Home / Urban / Jurnal Sang Dokter / BAB 13 Menjual Keperawanan Part 4

Share

BAB 13 Menjual Keperawanan Part 4

last update Last Updated: 2023-08-13 12:35:56

Menjual Keperawanan Part 4

Untuk menghormatinya, aku segera menenggak minuman itu. Baru sekian detik cairan itu masuk ke tenggorokanku, aku mulai batuk, sungguh rasanya begitu pahit dan tidak enak. Aku mulai berpikir, apa yang ada di kepala para pemabuk itu, dengan santainya menenggak begitu banyak minuman beralkohol, apa hanya untuk mendapatkan efek teler dan mengantuk? Sungguh tidak dapat dipercaya.

“Kau benar benar baru pertama mencobanya?” tanya Eriko.

“Aku akan mengambilkan air putih,” ucap Eriko.

Aku hanya mengangguk, seolah menuruti setiap hal yang ingin dia lakukan, tanpa menentang dan tanpa berkomentar. Akupun ingin membilas tenggorokanku dengan air, sungguh rasanya sangat tidak nyaman.

“Boleh aku bertanya?” tanya Eriko.

“Tentu saja,” ucapku yakin.

“Apa kau melakukan semua ini hanya demi uang?” tanya Eriko, dengan ragu aku menjawab pertanyaan itu dengan anggukan. Tidak mungkin aku menceritakan semua alasan dibalik tindakan yang aku lakukan ini.

“Kau tidak akan menyesal?” tan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 14 Menjual Keperawanan Part Akhir

    Menjual Keperawanan Part AkhirSetelah memikirkannya, akhirnya aku setuju untuk tidak menggunakan alat kon-trasepsi, dengan alasan supaya kami bisa lebih menikmatinya. Ini juga yang selanjutkan membuatku menyesal dan selalu menyalahkan diri, betapa bo-dohnya aku ini, bisa percaya dengan mitos seperti itu, pengalaman pertama tidak akan membuatku hamil, sungguh apa yang aku pikirkan sehingga mempercayainya.Eriko mulai mendekat ke arahku, dia terlihat begitu lembut dan bahkan terasa penuh dengan kasih sayang. Eriko memegang kepalaku bagian samping, mengelus rambutku, lalu jempolnya dengan lembut menyapu telingaku. Perlakuan sederhana ini sungguh membuatku melayang, sentuhan yang begitu lembut.Eriko menatap wajahku, menatap mataku, lalu menjatuhkan kecupan ke bibirku, bibir per-awan yang belum pernah dikecup siapapun.“Kau belum pernah mendapat ini? apa aku pria pertama yang mengecupmu?” tanya Eriko seraya tersenyum.Eriko mulai berani, memperlakukanku, layaknya kekasih atau bahkan istr

    Last Updated : 2023-08-13
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 15 Cerita Tentang Penghianatan

    Cerita Tentang Penghianatan“Romansa, istirahatlah, ini sudah malam,” ucap perawat Erna.“Iya bu, Romansa akan istirahat,” ucap Romansa yang terlihat duduk di tempat yang sekarang menjadi tempat favoritnya. Meja dan kursi, di atas meja ada laptop yang digunakan untuk membuat jurnal, atau cerita.Perawat Erna merasa Romansa sudah tidak sering lari dan berteriak teriak, ketakutan, sejak dia larut dalam jurnal jurnalnya. “Apa kau akan menerbitkannya hari ini? sepertinya kau memiliki banyak penggemar, saya sangat bersyukur,” ucap perawat Erna.“Ya, sepertinya banyak yang menyukai tulisanku, saya akan terus menulis, kepalaku terasa lebih ringan sejak menuangkan semuanya menjadi bentuk tulisan dan membiarkan semua orang membacanya,” ucap Romansa.“Ya, apa kamu memakai namamu sendiri?” tanya perawat Erna.“Tidak bu, saya memakai inisial R,” ucap Romansa yang kemudian beranjak dari kursinya, lalu dia menuju ke tempat tidurnya.Bu Erna membantu Romansa berbaring, menyelimutinya dan menepuk nep

