“Carla! Kita harus mencari wanita lain sebagai penggantimu!” ujar Jourdy dengan sangat panik sembari terus berjalan-jalan tak tentu arah.Carla sangat kebingungan melihat tingkah suaminya saat ini, apalagi ia tak mengerti dengan maksud perkataan lelaki itu. Mengapa pula mereka harus mencari wanita lain sebagai penggantinya, dan untuk siapa ia melakukan hal itu. Carla meraih lengan suaminya agar lelaki itu berhenti berjalan panik lalu ia bertanya pelan, “Jourdy, apa maksudmu? Coba jelaskan dengan tenang kepadaku, jangan malah panik seperti ini.”“Kevin, dia akan datang malam ini! Jadi dia tak boleh bertemu denganmu juga Angel,” ujarnya lagi dengan penuh penekanan. Mendengar hal itu, Carla masih tetap tak mengerti. Bagaimana bisa Jourdy mengundang Kevin untuk datang ke rumah itu, dan jika Kevin yang memintanya maka keperluan apa yang membawanya datang ke tempat mereka. “Kevin, untuk apa dia datang ke sini? Apa kau mengundangnya?” tanya Carla lagi. Dengan cepat Jourdy menggelengkan k
Dengan ragu-ragu Kevin masuk ke dalam rumah Jourdy, melangkah perlahan sembari terus memperhatikan sekitarnya. Kecemasan nampak jelas di wajah Kevin saat ini karena meskipun Jourdy sudah mengatakan semuanya, ia masih saja sulit untuk percaya.Melihat temannya yang datang, Jourdy langsung mendekat dan menyambutnya ramah. Bahkan Jourdy yang jarang sekali tersenyum, malam itu mendadak mengukir senyumannya hanya untuk menunjukkan tak ada yang ia sembunyikan dari Kevin. “Hai, Kevin. Akhirnya kau datang juga, selamat datang! Kemarilah, duduk di sini!” ajak Jourdy manis. Kevin hanya mengangguk pelan, lalu ia duduk di sofa mahal yang berada di dalam rumah itu. Tatapan Kevin masih mengabur ke mana-mana, ia menunggu dengan tak sabar kedatangan istri Jourdy yang katanya bukanlah Carla Cinnamon. “Kau naik apa ke sini?” tanya Jourdy penasaran. “Aku menumpang dengan temanku, karena kebetulan satu arah makanya ia mengajakku untuk pergi bersama.” Kevin menjawab apa adanya. Jourdy kembali merasa
Carla tersenyum tipis di hadapan Laras, ia baru saja menceritakan semua kejadian pahit yang ia alami saat ini dan alasannya menghilang tanpa kabar. Carla dapat melihat jelas bagaimana ekspresi Laras yang nampak bersedih mendengar cerita Carla, lagipula hati ibu mana yang rela melihat anaknya menderita seperti apa yang dialami Carla.Laras juga merasa sangat menyesal karena ia tak dapat mendampingi putrinya dalam masa-masa sulitnya, bahkan ia tak tahu apapun mengenai masalah Carla. Kalau saja Laras mengetahuinya mungkin ia sedikit membantu Carla menenangkan badai yang menerpa, tidak akan bisa berbuat banyak namun setidaknya Laras ingin keberadaannya berguna bagi sang putri. “Mengapa kau tak menceritakannya lebih awal kepada ibu, Nak? Apakah kau sudah tak menganggap ibu lagi?” tanya Laras dengan penuh kesedihan. Carla menggelengkan kepalanya kencang berusaha membantah perkataan Laras yang sama sekali tak benar, “Tidak, Bu. Bukan begitu, aku hanya ingin membuat ibu kesulitan karena har
“Berkemaslah! Karena hari ini aku akan mengajakmu pergi ke pantai,” ujar Jourdy pada Carla.Carla yang sedang sibuk menata makanan di atas meja makan langsung menghentikan pekerjaannya dan menoleh ke arah sang suami yang duduk di dekatnya, “Ke pantai? Dalam rangka apa? Memangnya kau tidak bekerja?”“Tidak, aku mengambil cuti hari ini. Bukankah sejak menikah, kita belum pergi bulan madu? Jadi sekarang saja,” sahutnya berusaha menjelaskan maksud ajakannya pada Carla.Bukannya Carla tak senang dengan ajakan suaminya, hanya saja ia sedang tak berminat untuk pergi ke manapun. Mengingat masih ada banyak masalah yang belum mereka selesaikan, lagipula keberadaan anaknya di rumah itu membuatnya merasa tak tenang jika harus meninggalkan Angel. Carla segera beralasan dengan mengatakan, “Lalu bagaimana dengan anak-anak? Apakah kita akan meninggalkannya?”“Ya, lagipula ada banyak asisten di rumah ini. Jadi kau tak perlu khawatir karena mereka akan menjaga anak-anakn dengan baik, Sheila juga sudah
