Share

bab 77

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2022-10-13 09:45:50

"Siapa yang kamu bilang gak punya otak hah?!" teriak ibunya Fahri tidak terima sambil berkacak pinggang.

Fahri menelan salivanya dengan susah payah. Otaknya berputar mencari ide untuk berkilah.

"Ma-maksudku bukan Ibu. Iya, seperti itu. Aku cuma terbawa emosi setelah liat berita di TV tadi, Bu," kilah Fahri berbohong.

Tentu dia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya. Atau mungkin saja dia akan kena pites dan dikutuk menjadi batu tawas oleh ibunya.

"Ck! Beneran?" Fahri mengangguk cepat. "Awas kalau kamu bohong."

Fahri hanya menampilkan cengiran kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Gak dong, Bu. Ayo, masuk dulu. Ibu pasti capek, kan?" bujuk Fahri mendorong pekan tubuh ibunya dari belakang. Sementara Nazwa mengikuti mereka di belakang. Berusaha menahan tawa melihat tingkah kakaknya itu.

Sambil melangkah memasuki rumah, ibunya Fahri menatap ke sekeliling. Memperhatikan rumah beserta isinya. Tampak cukup luas dan tentunya lebih bagus dari rumah sang ibu. Ya, meski
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   bab 78

    Tidak lama kemudian Fiona pun muncul di belakang Fahri dan bukannya langsung menemui ibu mertuanya."Kebetulan kamu di sini. Nih bawa minumannya dan aku akan bawa kuenya," titah Fahri yang langsung saja memberikan nampan berisi sirup jeruk ke tangan istrinya. Lalu, berjalan membawa kue di tangannya ke ruang tamu. Pasrah, Fiona mengikuti di belakangnya tanpa melayangkan protes apa pun. Begitu memasuki ruang tamu, ibunya Fahri segera menyenggol lengan Nazwa. Anaknya itu pun segera mengerti dan mengambil alih nampan di tangan Fiona."Kakak ipar gak usah repot-repot. Kita cuma mau berkunjung karena kangen, kok," celetuk Nazwa berbasa-basi. Dia melayangkan senyuman semanis mungkin karena merasa tidak enak kepada kakak iparnya itu."Gak apa-apa, Nazwa. Lagian ini cuma minum aja kok."Fahri segera duduk setelah meletakkan dua toples kue kering yang dibawanya. Fiona duduk tepat di sampingnya."Silahkan, Bu." Fiona mempersilakan sebelum melanjutkan percakapan.Ibunya Fahri dan Nazwa pun menci

    Last Updated : 2022-10-13
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   bab 79

    Berbanding terbalik dengan ibunya, Fahri justru terlihat kesal dengan ibunya yang pandai bersilat lidah. Sementara Fiona masih mengamati percakapan ibu dan anak itu. Menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dan mengungkapkan pendapatnya."Tapi, rumah Ibu masih bagus, sih," ucap ibunya Fahri saat anaknya baru saja akan membuka mulut."Ya, itu maksud Fahri. Rumah Ibu masih bagus, jadi gak terlalu mendesak."Merasa lega, Fahri mengambil minuman di depannya dan meminumnya hingga setengah gelas. Bisa berabe kalau ibunya minta rumah baru. Istrinya pun mungkin akan melayangkan protes. Ya, meski selama ini dia belum pernah berkata apa pun saat Fahri memberikan uang kepada keluarganya. Belum pernah bukan artinya tidak akan pernah kan?"Benar juga katamu, Fahri." Ibunya Fahri manggut-manggut sambil memegangi dagunya. "Rumah Ibu gak terlalu mendesak, yang mendesak itu kendaraan. Kasihan Nazwa harus naik angkutan umum terus kalau ke kampus. Gak usah mobil deh, minimal kamu belikan adikmu ini mo

    Last Updated : 2022-10-13
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 80

