SELAMAT MEMBACA
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
☕
Kakinya terlentang, menikmati pijatan dari pembantu rumah tangganya.
Terlihat rasa letih dari wajah pembantu itu. Namun ia relakan karena sudah tugasnya melayani seorang majikan.
Kemudian, Rezza datang melewati pintu rumah dengan senyum penuh kemenangan di bibirnya, pandangannya teralihkan ketika melihat mama tirinya yang terbaring itu dipijat oleh mbok atau pembantu rumah tangga.
"Mbok..."panggil Rezza dari kejauhan.
"Iya, tuan muda?" jawab mbok dengan semangat mencoba menutupi rasa letihnya.
"Eh, Rezza udah pulang ya?" sahut Hana terperangah dan langsung berjalan menghampiri Rezza.
"Kok cepet banget sih? Ayo duduk bentar! Pasti kamu capek... kan?"
Hana mengelus punggung Rezza. Rezza risih dibuatnya dan bergerak agak menjauh.
"Ah, enggak ma! Rezza langsung ke kamar aja."
"Yaudah kalo gitu. Mbok, antarkan susu ke kamar Rezza, ya!" Hana menyuruh mbok yang masih ada di sana.
"Eh, iya Nyonya."
Rezza berjalan menaiki tangga dengan tersenyum-senyum sendiri. Ia membayangkan kejadian tadi siang bersama Bella. Mengapa dari awal Rezza bertemu dengan Bella, ia tak bisa berhenti memikirkan Bella.
Dari arah kejauhan sepasang mata Hana mengamati gerak-gerik Rezza. Perasaan apa yang telah melanda diri Rezza. Sungguh Hana tak mengerti.
"Apa gue... suka sama Bella ya?" gumam Rezza dengan menyelak rambutnya. Ia buka perlahan knop pintu kamarnya dan membiarkan pintu terbuka. Rezza menghempaskan badannya ke kasur untuk melepas lelah.
"Kamu kenapa? Kok senyum-senyum sendiri sih sayang," cletuk suara wanita yang sekarang menjadi mama tiri Rezza.
"Ahhh Mama," ujar Rezza membelalakkan matanya karena kaget.
"Ini susunya, minum dulu ya!"
"Mbok mana?" tanya Rezza tidak suka jika mama tiri yang mengantarkan susu lalu masuk kamarnya tanpa ijin.
"Mbok lagi banyak kerjaan di dapur, jadi mama yang bantu anter susu ke kamu," jawab Hana kemudian duduk di pinggir kasur Rezza.
"Kenapa ya... gue ngerasa mama selalu cari alesan biar deket sama gw. Oh Tuhan! Apa jangan-jangan dia suka sama gue? Aduhhh, gak-gak! Gue ga boleh mikir kayak gitu. Itu ga bener!" bantin Rezza mengkrutuki.
"Rezza, kenapa ngelamun? Apa kamu ga mau cerita? Hal apa yang bikin kamu... senyum-senyum gitu?" Hana mulai mencari-cari informasi. Ia menatap Rezza intens.
Ia sangat takut kalau ada perempuan lain selain dirinya di dunia ini yang mencoba memiliki Rezza.
Rasa sayang Hana sudah berubah jadi cinta, dan perlahan mengubah pola pikir untuk memiliki Rezza seutuhnya.
Ia juga sadar, apa status dan perannya di mata Rezza. Hana ingin lebih dari itu.
"Ahh, Mama jangan kepo deh! Rezza ga suka," balas Rezza kemudian bangun dan bergerak menuju balkon.
Di sana ia terus berfikir, mencoba mengalahkan perasangka buruk ke mama tirinya.
"Sayang, katakan siapa gadis yang membuatmu begitu semangat hari ini? Kamu nampak beda!" Hana menghampiri Rezza menanyakan kembali hal itu.
"Ayolah Ma, tidak ada gadis! Aless hanya senang karena hari ini, Aless menyelesaikan game dengan baik." Ini pertama kali nya Rezza berbohong pada Hana. Entahlah Rezza hanya menuruti kata hatinya yang menyuruhnya berbohong.
"Kamu ga bohong kan Aless?"
"Engga, Ma! Tolong jangan tanyakan soal gadis! Aless masih sendiri kok ma," tutur Rezza dengan tersenyum tipis pada mamanya.
Hana membalas dengan senyum juga. Ia pun berlalu dari sana dengan perasaan senang, kelak mengetahui tak ada siapapun gadis yang dekat dengan Rezza sekarang.
