Share

KAU CAMPAKKAN DIRIKU
KAU CAMPAKKAN DIRIKU
Author: Irlina

Tamparan Keras

Author: Irlina
last update Last Updated: 2023-09-05 17:32:48

Plak!

"Makanya jadi istri jangan malas-malasan dong,cuman cedera kaki doang sebagai alasan tidak bisa masak mengerjakan pekerjaan rumah ini". Ucap seorang pria,habis menampar pipi istrinya itu.

Deg

Nyess... Tidak menyangka jika sang suami bersikap seperti ini. Melayangkan tamparan keras di pipi kanannya, menoreh luka dalam di hatinya.

"Mas,kamu tidak melihat keadaanku sekarang? Kakiku cedera serius karena kecelakaan kemarin, berjalan pun susah dan sakit masih sakit". Mia, memegang pipinya terasa perih sampai ke hatinya yang sakit.

Memandang lekat wajah sang suami, sudah menemaninya selama 2 tahun ini. Baru kali ini, mendapatkan kekerasan dari suaminya itu karena tidak bisa melayaninya.

Tiga hari yang lalu, Mia Julia seringkali di panggil Mia. Dia mendapatkan musibah naas, sehingga kakinya cedera serius dan harus banyak istrirahat dulu. Tidak ada yang merawatnya di rumah, terpaksa harus berjalan pincang berpegangan pada dinding dan menahan rasa sakit luar biasa.

Musibah yang dialaminya itu, membuat dirinya juga keguguran kehilangan calon buah hatinya.

"Cukup! Sudah 3 hari ini,kamu ongkang-ongkang kaki di rumah tanpa mengerjakan apapun. Aku capek Mia,pulang kerja rumah berantakan seperti ini. Jangan malas-malasan terus-terusan Mia,cuman cedera kamu jadikan alasan. Masa membereskan rumah tidak bisa,kamu liat di belakang sana banyak tumpukan baju kotor. Cuci sana!". Tunjuk sang suami menuju ke arah luar pintu, sorotan matanya yang tajam.

"Mas Herman,aku tidak bisa melakukan itu". Mia, menolak bukan tidak mau tetapi kakinya masih di perban jangan sampai basah. "Laundry saja mas, bukankah aku sudah bilang sama kamu kemarin".

"Gila yah,kamu! Jangan sok-sokan menyuruhku laundry pakaian,ada istri malah laundry semakin boros. Cepat sana cuci, Mia!" Bentak Herman, dengan mata melotot sempurna.

Herman, seorang pria berumur 30 tahun dan bekerja di kantor sebagai manager.

Mia, melonjak terkejut mendengar bentakan keras dari suaminya. Air bening mengalir di kedua pipinya,baru kali ini sang suami berkata kasar. Dulu sesosok pria di depannya itu, sangat perduli dan perhatian kepadanya.

Ketikan musibah itu terjadi,sang suami tiba-tiba berubah drastis dan seringkali marah-marah.

"Astagfirullah,mas. Kamu lupa kakiku sakit loh,masih di perban begini dan kata dokter jangan terkena air dulu. Apa susahnya kita laundry dulu, tidak menghabiskan seluruh gajimu kan? Keadaan ku sekarang tidak seperti dulu,mas. Aku mohon kepadamu, tolong mengerti keadaan ku ini". Mia, memohon agar sang suami memahaminya.

"Banyak alasan kamu, Mia! Cepat bangkit dari tempat tidur,jangan malas-malasan dan jangan banyak alasan. Cepat!". Herman, langsung menyeret paksa istrinya mencuci pakaian di belakang.

"Ssshhhhttt...Sakit mas, hentikan! Sakit mas,sakit!". Mia, merintih kesakitan ketika sang suami memaksa untuk berjalan.

"Jangan banyak alasan kamu, Mia! Aku tidak suka dengan istri pembangkang,apa lagi malas. Kamu kira enak kerja ha, memerintahkan ku untuk laundry saja. Cepat,jalan! Cepat!" Herman, terus-terusan menyeret istrinya ke arah belakang.