    "Kapan kita ke dealer untuk ambil motornya? Ibu sudah gak sabar. Iya, kan, Nazwa?" Fahri bahkan belum menyetujui permintaan itu, tetapi ibunya sudah tidak sabar untuk mengambil motor di dealer. Dia makin kehabisan kata-kata saja."Iya, Bu. Nazwa udah gak sabar buat punya motor sendiri. Nanti Nazwa boncengin Ibu keliling komplek. Biar semua pada tahu kalau aku udah punya motor. Hehe."Nazwa tampak sangat antusias. Wajahnya berbinar bahagia hanya dengan membayangkan dia memiliki motor baru."Ck! Kamu kok diam saja sih, Fahri? Kamu gak lihat adikmu sudah senang seperti itu. Ayo dong kamu jangan merusak suasana. Kapan kita ngambil motornya?" desak ibunya Fahri lagi lantaran Fahri tidak kunjung membuka menjawab."Ta-tapi ...." Fahri melirik ke arah istrinya dengan takut-takut. Lalu, meneguk ludahnya dengan susah payah. Dia sudah menikah dengan Fiona. Tentu harus mendiskusikan perihal keuangan dengannya. Karena dalam uang Fahri kebanyakan milik Fiona?"Kenapa? Fiona gak setuju?" Tanpa ba b

    Last Updated : 2022-10-14
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 81

    Fahri berusaha menahan ibunya. "Tapi Fiona–""Gak usah mikirin istrimu. Dia bisa kok di rumah sendirian. Atau kamu mau ikut, Fiona?" tanya ibunya Fahri berbalik ke arah menantunya."Iya aku ikut," jawab Fiona cepat. Dia harus memastikan kalau Nazwa tidak memilih motor yang harganya mahal."Ck! Pisah sebentar pun kamu gak mau. Emang si Fahri bakal ngelirik perempuan lain apa," omel ibunya Fahri dengan suara lirih."Tapi aku siap-siap dulu. Kan gak lucu kalau aku pergi seperti ini." Fiona memang masih juga mengenakan piyama dan hanya mencuci muka tadi.Ibunya Fahri tidak berkata apa pun. Akan tetapi, dia harus setuju agar anaknya mau ikut dengan sukarela. Meski sebenarnya tidak begitu senang karena menantunya itu hanya menghambat saja.Tanpa persetujuan, Fiona gegas berlari menuju kamar untuk bersiap-siap.Sebuah pukulan dari ibunya mendarat di bahu Fahri. "Kenapa sih harus ajak istrimu, Fahri? Kan motor itu bisa dibeli walaupun dia gak ikut. Pergi sebentar aja kalian gak mau pisah. Pas

    Last Updated : 2022-10-14
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 82

    "Kok kamu ngomong gitu, Fiona? Gak suka kamu sama pilihan kami?" Wajah ibunya Fahri tertekuk. Tidak senang dengan perkataan menantu barunya itu."Iya, Mbak. Ini udah yang paling bagus loh. Emang Mbak Fiona maunya aku beli motor yang seperti apa? Jangan pikir aku mau beli motor yang jelek ya. Bisa jadi bahan tertawaan aku," kesal Nazwa."Tapi itu harganya mahal banget, Bu. Bisa beli mobil loh itu.""Halah alasan saja kamu, Fahri. Bilang saja kamu gak mau beli motor buat adikmu. Padahal kalau Nazwa punya motor kan ibu juga yang enak.""Mas Fahri bukannya gak mau beli motor buat Nazwa, Bu. Kalau harganya yang agak murah boleh kok. Tapi yang Nazwa pilih ini bahkan lebih mahal dari mobil," terang Fiona berusaha menengahi."Masa sih harga motor ini mahal." Ibunya Fahri tampak tidak percaya. "Mbak, motor ini harganya berapa?" tanyanya kepada sales perempuan yang sedari tadi mengikuti mereka."Yang ini harganya 320 juta, Bu. Ini motor Tymax yang modelnya sporty dan gagah," jawab sales itu.M