Masih di balkon. Rezza menggerutu sendiri. Ia menyesal membohongi mamanya. Tapi, di lain sisi ia juga tidak mau mamanya tau kalau Bella lah yang sudah membuka hatinya.
Rezza pun menghambur menuju kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.
Selang beberapa menit, setelah selesai mandi. Masih berbalut handuk yang dikalungkan di leher dan memakai celana boxer. Rezza meraih ponselnya yang baru saja berbunyi di atas meja dekat kasur. Ia membuka kontak chat, terlihat ada chat dari Vino teman sepergame nya itu.
Vino Pe'a
P
P
Beb, entar malem main yuu
Mumpung libur nih.
Kuy gila²an. Kita karokean
Woyyyy
Read ae teroooss
Asw
Oke:v (balas Reza singkat)
Singkat bener
Rezza mulai bersiap-siap menata dirinya sekeren mungkin. Ia menghambur keluar dengan hati-hati.
"Aless mau kemana kamu? Bukankah malam ini kamu harus ikut meresmikan perusahaan baru papa kamu?"
"Please, Ma! Aless gak mau ikut! Aless mau pergi sama temen-temen." Rezza memohon dengan wajah sedikit memelas.
"Nanti Mama harus bilang apa ke papa? Haa?" Hana mulai berjalan menghampiri Rezza yang sudah berada di depan pintu masuk rumah.
"Bilang apa kek! Mama kan jagonya bikin alasan. Lagian papa gak akan marah kalo sama mama. Please, Ma! Aless mau keluar," ujar Rezza dengan menggapai tangan Hana. Dengan wajah agak ditekuk Hana pun mengiyakannya.
Karena refleks, Rezza memeluk Hana dengan girang.
"Aku sayang Mama!" ucap Rezza singkat. Lalu pergi dengan mengendarai motornya.
Masih di depan pintu masuk rumah, Hana memanggil dua orang pria besar dan kekar yang ternyata itu bodyguard atau orang suruhan nya.
Sambil berbisik, Hana menyuruh dua orang itu untuk membuntuti Rezza, anak tercintanya.
"Hati-hati jangan sampai ketahuan! Dan masalah ini hanya kita yang tahu. Rahasiakan! Kalian akan dapat bayaran," tutur Hana tegas.
"Baik, Nyonya" ucap kedua orang itu kompak lalu bersegera mengejar motor Rezza menggunakan mobil.
"Lihat saja! Bagaimana aku akan mendapatkan mu, sayang!" ujar Hana dengan tertawa jahat.
.
.
█■■■■█
"Bella kangen Ibu! Sekali-kali mampir dong dimimpi Bella. Ibu... di mana kaka sekarang ya? Bella juga kangen sama dia, hum..." ujar Bella dengan memperhatikan foto ibunya.
Matanya berkaca-kaca serasa ingin menangis. Dia benar-benar sendiri sekarang, entah kapan dia akan bertemu dengan kakanya.
Krukkk......
Perut Bella berbunyi, pertanda ingin diisi."Aduhh, laper! Gue males keluar cari makan. Udah malem, takut!" titah Bella mengkrucutkan bibirnya.
"Kalo ga makan, entar gue sakit! Kalo gue sakit, gue sendiri yang susah. Ga mau ah. Mending gue cari makan sekarang," batin bela berkata.
Bella keluar dari kosannya berjalan menyusuri tempat pedagang kaki lima berada. Matanya tertuju pada gerobak yang bertuliskan "Nasi goreng pas di perut Rakyat"
"Ini yang gue mau, kayaknya nikmat nih," ucap Bella lalu memesan. Ia tidak sabar menyantap habis makanan lezat itu.
"Bella..."panggil seseorang dari sebrang jalan. Bella seperti mengenal suara itu, ada lelaki yang melambai-lambai. Tapi ia tak bisa melihat dengan jelas karena tidak memakai kaca mata.
Bella pun mengacuhkannya dan belaga tidak kenal saja.
"Aih, diem aja? Sombong banget tu anak!" gerutu Rezza dari sebrang.
Selang beberapa menit,
"Aduh, Bellaaa, apa lo gak kenal gue? Sombong banget lu!" titah Rezza dengan berdiri di hadapan Bella yang sedang duduk menunggu Nasi gorengnya.
Bella terperanjat oleh penampilan Rezza yang tampak keren malam ini.
