Home / Romansa / Just Married (Trilogi Just Seri-3) / BAB 42: Kepingan yang Mulai Hilang

Share

BAB 42: Kepingan yang Mulai Hilang

Author: LeeNaGie
last update Last Updated: 2025-01-12 21:47:01

Brandon dan Arini

Ultah pernikahan

Beberapa jam menjelang pesta ulang tahun pernikahan Brandon dan Arini diadakan, seluruh keluarga Harun bersiap-siap berangkat ke tempat tujuan. Bran meminta Al, El dan Kakek Neneknya untuk berangkat terlebih dahulu ke Poris.

“Kamu berangkat pake mobil sama Nenek Kakek. Motor tinggal di rumah aja,” ujar Brandon pagi tadi.

Motor? Yup! Brandon akhirnya membelikan motor Honda CBR keluaran terbaru untuk El. Jangan ditanyakan lagi bagaimana bahagianya anak itu saat diajak pergi ke dealer motor dua hari yang lalu. Pemuda itu tak menyangka kalau Bran bisa berubah pikiran.

“Mami kamu yang bujuk Papi agar belikan motor ini. Sebenarnya Papi ingin belikan waktu kembali dari Raja Ampat, tapi nggak jadi karena keduluan Kakek,” ungkap Bran saat mereka berada di dealer.

Kembali lagi ke pagi tadi.

“Ya udah. Nanti ada teman-teman El yang ikut juga, Pi. Sekalian katanya ngumpul di sini.”

“Oke. Papi nanti minta supir antarkan. Perlu berapa mobil?”

“Dua aja cukup, Pi. Ng
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 43: Will Always by Her Side

    BrandonEmpat pasang mata kini melihat Bran dengan saksama. Mereka menanti penjelasan dari pria itu. Sejak berada di rumah singgah tadi, Lisa, Sandy, El dan Al menahan diri untuk tidak bertanya apapun.“Bisa jelaskan apa yang terjadi, Bran?” pinta Lisa dengan tatapan menuntut.Sandy, El dan Al berbagi sorot mata yang sama dengan Lisa.Brandon menarik napas berat, kemudian mengangguk. “Nanti kita bicara. Sekarang mau ajak Iin tidur dulu.”“Janji ya, Pi,” harap Al.“Papi janji akan ke sini lagi setelah Mami tidur,” sahut Brandon kemudian beranjak dari ruang keluarga menuju kamar.Pria itu melihat Iin terduduk di pinggir kasur sambil menumpu kening dengan kedua tangan. Wanita itu sadar apa yang terjadi di rumah singgah tadi sore bisa menimbulkan kecurigaan anak-anak dan juga mertuanya.“Kenapa aku sampai kayak tadi, Bran? Harusnya nggak begitu, ‘kan?” sesal Iin menatap sendu.Raut wajahnya tampak kacau, karena tidak ingin ada yang tahu tentang penyakitnya.Brandon langsung memeluk istrin

    Last Updated : 2025-01-14
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 44: Pengakuan

    Brandon dan AriniArini sedang memandang suaminya yang masih tertidur lelap. Dia memeluk erat Brandon, lalu memberi kecupan di dada bidang itu.“Maaf udah ngerepotin kamu akhir-akhir ini, Bran. Aku mulai lupa banyak hal, tapi kamu yang sering ingetin,” bisik Arini mendongakkan kepala.Dia tersenyum ketika ingat Bran tidak pernah mengeluh dengan penyakitnya. Dua hari yang lalu Iin sempat lupa mematikan kompor ketika memasak di dapur. Alhasil sekarang Brandon melarang dirinya membuatkan makanan.“Aku ‘kan udah bilang akan jadi pengingat saat kamu lupa, Sayang,” gumam Bran dengan mata tertutup.“Kamu udah bangun ya?”Brandon mengangguk, lalu mengangkat tubuh ramping itu ke atas sehingga kepala mereka sejajar. Netra sayunya perlahan terbuka. Senyum lembut tergambar di parasnya.“Hari ini kita jalan-jalan yuk! Ajak anak-anak sekalian,” usul Brandon.“Mau jalan-jalan ke mana?”“Ke puncak? Anak-anak juga udah selesai ujian ‘kan?”“Udah. Tapi Al katanya mau ngomong sama kita.” Arini menarik n