Tidak memperdulikan Mia, menjerit-jerit kesakitan karena sakit. "Sakit mas, hentikan! Sakit...Aaaaaaa...!" Pekik Mia,ketika sang suami mendorong tubuhnya ke lantai tepat di tumpukan pakaian kotor.

"Cuci semua pakaian ini,jangan banyak alasan. Pokoknya rumah harus bersih, ketika aku pulang nanti. Biar mbak Adel,yang mengawasi kamu agar tidak malas-malasan. Ingat itu, harus menuruti perkataan mbakku". Ucap Herman, sebelum pergi meninggalkan istrinya yang tengah menangis kesegukan.

"Mas,kamu kenapa berubah? Apa karena kekurangan ku ini,kamu tidak memperdulikan ku lagi? Ya Allah, sadarkan suamiku dan kembalikan dia seperti dulu". Kata Mia, terduduk lemas dan bersandar pada dinding.

Matanya tertuju pada bagian kaki,kini mengeluarkan darah lagi. Secepatnya menggantikan perban di dalam kamar, begitu kesusahan berjalan dalam keadaan pincang.

****************

Herman, menghentikan mobilnya di depan rumah ibunya. Dia meminta bantuan kepada kakaknya, untuk mengawasi istrinya yang tidak malas-malasan lagi.

"Tumben banget kamu, Herman. Lagi-lagi sudah kerumah ibu,gak takut telat kerja kamu ha?" Tanya Adel,kakak iparnya yang memberi makan kepada anaknya yang berusia 3 tahun.

"Kamu sudah sarapan pagi,nak?" Tanya bu Ratih, ibu kandungnya Herman.

"Belom,bu". Jawab Herman,duduk santai di sofa.

"Loh, emangnya istri mu gak masak?". Sahut Adel, langsung.

Herman, menghela nafas panjang dan menoleh ke arah ibunya. "Katanya kakinya masih sakit,mbak. Sudah tiga hari ini, Mia tidak masak maupun membereskan rumah".

"Alah... Palingan alasannya saja,Her. Sudah ibu bilang kepadamu kemarin-kemarin, jangan memanjakan istrimu itu. Akhirnya apa,dia malah ngelunjak gak mau mengurus mu cuman cedera kaki doang". Kata bu Ratih, menyunggingkan senyumnya.

"Benar itu,kamu harus tegas Herman. Lama-kelamaan Mia, semakin sesuka hatinya nanti". Sambung Adel, hatinya bersorak-sorai gembira karena Mia di marahi adik iparnya itu.

"Makanya itu,aku meminta mbak Adel mengawasi Mia agar tidak malas mengerjakan pekerjaan rumah. Aku capek-capek kerja cari uang,dia malah nyuruh aku beli makanan di luar sama laundry pakaian. Jelaslah aku gak mau bu,mbak". Herman, memijit pelipisnya karena sang istri tak bisa menyenangkan dirinya lagi.

Brakk..

Bu Ratih, mengebrak meja mendengar ucapan anaknya. Menantu keduanya itu,malah sesuka hati memerintah anaknya. "Jangan mau kamu, Herman. Itu namanya pemborosan jika kamu menuruti perkataannya,biar ibu yang mengawasi Mia. Geram ibu, mendengar sikapnya seperti itu".

"Iya,bu. Kalau tidak mau menurut perkataan ibu, buatlah efek jera untuk istriku. Aku pamit dulu,takut telat nanti". Herman, mencium punggung tangan ibunya. Dia mencium keponakannya yang lucu, sudah selesai makannya.

Herman, meninggalkan perkarangan rumah ibunya dan senang karena sang ibu bersedia mengawasi istrinya di rumah.

"Aku ikut bu, takutnya Mia malah ngelakuin apa-apa nanti". Adel, tak mungkin melewati momen ini. Dimana Mia,akan di marahi habis-habisan sama mertuanya.

