Home / Romansa / KAKEK TUA itu SUAMIKU / Bab 38 Senjata makan tuan

Share

Bab 38 Senjata makan tuan

Author: sarinah0488
last update Last Updated: 2022-09-22 13:48:41

KAKEK TUA itu SUAMIKU

Bab 38

Riska yang datang justru tertawa.

"Rasain tuh! Senjata makan tuan!" Riska dan kedua ART kemudian memegang kedua tangan Siska.

"Bawa keluar! Serahkan sama satpam! Pastikan dia tidak kembali lagi kesini!" Mereka kemudian menyeret Siska keluar. Satpam membuka pintu gerbang, menyeret Siska yang terus memberontak kemudian menutup kembali gerbangnya.

"Itu kenapa Siska bisa kaya gitu ya?" tanyaku.

"Ada yang tidak beres dengannya," jawab suamiku.

"Memang! Dia tadinya mau jahat sama suami kamu Va, untung saja tadi aku lihat."

"Jahat gimana?" Aku mengajak Riska untuk duduk disamping kolam renang agar obrolan lebih santai.

"Jadi, waktu tadi Bibi nyiapin minuman, Siska datang terus minta cangkir khusus sama Bibi. Begitu Bibi pergi Siska menabur sesuatu ke minumn suamimu. Nah, begitu Siska pergi aku buang minuman yang ada di cangkir Siska terus aku ganti sama minuman suamimu. Jadilah seperti tadi … " Syukurlah Riska menyelamatkan suamiku dari jahatnya Siska.

"Tumben,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 39 Aku masih muda, sama aku aja

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 39"Maksudnya gimana Mbak?" "Ya kamu sana ikut mobil Bapakmu, biar aku yang naik mobil ini!" "Sama suamiku, gitu?""Iya! Udah ya, bye!" Mbak Susi langsung masuk dan menutup pintu mobil. Sekarang tinggal aku berdiri mematung di samping mobil. "Itu maksudnya Susi apa ,Va?" Ibu yang melihat langsung turun dari mobil dan menghampiriku, diikuti oleh Bude Ratmi."Nggak tau, Bu," jawabku. Selang beberapa waktu suamiku juga Pak Agus turun dari mobil menyisakan Mbak Susi sendirian di dalam. "Kok pada turun semua sih?" Mbak Susi keluar dengan menghentakan kakinya."Susi, Seva nggak ikut pulang, mereka mau balik ke rumah mereka sendiri jadi tujuan mereka nggak sama dengan kita" Ibu masih berkata pelan dengan Mbak Susi. "Pokoknya Susi ikut mereka! Titik!" Mbak Susi masih saja ngeyel mau ikut dengan kami."Masuk mobil itu! Cepat!" Bude Ratmi menyuruh Mbak Susi untuk masuk mobil Bapak."Nggak!" Bantah Mbak Susi. "O, emang kamu bocah susah banget diatur!" Bude Ratmi k

    Last Updated : 2022-09-22
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 40 Aku tidak bersalah

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 40"Ayolah, nggak usah munafik!" Pak Bagas justru memegang tanganku. "Dinda … ada apa ini?""Kanda …"Segera aku menepis tangan Pak Bagas dan berjalan ke arah suamiku."Ayo pulang!" Suamiku menggandeng tanganku dan berjalan dengan cepat. "Gus, urus dia!" perintah suamiku pada Pak Agus, entah mau diapakan Pak Bagas nantinya.Hanya ada keheningan di dalam mobil. Aku tak berani untuk memulai obrolan terlebih dahulu. Apa suamiku marah? Apa suamiku salah paham?"Kanda … apa Kanda marah?" tanyaku saat sudah sampai di rumah."Tentu saja marah! Kenapa Dinda mau-maunya dipegang tangannya sama dia?! Apa Dinda punya hubungan dengan laki-laki itu?" Ya Tuhan, suamiku sudah salah paham. Ini pertama kali suamiku berkata dengan nada tinggi padaku. Aku nggak salah Kanda … Bulir bening jatuh di pipi, rasanya sesak, sedih. "Dinda … Sayang, hei, Kanda cuma bercanda. Jangan menangis." Suamiku kini duduk di sampingku dan meraih kepalaku."Aku nggak salah," ucapku di sela isak

