Share

BAB 11: Keterpaksaan

Penulis: LeeNaGie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 21:05:43

El dan Al

El mondar-mandir di depan kamar kedua orang tuanya sebelum sarapan. Dia ingin bertanya, apakah Arini sudah berbicara dengan Brandon tentang motor atau belum. Sejak tadi malam, rasa penasaran terus melanda.

Tak lama kemudian, Arini muncul ketika pintu kamar terbuka. Wanita itu telah rapi mengenakan gaun rumah yang biasa membalut tubuhnya sehari-hari.

“Wah, Abang udah rapi nih,” sapa Arini tersenyum lembut.

Anak itu menarik tangan ibunya menjauh dari kamar.

“Mami udah ngomong sama Papi?” tanya El tak sabaran.

Arini menggeleng pelan. “Mami belum ngomong masalah motor, Sayang. Tadi malam hanya ngobrol tentang kamu dan Al aja. Pelan-pelan dulu ya?”

Tampak raut kecewa di wajah El mendengar jawaban Arini.

“Kamu nggak boleh gitu, Prince. Mami masih berusaha ngomong sama Papi, tapi pelan-pelan.” Iin mengusap lengan El. “Sabar ya.”

“El udah sabar, Mi. Mintanya dari enam bulan lalu, ‘kan?”

“Berarti kamu harus ekstra sabar lagi. Berlatih lebih sabar ya, Sayang,” tutur Arini sembari meng
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 12: Forgetness

    Arini dan BrandonArini meregangkan tangan ke atas setelah mempelajari beberapa proposal kerja sama proyek pembangunan resort. Dia mengurut pundak yang terasa pegal. Hari ini banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Pagi hari ada tiga meeting, setelah istirahat makan siang disambut dengan beberapa dokumen proyek dan proposal yang harus dipelajari.Tilikan mata cokelat lebarnya beralih ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 15.00. Sesaat kemudian Iin teringat dengan janji yang telah diucapkan kepada El dan Al untuk membuatkan masakan kesukaan mereka.“Astaghfirullah, kayaknya nggak bisa pulang cepat,” gumamnya pada diri sendiri.Wanita berparas cantik itu segera meraih tas dan mengambil ponsel dari sana.“Lho kok ponselnya nggak ada?” desis Iin panik.Dia mencari di dalam laci, tetap tidak menemukan ponselnya. Di atas meja juga tidak ada.“Apa gue nggak bawa dari pagi ya?” desahnya pelan.Tangannya kemudian beranjak mengambil gagang telepon kantor di sisi kanan meja kerja. Baru sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 13: Spicy and Salty

    Arini dan Brandon“Kamu beneran nggak apa-apa, Sayang? Nggak biasanya lupa kirim uang bulanan sama Ayu,” selidik Bran melangkah mendekati Iin.Arini mengusap tengkuk sambil mengangguk. “I am okay, Bran. Beneran. Mungkin kecapean aja.”Bran menarik pinggang ramping Arini ke depan. Dia menatap istrinya lekat.“Apa sebaiknya usaha catering ditutup aja? Weekend kamu masih sibuk dengan usaha kalau ada orderan untuk nikahan.” Pria itu menarik Iin ke dalam pelukan sambil mengusap belakang kepala yang masih dibungkus kerudung.“Aku tahu kamu membangunnya susah payah, Sayang. Tapi pikirkan juga kesehatanmu. Nggak tega rasanya lihat kamu urus dua perusahaan sekaligus,” sambungnya lagi.Arini terdiam beberapa saat. Dia mengeratkan pelukan sehingga tubuh keduanya semakin rapat.“Kita lihat aja dulu, barangkali setelah pulang honeymoon pikiran jadi lebih rileks,” balasnya melonggarkan pelukan.Netra cokelat lebarnya bertemu dengan mata sayu milik Bran.“Ya udah. Aku janji selama honeymoon nanti ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 14: Freedom

