Entah dari mana para mayat yang telah ribuan mati pun tiba-tiba kembali bangkit, berhasil mengepung mereka. Kyana jadi bertanya-tanya apakah mereka juga mengepung seluruh penjuru Dunia Immortal?"Ratu, semua ini akan sia-sia. Kita hanya akan kehabisan banyak tenaga," ujar Glo.Apa yang dikatakan laki-laki itu benar. Mereka sudah membuktikan sebelumnya bahwa mereka tidak bisa membunuh mayat hidup itu. Jika mereka terus memaksa untuk menyerang, yang ada mereka akan kehilangan banyak tenaga dan berujung kematian menyambut mereka. Tidak ada pilihan lain, selain pergi dari tempat itu.Kyana mengangguk setelah menimbang-nimbang keputusannya. "Kita pergi," ucapnya tegas lantas menaikki punggung Glo yang dengan sigap berubah wujud menjadi seekor naga hitam. Tidak lupa dia juga membawa turut serta sang adik.Dari atas, mereka mengamati keadaan di bawah sana yang tampak lenggang. Bahkan tidak ada peneranga
18. Kerusakan Portal Antar Dunia"Berhentilah mencemaskan ibumu dan kaummu. Mereka baik-baik saja."Queem yang memang terbangun lebih awal tidak terkejut lagi mendapati sang kakak yang kini duduk di belakangnya dengan secangkir teh hangat, terlihat dari udara yang mengepul. Kedua bahunya yang semula tampak kaku perlahan mengendur. Sejak kecil dia sangat percaya kepada kakaknya itu. Semua yang sang kakak ucapkan maka dia akan langsung mengangguk percaya hingga sekarang. Tanpa berbalik, gadis itu bertanya dengan sorot mata yang melayang jauh ke depan."Lalu, di mana mereka?"Kyana tidak langsung menjawab. Dengan anggun dia menyeruput teh hangatnya, mencicip minuman manis nan hangat yang berhasil menenangkan pikirannya. Setelah meletakkan cangkir kecil itu di atas meja kecil yang memang tersedia di setiap balkon kamar, gadis itu barulah menjawab dengan tenang. "Berada di tangan yang tepat. Sebentar lagi kalian akan bersama, entah karena mereka kembali karena bencana ini mereda untuk sej
19. Sekelompok Anjing PenggonggongOrxphulus berjongkok, mengambil sesuatu yang tergeletak di rimbunnya rerumputan. Sesuatu yang berhasil menarik perhatiannya. Kedua matanya memincing, mencoba mengamati dengan seksama potongan kristal berwarna hitam. Sinar mentari membuat ujung kristal itu mengkilap. Laki-laki beranjak dari tempatnya, menghampiri sang ratu yang tampak berdiri menatap intens percikan petir yang sesekali menyambar dari gerbang portal."Ratu saya menemukan sesuatu," ujar Orxphulus seraya menyerahkan potongan kristal hitam yang dia temukan. Kyana menoleh, meraih potongan kristal itu dan mengamatinya dengan seksama. Tidak lama kemudian Archeros dan Glo datang sembari melaporkan bahwa mereka juga menemukan potongan kristal hitam.Ketiga potongan kristal itu Kyana terbangkan di depannya dengan posisi berjajar. Menggunakan kekuatannya, dia mencoba menyatukan potongan kristal itu dari garis retakan yang rupanya benar apa yang menjadi dugaan gadis itu bahwa ketiga potongan itu
20. Hukuman Untuk Raja Eslav"Yang Mulia Lord."Avram mengangkat tangan kanannya memberi perintah kepada kedua pemimpin Kerajaan Malaikat yang tengah menunduk memberi hormat kepadanya untuk kembali berdiri tegak melalui gerakan tangan. Ruang singgasana itu ramai dengan barisan para prajurit yang mengisi setiap sudut ruangan, sepasang pemimin Kaum Malaikat dan Avram sendiri. Biasanya di kanan-kirinya berdiri kedua pengawalnya, hanya saja sekarang kedua pengawalnya sedang melakukan perintahnya."Katakan," ucapnya tegas.Kedua pemimpin Kaum Malaikat itu tampak saling lempar pandang sejenak, sebelum sang raja melangkah maju. Tanpa mengurangi rasa hormatnya, Skyless berkata, "Kami meminta maaf karena tidak bisa menjalankan tugas dengan baik, Yang Mulia. Kami tidak bisa mencari keberadaan kaum peri."Avram masih duduk tenang di tempatnya. Tatapannya yang selalu menghunus tajam itu disalah artikan oleh kedua pemimpin kaum malaikat itu. Dengan tubuh bergetar keduanya dengan serempak menjatuhk
