Beranda / Romansa / KAMASEAN / Menangis di Pelukan Ibu

Share

Menangis di Pelukan Ibu

Penulis: Merah Jambu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-13 22:07:43

“Saya perlu identitasmu untuk keperluan administrasi rumah sakit,” ujar Daniel kemudian.

Perempuan itu pun mengeluarkan kartu identitas dari dalam dompetnya lantas menyerahkannya pada Daniel. Daniel tampak menyipitkan mata melihat sebaris nama yang tertera di sana: Kamasean Shirly, kemudian mata Daniel menyoroti status identitas perempuan itu yang menyatakan ia belum kawin. Daniel tampak menghela napas, kini ia tahu kondisi perempuan itu, ia pasti tengah hamil di luar nikah. Barangkali laki-laki yang telah menabur benih itu enggan bertanggung jawab, mungkin karena itu juga ia hendak mengakhiri hidupnya.

“Hei, kenapa masih diam di sini?” hentak Sean yang langsung mengagetkan Daniel.

“Ya, saya pergi sekarang.” Daniel pun bergegas keluar dari ruangan itu.

Begitu Daniel pergi, mata Sean langsung berkaca-kaca. Wanita itu tampak meraba perutnya, merasakan janin yang masih berdenyut di sana. “Maafkan mama yang sudah bern

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ci panda
astaga kasian si seaan (T-T ) jadi penasaran sama lanjutannya (>__<) btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow~
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KAMASEAN   Kamasean Shirly

    Wanita berusia dua puluh tahun itu menginjakkan kaki di pelataran sebuah galeri lukisan bernama Gheoff Art. Sudah hampir seminggu ia tidak datang ke sana karena merasa kurang enak badan. Sudah hampir seminggu juga ia tidak dapat menghubungi Frans Geoff Richardson, kekasihnya sekaligus pemilik galeri itu. Sebelum membuka pintu, wanita bernama Kamasean Shirly itu tampak menambah polesan lipstik di bibirnya. Ia tidak ingin tampil pucat di hadapan Frans.Sean menghela napas dan menghembuskannya perlahan. Ia melakukan itu berulang kali untuk meredakan rasa gugupnya. Selain ingin bertemu Frans, kedatangan Sean ke tempat itu juga untuk menyampaikan sebuah kabar, kabar yang tak sepenuhnya baik, pun tak sepenuhnya buruk.Ketika Sean hendak membuka pintu, seorang cleaning service yang bekerja di sana lebih dahulu ke luar. Wanita paruh baya itu tampak kaget melihat kedatangan Sean. “Mm..Mbak Sean ada perlu apa datang ke sini?” lirihnya yang tampak gugup.Sean m

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-11
  • KAMASEAN   Frans Geoff Richardson

    Duarr!Giliran Frans yang merasakan dadanya bergemuruh. Ia seperti mendengar petir di siang bolong. “Kenapa kau bisa hamil?” tanya Frans. Wajahnya yang sedari tadi datar mulai memperlihatkan kerutan-kerutan, pertanda ia mulai panik.Sean semakin melongo mendengar pertanyaan Frans. Kenapa laki-laki itu justru bertanya? Apakah Frans lupa berapa kali ia menghabiskan malam-malam panjang bersama Sean? Apa Frans lupa berapa banyak kali ia melempar benih di rahim wanita itu dengan segala bujuk rayu dan janji-janji manis yang berhasil membuat Sean menuruti kehendaknya?“Kau tidak boleh hamil, Sean,” cetus Frans.Sean masih melongo. Ia benar-benar tidak habis pikir. Ia seperti kehilangan Frans yang ia kenal selama ini. “Tapi kenyataannya aku sudah hamil, Frans. Aku hamil anakmu,” tegas Sean.“Anak itu tidak boleh lahir. Aku tidak bisa menikahimu. Aku akan segera menikah dengan Batrice,” tandas Frans tanpa rasa

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-11
  • KAMASEAN   Daniel Caldwell