    Last Updated : 2022-09-23
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 41 Kanda Nackal

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 41"Ogah! Aku nggak mau potong rambut!" Tolakku pada Riska. Lagian aneh-aneh aja tuh anak."Kalau gitu, suamimu suruh make over lagi!" Nah kan malah jadi bawa-bawa suamiku juga. Ada benarnya juga ucapan Riska, rambut Kanda perlu dirapikan lagi sama rambut nakal di wajahnya juga sudah mulai tumbuh liar. Suka geli aku tuh kalau lagi itu."Bentar aku telepon suamiku dulu." Segera aku menghubungi nomor suamiku dan mengutarakan maksudku. Untung saja suamiku setuju."Ok Ris, kita ke salon sekarang, suamiku langsung kesana." Riska langsung tersenyum dan bersiap untuk berangkat.***"Bu, Seva pergi dulu ya," pamitku pada Ibu."Nanti kesini lagi 'kan?" tanya Ibu."Nggak Bu, nanti habis dari salon sekalian pulang." "Aku ikut!" Eh kok ada suara Mbak Susi, dari tadi memangnya dia dimana."Loh Mbak, kapan datang? Kok Seva baru lihat?" Tanyaku basa-basi."Baru aja ini Va, lagi ngrengek minta duit beli kuota padahal baru tiga hari yang lalu minta eh sekarang minta lagi."

    Last Updated : 2022-09-23
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 42 Kalian bersekongkol?

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 42Drrt Drrrt DrrrtTumben nomor rumah menelpon. Ada apa ya?'Halo, Assalamualaikum''Waalaikumsalam, Nyonya … cepat pulang, Tuan jatuh di kamar mandi!' Apa?! Ya Tuhan, Kanda …"Ris … buruan pulang!" Aku berlari menuju parkiran mobil. Pikiranku kacau, kalau saja aku bisa meminta, aku ingin bisa dalam sekali hentakkan langsung pulang ke rumah."Ada apa?" tanya Riska saat sudah di dalam mobil."Suamiku jatuh di kamar mandi. Buruan jalan!" "I—ya iya!" Mobil Riska sudah melesat dari parkiran. Tuhan, lindungi suamiku, aku tak sanggup kehilangannya."Tambah lagi kecepatannya Ris!" "Va, sabar, ini udah ngebut." Air mata dari tadi sudah banjir di pipi, aku tak tau lagi harus seperti apa. Pikiran buruk sudah terlintas di benakku."Va, suamimu punya darah tinggi nggak?" tanya Riska."Nggak! Kenapa?""Kalau orang udah tua jatuh terus punya darah tinggi bisa fatal loh." Tambah panik lagi aku mendengar ucapan Riska. "Diam, Ris! Doain yang baik-baik kenapa?" Aku semak

    Last Updated : 2022-10-11
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 43 10 Pakaian dinas.

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 43Kuletakkan kembali paperbag itu di atas meja."Ibu sama Bapak juga punya hadiah buatmu, Va," Kotak biru persegi lumayan besar diserahkannya padaku. "Apa ini Bu? Kenapa repot-repot?""Bukan apa-apa, nanti dibuka ya, semoga Seva suka. Selama ini Ibu dan Bapak tak pernah memberikanmu hadiah apapun. Mumpung sekarang ada rejeki Ibu sama Bapak kasih ini buat kamu." Perkataan Ibu membuatku terharu, usaha Ibu sudah berkembang pesat bahkan sudah ada beberapa karyawan yang membantu. Bukan hanya katering untuk kantor tapi juga untuk acara pernikahan ataupun acara lain di gedung biasanya pakai katering Ibu. "Seno juga punya kado buat Mbak Seva." Tak kalah dengan yang lainnya, Seno memberikanku kado dalam kotak berwarna merah."Adikku nggak mau kalah ini, makasih ya sayang" Aku hendak mencium kening Seno tapi malah Seno menolaknya."Malu Mbak, Seno udah gede." Ah iya lupa Seno sudah beranjak remaja sekarang, tingginya saja sudah sama denganku.Pukul sepuluh malam mere