    Last Updated : 2022-10-14
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 83

    Sementara Fahri hanya bisa garuk-garuk kepala. Serba salah. Di satu sisi dia tidak ingin melukai hati ibu yang telah melahirkannya. Akan tetapi, di sisi lain apa yang dikatakan istrinya pun benar.Fiona menghentakkan kaki kesal, lalu meninggalkan suami, ipar, dan mertuanya itu. Dia kesal dengan sikap ibunya Fahri yang semena-mena. Akan tetapi, lebih kesal lagi dengan Fahri yang tidak bisa berkata apa-apa."Fiona, tunggu–""Mau ke mana kamu? Belum beli apa-apa loh kita, main pergi aja. Udah, biarin aja istrimu pulang. Dia bisa kok pulang sendiri. Kamu bawa kartu kredit atau atm nya kan?" sergah ibunya Fahri menarik tubuh Fahri."Tapi Fiona, Bu." Fahri memasang wajah iba. Mungkin dengan begitu ibunya akan meluapkan keinginan membeli kendaraan dan membiarkannya menyusul Fiona dan membujuknya."Kalau kamu pergi, jangan pernah temui ibu lagi."Pupus sudah harapan Fahri. Pilihan yang ada terlalu sulit. Tidak mungkin dia pergi dan membuat hubungan dengan sang ibu renggang. Akhirnya, dengan s

    Last Updated : 2022-10-14
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 84

    "Dasar gak tahu diri! Sudah numpang, gengsi pula."Fahri, Nazwa, dan ibunya sontak memandang ke arah sumber suara. "Fiona? Ngapain kamu balik lagi? Bukannya kamu tadi sudah pergi?!" cibir bu Yuni pada Fiona. Sedangkan Nazwa hanya mencebikkan bibirnya. "Kenapa memangnya? Aku ke sini nyamperin suamiku, takut kalau suamiku kelepasan dan gak bisa nahan keinginan kalian yang banyak maunya itu.""Lho Fahri kan anakku dan dia juga Kakaknya Nazwa, jadi wajar dong kalau kami minta sama dia. Di mana salahnya?""Salahnya adalah uang itu bersumber dariku. Tidak puaskah kalian dengan semua uang gaji Mas Fahri yang diberikan seluruhnya untuk kalian?"Kali ini Fiona benar-benar kesal pada mertua dan adik iparnya itu. Dia bukan Ayra yang bisa ditindas oleh mertua dan ipar. Fiona perempuan masa kini yang menjunjung tinggi nilai harga diri. Sedangkan Fahri, mau marah pada Fiona pun seolah-olah dia tak mampu. Fiona adalah mesin atm nya. Seandainya ia tidak lagi bekerja pun masih bisa Fiona menopang hi

    Last Updated : 2022-10-17
  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Bab 85

    "Maksud kamu?""Ck! Masa gak paham sih! Mana sini ATM sama kartu kredit kepunyaanku yang kamu bawa.""Kok kamu minta?" Susah payah Fahri menelan salivanya. Sungguh ia tidak menyangka jika Fiona kini akan meminta apa yang sudah ia berikan pada Fahri. "Ya iya aku minta biar aku yang bayar soalnya kalau kamu yang bayar nanti menuruti keinginan keluargamu itu. Aku bukan Ayra yang bisa dijadikan jongos sama keluargamu. Cepat berikan!" Sekali lagi, mata Fiona melotot. Sungguh ia merasa kesal pada Fahri karena tidak bisa tegas pada ibu dan adiknya. Fahri akan luluh setiap kali sang ibu mengatakan durhaka jika tidak menuruti kemauan bu Yuni. "Buruan mana!" desak Fiona yang melihat Fahri tidak juga lekas mengambil apa yang ia minta. "Ck! Iya-iya sabar ini aku ambilin." Fahri pun memberikan apa yang Fiona minta, sedangkan bu Yuni yang sejak tadi memperhatikan apa yang dilakukan Fiona dan Fahri menunggu dengan resah. Dia dan juga Nazwa takut jika apa yang mereka inginkan tidak terkabul. "A

