BAB KE : 167TANGISAN DUDUN 16+Setelah sebagian anak buahnya yang bertugas di luar datang, barulah Dudun memberikan perintah. Ada sekitar dua puluh anggota police yang berada di ruangan itu saat ini. "Empat orang membebaskan sandera, bawa ke mobil, dan segera antarkan ke markas dengan dua mobil pengawal! Selebihnya di sini, periksa semua area!" Suara Dudun terdengar tegas yang langsung ditindak lanjuti oleh anak buahnya. Setelah sandera di bebaskan dan telah dibawa ke luar, Dudun menghampiri Faiz yang kini terbaring dengan posisi telentang. Seorang anak buah Dudun telah mengamankan pistol milik Faiz. Dengan segera dia menghampiri Dudun dan melapor. Sementara seorang lagi masih tetap mengacungkan pistol ke arah kepala Faiz. "Senjatanya telah kami amankan. Ada beberapa jarum yang melekat pada sabuk dan sepucuk senjata api yang tidak berisi peluru dan tidak ada tanda-tanda pistol tersebut baru ditembakan!"Dudun menerima laporan tersebut dengan pertanyaan yang timbul di dalam hat
BAB KE : 168PENYESALAN DUDUN 16+Salah satu dari anggota police berjalan mendekati Dudun dan Faiz. Dengan pelan dia jongkok di samping Dudun, kemudian meraba leher Faiz. "Sebaiknya dia kita bawa ke rumah sakit, Ndan," usulnya kemudian. "Baik. Segera bawa!" jawab Dudun di sela isak dengan mata memerah. "Siapkan mobil!?" perintah Dudun kemudian. Sebagian anak buahnya segera berlari ke luar untuk melaksanakan perintah Dudun. "Sebagian tetap di sini, lakukan pembersihan! Bawa apa saja yang bisa dijadikan barang bukti," perintah Dudun lagi. "Siap, Ndan!" jawab mereka hampir serentak. Kemudian dengan di bantu seorang personil, Dudun mengangkat tubuh Faiz dan membawa keluar dari rumah tersebut dengan bergegas. Cukup lama juga perjalanan mereka menggotong tubuh Faiz, karena mobil mereka sengaja diparkir di area yang cukup jauh dari markas Kelompok Sang Pengadil. Faiz dibaringkan di dalam mobil dengan berbantal paha Dudun, setelah posisinya nyaman, seorang anggota kembali memerik
BAB KE : 169RINTANGAN DI TENGAH JALAN 16+Semakin banyak kenangan yang muncul dalam otak semakin perih rasanya hati Dudun. Begitu pula ketika matanya menatap wajah Faiz yang kelihatan pucat dengan mata terpejam, semakin besar rasa sesal yang menghujam di hati Dudun. Entah sudah berapa tetesan air mata Dudun yang jatuh ke wajah Faiz, tapi Dudun masih saja mendekatkan mukanya ke wajah Faiz. Seakan Dudun tidak mau memalingkan matanya dari wajah sahabatnya itu, walau sedetik. Beberapa kali anak buah Dudun yang sedang mengendalikan mobil, melirik komanandannya itu lewat spion dalam yang ada di depannya. Police tersebut bertanya-tanya dalam hati. Siapa sebenarnya orang yang di tembak pimpinannya ini? Apakah mereka saling kenal? Pasti ada hubungan tertentu antara komandanya dengan anggota Kelompok Sang Pengadil yang satu ini. Pasti hubungan mereka sangat dekat, kalau tidak, mustahil komandanya akan menangis seperti ini. Tak gampang bagi seorang anggota police untuk meneteskan air m
BAB KE : 170DOKTER SISILIA CARLINA 16+Harga kebutuhan pokok melambung tinggi, sementara pengangguran semakin meningkat, begitupun dengan angka kemiskinan. Grafiknya dari tahun ke tahun terus meroket. Sebenarnya telah sering masyarakat dan ormas melakukan demo, tapi rezim tak pernah bergeming. Mereka hanya mampu memberikan janji-janji manis, tapi tak satu pun yang mereka tepati. Hukum sudah tak berfungsi dengan semestinya, keadilan pun terabaikan. Hukum hanya untuk kepentingan penguasa dan orang-orang kaya. Sementara rakyat kecil dijadikan tumbal semata. Kekuasaan rezim yang tak pernah tumbang karena curang, membuat mereka semakin sewenang-wenang. Akhirnya rakyat pun berang. Rakyat jelata bersatu menyerang orang-orang kaya di sekitar mereka. Kerusuhan pun meletus, menjalar menuju gedung dewan dan istana. Ternyata people power mampu merubah semuanya. Negara Ajarbaijing yang besar seolah berubah menjadi arena perang. Perang masyarakat melawan rezim yang zholim. Ternyata keku
