Share

Menghilang

Udara pagi hari ini sangat dingin. Hujan mengguyur Singapore. Bian membuka tirai jendela kamarnya untuk menyaksikan sendiri bagaimana hujan membasahi tanah. Hujan punya arti tersendiri bagi Bian. Setiap kali hujan mengajarkannya arti kegagalan. Ia masih mengingat dengan jelas bagaimana tegarnya Byanca berjalan di bawah guyuran hujan dari kantornya menuju rumah. Hari itu adalah hari dimana Bian menobatkan diri sebagai pecundang, dimana ia menalak Byanca lewat panggilan telepon. Ia hanya diam saja ketika melihat Byanca menangis dan seorang diri berjalan hampa di bawah hujan.

Bian mengelap air matanya yang tak sengaja menetes. Jika diingat tentang masa lalu, ia akui bahwa dirinya memang seorang pecundang. Bian mentertawakan kebodohannya sendiri.

“By terlalu banyak teka-teki yang tak mampu aku mengerti,” ucapnya menghadap luar seolah Byanca sedang berdiri di balkon. Akhir-akhir ini Bian seolah dibukakan mata mengenai siapa keluarganya dan semakin ia ke sini sem

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status