109. End"Oh lihat siapa tamu tak diundang yang datang."Kyana menatap tajam pria berjubah hitam yang kini wajahnya telah terpampang jelas karena tudung jubahnya yang berhasil terlepas. Gadis itu tampak terlihat santai, sepertinya gadis itu telah memprediksikan hal ini akan terjadi. Berbeda dengan Kyana yang telah memprediksikan hal ini sehingga membuatnya bersikap tenang tanpa lagi merasa terkejut, berbeda dengan Avram yang saat ini berdiam diri memandang terkejut pria yang berdiri di hadapannya. Pria yang sejak tadi dirinya lawan. Pria yang menjadi dalang dari peperangan ini terjadi. Pria yang menjadi musuhnya sendiri."Ayah ...." Kalimat itu akhirnya meluncur di bibir Avram. Memandang pria yang selama ini dia kira telah tiada-meninggalkannya di dunia ini. Tetapi rupanya, kematian sang ayah hanyalah rekayasa semata.Raja Demian mengulas senyum ketika panggilan itu keluar dari bibir putra semata wayangnya. "Kau akhirnya bisa mengingatku hm?" balasnya seraya terkekeh. Mengingat sejak
108. Kekalahan Lawan Kedatangan gadis itu tentu saja mengejutkan banyak orang terutama pihak musuh. Terlebih ketika kubah ungu yang sejak tadi mencoba dihancurkan dengan mudah runtuh saat gadis itu perlahan mendekat ke area perang. Hanya dengan tekanan aura yang gadis itu bawa, kubah yang sangat mustahil dihancurkan itu melebur tanpa disentuh sama sekali. Sang orc dengan perlahan menurunkan gadis itu ke tanah, membiarkan sang pemimpin asli mereka memimpin mereka kembali. Kyana-gadis itu benar-benar mencolok di tengah-tengah para monster yang berada di belakangnya, siap menjadi pasukan gadis itu. Gadis itu menatap sejenak para pemimpin kaum dan juga kedua kesatria sang suaminya, sebelum melayangkan tatapannya ke arah pihak musuh yang kini tampak mengambil langkah mundur tidak kuat menerima penekanan aura yang gadis itu bawa. Tangan kanannya terulur ke depan, menunjuk pasukan musuh yang tampak gentar karena kehadirannya. Dengan pelan penuh penekanan gadis itu berucap. "Mati." Hanya d
107. Kebangkitan"Serang mereka!"Semua pemimpin kerajaan dengan sigap berkumpul menjadi satu, bersama dengan dua kesatria sang lord-Chorluois dan Phygeros. Masing-masing dari mereka membuat kubah pelindung, menjaga satu sama lain dengan formasi mereka. Kaum malaikat mendapatkan tugas melindung mereka dari atas, kanan diisi dengan Nathan dan Queem, di sisi kiri dijaga oleh pemimpin kaum fairy dan elf, di belakang dijaga oleh pemimpin kaum demons sedangkan di depan dijaga oleh Phygeros dan Chorlouis. Mereka menjaga pemimpin kaum kurcaci yang saat ini juga terus-menerus memberikan sihir penambah energi untuk mereka.Semua seluruh pasukan mereka berhasil diambil alih oleh para sekumpulan siren yang saat ini tengah tertawa merasa senang sebab kemenangan sebentar lagi mereka dapatkan. Semua pemimpin kini hanya bisa berharap semoga sang lord baik-baik saja sekarang dan bisa menyelamatkan mereka dari pasukan mereka sendiri. Melawan kaum sendiri sama saja akan membuat mereka hancur. Pemimpin
106. SirenBugh!Ekor naga hitam itu menghempaskan tubuh serigala suci yang menggigit punggungnya dengan kuat. Membuat sang serigala terpental dan menghantam salah satu pohon hingga tumbang. Tetapi, seakan tidak merasakan sakit sedikit pun, sang serigala kembali bangkit. Melolong panjang lantass kembali menerjang sang naga yang ukurannya dua kali lipat dari tubuhnya sendiri. Sang naga tampaknya kesal melihat sang serigala masih terus dapat bangkit padahal darah telah menguncur menodai bulu putih sang serigala menjadi berwarna merah. Naga itu meraung, lalu menyemburkan api birunya dari mulutnya. Mengincar sang serigala yang dengan gesit melompat ke sana-kemari menghindari seringannya.Sreet!Rawrrr!Sang naga hitam meraung kuat ketika lehernya mendapatkan serangan berupa cakaran memanjang dan dalam. Membuat darahnya dengan deras seketika menguncur keluar. Dengan segera sang naga mengepakkan sayap besarnya, lantas kembali menyerang sang serigala dari atas. Sang serigala kembali berlari
105. Pertempuran Saudara"Apa yang terjadi?"Archeros tiba-tiba terdiam di tempatnya dengan wajah yang menunduk, membuat Glo merasa khawatir dengan keadaan pria itu. Perlahan Glo mencoba mendekati Archeros. Menepuk pundak kanan pria itu pelan seraya mencoba melihat wajah Archeros. Takut jika pria itu tiba-tiba jatuh sakit atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lainnya."Archeros kau baik-baik saja?" tanya Glo sekali lagi.Pria itu tersentak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya dengan kuat dan tajam. Bibirnya terbuka, menahan erangan sakit yang menyiksa perutnya. Tubuhnya terasa limbung jika saja Archeros tidak menahannya. Tetapi sialnya, pria itu menahannya bukan karena untuk membantunya menjaga keseimbang tetapi karena pria itu semakin memperdalam serangan yang dirinya lakukan kepada Glo. Setelah puas dengan apa yang dirinya lakukan, barulah Archeros melepaskannya dengan paksa membuat erangan kesakitan yang sejak tadi Glo tahan keluar tanpa bisa lagi dirinya tahan."Apa yang
