Chapter: Menangis di Pelukan Ibu“Saya perlu identitasmu untuk keperluan administrasi rumah sakit,” ujar Daniel kemudian.Perempuan itu pun mengeluarkan kartu identitas dari dalam dompetnya lantas menyerahkannya pada Daniel. Daniel tampak menyipitkan mata melihat sebaris nama yang tertera di sana: Kamasean Shirly, kemudian mata Daniel menyoroti status identitas perempuan itu yang menyatakan ia belum kawin. Daniel tampak menghela napas, kini ia tahu kondisi perempuan itu, ia pasti tengah hamil di luar nikah. Barangkali laki-laki yang telah menabur benih itu enggan bertanggung jawab, mungkin karena itu juga ia hendak mengakhiri hidupnya.“Hei, kenapa masih diam di sini?” hentak Sean yang langsung mengagetkan Daniel.“Ya, saya pergi sekarang.” Daniel pun bergegas keluar dari ruangan itu.Begitu Daniel pergi, mata Sean langsung berkaca-kaca. Wanita itu tampak meraba perutnya, merasakan janin yang masih berdenyut di sana. “Maafkan mama yang sudah bern
Last Updated: 2021-05-13
Chapter: Battrice Amora LettaBattrice masih melirik Frans yang tampak membuang tatapan ke balik jendela. Raut wajah lelaki itu masih kusut. Battrice dapat menerka, Frans pasti tengah memikirkan Sean. Battrice pun tersenyum, setelah bertahun-tahun mencoba merebut hati Frans dan selalu terhalang oleh perempuan bernama Kamasean itu, kini Battrice justru muncul sebagai pemenang mutlak.Battrice menghampiri Nyonya Richardson yang duduk di salah satu sofa yang memang disediakan untuk para tamu yang hendak berkunjung ke galeri itu. “Tante, sepertinya Frans masih sangat mencintai perempuan itu,” ucap Battrice dengan nada mengiba sembari duduk di sebelah Nyonya Richardson.Nyonya Richardson tampak tersenyum saat menatap wajah Battrice, semata-mata untuk melegakan hati gadis itu. “Kau tidak perlu merasa insecure seperti itu, Cantik. Frans pasti akan melupakan perempuan jalang itu dengan mudah, lantas mencintaimu seutuhnya,” ujar Nyonya Richardson.“Tapi, perempuan itu ka
Last Updated: 2021-05-13
Chapter: Daniel CaldwellLaki-laki yang memiliki alis tebal itu tampak berjongkok di sebuah nisan bertuliskan nama: Leona Valleryn, seorang perempuan yang jasadnya dimakamkan di sana semenjak tiga tahun yang lalu. Laki-laki itu meletakkan bunga di pinggir nisan tersebut, ia tampak mengusap tulisan yang mulai memudar itu, hal yang selalu dilakukannya setiap kali datang ke sana.Tiga tahun berlalu, Daniel Caldwell, demikian nama lengkapnya, masih merasa kejadian itu hanyalah mimpi buruk belaka. Ia ingin kala terbangun pagi hari, Leona sudah berada di hadapannya, mengenakan gaun putih di hari pernikahan mereka. Namun, nyatanya, setiap kali laki-laki itu terbangun, ia hanya akan melihat gaun putih pengantin tanpa Leona yang mengenakannya.Kejadiannya memang tiga tahun yang lalu, tatkala Daniel dan Leona hendak mencari baju pengantin yang akan mereka kenakan di hari bahagianya.“Daniel, kau dimana? Aku sudah di butik ini semenjak dua jam yang lalu,” rengek Leona kala itu via pons
Last Updated: 2021-05-12
Chapter: Frans Geoff RichardsonDuarr!Giliran Frans yang merasakan dadanya bergemuruh. Ia seperti mendengar petir di siang bolong. “Kenapa kau bisa hamil?” tanya Frans. Wajahnya yang sedari tadi datar mulai memperlihatkan kerutan-kerutan, pertanda ia mulai panik.Sean semakin melongo mendengar pertanyaan Frans. Kenapa laki-laki itu justru bertanya? Apakah Frans lupa berapa kali ia menghabiskan malam-malam panjang bersama Sean? Apa Frans lupa berapa banyak kali ia melempar benih di rahim wanita itu dengan segala bujuk rayu dan janji-janji manis yang berhasil membuat Sean menuruti kehendaknya?“Kau tidak boleh hamil, Sean,” cetus Frans.Sean masih melongo. Ia benar-benar tidak habis pikir. Ia seperti kehilangan Frans yang ia kenal selama ini. “Tapi kenyataannya aku sudah hamil, Frans. Aku hamil anakmu,” tegas Sean.“Anak itu tidak boleh lahir. Aku tidak bisa menikahimu. Aku akan segera menikah dengan Batrice,” tandas Frans tanpa rasa