    El dan AlBeberapa hari kemudianSepasang mata cokelat tampak mengerjap, perlahan terbuka lebar. El sesekali menguap sambil meregangkan tubuh setelah bangun dari tidur lelap. Senyuman terbit seketika di wajahnya saat ingat hari ini adalah hari kedua Brandon dan Arini pergi berbulan madu ke Raja Ampat.Dia bergegas ke kamar mandi membersihkan diri. El bahagia ketika kedua orang tuanya tidak sedang di rumah. Tujuh hari dimanfaatkan untuk meraih kebebasan.Selesai berpakaian, pemuda itu segera turun ke ruang makan. Sandy, Lisa dan Alyssa sudah menunggu di sana. Mereka duduk di kursi yang biasa ditempati masing-masing.Al tampak rapi mengenakan seragam batik dipadu dengan rok abu-abu panjang. Mereka kemudian menyantap hidangan yang telah tersedia.“Hari ini pulang jam berapa?” tanya Sandy melihat kedua cucunya bergantian selesai sarapan.“Biasa, Kek. Jumat pulang jam 11.00. Tapi kayaknya El salat Jumat di masjid dekat sekolah deh,” jawab El.“Al bagaimana? Terpaksa nunggu El pulang dulu d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 15: Honeymoon

    Arini dan BrandonPiaynemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua BaratArini memandang hamparan laut yang menyuguhkan warna perpaduan biru turquoise dan hijau toska. Laut itu dihiasi dengan gundukan-gundukan pulau karst kecil. Netra cokelatnya tak henti menatap kagum keindahan alam ciptaan Tuhan ini.Lelah yang terasa setelah menaiki 320 anak tangga menuju puncak Piaynemo kini terbayar sudah. Pemandangan indah terpampang jelas di hadapannya."Kamu suka, Sayang?" bisik Bran di telinga istrinya.Arini menegakkan tubuh yang tadi bersandar di dada Bran, lantas mendongakkan kepala. Dia mengangguk sambil mengulas senyum manis yang tampak begitu cantik."Suka banget, Bran. Makasih ya udah bawa aku ke sini," sahutnya masih dengan senyum mengambang."Aku berharap kamu bisa lebih enjoy lagi setelah liburan ke sini," ujar Brandon sembari memutar tubuh Arini menghadap kepadanya.Pria itu menatap lekat manik cokelat lebar milik Arini beberapa saat. "Jangan kecapean lagi ya. Aku nggak mau sesuatu terjadi sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 16: Pertemuan Tak Disengaja

    Elfarehza“Dek, udah siap belum?”El berdiri di depan kamar Al sembari mengetuk pintu. Setelan kemeja casual bermotif kotak-kotak dipadu dengan celana panjang berbahan katun terpasang di tubuhnya. Pemuda itu mewarisi tinggi badan sang Ayah, sehingga lebih tinggi dibanding remaja seusianya.“Ya, Bang. Sebentar lagi aku selesai,” sahut Al dari dalam kamar.Hari ini mereka berencana pergi ke mall. El ingin mencari display figure salah satu karakter Dragon Ball kesukaannya. Dia sangat menyukai seri kartun dari negeri sakura tersebut. Sejak kecil pemuda itu mengoleksi berbagai jenis figure karakter serial kartun yang pernah booming di tahun 90-an.Sementara Al juga ada janji dengan geng Jelita. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa menyesuaikan diri dengan mereka.Tak lama pintu kamar Al terbuka. Dia tampak mengenakan setelan rok panjang dengan baju kaus lengan panjang. Sebuah kerudung berwarna merah muda menutup kepala.“Sesuai kesepakatan sebelumnya. Begitu tiba di mall kita berpencar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 17: Gelas Retak

    Arini dan BrandonSesosok tubuh tampak menggeliat di balik selimut. Dia meregangkan tangan ke atas sambil sesekali menguap. Perjalanan panjang dari ujung timur Indonesia menuju Jakarta membuat tubuh terasa pegal.“Good morning, My Angel,” sapa Bran ketika merasakan gerakan tempat tidur.Dia beringsut mendekat istrinya, lantas memberi pelukan erat.“Kamu udah bangun?” gumam Iin dengan suara serak khas bangun tidur.“Baru aja bangun. Kalau masih capek tidur lagi aja.”Arini mengalihkan pandangan ke sisi kanan dinding kamar. “Udah jam 04.00, Sayang. Sebentar lagi subuh.”“30 menit lagi, In. Kamu masih bisa tidur.”Iin memutar balik tubuh, lalu memeluk suaminya erat. Dia menenggelamkan kepala di dada bidang Bran yang terbungkus baju kaus putih polos. Penggalan kejadian memalukan ketika berada di daerah Misool kembali berputar di pikiran.Hingga detik ini, Arini belum menceritakannya kepada Brandon. Dia memilih untuk merahasiakan hal ini, karena tidak ingin membuat pria itu khawatir.“Udah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 18: Prasangka