Carla menatap kosong ke arah pantai dari atas balkon kamar hotel yang saat ini sedang ia singgahi, melihat pemandangan yang sangat indah di depan matanya membuat Carla merasa sedikit tenang dalam hatinya. Ia memutuskan untuk menuruti perintah suaminya untuk datang ke hotel itu terlebih dulu, meskipun ia sendiri tak tahu kapan Jourdy akan datang menyusulnya.Angin pantai berhembus menerpa wajahnya hingga menciptakan kesejukan yang menenangkan, Carla memejamkan kedua matanya berusaha mendapatkan sesuatu yang hilang dari dirinya. Namun ia sama sekali tak mendapatkannya, hingga Carla kembali membuka kedua matanya dan menghela nafas pelan. Kerinduannya pada Kevin masih belum juga menghilang, padahal Carla sudah terus berusaha menerima kehadiran Jourdy di hidupnya. Tapi mantan suaminya tidak tergantikan, dan mungkin memang tidak akan pernah bisa tergantikan. “Kevin, aku sangat merindukanmu.” Carla bergumam sendirian. Carla tak tahu apa yang harus ia kerjakan di tempat itu sendirian seper
Jourdy berjalan dengan cepat mendekat ke arah Kevin dan Carla, lelaki itu terlihat sangat marah sebab nampak jelas dari sorot matanya saat ini. Kevin dan Carla yang sudah melepaskan dekapan mereka terkejut bukan main melihat kedatangan Jourdy, apalagi Carla yang tak tahu harus berbuat apa untuk menghentikan semua ini.Carla masih belum siap melihat Kevin mengetahui semua kebenaran tentangnya, namun ia juga jauh lebih tak siap melihat Jourdy marah besar kepadanya karena tertangkap basah sedang berpelukan dengan Kevin. Carla hanya bisa menjauh dari Kevin secara perlahan, lalu ia bersiap menghadang Jourdy barang kali lelaki itu akan menyerang mantan suaminya. “Jourdy, a-aku bisa—.” Belum sempat Carla menyelesaikan perkataannya, Jourdy sudah lebih dulu mencengkram kuat lengan Carla dan menariknya kencang hingga berada di belakang tubuhnya. Ia tak mau melihat istrinya berada dekat dengan mantan suaminya lagi, karena Jourdy tahu betul jika Carla masih belum bisa benar-benar melupakan Kevi
PlakkkkJourdy menampar wajah Carla dengan sangat kencang hingga suaranya nyaring dan mengisi seluruh isi ruangan itu, bahkan tubuh Carla langsung tersungkur ke atas lantai membuatnya sangat kesakitan. Carla merintih begitu memilukan, tapi hal itu sama sekali tak membuat Jourdy merasa iba kepadanya.Naasnya, bukan merasa kasihan kepada istrinya. Jourdy justru malah menjambak kencang rambut Carla hingga wajah itu menghadap ke arahnya, tatapan Jourdy yang sangat mematikan membuat Carla hanya bisa memejamkan kedua matanya karena ketakutan.“Kau benar-benar tak tahu diri, Carla!” teriak Jourdy tepat di depan wajah Carla. CuihhhhJourdy membuang ludahnya dan mengenai wajah Carla, tak hanya sampai di situ saja, Jourdy juga memberikan tendangan yang cukup kencang di wajah Carla. Sampai-sampai membuat Carla kembali terbujur kaku di atas lantai, Carla dapat merasakan darah segar mengalir dari bibirnya yang sudah lebam. Tapi Carla hanya bisa menangis dengan lirih, sebab bersuara saja Carla su
“Arghhh!” Kevin berteriak dengan sangat kencang di pinggir pantai meluapkan emosinya saat ini.Meskipun laki-laki, ia sama sekali tak malu menangis seperti ini di hadapan Sonya. Karena Kevin merasakan sakit yang luar biasa di hatinya melihat wanita yang sangat ia cintai sudah menikah lagi dengan temannya sendiri, bahkan hal ini tak pernah terbayangkan oleh Kevin sebelumnya. Sonya yang melihat suasana hati Kevin sedang hancur berantakan hanya membiarkannya saja tanpa mengatakan apapun, ia tahu berbicara pun tidak akan membantu apa-apa untuk meredakan perasaan Kevin yang terluka. Sesekali Sonya menatap wajah Kevin yang sangat kusut, apalagi ia juga sangat memahami bagaimana sakitnya ditinggalkan oleh orang yang sangat berharga bagi mereka. “Kenapa, Carla? Kenapa kau harus sejahat ini kepadaku? Apa salahku?” teriak Kevin lagi sembari terus menangis. Kini tatapan Kevin beralih pada Sonya yang sejak tadi juga trus menatap ke arahnya kemudian ia bertanya dengan lirih, “Apakah semua wanit