    Laki-laki yang memiliki alis tebal itu tampak berjongkok di sebuah nisan bertuliskan nama: Leona Valleryn, seorang perempuan yang jasadnya dimakamkan di sana semenjak tiga tahun yang lalu. Laki-laki itu meletakkan bunga di pinggir nisan tersebut, ia tampak mengusap tulisan yang mulai memudar itu, hal yang selalu dilakukannya setiap kali datang ke sana.Tiga tahun berlalu, Daniel Caldwell, demikian nama lengkapnya, masih merasa kejadian itu hanyalah mimpi buruk belaka. Ia ingin kala terbangun pagi hari, Leona sudah berada di hadapannya, mengenakan gaun putih di hari pernikahan mereka. Namun, nyatanya, setiap kali laki-laki itu terbangun, ia hanya akan melihat gaun putih pengantin tanpa Leona yang mengenakannya.Kejadiannya memang tiga tahun yang lalu, tatkala Daniel dan Leona hendak mencari baju pengantin yang akan mereka kenakan di hari bahagianya.“Daniel, kau dimana? Aku sudah di butik ini semenjak dua jam yang lalu,” rengek Leona kala itu via pons

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-12
  • KAMASEAN   Battrice Amora Letta

    Battrice masih melirik Frans yang tampak membuang tatapan ke balik jendela. Raut wajah lelaki itu masih kusut. Battrice dapat menerka, Frans pasti tengah memikirkan Sean. Battrice pun tersenyum, setelah bertahun-tahun mencoba merebut hati Frans dan selalu terhalang oleh perempuan bernama Kamasean itu, kini Battrice justru muncul sebagai pemenang mutlak.Battrice menghampiri Nyonya Richardson yang duduk di salah satu sofa yang memang disediakan untuk para tamu yang hendak berkunjung ke galeri itu. “Tante, sepertinya Frans masih sangat mencintai perempuan itu,” ucap Battrice dengan nada mengiba sembari duduk di sebelah Nyonya Richardson.Nyonya Richardson tampak tersenyum saat menatap wajah Battrice, semata-mata untuk melegakan hati gadis itu. “Kau tidak perlu merasa insecure seperti itu, Cantik. Frans pasti akan melupakan perempuan jalang itu dengan mudah, lantas mencintaimu seutuhnya,” ujar Nyonya Richardson.“Tapi, perempuan itu ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-13

Bab terbaru

  • KAMASEAN   Menangis di Pelukan Ibu

    “Saya perlu identitasmu untuk keperluan administrasi rumah sakit,” ujar Daniel kemudian.Perempuan itu pun mengeluarkan kartu identitas dari dalam dompetnya lantas menyerahkannya pada Daniel. Daniel tampak menyipitkan mata melihat sebaris nama yang tertera di sana: Kamasean Shirly, kemudian mata Daniel menyoroti status identitas perempuan itu yang menyatakan ia belum kawin. Daniel tampak menghela napas, kini ia tahu kondisi perempuan itu, ia pasti tengah hamil di luar nikah. Barangkali laki-laki yang telah menabur benih itu enggan bertanggung jawab, mungkin karena itu juga ia hendak mengakhiri hidupnya.“Hei, kenapa masih diam di sini?” hentak Sean yang langsung mengagetkan Daniel.“Ya, saya pergi sekarang.” Daniel pun bergegas keluar dari ruangan itu.Begitu Daniel pergi, mata Sean langsung berkaca-kaca. Wanita itu tampak meraba perutnya, merasakan janin yang masih berdenyut di sana. “Maafkan mama yang sudah bern

  • KAMASEAN   Battrice Amora Letta

    Battrice masih melirik Frans yang tampak membuang tatapan ke balik jendela. Raut wajah lelaki itu masih kusut. Battrice dapat menerka, Frans pasti tengah memikirkan Sean. Battrice pun tersenyum, setelah bertahun-tahun mencoba merebut hati Frans dan selalu terhalang oleh perempuan bernama Kamasean itu, kini Battrice justru muncul sebagai pemenang mutlak.Battrice menghampiri Nyonya Richardson yang duduk di salah satu sofa yang memang disediakan untuk para tamu yang hendak berkunjung ke galeri itu. “Tante, sepertinya Frans masih sangat mencintai perempuan itu,” ucap Battrice dengan nada mengiba sembari duduk di sebelah Nyonya Richardson.Nyonya Richardson tampak tersenyum saat menatap wajah Battrice, semata-mata untuk melegakan hati gadis itu. “Kau tidak perlu merasa insecure seperti itu, Cantik. Frans pasti akan melupakan perempuan jalang itu dengan mudah, lantas mencintaimu seutuhnya,” ujar Nyonya Richardson.“Tapi, perempuan itu ka