    Last Updated : 2022-10-17

Latest chapter

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fahri (ending)

    Ayra beranjak dari tempat duduknya, menghampiri wanita itu, lalu memeluknya. Ia berusaha penuh untuk membuat Fiona nyaman saat berada di keluarga ini. Ibra yang melihat pemandangan itu pun ikut bahagia. Ia senang karena Fiona sudah menyadari kekeliruannya dan berjanji untuk memperbaiki diri. “Fiona.” Panggil Ibra. “Iya?” “Kamu boleh tinggal di sini lagi jika berkenan,” tukas Ibra tulus. “Benarkah?” Fiona menatap tak percaya. Ini seperti sebuah kemustahilan. “Tentu saja. Karena kamu masih anak angkatku,” sahut Ibra seraya menganggukkan kepala. “Terima kasih, Papi.” Keesokan paginya, mereka semua bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit jiwa di mana bapak kandung Fiona berada. Sesampainya di sana, Fiona terlihat sedih melihat kondisi bapaknya yang masih dalam proses penyembuhan. Ibra menepuk pundak Fiona. “Sudah, jangan menangis lagi. Doakan yang terbaik untuk bapakmu.” “Iya, Papi. Aku hanya ingin bapakku sembuh. Itu saja.” Fiona menghapus air matanya. Di lain sisi, saat Fiona

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fiona

    Kini Fiona berada di depan rumah Ayra dan Ibra. Wanita itu terlihat sangat gugup dan juga malu. Cemas jika permintaan maafnya tidak diterima. Ya, memang kesalahannya begitu besar. Jadi, wajar saja bila nantinya Ayra dan Ibra tidak memberikan pintu maaf tersebut kepada dirinya. Fiona juga hanya bisa pasrah jika hal demikian sampai terjadi. Dia tak akan marah apalagi sakit hati untuk respons yang akan diterima. Fiona mencoba menghilangkan rasa gugup dan cemasnya sebelum mengetuk pintu rumah Ayra dan Ibra. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Fiona lakukan berulang kali sampai sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Walaupun permintaan maafnya diterima relatif kecil, ia tetap berusaha. Lagi pula, tidak ada salahnya bila Fiona mencoba. Karena bila tidak berusaha, dia tak akan tahu hasilnya.Fiona mengetuk pintu itu dengan dua ketukan. Selang beberapa menit, pintu segera terbuka. Pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cantik Ayra. Secara bersamaan, pasang

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   tidak ada yang gratis di dunia ini, Bu.

    "Ah! Tolong katakan itu di kantor, sekarang mari ikut kami untuk memenuhi prosedur," jelas polisi tersebut dengan lantas menarik tangan Fahri dan mulai memborgolnya.Fahri tentu meronta, ia berusaha menjelaskan semuanya namun kedua polisi itu tak mendengar dan seakan-akan menutup kedua telinganya.Sementara itu, Hilwa mulai meraung-raung memohon untuk tidak membawa anaknya ke kantor polisi."Tolong lepaskan anak saya! Kalian tidak pantas membawanya atas tuduhan tidak dilakukannya!" titah Hilwa dengan berteriak tak karuan, bahkan wanita itu sampai tak segan-segan untuk mencaci petugas polisi tersebut.Keributan itu jelas terdengar sampai ke dalam kamar pribadi milik Nazwa. Gadis yang tengah asyik memainkan gadgetnya merasa terganggu dengan kebisingan yang terjadi di rumahnya.Nazwa pun bangkit dari tempat tidurnya dan berdecih, "Ada apa sih!? Kenapa ribut sekali!?"Tanpa berpikir panjang Nazwa pun lekas beranjak dan keluar dari kamar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.Hingga