    ElfarehzaAlyssa tersenyum lembut sambil menepuk pelan pundak kakaknya. Dia tahu saat ini El masih kesal, karena Brandon kembali menjual motor yang dibelikan oleh Sandy sepuluh hari yang lalu. Apalagi dalam minggu depan mereka akan pindah rumah. Arini terpaksa menyetujui keinginan Bran untuk tinggal terpisah dari kedua orang tuanya.“Mau sampai kapan Abang diemin Papi?” tanya Al ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju sekolah.Pemuda itu mengangkat bahu sambil mendesah pelan.“Udah dua hari loh, Bang. Lebih dari tiga hari udah dosa, apalagi sama orang tua sendiri,” tanggap Al berusaha menasihati kakaknya.“Kamu nggak ngerti sih perasaan Abang sekarang.”“Siapa bilang nggak ngerti? Aku tahu kok, ‘kan ikut menikmati juga kalau Abang punya motor.”El menatap malas adiknya, kemudian melengos ke sisi kiri jalan.“Aku ketemu sama Tante Moza waktu ke mall hari Minggu kemarin,” ungkap Al membuat El kembali melihat ke arahnya.“Oya? Kok nggak cerita sih?” protes El menyipitkan mata. “Udah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 19: Mendadak Manja

    AriniSenyuman mengambang di wajah cantik milik Iin saat melihat El dan Al duduk di ruang tamu. Kedua remaja itu langsung berlari menghampirinya. Tanpa basa-basi mereka memeluk erat sang Ibu.Seperti biasa Arini memberi kecupan di kening keduanya bergantian.“Tumben tungguin Mami pulang di sini?” tanya Arini bingung.“Kangen sama Mami,” jawab Al bergelayut manja di lengan Iin.“Sama, kangen pelukan Mami,” imbuh El tak kalah manja.Arini duduk di sofa melepas penat setelah bekerja seharian di kantor.Tahu Ibunya kelelahan, El dan Al langsung memberi pijatan di pundak hingga lengan Iin tanpa diberi komando. Wanita berusia pertengahan empat puluh itu kembali mengulas senyum lembut keibuan. Dia mengamati kedua buah hatinya lekat satu per satu.“Papi kok nggak pulang sama Mami?” selidik Al setelah hening beberapa menit.“Papi lagi ke luar kota dari tadi pagi. Ngecek proyek di Tangerang,” sahut Iin menyandarkan punggung di sofa sembari menikmati pijatan yang diberikan El dan Al.“Emang lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 44: Pengakuan

    Brandon dan AriniArini sedang memandang suaminya yang masih tertidur lelap. Dia memeluk erat Brandon, lalu memberi kecupan di dada bidang itu.“Maaf udah ngerepotin kamu akhir-akhir ini, Bran. Aku mulai lupa banyak hal, tapi kamu yang sering ingetin,” bisik Arini mendongakkan kepala.Dia tersenyum ketika ingat Bran tidak pernah mengeluh dengan penyakitnya. Dua hari yang lalu Iin sempat lupa mematikan kompor ketika memasak di dapur. Alhasil sekarang Brandon melarang dirinya membuatkan makanan.“Aku ‘kan udah bilang akan jadi pengingat saat kamu lupa, Sayang,” gumam Bran dengan mata tertutup.“Kamu udah bangun ya?”Brandon mengangguk, lalu mengangkat tubuh ramping itu ke atas sehingga kepala mereka sejajar. Netra sayunya perlahan terbuka. Senyum lembut tergambar di parasnya.“Hari ini kita jalan-jalan yuk! Ajak anak-anak sekalian,” usul Brandon.“Mau jalan-jalan ke mana?”“Ke puncak? Anak-anak juga udah selesai ujian ‘kan?”“Udah. Tapi Al katanya mau ngomong sama kita.” Arini menarik n

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 43: Will Always by Her Side

    BrandonEmpat pasang mata kini melihat Bran dengan saksama. Mereka menanti penjelasan dari pria itu. Sejak berada di rumah singgah tadi, Lisa, Sandy, El dan Al menahan diri untuk tidak bertanya apapun.“Bisa jelaskan apa yang terjadi, Bran?” pinta Lisa dengan tatapan menuntut.Sandy, El dan Al berbagi sorot mata yang sama dengan Lisa.Brandon menarik napas berat, kemudian mengangguk. “Nanti kita bicara. Sekarang mau ajak Iin tidur dulu.”“Janji ya, Pi,” harap Al.“Papi janji akan ke sini lagi setelah Mami tidur,” sahut Brandon kemudian beranjak dari ruang keluarga menuju kamar.Pria itu melihat Iin terduduk di pinggir kasur sambil menumpu kening dengan kedua tangan. Wanita itu sadar apa yang terjadi di rumah singgah tadi sore bisa menimbulkan kecurigaan anak-anak dan juga mertuanya.“Kenapa aku sampai kayak tadi, Bran? Harusnya nggak begitu, ‘kan?” sesal Iin menatap sendu.Raut wajahnya tampak kacau, karena tidak ingin ada yang tahu tentang penyakitnya.Brandon langsung memeluk istrin

