Carla memutar bola matanya melihat ke sekeliling, tempat yang indah telah menyihir Carla hingga membuatnya takjub. Apalagi Carla masih tak percaya, mengapa Jourdy bisa mengajaknya ke tempat ini untuk makan malam berdua. Padahal tadinya ia kira, Jourdy memang tidak akan pernah memperlakukannya layaknya seorang istri sungguhan.Entah apa yang sedang merasuki Jourdy saat ini, secara tiba-tiba menyiapkan tempat untuk makan malam berdua yang sangat romantis. Bahkan sebelumnya Carla tak pernah meminta apapun kepada lelaki itu, tapi Jourdy malah memberikannya kejutan yang sangat mengejutkan. “Mengapa kau tiba-tiba mengajakku makan malam berdua di tempat romantis seperti ini?” tanya Carla ragu-ragu. Sembari menarik kursi untuk sang istri, Jourdy menjawab tenang, “Hanya ingin saja, memangnya salah?”“Tidak salah, hanya saja aku sedikit terkejut. Tak biasanya kau bersikap seperti ini,” sahut Carla lagi kemudian duduk di atas kursi yang sudah Jourdy siapkan untuknya. “Kau ini selalu memprotes
Carla tak bisa menjawabnya, ia tak mengenal banyak lelaki itu sebelumnya. Meski sekarang Jourdy sudah menjadi suaminya, namun Carla masih merasa asing padanya. Ada banyak hal yang masih tidak Carla ketahui dari Jourdy, apalagi kehidupan Jourdy sangatlah tertutup.Sehingga bagaimana bisa ia jatuh cinta pada Jourdy secepat kilat, sedang ia tak tahu apapun soal lelaki itu bahkan keluarganya. Tetapi sekarang Carla juga merasa bingung harus menjawab apa terhadap pertanyaan yang diajukan Jourdy barusan, Carla takut akan melukai perasaan Jourdy dan membuatnya kesal. Walaupun sebenarnya tanpa harus dijawab, Jourdy sudah mengetahui jawaban Carla. Istrinya tak mungkin jatuh cinta padanya dengan perlakuan Jourdy yang selalu kasar dan marah-marah, Jourdy menyadari hal itu. Tetapi di sisi lain Jourdy juga merasa kesal karena sampai sekarang Carla masih belum bisa memberikan hatinya pada Jourdy, Jourdy yakin jika di hati Carla masih ada nama Kevin seorang. “Habiskan makanannya, agar kita cepat pu
Kevin baru saja keluar dari kantor polisi setelah ia melaporkan berita hilangnya Carla, walaupun tak mendapatkan respon yang cukup baik namun pihak polisi sudah berjanji pada Kevin untuk membantunya menemukan keberadaan Carla. Mungkin pihak polisi juga merasa bingung dengan menghilangnya Carla saat ini, wanita itu masih berada di kota yang sama dengan Kevin tapi justru tak mau bertemu lelaki itu.Sekarang yang bisa Kevin lakukan hanyalah menunggu hasil dari pencarian yang akan dilakukan pihak kepolisian, ia berharap masalahnya dengan Carla bisa segera selesai apapun yang terjadi nantinya. Setidaknya Kevin tahu kabar wanita itu, sehingga tak perlu lagi merasa bingung dan kalang kabut. “Semoga saja semuanya segera selesai,” tukas Kevin penuh harapan. Sudah berada cukup jauh dari kantor polisi, tiba-tiba Kevin melihat seorang wanita yang tak asing baginya. Tanpa berpikir panjang, Kevin segera berlari kencang untuk mengejar Kania yang nampaknya melarikan diri saat melihat keberadaan Kev