Last Updated: 2021-05-11
Chapter: Kamasean ShirlyWanita berusia dua puluh tahun itu menginjakkan kaki di pelataran sebuah galeri lukisan bernama Gheoff Art. Sudah hampir seminggu ia tidak datang ke sana karena merasa kurang enak badan. Sudah hampir seminggu juga ia tidak dapat menghubungi Frans Geoff Richardson, kekasihnya sekaligus pemilik galeri itu. Sebelum membuka pintu, wanita bernama Kamasean Shirly itu tampak menambah polesan lipstik di bibirnya. Ia tidak ingin tampil pucat di hadapan Frans.Sean menghela napas dan menghembuskannya perlahan. Ia melakukan itu berulang kali untuk meredakan rasa gugupnya. Selain ingin bertemu Frans, kedatangan Sean ke tempat itu juga untuk menyampaikan sebuah kabar, kabar yang tak sepenuhnya baik, pun tak sepenuhnya buruk.Ketika Sean hendak membuka pintu, seorang cleaning service yang bekerja di sana lebih dahulu ke luar. Wanita paruh baya itu tampak kaget melihat kedatangan Sean. “Mm..Mbak Sean ada perlu apa datang ke sini?” lirihnya yang tampak gugup.Sean m
Last Updated: 2021-05-11
Chapter: Butuh Pertolongan"Apa kamu mau menikah dengan saya, Sherly?"Uhukk! Uhuk! Sherly langsung terbatuk mendengar pertanyaan itu dari mulut sang CEO. Bergegas ia menyeruput minuman yang ada di sebelahnya, karena grogi, Sherly malah jadi meminum minuman Raymond. Raymond langsung tersenyum melihat hal itu."Katanya nggak mau minum di bekas bibir saya, eh ujung-ujungnya minuman saya diembat juga," sindir Raymond.Muka Sherly langsung berubah jadi merah padam. "So-sorry, saya nggak sengaja," ucap Sherly tergagap. "Lagian bapak juga, sih. Ngaco banget ngomongnya!""Saya yang ngaco atau kamu yang grogi?" Raymond menatap sambil menaikkan sebelah alisnya. Dari jarak yang dekat itu, tatapan Raymond terlihat amat memabukkan. Namun Sherly buru-buru mengalihkan wajahnya."Pokoknya Bapak ngaco! Masa tiba-tiba ngajak nikah kayak gitu?""Hahaha." Raymond tertawa, Sherly menatap curiga pada laki-laki itu."Kamu pikir saya emang serius ngajak kamu nikah, hah? Ya enggaklah. Saya hanya me
Last Updated: 2022-03-19
Chapter: Menerima Perjodohan"Terserah Oma saja. Silakan Oma yang atur sendiri," rajuk Raymond. Setelah berkata demikian, ia langsung ke luar dari kediaman Oma Kenanga.Sherly terbelalak mendengar jawaban Raymond yang tanpa perlawanan itu. Terserah Oma? Apa itu artinya Raymond menerima perjodohan tersebut?"Sherly! Cepat!"Sherly tersentak mendengar teriakan si bos dari luar. Setelah membungkukkan badan pada Oma Kenanga dan Bella, Sherly pun bergegas menyusul Raymond.Begitu Sherly masuk ke mobil, Raymond langsung tancap, tidak kalah ngebut dengan kecepatannya saat menuju kediaman Oma Kenanga tadi."Ki-kita mau ke mana, Pak?" tanya Sherly yang terhuyung-huyung dalam mobil itu."Ketemu klien," jawab Raymond dingin."Tapi kan semua agenda hari ini sudah dicancel, Pak."Tittttt....!Raymond menginjak rem secara mendadak. Sherly benar-benar dibuat jantungan. Mobil itu menepi ke pinggir jalan, dekat jembatan. Ada bapak-bapak pedagang yang menjual minuman kaleng. Raymond t
Last Updated: 2022-03-17