  • KAMASEAN   Daniel Caldwell

    Laki-laki yang memiliki alis tebal itu tampak berjongkok di sebuah nisan bertuliskan nama: Leona Valleryn, seorang perempuan yang jasadnya dimakamkan di sana semenjak tiga tahun yang lalu. Laki-laki itu meletakkan bunga di pinggir nisan tersebut, ia tampak mengusap tulisan yang mulai memudar itu, hal yang selalu dilakukannya setiap kali datang ke sana.Tiga tahun berlalu, Daniel Caldwell, demikian nama lengkapnya, masih merasa kejadian itu hanyalah mimpi buruk belaka. Ia ingin kala terbangun pagi hari, Leona sudah berada di hadapannya, mengenakan gaun putih di hari pernikahan mereka. Namun, nyatanya, setiap kali laki-laki itu terbangun, ia hanya akan melihat gaun putih pengantin tanpa Leona yang mengenakannya.Kejadiannya memang tiga tahun yang lalu, tatkala Daniel dan Leona hendak mencari baju pengantin yang akan mereka kenakan di hari bahagianya.“Daniel, kau dimana? Aku sudah di butik ini semenjak dua jam yang lalu,” rengek Leona kala itu via pons

  • KAMASEAN   Frans Geoff Richardson

    Duarr!Giliran Frans yang merasakan dadanya bergemuruh. Ia seperti mendengar petir di siang bolong. “Kenapa kau bisa hamil?” tanya Frans. Wajahnya yang sedari tadi datar mulai memperlihatkan kerutan-kerutan, pertanda ia mulai panik.Sean semakin melongo mendengar pertanyaan Frans. Kenapa laki-laki itu justru bertanya? Apakah Frans lupa berapa kali ia menghabiskan malam-malam panjang bersama Sean? Apa Frans lupa berapa banyak kali ia melempar benih di rahim wanita itu dengan segala bujuk rayu dan janji-janji manis yang berhasil membuat Sean menuruti kehendaknya?“Kau tidak boleh hamil, Sean,” cetus Frans.Sean masih melongo. Ia benar-benar tidak habis pikir. Ia seperti kehilangan Frans yang ia kenal selama ini. “Tapi kenyataannya aku sudah hamil, Frans. Aku hamil anakmu,” tegas Sean.“Anak itu tidak boleh lahir. Aku tidak bisa menikahimu. Aku akan segera menikah dengan Batrice,” tandas Frans tanpa rasa

  • KAMASEAN   Kamasean Shirly

    Wanita berusia dua puluh tahun itu menginjakkan kaki di pelataran sebuah galeri lukisan bernama Gheoff Art. Sudah hampir seminggu ia tidak datang ke sana karena merasa kurang enak badan. Sudah hampir seminggu juga ia tidak dapat menghubungi Frans Geoff Richardson, kekasihnya sekaligus pemilik galeri itu. Sebelum membuka pintu, wanita bernama Kamasean Shirly itu tampak menambah polesan lipstik di bibirnya. Ia tidak ingin tampil pucat di hadapan Frans.Sean menghela napas dan menghembuskannya perlahan. Ia melakukan itu berulang kali untuk meredakan rasa gugupnya. Selain ingin bertemu Frans, kedatangan Sean ke tempat itu juga untuk menyampaikan sebuah kabar, kabar yang tak sepenuhnya baik, pun tak sepenuhnya buruk.Ketika Sean hendak membuka pintu, seorang cleaning service yang bekerja di sana lebih dahulu ke luar. Wanita paruh baya itu tampak kaget melihat kedatangan Sean. “Mm..Mbak Sean ada perlu apa datang ke sini?” lirihnya yang tampak gugup.Sean m

DMCA.com Protection Status