Carla terperanjat kaget saat sepasang tangan tiba-tiba saja memeluk tubuhnya dari belakang, ia menoleh ke samping dan mendapati Jourdy sudah menaruh dagunya di atas bahu Carla. Senyuman yang lebar terukir di bibir Carla melihat tindakan suaminya yang sangat menggemaskan, meskipun ia masih sedikit tak percaya jika Jourdy bisa bersikap manis seperti ini padanya. “Kau mengejutkan saja,” ujar Carla memprotes. Jourdy tak menjawab perkataan istrinya, ia malah semakin mempererat pelukannya. Ternyata memang senyaman ini bisa bersikap romantis terhadap sang istri, Jourdy sedikit menyesal karena seharusnya ia bisa melakukan hal ini dari lama. “Aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku agar kita bisa sarapan bersama, kau tunggu sebentar ya.” Carla ingin fokus memasak dan menyuruh Jourdy untuk menunggu saja. Tetapi lelaki itu menolak dengan menggelengkan kepalanya cepat, Jourdy justru menarik tubuh Carla dan membalikkannya ke arahnya sehingga sekarang mereka saling berhadapan satu sama lain
“Untuk apa kau datang ke sini?” tanya Jourdy ketus pada Kania.Kania dengan tenang menjawab, “Aku ingi bertemu dengan anakku, Jourdy!”Jourdy terkekeh sinis mendengar perkataan Kania, ia meremehkan wanita itu sebab ke mana saja Kania selama ini. Mengapa wanita itu baru menginginkan pertemuan dengan anaknya, padahal dulu Jourdy yang selalu mengemis pada Kania agar mau menemui Sheila. Tetapi Kania seringkali menolak dengan berbagai alasan, sehingga sekarang Jourdy tak dapat mempercayai mantan istrinya lagi. Ia merasa jika Kania memiliki tujuan lain, bukan hanya untuk bertemu dengan anak mereka. “Untuk apa?” tanya Jourdy singkat. “Mengapa kau bertanya seperti itu? Aku ibu kandung Sheila, jadi aku berhak untuk bertemu dengannya.” Kania berbicara dengan tegas tak ingin kalah dari Jourdy. “Lalu ke mana saja kau selama ini? Mengapa baru sekarang kau ingin bertemu dengan Sheila?” tanya Jourdy lagi malas. Jourdy berdiri dari duduknya kemudian melipat kedua tangannya di depan dada, lelaki
Hari ini Kevin memutuskan untuk mengambil lembur, ia sengaja melakukannya agar mendapatkan uang tambahan. Kevin merasa dirinya harus bangkit dari keterpurukan yang sedang ia alami saat ini, mungkin dengan mengumpulkan lebih banyak uang dan terus menabung bisa membuat kehidupannya menjadi lebih baik.Pendapatan Kevin saat ini memang tidak seberapa, jauh berbeda dari kehidupannya yang dulu. Namun setidaknya Kevin telah berusaha sebisanya, memperbaiki beberapa hal yang telah menghilang darinya. Sonya baru saja mengambil ranselnya di dalam loker, ia tak sengaja melihat Kevin yang masih sibuk membersihkan kaca-kaca yang berada di dalam bangunan tersebut. Keningnya berkerut kencang sebab merasa seharusnya Kevin sudah pulang sama seperti dirinya, segera Sonya berjalan mendekat kepada Kevin. Dengan cukup mengejutkan Sonia bertanya, “Mas Kevin, kenapa belum pulang?” Kevin terperanjat kaget mendengar suara itu, ia sedang fokus bekerja sehingga tak memperhatikan sekitar. Dan Sonya berhasil me
Tanpa berpikir panjang, malam itu juga Kevin langsung mendatangi rumah Jourdy setelah ia menyelesaikan semua pekerjaannya. Kini lelaki itu memandangi bangunan besar yang sudah mirip seperti istana tepat di depan matanya, perasannya kalang kabut tak karuan. Kevin merasakan hatinya bergemuruh hebat, seakan ingin menelan manusia hidup-hidup.“Apa yang akan lakukan jika semua itu memang benar adanya?” gumam Kevin sembari semakin erat mencengkram undangan yang ia bawa sejak tadi. Kevin memejamkan kedua matanya sejenak, ia harus menguatkan tekadnya terlebih dahulu sebelum benar-benar berani menemui Jourdy dan juga mungkin Carla yang berada di dalam sana. Apapun yang terjadi nantinya, Kevin hanya bisa berharap jika dirinya bisa tegar dan ikhlas menerima semuanya. Perlahan Kevin memencet bel yang berada di pinggir pagar rumah itu, ia menunggu dengan sabar seseorang akan menghampirinya dan mempersilahkannya untuk masuk ke dalam. Selang beberapa detik saja, salah satu satpam yang menjaga ruma