    Last Updated : 2025-01-15
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 1: Bujuk dan Rayu

    Arini dan Brandon“Good night, Prince,” ucap seorang wanita kepada bocah laki-laki berusia tujuh tahun.Dia memberi kecupan singkat di kening dan kedua belah pipinya. Setelah memberi pelukan sebentar, wanita itu beranjak dari tempat tidur, kemudian mengganti penerangan dengan lampu tidur. Begitu keluar dari kamar, ia beranjak ke kamar satunya lagi menemui bocah perempuan berusia kurang dari enam tahun.Wanita itu tersenyum memperlihatkan lesung pipi yang menghiasi kedua pipi. Dia memberi kecupan kepada putrinya yang sedang tidur lelap.“Good night, Princess,” bisiknya pelan sambil menaikkan selimut yang sedikit turun.Arini beranjak ke kamar yang lain. Tampak seorang anak berusia dua belas tahun tersenyum menyambut kehadirannya.“Farzan belum tidur?” tanya Arini lembut.Anak bernama Farzan menggelengkan kepala. “Tunggu Kakak datang dulu.”Wanita itu menggelengkan kepala sambil berdecak. “Selalu tunggu Kakak datang dulu baru mau tidur.”“Iya dong. Nggak bisa tidur kalau belum lihat Kak

    Last Updated : 2024-11-07
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 2: Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu

    ARINI“El, Farzan, udah selesai? Buruan kita mau berangkat,” teriak Arini sembari memasangkan kerudung instan di kepala Al, putrinya.“Iya, Mami.”“Sebentar, Kak,” sahut El dan Farzan nyaris bersamaan dari kamar masing-masing.“Aku turun ke parkiran dulu taruh ini ke mobil ya, Sayang. Takut kamu lupa lagi,” ledek Brandon disambut delikan dari Arini. Sebuah kantong berisi Shiny Crust Brownies menggantung di tangan kanan.“Bercanda. Masa gitu aja marah,” ujar Bran mengusap puncak kepala istrinya yang terbungkus rapi dengan kerudung segi empat berwarna peach.“Barengan aja, Bran. Sebentar lagi El dan Farzan juga keluar dari kamar,” tanggap Arini merapikan kerudung yang menghiasi kepala Al.Brandon hanya mengangguk setuju mendengar perkataan istrinya.“Mami, kenapa Al harus pakai ini?” tanya Al memegang ujung kerudung dengan tangan mungilnya.Arini tersenyum lembut sambil mengelus pipi chubby sang Putri. “Agar kamu selalu terlindungi, Princess. Sama kayak Mami.”“Emang karung ini melindun

    Last Updated : 2024-11-07
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 3: Kedatangan Gadis, Si Biang Kerok

    Arini dan BrandonMobil sedan keluaran BMW terbaru berwarna biru memasuki pekarangan keluarga Harun di kawasan Menteng Dalam. Sebuah rumah mewah yang berukuran besar, tapi sayang hanya dihuni oleh kedua orang tua Brandon.Kening Iin berkerut mematut sebuah mobil yang tak pernah terlihat di rumah itu sebelumnya.“Mobil siapa ya?” desisnya.Bran mengangkat bahu. “Nggak tahu. Baru nongol juga tuh.”Begitu mobil berhenti dengan sempurna, Brandon keluar terlebih dahulu. Dia bergegas menuju pintu tempat Arini duduk. El dan Farzan terlebih dahulu memasuki rumah.Bran mengambil Al yang sedang terlelap di pangkuan Iin. Setelahnya mereka menyusul ke dalam rumah.“Ngeeeeng. Arini!!” teriak suara yang sangat akrab di telinga Arini dan Brandon. Begitu nyaring dan lengking.Seorang wanita berambut pendek mengenakan gaun lengan pendek dengan panjang selutut sedang membentangkan tangan.“Gadis!”“Kak Gadis!” seru Bran dan Iin bersamaan sambil menatap tak percaya sosok yang berdiri di hadapannya.Gadi