    Last Updated : 2023-08-13
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 16 Cerita Tentang Penghianatan Part 2

    Cerita Tentang Penghianatan Part 2Terlibat dalam waktu yang sama sepanjang bergeraknya jarum jam tidak lantas memberi jaminan jika dua orang yang memiliki ego dan isi kepala yang berbeda mampu disatukan dalam satu kesepakatan, kecuali rasa mengalah walau hanya demi menghindari pertengkaran".Saya dan Hendra akan menikah, dengan dasar cinta, rasa ingin menyayangi dengan jutaan mimpi dan harapan yang semuanya tergambar indah dalam pikiran yang lebih banyak berupa khayalan dan angan angan. Menikah, sebagian orang takut dengan kata itu, bagi mereka menikah selayaknya seperti sebuah borgol yang siap mengikat, lalu menggiring pemilik tangan kedalam ruangan sempit, sedikit bau, lembab dan tidak nyaman. Tapi percayalah, menikah itu sebuah keindahan yang harus dipahami dengan sedikit akal sehat dan perbanyak penyerahan diri pada cinta yang sudah digariskan Tuhan, karena keyakinan kita tidak mampu mengganti, mengundur, menukar jodoh yang sejatinya adalah takdir seperti halnya kematian.Menik

    Last Updated : 2023-08-14
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 17 Cerita Tentang Penghianatan Part 3

    Cerita Tentang Penghianatan Part 3Mobil melaju, menjauh dari rumah yang dulunya penuh dengan cinta dan keteduhan.Sepanjang jalan, saya tidak henti menangis, saya tidak berhenti meratapi nasib yang akan berubah per hari ini. Suami saya telah berkhianat, saya tidak bisa menerima itu. Sebesar apapun cinta saya pada suami, dia lebih memilih untuk merubah cinta itu menjadi sebuah kebencian.Saya membuka tas, lalu mencari sebuah kartu nama. Di kartu nama itu tertera nama dr. Arya.“Kita pergi ke alamat ini,” ucapku pada supir seraya menyerahkan sebuah kartu nama.Beberapa koneksi di dunia farmasi pembuat rumor pekerjaan sampingan dr Arya menjadi informasi umum, bagi mereka yang mencari solusi untuk permasalah seperti itu. Seolah mereka tidak lagi khawatir, jika kehamilan tak diinginkan menjadi masalah mereka, ada tempat yang dituju, sebagai jalan solusi, klinik aborsi.Saya menunggu di depan tempat ruang praktek dokter Arya. Dengan segala perasaan yang campur aduk. Mungkinkah keputusan s

    Last Updated : 2023-08-14
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 18 Childfree

    ChildfreeRey terlihat mengendap endap di ruang jaga perawat, dia membuka komputer yang menyimpan data pasien. Mencari satu nama yang membuatnya begitu penasaran. Romansa, ya dokter Romansa, keberadaannya sungguh mencuri segenap rasa penasaran yang ada di dalam dirinya.“Aku pasti bisa menemukannya,” gumam Rey.Dia berusaha mencari setiap nama, meneliti satu persatu, sangat serius.Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. Rey terlihat kaget, namun berusaha menahan suaranya. Dia menoleh ke arah seseorang yang menepuk pundaknya.“Simon,” ucap Rey setelah mendapati bahwa orang yang mengagetkannya adalah Simon, sahabatnya.“Mengagetkan saja,” ucap Rey.“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Simon.“Bukan apa apa,” ucap Rey.“Ah, aku tahu, kau sedang mencari dokter itu, dokter misterius. Aku yakin dia tidak ada di sini, percuma kau mencari,” ucap Simon.“Aku yakin dia di sini,” ucap Rey.“Seyakin apa?” tanya Simon.“Sangat yakin, karena perasaanku tidak pernah salah,” ucap Rey.“Ya, c