"Sekalian Del,kita beri dia pelajaran yang sok belagu itu. Bawa pakaian kotor di belakang,biar Mia yang mencucikannya. sekaligus memasak makanan untuk makan siang nanti,biar tau rasa". Ucap bu Ratih, tersenyum smrik memang tidak menyukai menantunya itu.

"Ide bagus bu,biar Mia tidak sanggup bertahan dalam rumah tangganya. Aku sebagai kakak iparnya, tidak sudi memiliki adik ipar yang miskin bukan sederajat kita". Sambung Adel, tersenyum ke arah mertuanya.

Cukup lama bu Ratih, ingin memisahkan Mia dari anaknya itu. Akan tetapi, Herman begitu menyayanginya dan harus berpura-pura menjadi ibu mertua baik.

Ketika mendengar Mia hamil anak mereka, sangatlah susah memisahkan antara mereka.

Adel, segera mungkin mengambil pakaian kotor dan memasukkan ke dalam kresek lumayan besar. Tidak sabar menyuruh ini,itu, terhadap adik iparnya itu.

Mampukah Mia, menghadapi sikap ibu mertuanya dan kakak iparnya itu?

Related chapters

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Mertua Dan Ipar

    "Oh, enak banget yah! Santai-santai doang,tanpa membereskan rumah. Mau aku adukan dengan anakku, Herman? Pantesan aja pagi-pagi anakku mengadu, rupanya punya istri gak becus!". Bu Ratih, langsung memarahi menantunya itu. "Kamu itu, istri gak tau diri! Rumah berantakan seperti ini,gak pantes kamu jadi istri Herman". Sambung Adel, menyunggingkan senyumnya. Bagus! Aku senang sekali, melihat kamu di marahi ibu mertua kita. Rasakan kamu Mia, emangnya enak di omelin sama suami dan ibu mertua."Dasar wanita miskin, sukanya malas-malasan menghabiskan uang anakku saja. Sedangkan kerjaannya cuman santai-santai seperti ini, rumah kaya kapal pecah dan debu sekali. Istri gak bersyukur kamu, Mia! Kasian anakku menikah dengan wanita yang salah, kerjaannya cuman memanfaatkan Herman". Bu Ratih, menatap tajam ke arah Mia."Bu, bukannya aku malas atau tidak bersyukur. Keadaan ku sekarang tidak seperti dulu, kakiku masih sakit sekali. Apa lagi bu,aku tengah berduka atas kehilangan calon buah hatiku". Mi

    Last Updated : 2023-09-05
  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Fitnah

    "Gimana bu, Mia? Apa dia tidak marah-marah sama ibu,sama mbak juga?". Tanya Herman, melihat sekeliling rumah nampak bersih dan rapi. Tidak seperti pagi tadi,masih berantakan dan berdebu.Bu Ratih dan Adel, sudah merencanakan sesuatu untuk memberikan pelajaran kepada Mia. "Tenggorokan ibu serak gara-gara memarahi, Mia. Mana dia berani membentak ibu dan mbak mu, Herman. Istri mu itu, benar-benar keterlaluan terhadap kami dan suka seenaknya saja". Ucap bu Ratih,dalam hatinya tersenyum merekah."Sialan, kurang ajar sekali Mia berani membentak ibu. Aku tidak terima ini,bu". Kata Herman, mengepalkan kedua tangannya."Dia juga mencaci maki,mbak. Mentang-mentang mbak ini,punya penghasilan sendiri katanya dan seenaknya sendiri menginjak harga dirinya". Sambung Adel, menyunggingkan senyumnya dan tak sabar melihat Mia di siksa Herman. "Asalkan kamu tau, Herman. Ibu sama mbakmu,yang membereskan semua ini. Mencuci pakaian kalian, mencuci piring,ngepel,nyapu,buang sampah dan melap kaca jendela su

    Last Updated : 2023-09-05
  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Ingin Merampas Harta Menantu