    Last Updated : 2024-11-07
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 4: Permintaan Mertua

    Arini dan BrandonKetika ingin menjawab pertanyaan Lisa, Sandy tiba-tiba muncul dari ruang keluarga. Dia duduk di samping istri tercinta, berhadapan dengan Brandon dan Arini.“Papa mau bicara sesuatu dengan kalian,” cetusnya melihat Bran dan Iin bergantian.Suami istri itu mengangguk serentak, lantas memilih fokus dengan apa yang dikatakan oleh Sandy.“Dulu, niat Papa membangun rumah sebesar ini agar bisa berkumpul dengan anak dan cucu.” Sandy kembali melihat anak dan menantunya. “Rumah ini terlalu besar untuk kami tinggali berdua. Terasa sepi juga tidak ada canda dan tawa anak-anak. Apa kalian mau pindah ke sini?”Rupanya Sandy mengutarakan hal yang sama dengan Lisa. Di usia yang tak lagi muda, kakek dan nenek itu merasa kesepian di sana, sehingga ingin menghabiskan hari tua bersama anak dan cucu.Arini dan Bran kembali saling berpandangan.“Aku akan diskusikan hal ini dulu dengan Iin, Pa. Tadi Mama juga udah bilang begitu,” tanggap Brandon.Sandy dan Lisa sama-sama mengangguk paham.

    Last Updated : 2024-11-07
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 5: Belajar Puasa

    Arini dan BrandonDua bulan kemudianSepasang mata cokelat lebar mulai mengerjap. Tangan terangkat ke atas seiringan dengan kaki yang meregang menghalau pegal karena posisi tidur yang kurang pas. Senyuman terbit di wajah ketika melihat sang Suami masih tertidur pulas di samping.“Gaya tidurnya dari dulu nggak pernah berubah,” gumam Arini dengan wajah masih dihiasi senyuman.Sebuah kecupan diberikan di bibir Bran. Sesaat kemudian, Iin meraih ponsel dari atas nakas melihat jam.“Udah waktunya masak,” desisnya ketika melihat waktu menunjukkan pukul 03.00.Hari ini adalah hari pertama berpuasa. Ramadan pertama juga bagi Al puasa, sementara kali kedua bagi El.Ketika ingin beranjak dari tempat tidur, tiba-tiba sepasang tangan telah mendekapnya erat. Senyuman kembali menghiasi wajah cantik Arini.“Kamu udah bangun?”Bran menganggukkan kepala di atas bahu kanan istrinya. “Waktu kamu cium bibirku tadi.”“Aku masak buat sahut dulu ya. Kamu tidur lagi aja, nanti aku bangunin kalau udah selesai

    Last Updated : 2024-11-21
  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 6: Goes to School

    ElfarehzaDelapan tahun kemudianEl tampak berdiri di depan cermin memastikan pakaian telah terpasang dengan rapi sebelum berangkat ke sekolah. Rambut hitam tebal tersisir rapi dengan belah pinggir. Dasi berwarna abu-abu menggantung di bagian tengah bawah leher. Sebuah senyuman terbit di wajah setelah menyeka pinggir rambut yang lebih pendek.“Sarapan dulu, El.” Terdengar suara lembut sang Ibu memanggil dari luar kamar.“Ya, Mi. Sebentar lagi aku turun,” sahutnya bergegas mengambil tas ransel berwarna biru dongker dari meja belajar.Dengan ringan kaki panjang El melangkah menuruni anak tangga menuju lantai dasar kediaman keluarga Harun.Selama delapan tahun terakhir, Brandon beserta anak dan istri tinggal di kediaman keluarganya. Rumah yang tadi sepi menjadi ramai dengan kehadiran kedua cucu keluarga Harun dan juga Farzan.Ah, mengenai Farzan. Anak itu kini tumbuh menjadi pemuda yang tampan, tidak kalah dari Brandon sewaktu muda. Sekarang Farzan menempuh pendidikan S1 Teknik Mesin (Me