    Last Updated : 2022-10-11
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 44 Kedatangan tamu

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 44Hari ini aku bersiap untuk jemput Riska di kampus. Sekalian perkenalan nantinya aku juga akan mendaftar di kampus Riska. Ya, dulu memang aku dan Riska satu kampus, tapi semenjak aku di keluarkan dari kampus Riska juga ikut pindah. Entah apa alasannya. Rencananya aku akan masuk ke Universitas Persada, tempat kuliah Riska yang sekarang.[ Jadi jemput? Aku di depan fakultas teknik. ] Pesan dari Riska.[ Lagi di jalan bentar lagi nyampe ] send.Nah itu dia Riska, segera aku menepikan mobilku.Pintu mobil dibuka Riska kemudian Riska masuk. Riska langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi mobil. "Hari yang melelahkan untuk jiwa yang sepi, Va," ucap Riska."Kaya judul film deh," sahutku."Bukan Va, itu pantun," sahut Riska. Aku terkekeh mendengar jawaban Riska."Kenapa?" tanyaku."Dosennya aduhai gantengnya tapi galaknya luar biasa, ngalahin emak-emak yang lagi baca!" "Nah itu ada kata-kata ganteng, bisa kan dijadiin pacar buat kamu, daripada jomblo terus" sa

    Last Updated : 2022-10-11
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 45 Kedatangan Mbak Nisa

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 45Tunggu!" Nisa menghentikan langkahku. "Aku mau pakai mobil itu, mana kuncinya?!" Tangan Mbak Nisa sudah menengadah meminta kunci. Aku yang sudah terburu-buru langsung saja menyerahkannya, toh bisa pakai kendaraan lain. "Ini Mbak, Seva permisi dulu. Assalamualaikum." Kulangkahkan kakiku menuju gerbang meminta satpam membukakan pintu."Nyonya, mau kemana? Nggak bawa mobil?" tanya satpam rumah."Mau ke rumah ibu, Pak," jawabku. "Motor itu punya siapa Pak?" Pandanganku tertuju pada motor yang terparkir di sebelah pos satpam."Motor saya, ada apa ya?" "Aku pinjam sebentar boleh nggak?""Boleh banget, sebentar saya ambil kuncinya dulu." Pak Satpam kemudian berbalik untuk mengambil kunci. "Ini Nyonya, kuncinya." Diserahkannya kunci motor itu padaku."Terimakasih ya Pak, nanti aku penuhin bensinnya." Segera aku meluncur ke rumah ibu, rasanya perasaanku was-was memikirkan Bapak."Assalamualaikum, Bu … Pak," ucapku saat sampai di rumah."Waalaikumsalam, sudah sa

    Last Updated : 2022-10-11
  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 46 Bangkrut

    KAKEK TUA itu SUAMIKUBab 46"Ayo keluar, Nisa tadi lagi masak sama Ibumu." Aku tertegun, tak percaya dengan ucapan suamiku. Suamiku lantas meraih tanganku dan berjalan ke luar kamar. Benar saja, Mbak Nisa sekarang terlihat sedang menyiapkan makanan di atas tikar di depan ruang tv. Bapak, Pak Agus dan Seno juga sudah siap duduk di atas tikar."Ayo semua, sekarang kita makan bersama ya, Nak Nisa juga duduk di atas tikar. Maaf ya mejanya nggak muat jadi kita makannya di atas tikar." Ibu terlihat membawa teko berisi air teh panas dan juga gelas di tangannya. Terlihat makanan di atas tikar sudah tersaji. Ada sayur sop, bakso yang tadi aku beli, ayam goreng, ikan goreng, oseng kangkung, sambal, tahu dan tempe goreng juga lalapan sudah siap semua.Sekarang kita semua sudah duduk melingkar di atas tikar. Mbak Nisa duduk disamping Ibuku, dia terlihat akrab dengan Ibu bahkan sesekali tertawa bersama Ibu. "Ini hasil masakan Nak Nisa loh," ucap Ibu. Mbak Nisa yang dipuji Ini langsung tersenyum

