Carla menatap kosong ke arah pantai, ia merasa kehidupannya telah benar-benar berakhir. Ia juga masih harus menahan rasa sakit di wajahnya akibat kekerasan yang Jourdy lakukan padanya, tapi yang lebih menyakitkan bagi Carla saat ini adalah merasa telah kehilangan Kevin untuk selamanya.Ia tahu kalau tidak akan ada lagi kemungkinan untuk bisa kembali bersama Kevin, lelaki itu pasti sudah sangat membencinya. Dan Carla juga merasakan hal yang sama seperti Kevin, yaitu tak ada lagi alasan untuk bertahan hidup. Jourdy yang melihat istrinya duduk sambil melamun di balkon kamar hotel, segera berjalan mendekat ke arahnya. Ia perlahan memegang kedua bahu Carla dengan lembut, hingga membuat Carla sedikit terperanjat kaget. Rasa trauma Carla akan kekerasan Jourdy kini semakin membesar, sentuhan pelan lelaki itu saja mampu membuatnya merinding dan ketakutan. Khawatir kalau Jourdy akan menyiksanya lagi, karena setiap tindakannya terekam jelas di kepala Carla. “Kau sedang memikirkan apa, Sayang?
Kania sudah mendapatkan kesempatan untuk membawa Sheila bersamanya, berjalan-jalan keluar dari rumah Jourdy hanya berdua saja. Entah apa yang sudah membuat Kania berubah menjadi lebih baik sekarang, namun ia tak lagi bersikap egois seperti dulu bahkan ia ingin menebus kesalahannya pada sang anak.Kasih sayang Kania selama ini sama sekali tak terlihat untuk Sheila, dan Kania merasa sangat menyesal. Apalagi Sheila juga pasti terluka karena sikap Kania, Kania ingin mengobatinya dan membuat Sheila bisa merasakan cintanya sebagai seorang ibu. “Sekarang kau mau pergi ke mana?” tanya Kania bersemangat. Sembari mengikuti langkah ibunya di trotoar Sheila menjawab dengan gugup, “Aku ingin makan es krim yang banyak, apakah boleh?”“Tentu saja boleh, Sayang. Tapi jangan terlalu banyak ya, karena nanti kau bisa sakit.” Kania menjawab lembut permintaan putrinya.“Baiklah,” sahut Sheila lagi bersorak gembira.Mereka terus melangkah menuju pusat pembelanjaan setelah memarkirkan mobil di parkiran te
Jourdy berusaha memperbaiki kesalahannya pada Carla, selama dua hari berada di hotel lelaki itu terus mengurus Carla dengan sangat baik. Ia tak membiarkan Carla melakukan pekerjaan apapun, karena Jourdy mengambil alih semuanya.Bahkan Carla saja yang melihat hal itu sedikit tak percaya jika suaminya bisa bersikap demikian, padahal ia tak pernah meminta apa-apa kepada Jourdy. Jourdy melakukan semuanya dengan sukarela, sebab ingin menunjukkan kesungguhannya meminta maaf. “Ayo tambah lagi makanannya, kau harus makan dengan banyak.” Jourdy menyuruh Carla untuk menambah makanannya. Keadaan Carla juga sudah berangsur-angsur membaik, luka lebam di wajahnya juga sedikit memudar karena Jourdy sudah memberikan obat yang sangat bagus untuk istrinya. Carla hanya menerima semua perlakuan Jourdy padanya, ia tak sedikitpun menolak pemberian Jourdy mengenai semuanya. “Aku sudah sangat kenyang, Jourdy!” tolak Carla tak dapat menampung lagi makanan di dalam perutnya. Jourdy tak mau memaksa lagi, ia
Kevin sudah melewati masa sulitnya selama berhari-hari, ia terus berusaha untuk tegar dan ikhlas menerima takdir yang Tuhan berikan kepadanya. Meskipun terasa sangat sulit, namun Kevin tetap merasa bersyukur karena ia tak sendirian menghadapi semuanya.Ada Sonya yang menemaninya, Sonya yang selalu menyemangati Kevin dan meyakinkan lelaki itu jika semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya dalam hidup Kevin, masih ada seseorang yang peduli padanya juga memberikan perhatian pada Kevin. Bahkan Kevin merasa jika dirinya mulai menaruh hati pada Sonya, wanita itu sudah sangat baik kepadanya. Kevin saja tak tahu bagaimana caranya membalas kebaikan Sonya yang sudah terlalu banyak, ka merasa Sonya adalah wanita yang tepatnya. Wanita yang bisa menerima dirinya apa adanya sekalipun Kevin tak punya apapun untuk dibanggakan, “Sonya!”“Iya, Mas?” tanya Sonya sembari menoleh ke arah lelaki itu namun masih terus mengunyah makanan di dalam mulutnya. Dengan gugup Kevin berkata, “Aku ingin berbicara se