    Last Updated : 2024-11-24

Latest chapter

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 44: Pengakuan

    Brandon dan AriniArini sedang memandang suaminya yang masih tertidur lelap. Dia memeluk erat Brandon, lalu memberi kecupan di dada bidang itu.“Maaf udah ngerepotin kamu akhir-akhir ini, Bran. Aku mulai lupa banyak hal, tapi kamu yang sering ingetin,” bisik Arini mendongakkan kepala.Dia tersenyum ketika ingat Bran tidak pernah mengeluh dengan penyakitnya. Dua hari yang lalu Iin sempat lupa mematikan kompor ketika memasak di dapur. Alhasil sekarang Brandon melarang dirinya membuatkan makanan.“Aku ‘kan udah bilang akan jadi pengingat saat kamu lupa, Sayang,” gumam Bran dengan mata tertutup.“Kamu udah bangun ya?”Brandon mengangguk, lalu mengangkat tubuh ramping itu ke atas sehingga kepala mereka sejajar. Netra sayunya perlahan terbuka. Senyum lembut tergambar di parasnya.“Hari ini kita jalan-jalan yuk! Ajak anak-anak sekalian,” usul Brandon.“Mau jalan-jalan ke mana?”“Ke puncak? Anak-anak juga udah selesai ujian ‘kan?”“Udah. Tapi Al katanya mau ngomong sama kita.” Arini menarik n

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 43: Will Always by Her Side

    BrandonEmpat pasang mata kini melihat Bran dengan saksama. Mereka menanti penjelasan dari pria itu. Sejak berada di rumah singgah tadi, Lisa, Sandy, El dan Al menahan diri untuk tidak bertanya apapun.“Bisa jelaskan apa yang terjadi, Bran?” pinta Lisa dengan tatapan menuntut.Sandy, El dan Al berbagi sorot mata yang sama dengan Lisa.Brandon menarik napas berat, kemudian mengangguk. “Nanti kita bicara. Sekarang mau ajak Iin tidur dulu.”“Janji ya, Pi,” harap Al.“Papi janji akan ke sini lagi setelah Mami tidur,” sahut Brandon kemudian beranjak dari ruang keluarga menuju kamar.Pria itu melihat Iin terduduk di pinggir kasur sambil menumpu kening dengan kedua tangan. Wanita itu sadar apa yang terjadi di rumah singgah tadi sore bisa menimbulkan kecurigaan anak-anak dan juga mertuanya.“Kenapa aku sampai kayak tadi, Bran? Harusnya nggak begitu, ‘kan?” sesal Iin menatap sendu.Raut wajahnya tampak kacau, karena tidak ingin ada yang tahu tentang penyakitnya.Brandon langsung memeluk istrin

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 42: Kepingan yang Mulai Hilang

    Brandon dan AriniUltah pernikahanBeberapa jam menjelang pesta ulang tahun pernikahan Brandon dan Arini diadakan, seluruh keluarga Harun bersiap-siap berangkat ke tempat tujuan. Bran meminta Al, El dan Kakek Neneknya untuk berangkat terlebih dahulu ke Poris.“Kamu berangkat pake mobil sama Nenek Kakek. Motor tinggal di rumah aja,” ujar Brandon pagi tadi.Motor? Yup! Brandon akhirnya membelikan motor Honda CBR keluaran terbaru untuk El. Jangan ditanyakan lagi bagaimana bahagianya anak itu saat diajak pergi ke dealer motor dua hari yang lalu. Pemuda itu tak menyangka kalau Bran bisa berubah pikiran.“Mami kamu yang bujuk Papi agar belikan motor ini. Sebenarnya Papi ingin belikan waktu kembali dari Raja Ampat, tapi nggak jadi karena keduluan Kakek,” ungkap Bran saat mereka berada di dealer.Kembali lagi ke pagi tadi.“Ya udah. Nanti ada teman-teman El yang ikut juga, Pi. Sekalian katanya ngumpul di sini.”“Oke. Papi nanti minta supir antarkan. Perlu berapa mobil?”“Dua aja cukup, Pi. Ng