    "Keluar kamu, Mia! Aku ingin berbicara dengan mu, keluar! Mia,keluar atau aku dobrak pintu ini!". Herman, menggedor-gedor pintu kamar sebelah yang di tempati istrinya.Pagi-pagi buta sekali, Mia menyelesaikan pekerjaan rumah agar suaminya tidak marah-marah lagi. Selesai memasak makanan untuk sarapan pagi,dia langsung mengurung diri di kamar. Tidak ingin bertemu dengan suaminya itu,masih sakit hati karena perilakunya tadi malam."Mia,keluar kamu! Mia!". Teriak Herman, berkali-kali dan menggedor-gedor pintu kamar.Ceklekk....Mia,membuka pintu kamar dan melihat suaminya sudah berpakaian rapi. Herman, langsung menyeret paksa istrinya keluar dari kamar. Lagi-lagi Mia, mendapatkan kekerasan dari suaminya sendiri."Lepaskan,mas! Tidak bisakah kamu pelan-pelan,kakiku masih sakit dan kamu memperlakukan aku seperti ini. Tidak puaskah tadi malam, menampar wajahku sampai bengkak seperti ini. Asalkan kamu tau mas,aku tidak berbohong kepada mu dan ibumu memfitnah ku". Ucap Mia, matanya berembun i

    Last Updated : 2023-09-05
  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    100 Juta

    Herman dan bu Ratih, mengobrak-abrik seisi kamar dan ditempat lain. Hasilnya nihil tidak menemukan perhiasan, Mia."Mia,dimana kamu letakan perhiasan itu?" Bentak Herman,menarik lengan istrinya yang tengah mengobati luka di bagian keningnya."Sudah aku bilang,mas! Aku tidak memiliki perhiasan emas, jikapun ada memilikinya. Aku tidak akan pernah meminjam kepada ibumu,yang tukang bohong!". Mia,membalas bentakan suaminya itu.Herman, ingin menampar wajah istrinya lagi. Namun di urungkan niatnya, berusaha mengontrol dirinya. "Aku melihat mu Mia, pernah memegang perhiasan emas itu dan kami simpan di dalam kotak kecil. Kalai tidak ada perhiasan itu,kau kemana kan?" Deg!Rupanya suaminya sendiri memberitahu kepada ibunya,jika Mia memiliki perhiasan emas. "Terserah aku mas, Itukan perhiasan ku dan kamu tidak berhak atas hakku". Mia, langsung menepis tangan suaminya. Sudah pasti ingin mencekram kuat lagi, jangan harap Mia mengalah terus-terusan."Menantu durhaka kamu Mia, sudah berani sama s

    Last Updated : 2023-09-06
  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Menolak

    Deg!Mia, terkejut melihat kedatangan suami,ibu mertua dan kakak iparnya itu. "Masuklah, ada yang kamu bicarakan dengan mu". Kata Herman, sambil menarik lengan istrinya."Ada apa sih,mas? Main tarik-tarik segala,aku bisa jalan sendiri tau". Sesekali Mia, menepis tangan suaminya itu. Pasti ada sesuatu yang tidak beres, bau-bau tidak enak ini. Apa lagi, wajah bang Lingga kusut amat."Kalau gak ditarik jalanmu itu,lamban kaya siput. Dasar pincang, sok belagu lagi". Gerutu ibu mertuanya, sungguh menyayat hati Mia."Masih betah punya istri pincang, memalukan sekali". Sambung Lingga, menyunggingkan senyumnya."Tidak perlu menghina kekurangan ku,bang. Aku seperti ini,demi menyelamatkan nyawa ibu.Nyatanya kalian seenaknya menghinaku,dasar tak punya hati". Ucap Mia, menahan air matanya."Mia,bisa diam gak? Ngomong ngelantur kemana-mana,dasar!". Bentak Herman, menarik lengan istrinya agar duduk di samping."Gak usah tarik-tarik mas,aku bisa sendiri. Sama kamu juga, gak punya hati". Lagi-lagi M