    Last Updated : 2023-08-14
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 19 Childfree Part 2

    Childfree Part 2“Itu adalah masalah terbesarnya, ada cinta di dalam prinsip hidup yang anda ambil,” ucapku seraya menatap matanya.“Aku tidak mengerti,” ucap Mariana.“Cinta adalah masalahnya, jika anda ingin hidup dengan prinsip yang anda anut, bahkan hingga akhir, jangan libatkan cinta, jangan bercinta karna cinta, percintaan karna cinta akan membuat anda lepas kendali. Anda tidak akan mampu mengontrolnya, perasaan dan cinta itu. Hasil cinta sudah anda dapatkan, anda harus menerimanya,” ucapku.“Apa kau ingin karir yang aku bangun runtuh hanya karna menghianati perinsip yang sudah melambungkan namaku?” tanyanya dengan mata bulat penuh.“Hah, itu tidak terjadi,” lanjut Mariana seraya menunjukkan sorot mata tajam, menusuk, seolah menabuh genderang perang dengan semua orang yang berusaha menentang keyakinannya.“Aku tidak akan melakukan hal bodoh,” ucapnya lagi seraya membuang muka.“Apa calon anak kalian adalah sebuah kesalahan? apa cinta kalian juga kesalahan? apa anda tidak akan me

    Last Updated : 2023-08-15
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 20 Childfree Part 3

    Childfree Part 3Mereka berdua tidak menyadari, tidak mengira, bahwa malam itu mereka sedang menanam benih, benih kehidupan, buah dari cinta mereka berdua, cinta yang begitu luar biasa dari sepasang anak manusia yang sudah menikah dan sah dimata agama juga hukum negara.Mariana menangis sejadi jadinya, dia tahu rasa cinta yang dia miliki untuk suaminya adalah cinta yang luar biasa dalam, namun ada hal besar yang harus dipertahankan, karir yang dibangunnya dari nol, dari bawah, merangkak, terseok seok. Nama besar yang dimilikinya saat ini, bisa dipastikan akan terjun bebas dan runtuh tanpa bekas, bahkan mungkin hujatan dan bullyan yang akan didapatkannya.Mariana tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi, karna dia sudah berusaha yang terbaik untuk mencegah kehamilan menghampirinya. Sudah berusaha dengan maksimal, semaksimal mungkin usaha manusia, walaupun tetap Tuhan adalah Maha Segalanya.Aku memikirkan Mariana, mengenai keputusan apa yang akan diambilnya. Aku menikmati secangkir teh

    Last Updated : 2023-08-15
  • Jurnal Sang Dokter   BAB 21 Hal Gila Yang Terjadi (Tukar Pasangan)

    Hal Gila Yang Terjadi (Tukar Pasangan)“Siapa itu?” terdengar suara seorang perawat wanita. Mendengar itu, Simon dan Rey kaget, mereka buru buru menutup komputer yang dihidupkan Rey.“Cepat cepat ayo,” ucap Simon gugup.“Iya, sebentar,” ucap Rey gugup.Rey dan Simon segera meninggalkan ruang perawat setelah mematikan komputer. Rupanya ada perawat yang mendengar suara mereka.“Sepertinya aku mendengar ada suara di sini,” ucap seorang perawat setelah berada di ruang perawat yang ternyata kosong.“Aneh,” ucap perawat itu yang kemudian dia segera meninggalkan ruang perawat yang ternyata kosong.Rey dan Simon bersembunyi di balik lemari, mereka menghela nafas lega setelah perawat itu pergi.“Syukurlah, dia sudah pergi,” ucap Simon.“Wah, kau hampir saja membuat nilai kita jelek,” lanjut Simon.“Yang penting tidak ada yang tahu, aku akan tetap mencarinya, besok, satu per satu, di setiap kamar,” ucap Rey.“Kau ini, kenapa begitu terobsesi dengan seseorang yang belum tentu ada,” ucap Simon.“