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 41: Secerah Sinar Mentari Pagi

    ElfarehzaSenyum lega tergambar di wajah tampan El setelah mengenakan seragam pramuka. Hari ini terasa jauh lebih ringan. Kenyataan bahwa Brandon tidak pernah berselingkuh dengan siapapun membuat pemuda itu kembali menjalani hari-hari seperti sebelumnya. Meski demikian, keinginan untuk dibelikan sepeda motor masih saja bergelayut di hati.“Pagi Mami, Papi,” sapa El semringah begitu tiba di lantai bawah.“Pagi, Prince,” sahut Brandon.Sebelah alis Arini naik melihat interaksi di antara ayah dan anak yang kembali hangat.“Princess datang,” seru Alyssa tersenyum lebar begitu tiba di ujung anak tangga paling bawah.Arini semakin dibuat terkejut melihat paras Alyssa yang jauh lebih bersinar dibanding sebelumnya.“Pagi juga Prince dan Princess,” sambut Arini takjub.Wanita paruh baya itu melihat kepada Brandon dengan tatapan bingung.

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 40: Sebuah Kebenaran

    BrandonBrandon tidak bisa menyembunyikan raut terkejut di wajah tampannya. Kehadiran El dan Al di rumah singgah benar-benar di luar prediksi. Berbagai pertanyaan kini memenuhi isi kepalanya.“Bisa tolong pegang sebentar, San?” pinta Bran menyerahkan bayi yang ada di dalam gendongan.Tanpa bertanya lagi Ihsan mengambil anak tersebut, lalu bergeser ke kiri memberi akses Brandon untuk melangkah ke pintu.“Masuk, El, Al,” suruh Brandon menggerakkan kepala ke kanan.“Mereka anak-anak saya, San,” ungkap Bran melihat Ihsan yang masih kebingungan.Kedua remaja itu saling berpandangan sebelum memasuki rumah. Pandangan El dan Al beredar ke dalam ruangan yang besar. Tampak belasan anak bermain di ruang yang lepas tanpa pembatas. Apa yang terlihat dari luar ternyata tidak mewakili isi rumah tersebut.Dugaan mereka salah. Penghuni rumah ini bukan hanya wanita muda dan dua anak kecil yang pernah

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 39: Menghadapi Kenyataan

    Al dan ElEl dan Al duduk di atap sekolah saat jam istirahat. Keduanya sama-sama termenung hingga lima menit setelah duduk di bangku, larut dengan pikiran masing-masing.“Bang,” panggil Al memecah keheningan.“Ya, Dek?”“Aku mau ngaku sama Abang,” desis Al memberanikan diri.El mengalihkan pandangan kepada adiknya. Raut wajah Al tampak begitu serius sekarang.“Waktu pulang bareng sama Kak Fatih … sebenarnya aku habis pergi ke diskotik sama geng Jelita,” aku Alyssa jujur.Mata cokelat El melebar seiringan dengan mulut yang menganga. “What? Klub malam?”Al menundukkan kepala, lantas mengangguk pelan.“Astaghfirullah!! Kamu gila, Dek!” sergahnya garang.Wajah Alyssa berganti sendu. Dia tahu El bisa marah mendengar pengakuannya.“Abang udah bilang sama kamu, jauhi geng Jelita. Mereka itu cewek

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 38: Kuatkan Aku!

