Share

bab 77

"Siapa yang kamu bilang gak punya otak hah?!" teriak ibunya Fahri tidak terima sambil berkacak pinggang.

Fahri menelan salivanya dengan susah payah. Otaknya berputar mencari ide untuk berkilah.

"Ma-maksudku bukan Ibu. Iya, seperti itu. Aku cuma terbawa emosi setelah liat berita di TV tadi, Bu," kilah Fahri berbohong.

Tentu dia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya. Atau mungkin saja dia akan kena pites dan dikutuk menjadi batu tawas oleh ibunya.

"Ck! Beneran?" Fahri mengangguk cepat. "Awas kalau kamu bohong."

Fahri hanya menampilkan cengiran kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Gak dong, Bu. Ayo, masuk dulu. Ibu pasti capek, kan?" bujuk Fahri mendorong pekan tubuh ibunya dari belakang. Sementara Nazwa mengikuti mereka di belakang. Berusaha menahan tawa melihat tingkah kakaknya itu.

Sambil melangkah memasuki rumah, ibunya Fahri menatap ke sekeliling. Memperhatikan rumah beserta isinya. Tampak cukup luas dan tentunya lebih bagus dari rumah sang ibu. Ya, meski
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status