    Last Updated : 2023-08-15

Latest chapter

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 57 Rahasia Terbesar Dokter Gede

    Rahasia Terbesar Dokter GedeDokter Gede dan perawat Dante terlihat berbicara cukup serius di lorong ruang perawatan VVIP.“Apa kau sudah menghapus semua data mengenai Romansa?” Tanya dokter Gede.“Sudah dok,” jawab perawat Dante.“Ya, jangan sampai ada orang lain yang tahu, apapun status mengenai dia, harus tetap tersimpan di Neverland selamanya,” ucap dokter Gede.“Ba-baik dok,” ucap perawat Dante.Dokter Gede terlihat menarik pikirannya ke belakang, ke satu waktu, menjadi titik mula Romansa berada di rumah sakit jiwa itu.Tiga tahun lalu, dokter Gede menemui dokter Arya, yang ternyata memiliki cerita di masa muda mereka.“Bawa dokter itu ke tempatmu, jangan sampai dia bicara lebih jauh dengan polisi,” ucap dokter Arya.“Aku sudah memperingatkanmu, jangan meneruskan bisnis itu, hentikan, kau dokter yang hebat, tidak perlu mengikuti jejak ayah dan kakekmu,” ucap dokter Gede. Mereka terlihat berbincang di sebuah ruangan, ruangan tertutup yang ada di kantor polisi.“Ya, kau tahu sendiri

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 56 Down Syndrome Bukan Salah Mama Part 2

    Down Syndrome Bukan Salah Mama Part 2“Skrining untuk down syndrome sudah dapat dilakukan sejak usia kehamilan 11 hingga 14 minggu melalu pemeriksaan USG dan tes darah di trimester pertama. Atau bisa juga dilakukan antara usia 15 minggu dan 20 minggu dengan tes darah yang disebut dengan tes skrining multiple marker serum,” jawabku.“Namun tidak 100% tes ini memberikan hasil yang akurat. Uji diagnostikpun bisa dilakukan, seperti memeriksa biopsi vili korionik (sampel plasenta), amniocentensis (cairan ketuban), chordocentesis (darah tali pusat) saat bayi masih berada di dalam kandungan, namun tidak semudah seperti yang dibayangkan, semua itu memiliki risiko komplikasi yang jauh lebih besar, sehingga harus dipertimbangkan dengan matang untuk memilih melakukan pemeriksaan itu,” lanjutku.“Jika bukan karma, kenapa selalu ibu yang disalahkan ketika memiliki anak seperti itu,” ucapnya yang diiringi dengan derai air mata.Aku menggenggam tangannya semakin erat, berusaha memahami sesuatu yang b

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 55 Down Syndrome Bukan Salah Mama

    Down Syndrome Bukan Salah MamaRomansa melihat semburat warna orens tergambar di sisi barat, matahari tenggelam yang begitu indah, terlihat sedikit samar. Dia memejamkan mata, membayangkan betapa indahnya matahari terbenam di pinggir pantai yang indah.“Aku sudah selesai dengan Savea, namun hatiku begitu bergetar, aku memikirkan Ibu Kayati, namun jariku sangat lelah dan sulit untuk digerakkan,” ucap Romansa di dalam hati seraya melihat ke arah jari jarinya yang begitu ingin sekali kembali mengetik.“Semoga kau dan anakmu selalu dalam kebahagiaan. Kau memutuskan untuk merawatnya sendiri, kau hebat, Tuhan akan mengasihimu,” ucap Romansa yang tanpa terasa butiran air mata menetes dengan begitu mudahnya.Tiba tiba dia mendengar suara pintu kamar diketuk, beberapa detik setelah itu terlihat perawat Nindi masuk.“Nona, ibu Erna berpesan untuk mengingatkan nona minum obat,” ucap perawat Nindi.“Iya perawat Nindi, terima kasih. Oh iya, apa bu Erna belum kembali? Apa dia cerita sedang ada keper