104. PengorbananKedua mata Orxphulus terlihat mulai sayu. Napas pria itu tersenggal-senggal, dengan darah yang mengalir dari wajahnya. Hidung pria itu mengeluarkan cairan merah kental tersebut, menandakan bahwa hidung pria itu mengalami luka yang cukup parah bahkan kemungkinan mengalami keretakkan. Kondisi si pelaku pun tidak sama mengenaskannya. Gaun seksi yang Magistri kenakan bahkan banyak yang sobek dan ternodai darahnya sendiri. Napas wanita itu juga sama halnya dengan yang dialami Orxphulus-memburu. Entah karena energinya yang mulai menipis atau karena amarah yang begitu membuncah ingin menghabisi pria di hadapannya itu. Untuk sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Yang membedakan keadaan keduanya hanyalah seulas senyum kemenangan yang terpancar di wajah Magistri, sedangkan Orxphulus tampak menggelatukkan gigi-giginya mencoba melepaskan diri dari jeratan tali sihir itu.“Tidak kusangka sosok yang selama ini begitu ditakuti dan disegani hanyalah hama kecil yang sekali t
103. Mulai TerdesakPasukan Avram terpukul mundur, terkalahkan dengan banyaknya pasukan musuh. Avram sendiri tidak menyangka jika para musuh dapat mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Dirinya juga kini mendapatkan jawaban atas kasus yang sempat menggemparkan Dunia Immortal sebelum adanya kasus pembunuhan, yaitu kasus mayat hidup. Rupanya kasus itu merupakan bahan percobaan dari para musuh. Dirinya benar-benar dibuat menyesal tidak memikirkan sejauh itu. Tetapi, apa gunanya sekarang ini? Hanya ada penyesalan yang tidak akan merubah apapun. "Maaf, Yang Mulia. Hamba seharusnya telah melaporkan hal ini sebelumnya kepada yang mulia permaisuri," celetuk Orxphulus yang tengah mengepakkan kedua sayapnya di samping Avram yang terdiam melihat satu persatu pasukannya tumbang. Entah karena kehabisan energi ataupun karena memang berhasil dikalahkan oleh pihak musuh. "Apa yang direncanakan Kyana tanpa kuketahui, Orx?" tanya Avram menatap tajam Orxphulus yang baru saja melayangkan serangan untuk mem
102. Archeros vs Raja Clov"Apa yang kau lakukan?!" seru Raja Clav panik.Pria itu dengan kewalahan menghindari serangan bertubi-tubi yang dilayangkan pria di hadapannya. Mengingat siapa lawannya kali ini, tentu saja Raja Clov akan kalah telak, dirinya dapat bertahan cukup lama dari serangan pria di hadapannya sudah sangat luar biasa. Raja Clov berenang ke samping menghindari tombak milik pria di hadapannya yang kembali meluncur cepat menyasar jantungnya."Tuan Archeros apa yang anda lakukan?!" seru Raja Clov semakin dibuat panik ketika menyadari serangan salah satu kesatria permaisuri tidak main-main.Sejauh ini dirinya hanya bisa menghindari serangan Archeros. Dirinya masih tidak habis pikir apa yang terjadi dengan kesatria itu. Padahal dia benar-benar ingat bahwa Archeros beberapa saat yang lalu bersamanya, melawan musuh dengan begitu ganas dan tanpa ampun. Tetapi kini apa yang dirinya lihat? Archeros kini menatapnya dengan penuh permusuhan. Bahkan serangan mematikan terus-menerus
101. Rencana Menolong Raja Aquatis"Yang Mulia tidak terlihat keberadaan Raja Aquatis di sini, kemungkinan besar beliau berada di kerajaannya sekarang."Avram menerima laporan dari Raja Skyless melalui telepati mengenai keberadaan Raja Aquatis. Pria itu sejenak memberikan kode melalui tatapannya kepada Raja Clov yang berada tidak jauh darinya. Untungnya pemimpin dari Kerajaan Fairy itu menyadari tatapan sang lord membuat pria itu turut menganggukkan kepalanya pelan mengerti dengan kode tersebut. Dengan sekejap sosok pria itu berubah menjadi seekor kupu-kupu lantas terbang menjauh dari area peperangan. Menjalankan tugas yang diberikan oleh sang lord.Kupu-kupu berwarna oranye itu terus terbang menuju ke arah Selatan di mana Kerajaan Samudra berada. Untungnya tidak ada yang mencurigai keberadan kupu-kupu yang sempat terbang menjauh dari peperangan, sehingga membuat kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah lolos dari sana. Setelah dirasa cukup jauh dari area peperangan, kupu-kupu itu kembal