    Last Updated : 2023-09-22
  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    pesan

    Mia, melayani sang suami sarapan pagi. Tidak ada perbincangan hangat di pagi ini, semenjak kakinya mengalami kecacatan. Herman, tidak memperdulikan istrinya dan memberikan perhatian seperti dulu.Air bening menetes di pipinya, segera mungkin di hapus. Mia, merindukan sesosok suaminya dulu. Begitu hangat kepadanya,penuh dengan kasih sayang dan cinta.Herman, mengeluarkan amplop coklat berisi uang untuk memberikan kepada sang istri. "Ini uang bulanan untukmu satu juta rupiah, sisanya untuk ku bayar cicilan dan ibu. Jangan boros-boros Mia,harus mengelola keuangan suami".Mia, menghela nafas beratnya."Istighfar mas, kamu kerasukan apa sih? Uang satu juta gak cukup buat sebulan, belum lagi bayar listrik dan keperluan lainnya. Kamu kelola saja sendiri,ogah megang uang cuman segitu". Mia, mengembalikan uang dari suaminya."Mia,jangan ngelunjak kamu! Benar kata ibu, mentang-mentang aku memanjakan mu dulu.Uang segitu gak cukup,kamu kira cari uang enak? Punya istri gak bersyukur banget sih,gak p

    Last Updated : 2023-09-23
  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Siksaan

    "Aarrrghh...Sakit mbak Adel, lepasin rambut ku!". Pekik Mia, meringis kesakitan karena rambutnya ditarik. Ya Allah,kenapa mereka menyiksa ku seperti ini? Siapapun tolonglah aku,sakit sekali."Makanya jangan sok-sokan terhadap kami, berikan sertifikat rumah ini! Aku tidak rela jika suamiku, sampai kehilangan pekerjaan gara-gara kamu!". Ucap Adel,sambil menarik rambut adik iparnya itu. Rasakan kamu Mia,aku sudah menanti momen menyiksamu seperti ini. puas rasanya aku melihat mu merintih kesakitan, makanya jangan sok-sokan terhadap kami."Aauu...Bu, tolongin aku! Sakit bu,sakit!". Mia,terus merintih kesakitan di bagian kepala dan kakinya. Ya Allah, sakit sekali. Mas Herman, apakah kamu berpihak kepada ku atau tidak? Keluargamu menyiksa ku mas,aku harap kamu membelaku."Ck,ini adalah akibatnya membangkang terhadap mertua sendiri. Tarik yang kencang Del,jangan kasih ampun biar tau rasa dia". Kata bu Ratih, menyunggingkan senyumnya.Mia,tak sanggup menahan rasa sakitnya sampai menangis terse

    Last Updated : 2023-09-24
  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Ide

    Brakkk...Herman, menggebrak meja makan karena kesal tidak ada makanan di tudung saji. "Mia!Mia! Ke sini kamu,Mia!". Teriaknya sekeras mungkin.Mendengar suaminya memanggil, Mia meninggal pekerjaannya dan berjalan-jalan menuju ke dapur. "Ada apa mas? Jangan teriak-teriak di sini rumah, bukan hutan loh. Apa gak mau di dengar tetangga lain,aku sibuk membereskan rumah ini".Herman, menatap tajam ke arah istrinya itu. "Mana makan malam? Aku lapar sekali,masak sambil beres-beres rumah bisa kan? Jangan membantah perkataan ku,Mia".Mia, menghela nafas panjang dan mendekati suaminya. "Asalkan mas tau,aku tidak bisa masak karena bahan ikan sayur tidak beli".Herman, semakin murka dengan istrinya itu. "Istri tidak becus kamu, Mia! Aku sudah kasih kamu uang, seharusnya kamu beli sayur dan ikan. Kau kira aku tidak lapar, sampai kamu tidak masak!". Bentaknya keras."Gimana mau belanja mas,uang yang kamu kasih di rampas ibumu. Bukan salahku loh, pergi ke rumah ibumu dan minta makan di sana. Muak! A