“Apakah Jourdy menikah dengan Carla?” tanya Kevin dengan terburu-buru kepada Hanna yang baru saja tiba di dalam kantor.Hanna langsung mematung tanpa ekspresi, ia benar-benar terkejut dengan pertanyaan yang diberikan Kevin padanya. Dari mana lelaki itu bisa mengetahuinya, dan ia juga bingung apa yang harus dikatakannya kepada Kevin. “Ayo jawab! Mengapa kau diam saja?” perintahnya dengan sangat tegas.Hanna menelan saliva di tenggorokannya dengan cepat, bibirnya bergetar hebat namun begitu sulit untuk bergerak. Ia masih saja tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut Kevin, tetapi Kevin terus mendesaknya agar mau membuka mulut. Bahkan lelaki itu terus menatapnya sangat tajam tanpa memberikan sedikitpun ruang untuk Hanna bernafas tenang, “Jawab, Hanna! Kau pasti tahu semuanya, bukan? Kau sangat dekat dengan Jourdy, sehingga kau pasti mengetahuinya!”“Ta-tahu apa?” tanya Hanna dengan gugup. Melihat kegugupan Hanna, Kevin tahu jika wanita itu hanya berusaha menutupi kebenaran dar
Hari yang ditunggu telah tiba, hari di mana dua insan manusia akan dipersatukan dalam ikatan pernikahan yang sakral. Semua orang tersenyum bahagia ketika Kevin meraih kedua tangan Kania dengan erat dan menatapnya sangat serius, mereka sudah menjadi sepasang suami istri yang sangat bahagia.Senyuman juga tak henti-hentinya terukir di bibir Carla melihat lelaki yang pernah ia sangat cintai telah mendapatkan pujaan hatinya, bagaimanapun juga Kevin akan tetap memiliki tempat tersendiri di hati Carla. Meskipun mereka sudah tak lagi bersama, Carla akan tetap menyimpan perasaan cintanya untuk Kevin. Bukan lagi perasaan cinta yang ingin memiliki, tetapi perasaan cinta yang harus ia rawat dan ia abadikan dalam hidupnya. Cukup mengenangnya, dan menjadikannya kenangan paling berharga hingga tak pernah terlupakan. Apalagi Kevin akan tetap menjadi ayah kandung dari anaknya, Angel Hugo. “Semoga saja mereka berdua selalu bersama dan bahagia,” ujar Jourdy pelan sembari ikut tersenyum manis. Sembar
Kevin dan Kania berjalan memasuki rumah Jourdy dengan perasaan yang tak tenang, sedikit cemas melihat reaksi anak-anak mereka saat mengetahui keduanya akan segera menikah. Apalagi itu artinya, Sheila dan Angel akan semakin menjadi saudara. Keduanya hanya bisa berharap jika anak-anak mereka bisa menerima keputusan mereka, tanpa adanya keraguan sedikitpun.“Ayah!” teriak Angel dengan sangat gembira ketika ia melihat kedatangan Kevin ke rumah itu. Segera Angel berlari sangat kencang menuju ayahnya kemudian memeluk erat tubuh Angel melampiaskan kerinduannya yang teramat besar, begitupun Kevin tak kalah eratnya memeluk tubuh sang anak dan terus mengusap lembut punggung Angel tanpa henti. “Sayang, bagaimana kabarmu? Apakah kau sehat?” tanya Kevin sangat perhatian. Angel menganggukkan kepalanya dengan cepat menjawab pertanyaan Kevin padanya, “Iya, Ayah. Aku sehat, ayah sendiri bagaimana?”“Ayah juga sehat, Sayang.” Kevin menjawab dengan lembut. Angel terus memandangi Kevin yang sudah cuk
