BAB KE : 88RENCANA PINDAH KELAS 16+Ketika jam istirahat, Sisilia dan Vira mengurungkan niatnya ke kantin. Mereka malah menuju kelas dua Biologi satu. Kelasnya Faiz.Benar saja, Faiz masih di dalam kelas. Dia terlihat asik menulis, mungkin sedang menyelesaikan tugas sekolah.Di dalam ruangan itu, juga ada beberapa murid lain. Mereka menghabiskan waktu jam istirahat dengan menunggu di dalam kelas. Ada empat orang yang duduk berkelompok di meja paling belakang. Mereka sedang ngobrol sambil bercanda.Kedatangan Sisilia dan Vira tentu menarik perhatian mereka. Apalagi mereka mengetahui siapa kedua gadis itu. Tapi mereka hanya saling berbisik tanpa berani menggoda.Vira memasuki kelas dengan tenang, sementara dada Sisilia mulai berguncang.Debaran aneh itu muncul lagi, membuat Sisilia sedikit grogi.Bukan grogi pada kelompok cowok yang berbisik sambil melirik mereka. Namun, karena sosok cowok yang lagi asik menulis di bangku nomor dua dari depan, persis dekat dinding kelas."Hai, Faiz!
BAB KE : 89MENGEJAR CINTA SANG PENOLONG16+Ada sebagian orang, dalam kehidupannya selalu dimudahkan. Tapi ada pula di antara mereka yang terkadang harus menemui kesulitan.Tentu semua itu terjadi atas ijin Tuhan, dan kita tidak bisa menduga apa makna tersirat dari semua itu. Apakah semua kemudahan adalah berkah? Atau apakah setiap kesulitan adalah hukuman?Belum tentu! Karena terkadang kesulitan itu adalah bentuk teguran atau ujian. Tapi tak jarang pula, semua kemudahan-kemudahan yang kita alami, justru istirojd dari Tuhan, atau azab yang ditunda.Semua kemudahan itu telah didapatkan oleh Sisilia. Begitu pula dengan niatnya untuk pindah kelas. Dengan pengaruh papanya, tentu sangat mudah bagi Sisilia memilih di kelas mana dia mau belajar. Sekarang Sisilia duduk di kelas tiga dengan jurusan Biologi. Dan dia meminta kelas Biologi satu. Resmilah dia satu kelas dengan Faiz. Keinginannya pun terkabul.Cinta ....Itu yang terkadang mampu membolak balik dunia. Membolak-balik hati manusia
BAB KE : 90TERNYATA ADA LUKA DI HATINYA 16+Apa yang diperkirakan Sisilia memang menjadi kenyataan. Karena sejak saat itu, hubungan mereka semakin dekat. Sisilia selalu memanfaatkan tugas pekerjaan rumah untuk mendekati Faiz. Malah sekarang dia berdoa, semoga selalu ada tugas pekerjaan rumah yang diberikan guru setiap hari.Hari-hari berikutnya kekakuan Sisilia mulai hilang, Faiz pun telah bisa diajak berkomunikasi dua arah. Namun, tetap ada yang menganjal di hati Sisilia. Karena dia belum juga bisa menyaksikan senyum Faiz.Walau Sisilia telah berusaha memancing tawa Faiz dengan berbagai macam banyolan, tapi jangankan tertawa, senyumnya saja tidak muncul. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang membuat Sisilia gembira dan menganggap usahanya telah membuahkan hasil, karena Faiz telah bisa diajak berkomunikasi, jawaban yang diberikan cowok itu tidak pendek dan singkat seperti biasa. ****"Nih, aku bawa roti untukmu!" Sisilia meletakan dua bungkus roti dan sebotol minuman mineral
BAB KE : 91DIKALA CINTA MENERPA KARTA SETIAWAN MULAI CURIGA 16+Cinta itu fitrah, setiap orang pasti akan merasakannya. Demikian pula dengan Faiz. Karena kedekatannya dengan Sisilia membuat rasa itu tumbuh di hatinya. Rasa itu semakin besar karena Sisilia begitu baik di mata Faiz. Namun, sejauh ini belum ada sepatah kata cinta pun yang keluar dari mulut mereka. Faiz terlalu kaku untuk memulai, sementara Sisilia masih sungkan untuk mengungkapkannya. Tapi hubungan mereka semakin akrab. Bahkan beberapa kali Sisilia pernah berkunjung ke rumah Faiz.Dengan keakraban seperti itu, wajar saja ada teman sekolah yang menganggap mereka telah jadian. Begitu pun dengan ibu Faiz, sebagai wanita, dia bisa meraba apa yang ada di hati Faiz dan Sisilia."Dalam minggu ini sudah tiga kali Sisilia ke rumah kita. Apakah kamu telah pernah berkunjung ke rumah dia?" tanya Tina suatu malam pada Faiz."Aku sudah pernah ke rumahnya, Bu. Tapi tidak masuk, hanya mengantarkan Sisilia sampai pintu gerbang rumahn