    Last Updated : 2023-09-25

Latest chapter

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Tamat

    Sebenarnya Herman, ingin sekali menunggu Rama dan Megan keluar dari hotel tersebut. Ingin mengikuti Rama pulang, mengetahui dimana tempat tinggalnya.Akan tetapi,ada orderan taksi online masuk dan harus ke tempat lokasi. Mana mungkin menolak Rezeki, suatu saat nanti bakalan ketahuan juga dan harus bersabar kali ini.Semenjak mengetahui Megan berselingkuh, Herman bersikap dingin dan tidak memberikan uang lagi. Diam-diam mengikuti Megan, mengambil bukti-bukti perselingkuhan mereka berdua.Ketika bukti sudah terkumpul jelas waktunya mencari istri sah Rama dan bersama-sama membongkar perselingkuhan mereka berdua.Herman, pertama kali melihat istri Rama rupanya seorang wanita karir dan pemimpin perusahaan. Mereka berdua bertemu di sebuah restoran ternama di kota ini,tak sabar memberitahu perselingkuhan mereka berdua."Kenalkan nama saya, Andini". Kata wanita itu, tersenyum ramah terhadap Herman."Saya Herman, seorang taksi online". Herman, menyambut uluran tangan Andini dan duduk di kursi."

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Selingkuh

    Beberapa hari kemudian, Herman mulai bekerja sebagai taksi online tanpa sepengetahuan istri dan mertuanya."Mau kemana kamu, Megan?". Tanya Herman, akhir-akhir ini sang istri jarang di rumah. "Sepagi ini,kamu mau pergi tanpa menyiapkan keperluan suami. Malam tadi kamu pulang larut malam loh, sebenarnya kemana kamu?"."Hussssttttt... Terserah akulah mas,aku mau jalan-jalan sama teman-teman aku. Jangan lupa transfer uang lima juta yah,aku mau shopping mall". Kata Megan, sambil mengoles lipstik di bibirnya."Tidak. Aku sudah mentransfer uang kemarin sekitar 3 juta,jangan terlalu boros Megan. Apa kamu tidak memikirkan perasaan ku,ha? Setiap hari bekerja tanpa mengenal lelah, sedangkan kamu di rumah enak-enakan dan nongrong sama temanmu". Herman, mengusap wajahnya dengan kasar."Aduhhh...Jangan pelit-pelit sama istri mas,aku Megan bukan mantan istri mu yang diam saja. Secepatnya kamu transfer uang ke rekening ku,jangan lupa mas. Aku tidak segan-segan memberitahu sikap mu kepada kedua orang

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Menguji Kesabaran

    Herman, memasuki tempat tinggal ibu kandungnya. Sangat sempit sekali, perabotan rumah tangga cuman seadanya saja. "Inilah tempat tinggal ibu, seadanya dan sempit. sedangkan kamu masih enakan, tinggal di rumah mertua". Kata bu Ratih, menyusun belanjaan tadi."Yang salah siapa,bu? Dulu,aku sudah memperingati jangan percaya dengan ucapan bang Lingga. sekarang ibu pasti menyesal bukan, coba menuruti perkataan ku dan ibu tidak akan tinggal di sini". Sahut Herman, mengusap wajahnya dengan kasar. memikirkan bagaimana nanti,jika istri dan keluarganya tau dirinya sudah di pecat dari pekerjaannya."Coba aja,kamu membayar perbulannya di juragan Karto. Ibu dan adikmu,gak bakalan di tinggal di sini. Malah Megan, enak-enakan menikmati gaji mu". Bu Ratih, menoleh ke arah anaknya itu."Ngapain aku capek-capek membayar di tempat juragan, Karto? yang menikmati uangnya siapa,bu? Lagipula sekarang aku sudah tidak memiliki pekerjaan apapun, aku tidak bisa membantu kebutuhan ibu. carilah bang Lingga, lagi