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 42: Kepingan yang Mulai Hilang

    Brandon dan AriniUltah pernikahanBeberapa jam menjelang pesta ulang tahun pernikahan Brandon dan Arini diadakan, seluruh keluarga Harun bersiap-siap berangkat ke tempat tujuan. Bran meminta Al, El dan Kakek Neneknya untuk berangkat terlebih dahulu ke Poris.“Kamu berangkat pake mobil sama Nenek Kakek. Motor tinggal di rumah aja,” ujar Brandon pagi tadi.Motor? Yup! Brandon akhirnya membelikan motor Honda CBR keluaran terbaru untuk El. Jangan ditanyakan lagi bagaimana bahagianya anak itu saat diajak pergi ke dealer motor dua hari yang lalu. Pemuda itu tak menyangka kalau Bran bisa berubah pikiran.“Mami kamu yang bujuk Papi agar belikan motor ini. Sebenarnya Papi ingin belikan waktu kembali dari Raja Ampat, tapi nggak jadi karena keduluan Kakek,” ungkap Bran saat mereka berada di dealer.Kembali lagi ke pagi tadi.“Ya udah. Nanti ada teman-teman El yang ikut juga, Pi. Sekalian katanya ngumpul di sini.”“Oke. Papi nanti minta supir antarkan. Perlu berapa mobil?”“Dua aja cukup, Pi. Ng

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 41: Secerah Sinar Mentari Pagi

    ElfarehzaSenyum lega tergambar di wajah tampan El setelah mengenakan seragam pramuka. Hari ini terasa jauh lebih ringan. Kenyataan bahwa Brandon tidak pernah berselingkuh dengan siapapun membuat pemuda itu kembali menjalani hari-hari seperti sebelumnya. Meski demikian, keinginan untuk dibelikan sepeda motor masih saja bergelayut di hati.“Pagi Mami, Papi,” sapa El semringah begitu tiba di lantai bawah.“Pagi, Prince,” sahut Brandon.Sebelah alis Arini naik melihat interaksi di antara ayah dan anak yang kembali hangat.“Princess datang,” seru Alyssa tersenyum lebar begitu tiba di ujung anak tangga paling bawah.Arini semakin dibuat terkejut melihat paras Alyssa yang jauh lebih bersinar dibanding sebelumnya.“Pagi juga Prince dan Princess,” sambut Arini takjub.Wanita paruh baya itu melihat kepada Brandon dengan tatapan bingung.

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 40: Sebuah Kebenaran

    BrandonBrandon tidak bisa menyembunyikan raut terkejut di wajah tampannya. Kehadiran El dan Al di rumah singgah benar-benar di luar prediksi. Berbagai pertanyaan kini memenuhi isi kepalanya.“Bisa tolong pegang sebentar, San?” pinta Bran menyerahkan bayi yang ada di dalam gendongan.Tanpa bertanya lagi Ihsan mengambil anak tersebut, lalu bergeser ke kiri memberi akses Brandon untuk melangkah ke pintu.“Masuk, El, Al,” suruh Brandon menggerakkan kepala ke kanan.“Mereka anak-anak saya, San,” ungkap Bran melihat Ihsan yang masih kebingungan.Kedua remaja itu saling berpandangan sebelum memasuki rumah. Pandangan El dan Al beredar ke dalam ruangan yang besar. Tampak belasan anak bermain di ruang yang lepas tanpa pembatas. Apa yang terlihat dari luar ternyata tidak mewakili isi rumah tersebut.Dugaan mereka salah. Penghuni rumah ini bukan hanya wanita muda dan dua anak kecil yang pernah