    Last Updated : 2022-10-11

Latest chapter

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 95 Tak diakui

    "Ehm, Pak Agus kalau pulangnya naik taxi online nggak apa-apa?" "Nggak apa-apa sih, Nona Bos, tapi mobilnya mau dibawa kemana?""Mau dibawa buat momong aki-aki," gurauku."Gimana Bos?" Pak Agus meminta persetujuan dari suamiku."Perintah istriku mutlak wajib dikabulkan," jawab suamiku. Pak Agus kemudian menyerahkan kunci mobil pada suamiku namun sebelum suamiku menerimanya aku sudah terlebih dahulu merebutnya."Aku yang nyetir," ucapku sambil berlalu menaiki mobil."Jangan lupa pasang safety belt ya Kek," candaku saat suamiku duduk di kursi penumpang sebelahku."Mohon maaf Cu, Kakek lupa cara pasangnya." Lah malah suamiku balik ledek."Oke, kita berangkat. Sesuai aplikasi ya," ucapku menirukan driver taxi online. Kemudian aku pacu mobil sedan Mercedes Benz keluaran terbaru berwarna hitam dengan kecepatan sedang."Kita mau kemana, Sayang?" tanya suamiku."Gimana kalau nonton bioskop?" usulku."Boleh, bentar Kanda booking dulu.""Eh, jangan donk, jangan main asal booking. Kita biasa a

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 94 Siapa mertuanya?

    Aku cukup kaget mendengar perintah suamiku, dan Seno pun terlihat langsung menunduk."Darimana kamu belajar nyetir?" tanya suamiku."Dari Bapak," jawab Seno lirih."Maaf Mas Mantu, Seno sebenarnya sudah ada satu tahun belajar nyetir, kadang dia yang antar pesanan ketring, tapi tetap dalam pengawasan bapak. Hanya saja, setelah bapak meninggal, Seno bawa sendiri. Kalau keberatan nanti biar mobilnya ditinggal disini," imbuh Ibu."Apa Kanda marah sama Seno?" tanyaku pada suamiku."Siapa yang marah?""Itu tadi minta mobil di tinggal disini.""Memangnya nggak boleh kalau ditinggal disini?" "Satu minggu lagi kan Seno tujuh belas tahun, bisa buat SIM sama KTP kenapa harus ditinggal disini mobilnya? Kalau ditinggal disini Ibu gimana anter pesanan ketring?" "Dinda jangan marah-marah dulu, belum selesai ngomong udah di protes." "Terus?""Itu mobil yang dibawa Seno udah ketinggalan model, masa anak muda kaya Seno bawa mobil kaya gitu, niatnya mau dibelikan yang baru …," jelas suamiku. "Tapi ka

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 93 Cinta yang sebenarnya

    Perhatian kini tertuju pada perempuan itu, ah iya aku ingat namanya Mayang.Mbak Nisa berbalik, karena perempuan itu datang dari arah belakang Mbak Nisa."Enak banget kamu mau melamar dia?!" pekik Mayang.Ivan yang tadinya berlutut kemudian berdiri menghampiri Mayang."Apa ada yang salah, Mayang?" tanya Ivan."Tentu saja ada!" jawab Mayang dengan nada tinggi. "Kalau kamu melamar dia, apa arti kedekatan kita selama ini?" "Kedekatan? Apa maksudmu? Bukankah dari awal aku sudah memberitahu tentang rencana ini?" tanya Ivan."Kalian selesaikan dulu masalahnya, aku pergi dulu," ucap Mbak Nisa."Tunggu, Nisa!" cegah Ivan."Ada apa lagi? Sudah jelas kan kalau dia berharap lebih pada kamu?""Tapi aku tidak ada maksud apa-apa sama Mayang, aku hanya mencintaimu Nisa ….""Aku juga," jawab Mbak Nisa lirih. "Tapi aku tidak mau ada orang lain yang sakit hati dengan hubungan kita.""Katakan sekali lagi Nisa, apa kamu mencintai Ivan?" tanya Mayang."Maaf, kalau aku salah. Aku memang masih sangat menci

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 92 Will you marry me?