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penangkapan Fahri

    "Apa-apaan ini!?" pekik Fahri saat ia mengetahui bahwa dirinya telah mendapat surat pemecatan dari HRD.Ya! Ketika Fahri tengah sibuk di ruang kerjanya ia tiba-tiba dikejutkan oleh sosok sekretaris yang mendatangi ruangannya dan menyerahkan secarik kertas yang berisikan sebuah surat pemecatan.Hal itu lantas membuat Fahri naik pitam, ia sama sekali tak terima diperlakukan seperti itu oleh Ibra, yang merupakan ayah mertuanya sendiri."M-maaf, Pak. Saya hanya menyampaikannya saja, selebihnya saya tidak tahu pasti," ucap sekretaris itu dengan menundukkan kepalanya. Wanita itu terlihat takut dengan temperamen atasannya yang tiba-tiba naik.Fahri pun berdecih kesal, lalu kembali membaca isi surat tersebut. Hingga ia kembali terkejut saat membaca pernyataan yang menyatakan bahwa Ibra tidak hanya akan memecatnya, namun lelaki itu juga akan melaporkan Fahri kepada pihak berwajib atas tindakan penggelapan dana yang ia lakukan pada perusahaan.Mengetahui hal itu, Fahri semakin geram, amarahnya

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   menceraikan Fiona

    “Fahri pulang! Dia akhirnya pulang setelah berhari-hari,” sorak Fiona yang merasa memiliki secercah harapan dengan kepulangan pria itu.Beberapa hari belakangan, Fiona sama sekali tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Hari-harinya dipenuhi oleh fisik lesu dan perasaan lelah dan tekanan batin.Namun, begitu mendapati bahwa Fahri akhirnya kembali pulang membuat Fiona merasa bersemangat dan berharap-harap cemas. Akankah lelaki itu pulang karena sadar dan ingin meminta maaf, ataukah jangan-jangan ingin melakukan hal lain yang membuat Fiona semakin terpuruk? Itu lah pertanyaan yang memenuhi benak Fiona sekarang ini.Wanita itu langsung bangkit dari sofa dan berjalan beberapa langkah untuk membukakan pintu. Sebelum muncul di ambang pintu, Fiona sedikit merapikan rambut dan kondisi pakaiannya agar terlihat lebih layak untuk menyambut kepulangan suaminya.Fahri pun turun dari mobilnya begitu mesin mobil sudah dia matikan. Wajah pria itu tampak datar dan bahkan tanpa ekspresi. Dari sudu

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   kegundahan bati Fiona

    Fiona masih tak kuasa menahan dadanya yang justru semakin sesak. Dia terus memukul-mukulnya dengan kepalan tangan saking sakit dan perih hatinya saat ini.“Fahri, kamu benar-benar kejam!” isaknya yang sejak ditinggal Fahri tadi sudah menangis dengan lelehan air mata berurai di kedua pipinya yang bening. Fiona bahkan tidak peduli bila saat ini dirinya hanya terduduk di lantai saking gontai dan lemas kedua lututnya mendengar untaian kalimat demi kalimat yang dilontarkan Fahri.Lantai keramik di ruang tengah yang dingin itu menjadi saksi pertengkaran keduanya beberapa saat yang lalu serta menjadi saksi pula betapa hancurnya perasaan Fiona saat ini.“Bisa-bisanya kamu bilang bahwa selama ini kamu hanya memanfaatkanku saja, Fahri!” Fiona masih tidak menyangka. “Padahal, waktu itu wajah kamu begitu tulus saat menyatakan perasaanmu. Kita bahkan harus menghadapi berbagai lika-liku sampai-sampai kau bercerai dengan Ayra.”“Perjuangan kita begitu panjang dan berat. Tapi kenapa … kamu malah ber