Chapter: Jodoh Pilihan OmaSherly dan Raymond sudah berada di dalam mobil, hendak menuju lokasi untuk bertemu dengan kliennya. Seperti biasa, Raymond yang menyetir. Sementara Sherly di sebelahnya sibuk membaca susunan agenda hari itu.“… Sore nanti, pukul setengah empat ada konferensi pers dengan media, launching produk terbaru RR Tech-““Agenda konferensi per situ kamu undur saja jadi malam. Soalnya saya nggak yakin bisa terkejar sore,” potong Raymond.“Kalau malam saya tidak bisa, Pak. Gimana kalau diundur sampai besok pagi saja, Pak?”Raymond langsung mendelik pada wanita yang duduk di sebelahnya itu. “Di sini yang bos adalah saya, ya. Saya yang berhak ngatur kamu, bukan kamu yang malah ngatur saya!” tandas Raymond.“Tapi saya benaran nggak bisa kalau malam, Pak. Kecuali kalau Bapak mau menghadiri acara konferensi pers itu tanpa saya ya silakan,” terang Raymond.“Kamu ini lancang sekali, ya! S
Last Updated: 2022-03-16
Chapter: Ada Apa dengan Raymond?Sherly diam sejenak, ia tahu sikapnya sudah keterlaluan pada kakak dan ibunya itu. Tapi Sherly bersikap demikian juga karena rasa sakit hati yang ia tanggung selama tiga tahun ini. Sherly pun akhirnya bangkit berdiri. “Ya, sudah, silakan pergi. Tau pintu ke luar sebelah mana, kan?” ucap Sherly ketus.“Benar-benar tidak punya hati kamu, Dek!” hujat Sheina yang turut emosi melihat sikap adiknya yang kasar itu. Ia pun bangkit berdiri bersama sang mama yang tampak sudah berlinangan air mata.“Sheina, sebelum mama pulang, bolehkah Mama melihat wajah cucu mama dulu?” pinta Mama Rita.“Anakku bukanlah cucu Mama. Anakku tidak punya Nenek, tidak punya Kakek, tidak punya Tante, tidak punya Ayah. Anakku hanya memiliki aku seorang sebagai ibunya,” tandas Sherly perih.Sheina semakin kesal mendengar kalimat yang terucap di mulut adiknya itu. “Sudahlah, Ma. Tidak usah kita pedulikan orang yang keras kepala seperti d
Last Updated: 2022-03-10
Chapter: Antara Rindu dan DendamSherly benar-benar kesal dengan ajakan Raymond. Berani-beraninya Raymond memberikan tawaran kencan satu malam lagi padanya. Tidak puaskah Raymond menghancurkan hidup Sherly dengan kencan satu malam pada tiga tahun silam? Sherly semakin yakin bahwa Raymond memanglah laki-laki hidung belang. Ia pasti sudah sering meniduri banyak perempuan. Pantas saja Raymond tidak ingat bahwa Sherly adalah salah satu perempuan yang pernah tidur dengannya.“Lupakan ayahmu, itu! Dia nggak cocok jadi ayah buat kamu! Kamu adalah anak mama, hanya anak mama!” ucap Sherly saat menjemput Bryan di tempat penitipan anak. Dia terpaksa pulang jalan kaki karena uangnya sudah habis untuk ongkos taksi.Di tengah perjalanan, hak sepatunya patah. Maka terpaksalah Sherly menjinjing sepatu itu dan berjalan tanpa alas kaki. Untunglah hari sudah malam hingga aspal tidak terlalu dingin lagi. Dengan Bryan dalam gendongannya, Sherly sesekali menatap langit malam itu. Ada begitu banyak bintang di la
Last Updated: 2022-03-10
Chapter: Pakaian Kotor SherlyRaymond melepaskan jemari Sherly yang menggenggam lengannya. “Tidak bisa Sherly. Ini kita sudah terlambat. Nanti saja cari toilet di hotelnya. Lagian salah kamu juga, siapa suruh masukin obat pencahar ke minuman saya.”Raymond terus mengoceh, hingga tiba-tiba …Prutt…! Brruutt…!Raymond terbelalak mendengar suara yang diiringi aroma tidak sedap itu. Ia menghadap Sherly sambil melotot.“Maaf, Pak. Saya tidak tahan,” lirih Sherly, matanya sayu karena menahan kesakitan sedari tadi.“Aishhh…!” Raymond langsung menepikan mobilnya dan ke luar dari mobil itu.“Saya kasih kamu lima menit untung menghilangkan aroma busuk itu!” teriak Raymond dari luar mobil.Sherly menurunkan kaca mobilnya. “Apa Bapak mau membelikan celana dalam dan rok buat saya di toko itu baju itu, Pak? Kotoran saya ke luar sedikit,” pinta Sherly menahan malu sendiri.“Hah?&
Last Updated: 2022-03-10