BAB KE : 92FAIZ DAN SISILIA MULAI DIAWASI 16+Kening Karta Setiawan berkerut, sepertinya dia sedang mengingat sesuatu, kemudian dengan bergegas dia keluar kamar menuju ruang tengah dan menghampiri sebuah meja yang ada telpon di atasnya.Lelaki yang memakai kemeja putih dengan celana berwarna hitam tersebut duduk di kursi dan menekan beberapa nomor di telpon."Ya, selamat siang!" ucap Karta Setiawan setelah di ujung sana ada yang menyapa.Ternyata Karta Setiawan sedang menghubungi seseorang lewat telepon."Rudi! Barusan Sisilia ke luar rumah. Dia menuju ke kampung Galuh ... ya ... ya ... betul ... coba awasi dia? Kamu tahu mobil yang suka di pakai anak saya kan?" Terlihat dia begitu serius bicara di gagang telepon."Ya, pokoknya kamu awasi terus ... tadi dia bilang namanya Faiz ... cari tahu siapa dia ... ya ... laksanakan segera!"Karta Setiawan meletakkan gagang telpon ke tempat semula. Dia diam sesaat dengan berapa kali menarik napas dalam, terlihat wajahnya agak tegang."Ada ap
BAB KE : 93DILEMA CINTA SISILIA 16+Keberadaan motor ini luput dari perhatian Sisilia dan Faiz. Mungkin karena motor tersebut disembunyikan dan tertutup oleh semak-semak. Apalagi, Faiz dan Sisilia tidak berpikir kalau ada orang yang bersembunyi dekat pertigaan tersebut.Lelaki pengendara motor itu adalah Rudi, orang suruhan Karta Setiawan. Setelah mendapat perintah, dia segera ke kampung Galuh. Tidak sulit baginya untuk mengetahui keberadaan Sisilia.Setelah mengetahui keberadaan Sisilia. Rudi sengaja menunggunya di pertigaan, karena bisa di pastikan itulah jalan satu-satunya yang akan dilewati Sisilia ketika akan pulang.Perkiraan Rudi tidak meleset! Walau cukup lama menunggu di sana, tapi membuahkan hasil yang menggembirakan. Bahkan dia memiliki kesempatan emas untuk mengikuti Faiz.Tidak begitu lama menyusuri jalan perkebunan, Rudi telah bisa melihat motor Faiz yang berjalan di depannya. Kini, Rudi siap untuk menjalankan tugas berikutnya.Sementara itu, Faiz memperlambat laju
BAB KE : 94RENCANA LAIN KARTA SETIAWAN 16+Baru beberapa hari ini Sisilia merasa bahwa perjuangannya itu boleh dikatakan telah berhasil, Sisilia hanya tinggal menunggu momen yang tepat untuk mewujudkannya. Mewujudkan kebahagiaan yang dia impikan. Tapi kenapa tiba-tiba Papa menghancurkan impiannya itu? Memberengus kebahagiaan yang telah ada?"Apa salahnya kalau aku menyukainya, Pa?" tanya Sisilia setelah sesaat dia sempat menata hatinya."Mereka yang tinggal di kampung Galuh itu adalah orang-orang yang keras kepala. Papa tidak ingin kamu bergaul dengan orang keras kepala seperti mereka!" Suara Karta Setiawan agak ditekan. "Dari mana Papa tahu kalau mereka keras kepala? Aku sering ke sana, tidak hanya dengan keluarga Faiz, ada beberapa warga sana yang aku kenal. Mereka baik-baik semua," bantah Sisilia."Sebagai orang tua, tentu kami ingin memberikan yang terbaik untukmu, Nak. Begitupun dengan calon suami kamu nantinya. Kami khawatir kamu jatuh cinta pada Faiz. Kehidupannya seperti
BAB KE : 95KEMUNCULAN FAIZ YANG MENGANDUNG ANCAMAN16+Seperti apa pun kekayaan seseorang, dia tak akan pernah lepas dari masalah. Seperti itu pula yang dialami Karta Setiawan.Usahanya memang terus berkembang, bahkan saat ini dia akan membuka pabrik yang ke lima. Kesuksesan dalam bisnis bisa membuat dia berbangga diri.Namun, kebanggaan itu tidak lagi sempurna bila ingat sikap anaknya akhir-akhir ini. Sisilia putri semata wayangnya telah berubah. Telah berani menolak apa yang dia inginkan.Resah ....Belakangan ini rasa resah itu sering mengganggu diri Karta Setiawan. Resah akan masa depan anak gadisnya.Tujuannya mengumpulkan kekayaan dengan susah payah hanya semata-mata untuk menjamin kehidupan anak cucunya kelak. Untuk kebahagiaan keturunannya. Namun, mungkinkah Sisilia akan bahagia bila berjodoh dengan orang yang tidak selevel dengan mereka? Jelas cara dan gaya hidup setiap orang itu tidak sama. Berbeda sesuai dengan status sosial masing-masing. Bagaimana akan bahagia bila sep