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   meninggalkan Fiona dalam kepedihan

    Fahri masih diam saja. Dia asik memilih pakaian apa yang akan dirinya kemas. Fahri terdiam karena dia malas meladeni Fiona. Sampai pada akhirnya telinganya muak mendengar pekikan Fiona.Brak!Saat itu juga Fahri menggebrak meja."Brisik! Kamu gak lihat aku lagi ngapain?!" bentak Fahri yang kini sudah menatap Fiona tajam."Ya makanya kalau ada orang tanya itu dijawab!" balas Fiona tak mau kalah."Kalau aku diam saja itu tandanya aku tidak mau menjawab pertanyaan kamu. Sadar diri dong dari tadi, berisik tau gak!" marah Fahri yang kini sudah mengepalkan kedua tangannya.Ditatap seperti itu sukses membuat Fiona sedih. Fiona hampir saja meneteskan air matanya, tetapi dia cegah dengan mendongak cepat-cepat.Sedangkan Fahri sudah mengalihkan pandangannya ke lain arah. Setelah itu Fahri kembali membereskan pakaian yang sejak tadi menjadi tujuan utamanya datang ke rumah ini."Jahat kamu Mas. Berani-beraninya kamu bentak aku seperti itu," lirih Fiona merasa sedih.Tidak ingin ambil pusing, Fahr

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   Fahri sang donjuan

    Saat ini Fahri dan Alina meminta waktu berduaan. Mereka memilih untuk tidak diam rumah. Mereka berjalan-jalan sejenak mencari angin. Hubungan yang baru pertama kali terjalin itu benar-benar sangat menyenangkan bagi Alina. Begitupun dengan Fahri yang tidak bisa tidak tersenyum ketika menatap wanita di sebelahnya itu.Orangtua Fahri sangat menyukai Alina juga. Jadi, sudah tidak ada batasan bagi keduanya untuk tidak dekat. Fahri benar-benar merasa bahagia. Bahkan untuk menjalin hubungan ini mereka tidak perlu pikir panjang lagi."Aku benar-benar bahagia bisa mengenalmu, aku bahkan ingin mengenalmu lebih dalam lagi. Seiring berjalannya waktu aku pasti tau semua tentangmu," celetuk Fahri begitu serius.Alina yang malu-malu hanya bisa tersenyum manis. Entah mengapa hatinya juga terasa hangat bisa berduaan dengan Fahri."Jangan ditahan kalau mau senyum atau ketawa," ujar Fahri ketika melihat Alina yang entah mengapa menahan semua itu."Kapan kita jalan?" "Ini kan sekarang lagi jalan," ledek

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   petualangan Fahri belum berakhir

    "Benar-benar menyebalkan. Sepertinya aku tak bisa kalau harus terus-menerus bertahan dengannya. Bukannya jadi kaya, yang ada lama-lama aku malah jadi Jatuh Miskin karena Fiona sendiri sekarang selalu minta uang denganku gara-gara tua bangka itu sudah tak ingin memberikan banyak uang untuknya. Masa Fiona hanya dijatah satu bulan tiga juta saja. Dapat apa uang segitu? Untuk keperluan sehari-hari saja pasti tidak akan cukup!" Fahri kian merasa kesal kita kembali mengingat perdebatannya dengan Ibra beberapa hari lalu.Sejenak terdengar ibu Fahri berdecak. "Sudahlah, tidak perlu dipikirkan lagi. Kalau memang sudah tidak berguna ya sudah, buang saja. Dan kita bisa langsung segera mencari yang baru, yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan wanita itu," papar ibu Fahri dengan santainya."Iya, Bu. Aku tahu. Tetapi memangnya siapa yang harus aku kejar? Kemarin-kemarin aku terlalu fokus dan menikmati waktuku dengan Fiona sampai-sampai aku lupa untuk mencari target yang baru saat Fiona s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status