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Dipecat

    "Dani,kamu ada uang? Beras dan bahan dapur pada habis loh. Mana bayar kos bulan ini, abangmu Lingga gak pulang-pulang beberapa hari". Kata bu Ratih, mendekati anal bungsunya."Aduh...Aku capek bu, gajihan masih lama. Aku bakalan bayar tempat tinggal kita kok,kalau bahan dapur dan lainnya uangku gak bakalan cukup. Coba ibu mikir deh,cari kerja apa kek gitu". Kata Dani,mendengus dingin."Ya sudah, ibu minta sama Herman nanti". Kata bu Ratih, langsung masuk kedalam tempat tinggalnya. Mata tertuju pada tudung saji,cuman ada tempe goreng dan nasi. Mau tidak mau,memakan seadanya karena perut sudah keroncongan sejak tadi"Kenapa kehidupan ku berubah drastis seperti ini? Bahkan makan tidak sanggup beli ikan atau telor". Gumam pelan, memaksakan satu-persatu suapan ke dalam mulutnya."Lagi-lagi tempe terus, badanku kurus kering bu. Tiap hari makan seperti ini, menyebalkan sekali". Dani, memijit pelipisnya dan menatap menu makanan di depannya itu."Makan yang ada Dani,siapa tahu abangmu Lingga

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Gagal

    "Bang,tadi bu Arin ada ke peternakan sapi?". Tanya Mia, mendongakkan kepalanya menatap wajah sang suami."Ada. Beliau meminta untuk menjemput anaknya di kampus,tapi abang sibuk banget.Lagipula abang,malas meladeni ucapan bu Arin. Apa kata orang lain dek, Dania menolak perjodohan itu. Tapi,aku mau-maunya membantu. pastilah orang-orang berpikir aneh-aneh,iyakan?". Kata Gabbar, mengecup bibir Mia."Kayanya bang, Dania nyesal menolak perjodohan itu. Aku takut bang,kalau bu Arin ngomong macam-macam sama ibumu. Takutnya meminta abang, menikahi Dania". Mia, tertunduk sedih."Ee.. Kamu ngomong apa sayang? Ibu,gak bakalan ngomong seperti itu. Lagipula yah, ibu sudah kecewa berat dengan bu Arin karena masalah itu. Satu hal lagi,abang mana mau sama Dania. Sekarang abang, bersyukur memiliki istri seperti mu". Gabbar, menangkup wajah istrinya itu."Makasih,banyak bang.Aku benar-benar takut hal itu terjadi, karena aku mencintaimu bang". Kata Mia, tersipu-sipu malu. Entah sejak kapan,cinta itu tumbu

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Rencana Licik

    Adel dan teman-temannya, tercengang melihat Gabbar menggesek kartu untuk membayar makanan."Ayo, kita pulang ke hotel lagi". Kata Gabbar, masih terdengar oleh mereka."Iya,bang". Jawab Mia, tersenyum manis. "Mbak Adel dan lainnya, permisi dulu yah". pamit Mia, bergandengan tangan dengan suaminya itu.Adel,nampak tak suka dengan Mia yang sok belagu. "Masa sih, mereka nginap di hotel?"."Bisa jadi, kayanya suami Mia banyak uang deh". Sahut lainnya."Gak mungkin deh,kan suaminya seorang petani doang". Bantah lainnya,sambil menikmati hidangan di meja.Duhhh... Pasti harga makanannya mahal-mahal ini,sialan Mia benar-benar menjebak ku.Batin Adel, berharap uangnya cukup membayar makanan mahal yang mereka pesan."Pssstt... Kita bayar makanan ini, patungan kan?". Tanya teman Adel,karena uangnya tidak cukup."Iya-iya,kita patungan bayarnya. Masa iya, gak patungan". Sahut Adel, yang di angguki oleh lainnya juga.********************************Puas rasanya liburan bersama sang suami, pagi-pagi