    Setelah dilakukan cek darah, dia terkena tipes dan itu sudah lumayan parah," jelas Dokter. "Dia harus rawat inap di rumah sakit," imbuh Dokter."Lakukan yang terbaik untuk putri saya Dok," ucap Ayah Riska."Rawat dia di ruang VVIP, akan aku booking satu lantai untuk dia," ujar suamiku."Tuh, Ris, ucapan adalah doa. Kamu kan dulu pengen booking satu lantai sekarang kesampaian." "Ya kali harus sakit dulu kaya gini," elak Riska. "Ehm, aku cancel deh buat booking satu lantai, mending pulang aja. Boleh nggak, Dok?" pinta Riska."Nggak bisa. Apa kamu mau sakitmu tambah parah?" Riska akhirnya pasrah harus opname di rumah sakit. "Terimakasih Pak Bambang, sudah sangat peduli dengan anak kami," ucap Ayah Riska saat aku dan suamiku hendak pulang."Tidak apa-apa. Riska adalah sahabat baik istriku, dia sudah saya anggap sebagai—""Stop Pak Bambang!" sergah Riska. "Jangan anggap aku sebagai istrimu!" Mendengar ucapan Riska, Ibu Riska langsung memukul kaki Riska."Astaga! ini bocah kalau ngomong

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 91 Riska kenapa?

    "Maaf Va, tapi benar-benar perutku mual," ucap Riska."Nggak apa-apa." Aku mendorong kursiku kemudian mendekati Riska. Aku pijat tengkuk lehernya, agar dia merasa lebih baik. "Jangan-jangan dia hamil," ucap seseorang yang duduk di meja sebelahku."Apa maksudmu mengatakan hal itu?" tanyaku padanya."Ya nggak apa-apa. Sekarang lihat deh, dia muntah-muntah di pagi hari, bukankah pas sama ciri-ciri orang hamil?""Kalau ngomong disaring dulu mulutnya! Nggak tau apa-apa udah ngomong hamil!""Loh, kok kamu nggak terima?!""Kirim aja nggak gimana aku mau terima? Dasar aneh, kenal juga nggak udah main tuduh!" Ingin aku menyiram muka perempuan itu dengan teh yang ada diatas meja, tapi tanganku malah ditarik oleh Riska."Va … aku pulang aja ya," ucap Riska."Aku anterin ya," usulku pada Riska."Nggak usah, aku naik taksi online aja, kamu kan ada kelas pagi," tolak Riska."Udah, nggak usah dipikirin," jawabku.Aku kemudian membantu Riska untuk berdiri dan memapahnya."Maaf Va, ngrepotin kamu," u

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 90 Ulat bulu tak mau menyerah

    "Va, kamu selalu bawa kan?" tanya Riska. Entah apa maksudnya malah tanya seperti itu."Bawa apaan?" "Permen!" jawab Riska ketus. "Botol Va, botol."Auto mikir dengan ucapan Riska. Aku ingat-ingat tentang botol, yang terlintas di otak malah bayangan tampan suamiku. Aku geser kembali bayangan suamiku, yang keluar malah Song Joong Ki. Hih! Ni otak kenapa mendadak pintar!"Kelamaan mikir kamu, Va!" hardik Riska. Dua orang laki-laki itu sudah sangat dekat jaraknya dengan kami. "Om-om! Lihat deh, ke atas," ucap Riska."Ada apa di atas?" tanya salah satu laki-laki itu."Itu ada cicak bawa koper, kayaknya keberatan deh. Bantuin dulu gih Om," jawab Riska membuatku tepuk jidat. Bisa-bisanya dia bercanda disaat seperti ini."Ngledek kamu, hah?!" bentak laki-laki itu."Siapa yang ngeledek?" elak Riska. "Kalau yang ini beneran deh, tuh lihat dipojokkan," tunjuk Riska pada benda kecil yang terpasang di langit-langit pojok lift. "Kasih lihat giginya dulu, Om!" perintah Riska. Yang lebih mencengang