Lula memutar bola matanya dengan malas dan mulai membahas ketidaksetujuannya mengenai niat Kevin akan menikahi Kania, “Mengapa kau selalu keras kepala seperti ini, Kevin? Kau tak pernah mau mendengarkan ibu, padahal kejadian Carla seharusnya membuatmu sadar dan menjadi pemilih ketika akan menentukan pasangan hidup!”“Lalu ibu pikir aku harus mencari pasangan yang bagaimana? Dan seperti apa? Seperti artis? Atau anak konglomerat?” sahut Kevin dengan sangat kesal karena ia tak tahan lagi melihat sikap ibunya yang selalu saja seperti ini. Apalagi sampai detik ini Kevin tak pernah tahu tipe wanita seperti apa yang akan disukai Lula, ia rasa Carla adalah wanita yang sangat cantik, hingga kecantikannya membuat semua orang terpesona. Bahkan wanita itu juga sangat baik, selalu bersikap sopan pada Lula meskipun Lula tak pernah menerimanya dengan baik. Dan jika Lula mencari wanita yang sangat kaya, Kania juga adalah anak orang kaya. Hanya saja sekarang Kania tak memanfaatkan kekayaan orang tua
Carla dan Laras bekerja sama untuk merapihkan kamar bayi yang telah mereka siapkan untuk calon anaknya yang tinggal beberapa bulan lagi akan segera lahir ke dunia, keduanya terlihat sangat bersemangat dan antusias. Apalagi Laras yang mengetahui calon cucunya adalah anak laki-laki, seperti impiannya selama ini. “Apakah ini akan terlihat bagus jika disimpan di sini?” tanya Laras pada Carla meminta saran anaknya. Dengan sangat seksama Carla memperhatikan kasur bayi berukuran sedang yang sengaja Laras taruh di pojok kamar tersebut dan ia merasa memang sangat cocok jikalau diletakkan di sana, “Ya, bagus. Lebih baik di situ saja, Bu.”“Baiklah,” sahut Laras lagi kemudian melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Ketika keduanya sedang fokus bekerja, tiba-tiba saja Jourdy masuk ke dalam ruangan itu dan melihat istri serta ibu mertuanya bekerja sama melakukan pekerjaan yang sebenarnya sudah Jourdy sarankan untuk diserahkan kepada para asisten di rumahnya. Namun seperti biasanya, Carla dan
Kevin pulang ke rumahnya bersama dengan Kania, lelaki itu sengaja membawa kekasihnya bersamanya karena ia ingin memperkenalkan Kania kepada kedua orang tuanya. Meskipun sebenarnya Kevin merasa sedikit ragu, ia khawatir jika Lula akan sulit menerima Kania sama seperti yang terjadi pada Carla dulu.Apalagi Kevin sangat mengenal ibunya yang begitu pemilih, hal ini membuat Kevin cemas jika Kania tak bisa seperti Carla yang begitu sabar dan mau menerima sikap Luka yang sangat menyebalkan. Bahkan sebelum sampai di rumahnya, Kevin terus mengingatkan Kania akan sifat ibunya dan memintanya untuk menahan diri bilamana Lula menyinggung perasaannya. “Apakah aku sudah siap?” tanya Kevin ragu-ragu dan begitu gugup.Namun dengan sangat percaya diri Kania menjawab, “Aku siap, Kevin. Kau tak perlu khawatir karena aku pasti bisa mengatasinya, lagipula aku juga sudah sering bertengkar dengan orang lain jadi aku tahu bagaimana harus mengambil tindakan.”Kevin mengernyitkan keningnya sedikit terkejut dan
Atas bantuan Jourdy, Kevin sudah mendapatkan kembali perusahaannya yang dulu sempat tutup karena disita oleh bank. Hari ini tanpa diduga, Jourdy memanggilnya untuk datang ke gedung itu karena Jourdy sudah menyelesaikan semuanya sehingga kepemilikan perusahaannya telah menjadi milik Kevin seutuhnya lagi.Kevin melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangannya dulu, senyuman kecil terukir di bibirnya karena ia merasa begitu senang sekaligus haru. Semua masalah yang datang kepadanya ternyata masih memiliki akhir yang sangat bahagia, dan tak pernah Kevin duga sebelumnya. Kevin pikir kehidupannya memang telah berakhir, dan semua yang pergi dari hidupnya takkan pernah kembali menjadi miliknya lagi. Ternyata Kevin salah besar, Tuhan selalu punya rencana yang indah untuk Kevin. Meskipun prosesnya sangatlah menyakitkan, namun Kevin bisa melaluinya dengan tegar. “Selamat kembali, Kevin!” tukas Jourdy memberikan ucapan selamat kepada temannya karena telah kembali menjadi Kevin yang dulu. Kevin m