Carla langsung memeluk tubuh putrinya dengan sangat erat ketika ia sudah sampai di rumah bersama Jourdy, Angel juga terlihat sangat merindukan bundanya yang tak pulang selama beberapa hari. Apalagi Angel juga merasa sangat kesepian berada di rumah besar itu, tanpa adanya teman selain asisten rumah tangga yang menjaganya.“Maafkan Bunda ya, Sayang. Karena Bunda pergi terlalu lama meninggalkanmu,” ujar Carla merasa sangat bersalah kepada anaknya. Namun Angel yang memang tak begitu keras kepala hanya menganggukkan kepalanya pelan dan menjawab senang, “Tak apa, Bunda. Yang penting sekarang Bunda sudah pulang ke rumah, jadi aku tak sendirian lagi. “Bunda senang sekali melihatmu sudah pintar seperti ini,” puji Carla dengan sangat bahagia. Jourdy yang juga berada di tempat itu ikut merasakan kesenangan mereka, melihat istrinya bahagia bisa bertemu lagi dengan sang anak. Jourdy juga mengusap pelan puncak kepala Angel kemudian berkata, “Kalau begitu, aku pergi dulu ya ke kamar.”“Iya, Jourd
“Carla, dengarkan dulu penjelasanku!” pinta Jourdy sangat serius sembari berusaha memegang lengan Carla cukup erat.Tetapi Carla terus menerus berusaha menghindar, ia tak mau disentuh oleh lelaki itu. Lelaki yang sudah memberikan penderitaan begitu besar dalam hidupnya, sekalipun sekarang Jourdy adalah suaminya. Bagaimana bisa lelaki yang telah mengubah kehidupan Carla berpura-pura baik seakan tak pernah terjadi apapun, padahal Carla selama ini selalu berusaha mati-Marian untuk menerima takdirnya. Ia kira semua terjadi dalam hidupnya adalah garis takdir dari Tuhan, tanpa campur tangan manusia sama sekali. Tapi ternyata Carla salah besar, semua ini adalah rencana busuk Jourdy yang telah ia inginkan sejak lama. Tanpa tahu mengapa bisa setega ini padanya dan Kevin, bahkan ia menganggap Jourdy seperti tak punya hati dan akal sehat lagi. “Kau benar-benar gila, Jourdy!” teriak Carla dengan sangat emosi. Sekarang Carla sudah tak bisa lagi membendung air matanya, ia menangis dengan seseguk
Kevin menendang kaleng minuman di depannya cukup kencang, ia melampiaskan amarahnya yang tak bisa terungkapkan. Apalagi Kevin tak tahu ke mana ia harus mengadu dan menceritakan masalahnya saat ini, ia merasa tak punya siapa-siapa lagi. Padahal biasanya Sonya akan menjadi tempat yang paling nyaman untuk Kevin, menjadi pendengar yang sangat baik dalam situasi apapun.BughhTanpa diduga kaleng minuman itu mengenai punggung seorang wanita yang sedang duduk di bangku pinggir jalan sendirian, wanita itu menoleh ke arah Kevin setelah mendapatkan perlakuan tak baik dari lelaki itu. Awalnya Kania ingin sekali marah padanya, namun setelah melihat lelaki itu adalah Kevin justru ia meredam amarahnya. Kevin yang juga menyadari baru saja melakukan kesalahan segera menghampiri Kania untuk meminta maaf, ia berjalan dengan sangat cepat ke arah Kania dan langsung menunjukkan raut wajah yang penuh rasa bersalah. “Kania, tolong maafkan aku. Aku benar-benar tak sengaja melakukannya,” ujar Kevin sangat t
BrakkkkJourdy menggebrak meja di hadapannya dengan penuh emosi, beberapa polisi di tempat itu berusaha mendekat ke arah Jourdy dan membantunya menenangkan diri dengan memegang bahu lelaki itu. Jourdy sudah sangat muak melihat wajah Hanna dan Karel, ia tak menyangka jika dua manusia yang sudah sangat ia percaya justru malah membodohinya selama ini. Meskipun Jourdy tak terlambat, namun ia tetap merasa harus melampiaskan amarahnya kepada dua manusia itu. Nampaknya dunia masih berpihak pada Jourdy, sehingga ia tak mengalami kebangkrutan apalagi kehilangan aset perusahaannya yang berharga. “Kalian benar-benar tak tahu diri!” umpat Jourdy dengan penuh emosi. Setelah semua hal yang Jourdy berikan kepada Karel maupun Hanna, mereka berdua malah bersekokongkol untuk merebut harta kekayaan Jourdy. Sepertinya mereka sudah lupa sedang berhadapan dengan siapa, karena Jourdy bukan tipe orang yang mudah untuk ditipu.“Aku sudah memberikan semuanya kepada kalian, tapi seperti inikah balasan kalian