"Heh, kenapa bengong?" Rezza tidak peka, kenapa Bella sampai bengong.
Rezza pun duduk di samping Bella.
"Ah, enggak!" Bella gugup dan hanya menjawab seadanya. Ia refleks dan menggeser posisinya memberikan ruang kosong di tengah-tengah mereka.
"Aduh bu, hati Bella dag dig dug," ujar Bella pelan.
"Pak, pesen satu lagi!" ujar Rezza dengan mengangkat sedikit tangan kanannya.
"Oke!" balas penjual nasi goreng.
"Bella, emangnya lo suka makan di pinggir jalan begini? Bukannya, cewe jaman sekarang itu... gak mau makan di pinggiran begini? Karena jorokkan?" tanya Rezza gumam.
"Enggak juga kok! Gue biasanya makan di warteg depan kossan, tapi karena udah tutup... jadi, gue makan di sini!" jawab Bella sembari melahap makanannya, yang baru saja diantarkan.
"Rezza, makan dulu tuh nasinya! Nanti kita ngobrol lagi," lanjut Bella mempersilahkan Rezza untuk menghabiskan nasi goreng. Kan sayang kalo dingin gak enak hehe
Tanpa mereka sadari ada dua orang yang sedang mengintai dan memotret mereka yang sedang menikmati makanan khas Indonesia ini.
Ponsel Rezza berbunyi terus-menerus, terpampang nama vino yang sedang menelphon nya.
"Apaan?" kata Rezza sedikit emosi.
"Kapan ke sini? Lama banget lu," kata Vino tak kalah emosi di ponsel Rezza.
"Sorry, gue dateng telat! Gak usah nunggu gue, duluan ae sama anak-anak!"
"O aje anjir, aturan ngomong dari tadi! Bikin kesel ae nih gue dah nunggu juga."
"Iya iya, maaf! Gue lupa," ujar Rezza lalu mematikan ponselnya.
"Siapa?" tanya Bella kemudian.
"Vino, temen gue," jawab Rezza singkat kemudian beranjak membayarkan nasi gorengnya dan Bella.
"Wah, gue dibayarin nih? Lo baik banget sih."
"Ah, masak sih? Biasa aja deh!" balas Rezza dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Lalu mereka mulai berjalan lurus saja menyusuri trotoar yang penuh dengan pedagang.
"Udah jam setengah sepuluh nih, lo mau pulang?" tanya Rezza begitu melihat jam tangannya.
"Iya, entar gue pulang kok. Lu mau kemana?" Bella balik bertanya pada Rezza.
"Gue mah gak pulang! Paling nginep di rumah tem____"
"Waduh..." potong Bella karena terkejut. Rezza menghela napas pendek setelah melihat Bella terkejut.
"Gue mah, emang jarang pulang. Gak betah gue di rumah! Kalo lu mau pulang, yuk lah gue anter! Bentar ya gue ambil motor di parkiran dulu."
Belum sempat Bella mengiyakan, tapi Rezza sudah pergi mengambil motor duluan.
"Ya Tuhan! Aduh, kalo ada yang liat gue boncengan sama kakel gimana nih? Pasti jadi bahan gosip baru," runtuk batin Bella.
Rezza datang dengan motornya. Bella bersegera naik dengan malu-malu. Dua lelaki suruhan Hana masih membututi mereka dari belakang.