Kevin sudah mencari-cari keberadaan Kania di rumahnya dan beberapa butik yang sering wanita itu kunjungi, tapi ia tak dapat menemukannya di manapun. Apalagi Kania juga sama sekali tak membalas pesan atau mengangkat telepon darinya, hingga Kevin mendapatkan informasi dari salah satu teman Kania yang mengatakan wanita itu sedang berada di salah satu cafe untuk suatu pekerjaan.Buru-buru Kevin mendatangi cafe tersebut untuk menemui Kania, ia ingin sekali bertemu kekasihnya dan mencoba mengembalikan situasi mereka seperti semula. Terlebih kerinduan Kevin pada Kania sudah begitu besar, ia tak bisa menahannya lagi dan Kevin juga sangat takut kehilangan wanita itu dalam hidupnya. Sesampainya di sana, Kevin langsung masuk ke dalam. Ia mencari keberadaan Kania dengan memutar matanya melihat ke setiap sudut cafe tersebut, tapi ia belum juga menemukannya. “Di mana Kania? Mengapa aku masih belum juga menemukannya, apakah dia—.” Kevin langsung menghentikan perkataannya ketika ia melihat wanita
Carla melangkahkan kakinya perlahan di dalam sebuah pusat perbelanjaan yang sangat besar di kotanya, wanita itu ditemani sang suami yang dengan setia berada di sampingnya. Menggenggam erat tangan Carla dan terus memandangi istrinya memastikan keadaannya baik-baik saja, sebab Jourdy khawatir jika Carla akan merasa kelelahan.Meskipun sebenarnya Carla sama sekali tak keberatan harus berjalan-jalan seperti ini, ia justru senang sekali karena bisa menghabiskan waktunya di luar rumah. Ia sudah terlalu bosan selalu berada di rumah. Mengingat suaminya sangatlah protektif, Carla hanya bisa membiarkan lelaki itu melakukan apapun yang ia inginkan. Hingga saat ia tiba di sebuah toko perlengkapan bayi, Carla langsung melangkah masuk ke dalam sana dan menarik kencang lengan Jourdy. Membuat lelaki itu terkejut bukan main, segera Jourdy mengikuti langkah istrinya dan menemaninya memilih beberapa perlengkapan bayi yang sedang ia butuhkan. “Pilih semua barang kau butuhkan, Sayang. Jangan sampai ada
Jourdy datang ke penjara untuk memastikan keadaan Karel dan Hanna di sana, bagaimanapun juga Jourdy ingin melihat keduanya. Ia masih memiliki hati nurani, meskipun kedua manusia itu sudah berusaha menghancurkan kehidupannya. Terutama pada Karel, Jourdy sudah sangat mengenal lelaki itu dari lama.Keluarga Karel juga adalah orang kepercayaannya dan turun kepada Karel hingga menjadi orang terakhir yang bekerja di rumahnya, sehingga Jourdy tak menyangka jika lelaki itu bisa mempunyai niat sangat buruk kepadanya. Padahal ia sudah begitu percaya kepada Karel, namun lelaki itu malah mengkhianatinya. “Bagaimana kabarmu, Karel?” tanya Jourdy dengan datar. Karel mengangkat kepalanya menatap Jourdy dengan ragu-ragu kemudian ia kembali menunduk tak lagi berani menatap wajah lelaki itu, “Aku baik, Tuan.”“Jangan memanggilku Tuan lagi, Karel. Karena sekarang kau sudah tidak lagi bekerja denganku,” sahut Jourdy sangat serius. Karel tak tahu harus menjawab apa, ia bingung harus bersikap bagaimana