    Arini dan BrandonAlyssa duduk bersimpuh di hadapan Iin bersimbah air mata. Gadis itu menangis sejadi-jadinya menyesali apa yang telah diperbuat. Meski Arini belum mengatakan apa-apa sejak tadi, tapi ia tahu maksud tatapan sendu yang diperlihatkan Ibunya.“Al minta maaf, Mi,” ucapnya setelah tangis sedikit mereda. “Al udah rahasiakan ini semua dari Mami. Al juga bikin Mami kecewa. Al salah.”Arini menarik lengan sang Putri agar beranjak duduk di pinggir kasur, tepat di sampingnya. Walau tersirat kekecewaan di paras cantiknya, tapi ia masih bisa tersenyum.“Kamu nggak salah, Princess. Mami yang salah,” tanggap Arini membelai lembut pinggir wajah putrinya. “Mami mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan selama ini, sehingga abai mengawasi kamu. Mami jadi nggak punya waktu ngobrol banyak sama kamu. Atau mungkin Mami terlalu memaksa kamu menutup aurat.”Alyssa cepat-cepat menggeleng keberatan. “Bukan Mami, tapi Al yang salah. Al sebelumnya nggak tahu kalau menutup aurat itu hukumnya wajib.”

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 37: Menghadapi Bersama-sama

    AriniArini melonggarkan pelukan. Dia memandangi netra sayu Bran yang merah dan basah. Bibirnya sedikit terbuka dan bergetar.“Ka-kamu udah tahu?” gagap Iin masih dengan ekspresi terkejut.Perlahan kepala Brandon bergerak ke atas dan bawah. “Aku baru aja balik dari rumah sakit tempat kamu periksa.”Kening Arini berkerut dalam.“Kemarin waktu kamu ngobrol sama anak-anak, aku periksa tas kamu trus nemu struk pembayaran rumah sakit. Aku udah curiga lihat perubahan dari kamu, In.”Bulir bening turun satu per satu dari pelupuk mata indah Arini.“Karena kamu nggak mau terus terang, jadinya aku cari tahu sendiri,” sambung Brandon tercekat.Arini mencengkram erat lengan suaminya. Perlahan kepala jadi tertunduk. Bibir mungil itu terbuka lebar mengeluarkan isak tangis menyayat hati.Brandon menenggelamkan istrinya ke dalam pelukan. Hatinya juga tak kalah hancur mendapati kenyataan tentang Arini. Bagaimana jika suatu saat nanti wanita yang dicintainya itu tidak bisa mengenali Bran?“Maafin aku u

  • Just Married (Trilogi Just Seri-3)   BAB 36: I Will be Your Reminder

    BrandonSepasang mata sayu berwarna hitam sedang memandang lekat paras yang masih tertidur pulas di sampingnya. Sejak tadi malam Bran tidak bisa tidur memikirkan kemungkinan penyakit yang diderita Iin. Selain struk pembayaran, pria itu tidak menemukan petunjuk apa-apa lagi.Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu, In? Kenapa aku nggak pernah tahu? desah Brandon dalam hati.Hari ini Brandon berencana akan mengunjungi rumah sakit, setelah mengantarkan Arini ke kantor. Dia harus menanyakan detail pemeriksaan yang telah dilakukan kepada istrinya.Brandon beringsut ke dekat Arini, lalu memeluk tubuh ramping itu. Perlahan terasa gerakan kecil dari dalam pelukan.Arini mulai mengerjap pelan ketika merasakan kehangatan tubuh suaminya.“Kamu nggak tidur?” gumamnya dengan suara khas bangun tidur.Bran melonggarkan pelukan, lalu melihat istrinya. “Maaf aku jadi bangunin kamu,” ucapnya memberi kecupan kecil di bibir.“Kenapa belum tidur sih?”Pria itu mengulas senyuman di bibir yang terisi penuh d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status