█■■■■█
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
☕
Author💞
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Pukul 07.00Rezza masih terbaring di kasur empuk miliknya, ponsel yang tergeletak di atas meja kecil di samping tempat tidur nya itu bergetar berkali-kali, sudah terpampang nama Vino Devanto dilayar pipih itu.Rezza yang melihatnya tak menghiraukan sama sekali. Ia mematikan ponselnya dengan cepat.Pagi ini cahaya matahari sudah masuk melalui kaca-kaca jendela dan menyengat wajah Rezza, namun ia tak merasa terganggu sedikit pun."Buka pintunya! Aless, bangun dong sayang! Udah pagi ni," ujar lembut seorang wanita muda di depan pintu kamar Rezza."Iya, Maaaa. Mama masuk aja! Pintunya ga dikunci."Dengan membawa segelas susu wanita itu berjalan perlahan menghampiri anak tirinya yang ia sayang dan ia manjakan.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Suasan pagi 🌄 yang begitu mempesona, dengan taburan bunga yang berbentuk love bersamaan dua nama yang terukir jelas pada sekumpulan rumput yang hijau nan segar di taman itu, membuat siapapun wanita terpukau melihatnya.Pagi ini, wanita yang bernama Kyla Anastasya digiring oleh lelaki tampan bernama Sandi Lowis, atau kekasih nya menuju taman yang sudah dihias sebegitu cantiknya.Dengan mata yang ditutup oleh sehelai kain, Kyla berjalan dengan hati-hati, tangannya menggenggam erat lelaki yang ia cintai. Hati nya sangat tak karuan, ia mulai menerka-nerka apa yang akan ditunjukkan oleh kekasih nya itu.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕DegDeg.....Deg........Deg.............Bella membuka pintu perpus dengan hati-hati. Firasat buruk membuatnya menghentikan langkah untuk masuk ke ruangan berisi banyak buku itu."Kenapa diam? Bukannya lu mau masuk?"tanya Rezza setelah berhasil mengejar Bella."Eh iya sih, tapi....""Tapi apa? Yaudah yuk masuk!" Rezza memegang knop dan mulai mendorong pintunya.Sementara Bella masih saja berdiri di depan pintu.Cklekk......BYURR... BIYARRRR (anggep aja suara air cat yang jatuh nimpa orang)"Haaah?" Bella menganga melihat air cat
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Pagi ini Hana akan membicarakan masalah Rezza pada Aryo. Dia sudah sampai pada siasat barunya untuk menjauhkan Rezza dari Bella. Posisi Wanita itu kini tengah duduk santai menikmati secangkir kopi di balkon bersama Aryo."Katakanlah! Kenapa pagi-pagi sekali kamu datang ke kantor?" tanya Aryo setelah didapatinya Hana di ruang kerja."Aku mau membicarakan sesuatu," tutur Hana dengan menghela nafas pendek."Aku berfikir, akan lebih baik jika Aless melanjutkan study di Spanyol! Tempat mendiang istrimu," lanjut Hana dengan berjalan dan menikmati pemandangan kota yang terlihat jelas dari atas balkon."Kau pasti tau, aku tidak akan setuju dengan hal
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Ngopi gan...hehe.Selang beberapa minggu kemudian....°°°Di sudut kota, terdapat kafe kecil bernuansa Eropa, yang selalu manarik pengunjung karena tempat nya yang strategis juga pelayanannya yang baik.Setelah resain dari kantor, Kyla mendirikan kafe itu. Seakan
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕"Adnan Zayne, aku sangat bahagia! Karena kau begitu banyak memberiku informasi tentang keluarga Lowis.""Yah, aku turut bahagia!""Adnan, setelah ini... kamu awasi setiap pergerakan Hana! Jika dia membahayakan Bella, cepat hubungi aku!""Siap!"Adnan telah mengatakan segalanya, termasuk tentang rencana Hana yang ingin mendapatkan Rezza.Kini dengan adanya Adnan, Kyla merasa diuntungkan. Ia telah berhasil menguak rahasia besar dibalik mimik polos Hana.Walau Hana yang mengawali permainan, tapi Kyla yang memegang kendalinya.Baiklah saat ini Kyla hanya perlu membuat Rezza berada dekat dengan Bella.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Rezza meginjakkan kakinya ke tempat Live Music Club. Ia menyusuri gang kecil cukup sempit, namun saat membuka pintu masuk dan melihat ke dalam, tempatnya sangatlah luas."Oh tidak! Apa-apaan ini? Orang pun tidak bisa menduga," decak Rezza."Lebih menarik dari Roll casino!" lanjut Vino.Vino dan Rezza pun segera melayangkan kakinya ke bar dan duduk di sana."Ingat, jangan mabuk ya! Nanti mamah marah," tutur Vino menggoda Rezza.Sembari menikmati beer, Vino berjalan mencari-cari seorang wanita yang akan ia ajak duduk dan mengobrol bersama.Sedangkan Rezza hanya duduk di atas bar, dan melihat band rock yang sedang berny