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 54 Aku Bukan SALOME Part 3

    Aku Bukan SALOME Part 3Romansa terlihat menarik nafas panjang, dia tidak boleh menggantungkan sebuah cerita. Dia pernah berjuang hingga akhir untuk membantu seseorang menemukan keadilan. Romansa menguatkan hati untuk meneruskan tulisannya, karna saat itu dia juga berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan keadilan untuk Savea.Cerita Savea selanjutnya.Aku memeluk Savea dengan pelukan yang penuh kasih. Aku mengasihaninya, gadis malang ini, yang direnggut kebahagiaannya dengan paksa, oleh orang orang dalam raga berpendidikan dan rupawan. Aku merasakan kesedihan juga perasaan itu.Kelaminnya dikoyak, namun dia tidak tahu, hanya rasa sakit dan perih yang dirasakannya. Kesakitan yang akhirnya menjadi perasaan trauma yang mendalam.“Tolong dok, tolong ambil bayi ini, bayi yang hidup di dalam tubuh saya,” ucapnya lirih. Aku semakin memeluknya erat, semakin erat, tidak semudah itu, bukan jalan yang terbaik.“Tolong, jangan begini, dokter janji, dokter akan menolongmu, sebisa mungkin,” ucapku pa

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 53 Aku Bukan SALOME Part 2

    Aku Bukan SALOME Part 2Cukup lama aku dan perawat Wiji memberikan ruang untuk Savea, hingga akhirnya dia mulai tenang dan memutuskan untuk melanjutkan sesi konsultasi.“Apa tidak sebaiknya kau pulang dulu?” Tanyaku pada Savea.“Tidak dok, saya sudah lebih baik,” ucap Savea.“Kita bicara di sini? Tidak apa apa, tidak perlu di ruang pemeriksaan,” ucapku yang melihat Savea berusaha turun dari tempat tidur UGD.“Tidak apa apa?” Tanya Savea.“Ya, tentu saja,” ucapku yang kemudian mengambil kursi dan duduk di sebelahnya.“Apa walimu tidak ikut?” Tanyaku pada Savea. Mendengar pertanyaan itu dia hanya menggeleng.“Saya dari pulau lain, di kota ini untuk kuliah,” ucapnya.“Oh begitu ya, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau selalu menyebutkan kata salome,” tanyaku.“Saya khawatir salah mengartikannya,” lanjutku.“Ya, sejak peristiwa itu, semua orang di kampus menyebut saya SALOME, sungguh sangat menyakitkan, saya bahkan berpikir untuk bunuh diri,” ucapnya.“Ada apa?” Tanyaku menelisik.Aku m

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 52 Aku Bukan SALOME

    Aku Bukan SALOMEBeberapa menit sebelumnya.Simon terlihat begitu asik bersama perawat Nindi dan juga perawat Nika, mereka membahas mengenai kondisi salah satu pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa itu. Sebenarnya hanya kasus karangan Simon saja, tidak ada tugas mengenai itu, dia hanya membuat riset sendiri untuk membantu Rey mengelabui perawat di ruang perawatan VVIP.Tiba tiba dari jauh terdengar langkah kaki dari beberapa orang, Simon melirik ke arah lorong rumah sakit yang menuju ke arah ruang perawatan VVIP, dia melihat ada dokter Gede sedang berjalan bersama dengan perawat Dante.“Dok-dokter Gede,” gumam Simon dalam hati. Dia mulai gugup, tidak ingin ketahuan, dia segera mencari alasan supaya bisa secepatnya pergi.“Perawat Nindi, perawat Nika, saya ucapkan terima kasih. Saya ingin berlama lama dengan perawat perawat yang ramah juga baik seperti kalian, tapi sayangnya ada panggilan alam yang tidak bisa ditunda lagi,” ucap Simon seraya menunjukkan ekspresi seseorang yang sedang

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 51 Pandangan Pertama Yang Mendebarkan

