Share

Tangis Pilu

ABDI dapat melihat jelas perubahan ekspresi wajah maupun sikap yang ditunjukkan Tiara. Dalam tempo beberapa detik saja paras gadis itu berubah dari gembira menjadi murung. Dari hendak bangkit berdiri, menjadi kehilangan gairah dan kembali menyibukkan diri dengan laptopnya.

Tentu saja Abdi juga tahu apa penyebabnya. Apalagi kalau bukan kemunculannya bersama Atisaya? Kalau bukan karena perasaan cemburu yang seketika muncul?

Diam-diam pemuda tersebut menyayangkan keputusannya tadi pagi. Ada benarnya kata Atisaya tadi, sebaiknya ia memberi tahu Tiara melalui telepon saja. Biarlah dibilang tidak sopan, tidak jantan, dan lain sebagainya. Tapi Abdi tidak tega melihat Tiara menderita perasaan begitu.

"Ibu ... Tiara," sapa Abdi agak kikuk sewaktu sudah tiba di hadapan meja kerja atasannya. Dipaksakannya satu senyum. "Mohon maaf, Bu, saya datang tanpa memberi kabar dan tanpa membuat janji."

"Oh, iya, tidak apa-apa," sahut Tiara tak kalah kikuk, sembari membalas sen

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status