BAB KE : 171MISTERI DOKTER SISILIA CARLINA DI MATA DUDUN 16+Dudun tertegun dan melirik dokter cantik yang berjalan bersebelahan denganya itu. Ada kelegaan di hati Dudun mendengar ucapan dokter tersebut. Cuma hati Dudun bertanya-tanya, kenapa dokter ini mengetahui nama Faiz? Bahkan dia mengetahui nama lengkap Faiz. Belum lagi ucapannya yang terakhir, soal jantung. Dia bersedia menyerahkan jantungnya untuk Faiz. Apakah dia sedang bercanda? Tapi, mustahil rasanya seorang dokter bercanda. Apalagi ketika menghadapi pasien yang sedang kritis. Namun, Dudun tidak ingin membahas itu, baginya yang terpenting saat ini, nyawa Faiz bisa tertolong.Langkah mereka semakin cepat menuju ruang IGD, walau terkadang harus terganggu oleh banyaknya orang yang simpang siur di koridor rumah sakit tersebut. Ternyata apa yang dikatakan dokter Sisilia Carlina benar adanya. Dia langsung yang menangani Faiz. Tentu hal ini membuat hati Dudun sedikit lega. Dalam situasi seperti ini, sangat sulit untuk men
BAB KE : 172DOKTER YANG TAK RAMAH 16+Dudun memang orang yang lebih mengutamakan tugas yang telah dibebankan padanya dari apapun. Tapi tugas yang dia emban kali ini justru membuat dia menembak dada sahabatnya. Perbuatan yang tidak henti-hentinya dia sesali. Namun, saat ini hati Dudun sedikit lega, ketika mengetahui operasi Faiz berjalan dengan lancar. Meskipun Dudun tidak diperbolehkan melihat Faiz ke ruang perawatan, bagi Dudun tidak masalah. Berita yang dia dengar dari dokter sudah cukup menggembirakan. Dudun tetap bertahan di rumah sakit, sampai akhirnya Naufal datang di saat azan Maghrib telah berkumandang, yang membuat mereka harus ke mesjid terlebih dulu. "Kata dokter operasinya berjalan dengan sukses dan tembakan saya tidak mengenai jantungnya," jawab Dudun ketika Naufal bertanya tentang keadaan Faiz. Saat itu mereka baru saja keluar dari sebuah mesjid yang ada di dekat rumah sakit tersebut. "Syukurlah! Mudah-mudahan dia bisa pulih dengan cepat," harap Naufal. "Kamu s
BAB KE : 173KEBENCIAN DOKTER SISILIA CARLINA TERHADAP SERAGAM DUDUN 16+Bila sesuatu itu diawali dengan sebuah kecurangan, sudah pasti kecurangan selanjutnya akan terjadi. Karena keserakahan, mereka terus mencari peluang untuk menambah keuntungan yang lebih banyak, walau dengan curang. Tak jarang mereka melakukan mark up dan pekerjaan yang mereka lakukan tidak sesuai standar, karena kurangnya bahan baku atau memakai bahan baku yang berkualitas rendah. Merekalah tikus-tikus yang menggerogoti negara ini sehingga rapuh. Akhirnya rakyat yang jadi korban mereka ... bahkan sengaja mereka korbankan.Sungguh biadab!Sisilia ingat siapa teman papanya yang memiliki tabiat seperti itu. Salah satunya Hendro Parangsing yang bekerja di instansi yang sama dengan orang yang ada di hadapannya sekarang. Apalagi Sisilia masih ingat ucapan orang ini, bahwa luka yang ada di dada Faiz akibat dari perbuatannya. Teman macam mana pula yang menembak sahabatnya sendiri? Dengan pistol yang dibeli dari ua
BAB KE : 174PERBUATAN FAIZ MENAMPAR WAJAH NAUFAL 16+"Kalau seandainya dari dulu komunikasi kita tidak terputus dengan Faiz, tentu dia tidak akan menempuh jalan seperti ini. Berjalan dalam lembah kejahatan, dan akhirnya bertemu dengan saya ... yang tugas saya justru untuk menumpas kejahatan itu. Akhirnya seperti ini ... seperti menghadapi buah simalakama," keluh Dudun lirih. Dudun melayangkan pandangan dengan tatapan kosong, raut wajahnya kelihatan sedikit kelam. "Tidak ada yang pantas kita salahkan dalam keadaan seperti ini. Semua ada proses, begitu pula untuk sebuah kebaikkan, terkadang untuk sebuah kebaikkan harus melewati sebuah babak yang buruk terlebih dulu."Naufal membenarkan duduknya dengan sedikit bergeser ke arah Dudun. "Sebenarnya antara kamu dan Faiz itu sama. Sama-sama menumpas kejahatan," kata Naufal kemudian dengan berbisik. Dudun mengangkat kepala, menatap lurus ke arah kakaknya. Namun, tak ada kata-kata yang keluar dari mulut Dudun. Tapi ada gurat keheranan