    Pandangan Pertama Yang MendebarkanSimon terlihat masuk ke dalam ruang perawatan VVIP. Dia mendekat ke ners station, di sana ada perawat Nindi dan perawat Nika.“Selamat sore, apa saya bisa bertemu bu Erna? wah saya sudah mencari bu Erna sejak tadi siang,” ucap Simon berusaha mencari alasan supaya bisa berlama lama di ruang VVIP.“Bu Erna sedang izin keluar, sejak tadi siang,” ucap perawat Nindi.“Oh begitu ya, pantas saja saya tidak menemukannya,” ucap Simon.“Ada perlu apa?” tanya perawat Nika.“Tidak, saya hanya ingin meminta bantuan bu Erna untuk melihat laporan saya mengenai salah satu pasien yang ada di ruang perawatan umum,” ucap Simon serta menunjukkan buku yang dibawanya.“Iya, bu Erna cukup berpengalaman untuk itu,” ucap perawat Nindi.“Datang saja lagi besok,” ucap perawat Nika.“Wah, malam ini saya harus segera mengirim email tugas ini pada dosen terkait,” ucap Simon yang menyiratkan isyarat kekecewaan.“Hmmm, coba saya lihat, mungkin saya bisa membantu,” ucap perawat Nind

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 50 Rencana Rey Menemukan Romansa

    Rencana Rey Menemukan RomansaRomansa mengigau, di dalam tidur. Dia melihat ada tangan mungil, kecil, terjepit di atas kanul yang dicucinya. Romansa berkeringat begitu banyak, mengigau tidak karuan.“Tidak, tidak, tidak, maafkan aku, maafkan aku, tidak,” bisiknya lirih. Keringatnya semakin bercucuran. Ketakutan itu sungguh memiliki ruang di dalam pikirannya, di mana akan hadir di saat tidak terduga, juga tidak dapat diprediksi. Ketakutan itu menangkapnya dalam mimpi, seolah mencekik, menghentikan nafasnya, sangat menyakitkan.Romansa membuka mata, lalu mencoba bernafas dan bangkit. Romansa mengambil nafas cepat, sungguh dia seperti terbebas dari hal yang mengerikan. Romansa mengusap keringat yang membanjir di wajahnya. Dia berusaha mengendalikan diri, menepiskan perasaan sesak yang menyerangnya habis habisan.“Ada apa Romansa?” tanya perawat Erna yang berlari ke arah Romansa.“Ibu dengar kamu berteriak,” lanjut bu Erna seraya memeluk Romansa.“Mim-mimpi itu datang lagi,” gumam Romans

  • Jurnal Sang Dokter   BAB 49 HIV AIDS

    HIV AIDSRomansa mengingat sebuah kisah mengenai karma yang muncul setelah sekian tahun berlalu. Pagi itu, Romansa melihat perawat Wiji mengomel tidak karuan,“Tidak tahu malu, aku baru saja memberinya uang yang cukup, kenapa harus membuatku merasa kesulitan seperti ini, harusnya dia tahu diri,” gerutu perawat Wij ketika masuk ke dalam ruang obat, dia terlihat meletakkan sekotak kasa yang baru saja diterimanya dari penyedia bahan.“Ada apa?” tanya Romansa.“Di depan klinik ada seorang tunawisma wanita, dia sudah tiga hari disana, duduk di pojok klinik. Mungkin karna saya memberikannya makanan. Apa dokter tahu, setelah selesai makan, dia justru memaki makiku karna memberinya makan dengan ikan goreng, seharusnya dia bersyukur,” ucap perawat Wiji.“Mungkin dia memang sangat lapar, sudah, berikan saja lagi dan minta dia untuk pergi,” ucap Romansa.“Tidak semudah itu dok, saya sudah berusaha mengusirnya, saya juga minta satpam yang bekerja di koperasi sebelah klinik untuk mengusirnya, namun

DMCA.com Protection Status