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Restoran

    Megan, terus-terusan menepis tangan Herman yang kesal karena tidak mampu membelikan perhiasan yang di inginkan. Lebih parahnya lagi, harus kalah saing dengan Mia memiliki suami yang banyak uang."Aku sudah bilang sama kamu, uangku tinggal sedikit. Mana cukup membeli perhiasan harganya mahal sekali,jangan membuat ku pusing". Kata Herman, meninggalkan parkiran mall."Setidaknya kamu usaha kek,jangan sampai kalah sama mantan istrimu. Mau taruh dimana wajahku mas? Mia, mendapatkan suami royal dan tau sendiri berapa harga perhiasan tadi? Aku yakin sekali mas, suaminya Mia memiliki pekerjaan sampingan bukan petani semata". Megan, menaruh rasa curiga kepada suami Mia.Herman, menyipitkan bola matanya dan penasaran juga. "Palingan tabungan bertahun-tahun, atau baru jual tanah sawah suaminya Mia.Mana mungkin memiliki pekerjaan sampingan lainnya, gak yakin aku"."Menyebalkan sekali,kalah dengan Mia. Kamu manager keuangan mas, apa gak bisa minjam uangnya perusahaan sebentar? Jumlah gak banyak ko

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Perhiasan

    Sepanjang perjalanan Dania, memasang wajah masam duduk di kursi bagian belakang. Sedangkan di depan Gabbar,tengah menyetir mobil dan di samping istrinya.Hati Dania memanas melihat Gabbar, begitu romantis memperlakukan istrinya. Apa lagi, Mia senyum-senyum dan malu-malu kucing.Bahkan mereka berdua tidak memperdulikan ada seseorang di belakang ,fokus menikmati perjalanan menuju kota dan saling bercanda tawa.Menyebalkan sekali, niatnya mau pamer sama teman-teman. Eee..Malah seperti ini, hilang moodku sepagi ini.Batin Dania, meremas ujung bajunya."Dania,kalau pulang dari camping mau di jemput atau gak nanti?". Tanya Gabbar,tanpa menoleh ke belakang."Boleh,apa sama istri nanti jemput aku?". Tanya Dania, berharap Mia tidak ikutan lagi."Jelaslah aku mengajak istri ku, sekalian jalan-jalan". Jawab Gabbar, langsung."Tapi,kalau istrinya Gabbar ikut bakalan gak muat nanti. Soalnya ada beberapa teman yang ikut, sekalian anterin mereka pulang ke rumah masing-masing". Alibi Dania,agar Mia ti

  • KAU CAMPAKKAN DIRIKU    Rencana

    Bu Arin, tak sabar menunggu kedatangan anaknya yang meminta bantuan kepada Gabbar besok hari.Dania,yang baru pulang langsung di tarik oleh ibunya. "Ada apa,bu? Main tarik-tarik saja, mau jatuh ni"."Aduhh... Gimana tadi? Gabbar,mau gak ngantar kamu besok ke kampus?". Tanya bu Arin, tersenyum sumringah.Awalnya Dania,memang tidak tertarik dengan Gabbar karena penampilannya yang udik. Sekarang baru di akuinya, Gabbar sudah mengubah penampilannya setelah menikah. Bahkan jauh lebih tampan dari biasanya, tidak mengenakan pakaian udik lagi. "Mau, besok pagi jemput ke sini". Jawabnya."Bagus-bagus jadi,ini adalah permainan pertama. Kapan-kapan lagi, ibu meminta bantuan kepada Gabbar untuk menjemputmu di kampus.Berlahan-lahan akan terdengar gosip yang beredar, tentang kamu dan Gabbar. Apa lagi, Gabbar seringkali bersama mu dan rumah tangganya dengan Mia hancur. Kesempatan ibu, mempengaruhi pikiran bu Sarmi untuk menyatukan kalian. Kamu sih, kenapa kemarin menolak perjodohan ini? Sekarang apa

DMCA.com Protection Status