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 89 Dia mengancam

    "Mbak … Mbak Nisa kenapa?" Aku beranikan diri untuk bertanya pada Mbak Nisa karena semakin lama air mata Mbak Nisa semakin banyak mengalir di pipi."Mbak Nisa nangis pengin balon? Atau mau kue ulang tahun? Nanti Riska ambilkan, tapi jangan nangis ya …" hibur Riska."Kenapa rasanya sakit kaya gini? Seharusnya aku biasa saja. Aku sudah menolaknya, tapi aku sakit melihatnya dengan perempuan lain," ucap Mbak Nisa terisak."Apa itu karena Ivan Mbak?" tanyaku pada Mbak Nisa. "Kenapa Mbak Nisa menolak lamaran Ivan kalau Mbak Nisa cinta sama dia?""A—aku takut dia kecewa Va. Kamu kan tau aku nggak bisa kasih dia keturunan dulu juga ibunya menentang hubungan kami karena hal itu.""Waktu mau melamar Mbak Nisa kan ibunya sudah merestui Mbak, kenapa Mbak Nisa tetap menolaknya?""Aku takut Va, takut jika suatu saat ibunya kembali mengungkitnya.""Mbak Nisa sekarang masih cinta sama Ivan?""Dari dulu aku nggak pernah mencintai laki-laki lain selain dia, bahkan setelah aku meninggalkannya ke Austral

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 88 Kenapa dengan Nisa?

    Malamnya kami sudah sampai di tempat Ibu. Mbak Nisa malah sudah sampai terlebih dahulu karena Mbak Nisa dari kantor langsung ke tempat Ibu. Kue yang aku pesan juga sudah sekalian dibawa sama Mbak Nisa.Di ruang tamu para tamu datang berkumpul untuk mengirimkan doa untuk Bapak."Va, kuenya enak," ucap Riska saat baca doa telah selesai."Hmmmm, makan terus kamu kerjanya! Bukannya ikut kirim doa!" sungutku pada Riska."Aku kan lagi halangan, Va," jawabnya dengan mulut penuh makanan. "Halah! Alasan aja kamu!" timpal Mbak Nisa. "Aku perhatiin kok dari tadi kamu sibuk sama kacang di depan kamu. Tuh lihat kulitnya aja paling banyak di depan kamu." "Lah kan biar pas, nanti kalau kulitnya di buang jadinya kacang yang lupa sama kulitnya," elak Riska.Pukul sembilan malam akhirnya acara telah selesai, semua tamu sudah kembali ke rumah masing-masing. Kami memutuskan untuk menginap di rumah Ibu."Ris, kamu masih ngunyah?" tanya Mbak Nisa saat Riska masih menikmati bola-bola coklat yang ada di de

  • KAKEK TUA itu SUAMIKU    Bab 87 Terkuaknya identitas

    Bi Asih kemudian mematikan sambungan teleponnya dan berbalik."Nyo—nya," ucap Bi Asih gelagapan. Mukanya menunduk tak berani menatapku."Iya ini saya. Kaget?!" "Ti—tidak Nyonya, saya kira Nyonya masih di kamar sebelah," jawab Bi Asih melawan rasa gugupnya."Sudah dari tadi saya disini. Mana ponselmu?" Bi Asih kemudian merogoh saku bajunya dan menyerahkan ponsel kepadaku, yang diserahkannya justru ponselku padahal sudah jelas yang aku minta adalah ponsel Bi Asih. Aku terima saja ponselku dan aku masukkan kantong bajuku."Ponsel Bi Asih mana?" tanyaku."Bu—bu—buat apa Nyonya?" "Nggak usah banyak tanya! Saya sudah tau semuanya! Cepat berikan ponsel kamu!" teriaku.Bi Asih kaget dengan suara nada tinggi yang aku keluarkan. Tangannya langsung bertindak cepat merogoh saku kemudian menyerahkan ponsel miliknya padaku."Ada apa Dinda?" tanya suamiku yang baru saja terbangun. Mungkin dia kaget dengan suara kerasku."Maaf Kanda, sudah membuat Kanda kaget sampai terbangun," jawabku pada suamik

DMCA.com Protection Status