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 39: Menghadapi Kenyataan

    Al dan ElEl dan Al duduk di atap sekolah saat jam istirahat. Keduanya sama-sama termenung hingga lima menit setelah duduk di bangku, larut dengan pikiran masing-masing.“Bang,” panggil Al memecah keheningan.“Ya, Dek?”“Aku mau ngaku sama Abang,” desis Al memberanikan diri.El mengalihkan pandangan kepada adiknya. Raut wajah Al tampak begitu serius sekarang.“Waktu pulang bareng sama Kak Fatih … sebenarnya aku habis pergi ke diskotik sama geng Jelita,” aku Alyssa jujur.Mata cokelat El melebar seiringan dengan mulut yang menganga. “What? Klub malam?”Al menundukkan kepala, lantas mengangguk pelan.“Astaghfirullah!! Kamu gila, Dek!” sergahnya garang.Wajah Alyssa berganti sendu. Dia tahu El bisa marah mendengar pengakuannya.“Abang udah bilang sama kamu, jauhi geng Jelita. Mereka itu cewek

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 38: Kuatkan Aku!

    Arini dan BrandonAlyssa duduk bersimpuh di hadapan Iin bersimbah air mata. Gadis itu menangis sejadi-jadinya menyesali apa yang telah diperbuat. Meski Arini belum mengatakan apa-apa sejak tadi, tapi ia tahu maksud tatapan sendu yang diperlihatkan Ibunya.“Al minta maaf, Mi,” ucapnya setelah tangis sedikit mereda. “Al udah rahasiakan ini semua dari Mami. Al juga bikin Mami kecewa. Al salah.”Arini menarik lengan sang Putri agar beranjak duduk di pinggir kasur, tepat di sampingnya. Walau tersirat kekecewaan di paras cantiknya, tapi ia masih bisa tersenyum.“Kamu nggak salah, Princess. Mami yang salah,” tanggap Arini membelai lembut pinggir wajah putrinya. “Mami mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan selama ini, sehingga abai mengawasi kamu. Mami jadi nggak punya waktu ngobrol banyak sama kamu. Atau mungkin Mami terlalu memaksa kamu menutup aurat.”Alyssa cepat-cepat menggeleng keberatan. “Bukan Mami, tapi Al yang salah. Al sebelumnya nggak tahu kalau menutup aurat itu hukumnya wajib.”

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 37: Menghadapi Bersama-sama

    AriniArini melonggarkan pelukan. Dia memandangi netra sayu Bran yang merah dan basah. Bibirnya sedikit terbuka dan bergetar.“Ka-kamu udah tahu?” gagap Iin masih dengan ekspresi terkejut.Perlahan kepala Brandon bergerak ke atas dan bawah. “Aku baru aja balik dari rumah sakit tempat kamu periksa.”Kening Arini berkerut dalam.“Kemarin waktu kamu ngobrol sama anak-anak, aku periksa tas kamu trus nemu struk pembayaran rumah sakit. Aku udah curiga lihat perubahan dari kamu, In.”Bulir bening turun satu per satu dari pelupuk mata indah Arini.“Karena kamu nggak mau terus terang, jadinya aku cari tahu sendiri,” sambung Brandon tercekat.Arini mencengkram erat lengan suaminya. Perlahan kepala jadi tertunduk. Bibir mungil itu terbuka lebar mengeluarkan isak tangis menyayat hati.Brandon menenggelamkan istrinya ke dalam pelukan. Hatinya juga tak kalah hancur mendapati kenyataan tentang Arini. Bagaimana jika suatu saat nanti wanita yang dicintainya itu tidak bisa mengenali Bran?“Maafin aku u

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 36: I Will be Your Reminder

    BrandonSepasang mata sayu berwarna hitam sedang memandang lekat paras yang masih tertidur pulas di sampingnya. Sejak tadi malam Bran tidak bisa tidur memikirkan kemungkinan penyakit yang diderita Iin. Selain struk pembayaran, pria itu tidak menemukan petunjuk apa-apa lagi.Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu, In? Kenapa aku nggak pernah tahu? desah Brandon dalam hati.Hari ini Brandon berencana akan mengunjungi rumah sakit, setelah mengantarkan Arini ke kantor. Dia harus menanyakan detail pemeriksaan yang telah dilakukan kepada istrinya.Brandon beringsut ke dekat Arini, lalu memeluk tubuh ramping itu. Perlahan terasa gerakan kecil dari dalam pelukan.Arini mulai mengerjap pelan ketika merasakan kehangatan tubuh suaminya.“Kamu nggak tidur?” gumamnya dengan suara khas bangun tidur.Bran melonggarkan pelukan, lalu melihat istrinya. “Maaf aku jadi bangunin kamu,” ucapnya memberi kecupan kecil di bibir.“Kenapa belum tidur sih?”Pria itu mengulas senyuman di bibir yang terisi penuh d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status