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕"Hai, bagaimana harimu?" Bella bertanya dan kemudian duduk di samping Rezza."Sama... seperti suasana hatiku," ujar Rezza sambil menatap kebawah dari rooftop gedung sekolah."Oh ya, kenapa lu nyuruh gue ke atap? Ngeri tau, balik yuk!""Jangan dulu, emang lu gak suka di tempat tinggi begini? Enak! Anginnya nyegerin," tutur Rezza dengan duduk di tepi gedung sambil mengayunkan kakinya ke bawah."Kalo setinggi ini sih... gue gak suka," balas Bella dengan mengikuti mengayunkan kakinya ke bawah."Humph, bentar lagi masa putih abu-abu gue berakhir. Apa lo gak sedih?" tanya Rezza dengan wajah mendongak menghadap langit."Iya, gue sedih! Tapi
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Seiring berjalannya waktu, Alan tak tinggal diam. Ia terus menggali informasi dari antek anteknya, walaupun sudah di hianati namun tak bisa ia stuck fokus pada satu penghianatan. Begitu banyak informasi rahasia yang di kirim oleh bawahnnya kepada lembaga intel negara. Ia tak ingin apresiasi, lebih memilih dibelakang layar. Ia tetap harus menjaga kerahasiaannya sebagai narasumber. Semua itu sudah diterima dengan sangat hati hati oleh lembaga negara. Di temani oleh 5 hacker terbaik yang ia temukan melalui jaringan deebweb, akhirnya Alan bisa melancarkan setengah rencananya. Sekarang roll casino juga telah menjadi markas mereka. Alan duduk dan santai, ia membuka satu persatu rekaman kamera pengintai yang ia pasang di rumah kejadian kemarin. Di sana juga ada ke Milla dan gengnya. Apa yang mereka lakukan? Biasalah! Bersenda gurau ga jelas sambil main kartu.Alan sudah mengecek semua rekaman kamera di laptopnya. Tentu saja ia tahu bahwa Rezzapun t
Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri.
Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri.
Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕"Mundur!" titah Milla tanpa penjelasan. Mau tak mau Vino, Faris juga Tara harus menyetujuinya. Pasalnya, mereka mengerti kenapa Milla sampai menyeru untuk mundur, pasti ada hal genting yang sudah diperkirakan Milla."Balik di posisi awal. Kita ketemu di sana!" ucap Milla lagi.Beberapa menit kemudian, Vino dan Faris sampai duluan di dalam mobil box, atau tempat di mana Alan mengawasi."Loh Milla sama Tara dimana?" tanya Alan bingung."Gue kira udah sampe duluan" jawab Vino.Alan mencoba menghubungi keduanya, namun jaringan mereka sama-sama terputus. Dengan keadaan seperti ini membuat Alan menjadi khawatir. Meskipun ia masih bisa memantau ke adaan di dalam lewat kamera yang Tara bawa."Pasti ada yang ngga beres" gumam Alan dengan tangan meremas.
Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕"Kita sambung lagi yok..." ujar Autor pada Vino dan Alan."Sampe mana tadi, gua lupa hahah" ungkap Vino."Sampe bagian gua njirt" balas Alan."Oh iya iya""Jadi si Edo itu... Apa si anjir, lupa gua, hahahah" ujar Alan malah ngga bisa serius habis bersambung."Serius bego, kagak enak sama Authornya," bisik Vino dengan mencondongkan kepalanya ke arah Alan."Gua denger anjir, cepetan dah selesain kasusnya, lu pada mau bayaran kagak sih," sahut Author gregetan.Selang beberapa menit kemudian, setelah menghela napas panjang. Membiarkan suasana tenang hinggap di tengah-tengah mereka."Jujur gue belum paham betul tentang Edo, tapi kita bisa sama-sama cari tahu. Kalau si pembunuh bayaran itu... dia udah mati, bro," tegas Alan
Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri. Sorry, I don't want to write on my goodnovel anymore, I'm resigning. During writing I have not received any benefits! I think it is useless. And I want to take a break, thank you for giving me the opportunity before. I'm writing here because I'm having a hard time contacting my editor and my old email address is not correct. I'm also having a hard time deleting my story on goodnovel. Maaf saya sudah tidak ingin menulis di goodnovel saya mengundurkan diri.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Semua tidak menduga akan ada kejadian tragis hari ini, jadi kegiatan belajar mengajar selesai lebih awal, ada 2 mobil polisi dan 1 ambulans di sana. Kepala sekolah juga sedang sibuk berbicara dengan polisi.Siang tadi, saat jam istirahat. Seorang siswi kelas XII , melihat pintu yang mengarah ke rooftop, terbuka lebar dan terdengar berisik karena dihentakan angin. Dirinya tergerak untuk menutup kembali pintunya, dengan mengecek, apakah ada orang di atap.Namun, ia terkejut bukan kepalang. Matanya menatap pada seorang siswa yang tergeletak bersimbah darah, dengan pistol ditangannya.Siswi itu menjer