Carla tersenyum tipis di hadapan Laras, ia baru saja menceritakan semua kejadian pahit yang ia alami saat ini dan alasannya menghilang tanpa kabar. Carla dapat melihat jelas bagaimana ekspresi Laras yang nampak bersedih mendengar cerita Carla, lagipula hati ibu mana yang rela melihat anaknya menderita seperti apa yang dialami Carla.Laras juga merasa sangat menyesal karena ia tak dapat mendampingi putrinya dalam masa-masa sulitnya, bahkan ia tak tahu apapun mengenai masalah Carla. Kalau saja Laras mengetahuinya mungkin ia sedikit membantu Carla menenangkan badai yang menerpa, tidak akan bisa berbuat banyak namun setidaknya Laras ingin keberadaannya berguna bagi sang putri. “Mengapa kau tak menceritakannya lebih awal kepada ibu, Nak? Apakah kau sudah tak menganggap ibu lagi?” tanya Laras dengan penuh kesedihan. Carla menggelengkan kepalanya kencang berusaha membantah perkataan Laras yang sama sekali tak benar, “Tidak, Bu. Bukan begitu, aku hanya ingin membuat ibu kesulitan karena har
“Berkemaslah! Karena hari ini aku akan mengajakmu pergi ke pantai,” ujar Jourdy pada Carla.Carla yang sedang sibuk menata makanan di atas meja makan langsung menghentikan pekerjaannya dan menoleh ke arah sang suami yang duduk di dekatnya, “Ke pantai? Dalam rangka apa? Memangnya kau tidak bekerja?”“Tidak, aku mengambil cuti hari ini. Bukankah sejak menikah, kita belum pergi bulan madu? Jadi sekarang saja,” sahutnya berusaha menjelaskan maksud ajakannya pada Carla.Bukannya Carla tak senang dengan ajakan suaminya, hanya saja ia sedang tak berminat untuk pergi ke manapun. Mengingat masih ada banyak masalah yang belum mereka selesaikan, lagipula keberadaan anaknya di rumah itu membuatnya merasa tak tenang jika harus meninggalkan Angel. Carla segera beralasan dengan mengatakan, “Lalu bagaimana dengan anak-anak? Apakah kita akan meninggalkannya?”“Ya, lagipula ada banyak asisten di rumah ini. Jadi kau tak perlu khawatir karena mereka akan menjaga anak-anakn dengan baik, Sheila juga sudah
Carla menatap kosong ke arah pantai dari atas balkon kamar hotel yang saat ini sedang ia singgahi, melihat pemandangan yang sangat indah di depan matanya membuat Carla merasa sedikit tenang dalam hatinya. Ia memutuskan untuk menuruti perintah suaminya untuk datang ke hotel itu terlebih dulu, meskipun ia sendiri tak tahu kapan Jourdy akan datang menyusulnya.Angin pantai berhembus menerpa wajahnya hingga menciptakan kesejukan yang menenangkan, Carla memejamkan kedua matanya berusaha mendapatkan sesuatu yang hilang dari dirinya. Namun ia sama sekali tak mendapatkannya, hingga Carla kembali membuka kedua matanya dan menghela nafas pelan. Kerinduannya pada Kevin masih belum juga menghilang, padahal Carla sudah terus berusaha menerima kehadiran Jourdy di hidupnya. Tapi mantan suaminya tidak tergantikan, dan mungkin memang tidak akan pernah bisa tergantikan. “Kevin, aku sangat merindukanmu.” Carla bergumam sendirian. Carla tak tahu apa yang harus ia kerjakan di tempat itu sendirian seper
Jourdy berjalan dengan cepat mendekat ke arah Kevin dan Carla, lelaki itu terlihat sangat marah sebab nampak jelas dari sorot matanya saat ini. Kevin dan Carla yang sudah melepaskan dekapan mereka terkejut bukan main melihat kedatangan Jourdy, apalagi Carla yang tak tahu harus berbuat apa untuk menghentikan semua ini.Carla masih belum siap melihat Kevin mengetahui semua kebenaran tentangnya, namun ia juga jauh lebih tak siap melihat Jourdy marah besar kepadanya karena tertangkap basah sedang berpelukan dengan Kevin. Carla hanya bisa menjauh dari Kevin secara perlahan, lalu ia bersiap menghadang Jourdy barang kali lelaki itu akan menyerang mantan suaminya. “Jourdy, a-aku bisa—.” Belum sempat Carla menyelesaikan perkataannya, Jourdy sudah lebih dulu mencengkram kuat lengan Carla dan menariknya kencang hingga berada di belakang tubuhnya. Ia tak mau melihat istrinya berada dekat dengan mantan suaminya lagi, karena Jourdy tahu betul jika Carla masih belum bisa benar-benar melupakan Kevi
PlakkkkJourdy menampar wajah Carla dengan sangat kencang hingga suaranya nyaring dan mengisi seluruh isi ruangan itu, bahkan tubuh Carla langsung tersungkur ke atas lantai membuatnya sangat kesakitan. Carla merintih begitu memilukan, tapi hal itu sama sekali tak membuat Jourdy merasa iba kepadanya.Naasnya, bukan merasa kasihan kepada istrinya. Jourdy justru malah menjambak kencang rambut Carla hingga wajah itu menghadap ke arahnya, tatapan Jourdy yang sangat mematikan membuat Carla hanya bisa memejamkan kedua matanya karena ketakutan.“Kau benar-benar tak tahu diri, Carla!” teriak Jourdy tepat di depan wajah Carla. CuihhhhJourdy membuang ludahnya dan mengenai wajah Carla, tak hanya sampai di situ saja, Jourdy juga memberikan tendangan yang cukup kencang di wajah Carla. Sampai-sampai membuat Carla kembali terbujur kaku di atas lantai, Carla dapat merasakan darah segar mengalir dari bibirnya yang sudah lebam. Tapi Carla hanya bisa menangis dengan lirih, sebab bersuara saja Carla su
“Arghhh!” Kevin berteriak dengan sangat kencang di pinggir pantai meluapkan emosinya saat ini.Meskipun laki-laki, ia sama sekali tak malu menangis seperti ini di hadapan Sonya. Karena Kevin merasakan sakit yang luar biasa di hatinya melihat wanita yang sangat ia cintai sudah menikah lagi dengan temannya sendiri, bahkan hal ini tak pernah terbayangkan oleh Kevin sebelumnya. Sonya yang melihat suasana hati Kevin sedang hancur berantakan hanya membiarkannya saja tanpa mengatakan apapun, ia tahu berbicara pun tidak akan membantu apa-apa untuk meredakan perasaan Kevin yang terluka. Sesekali Sonya menatap wajah Kevin yang sangat kusut, apalagi ia juga sangat memahami bagaimana sakitnya ditinggalkan oleh orang yang sangat berharga bagi mereka. “Kenapa, Carla? Kenapa kau harus sejahat ini kepadaku? Apa salahku?” teriak Kevin lagi sembari terus menangis. Kini tatapan Kevin beralih pada Sonya yang sejak tadi juga trus menatap ke arahnya kemudian ia bertanya dengan lirih, “Apakah semua wanit
Carla menatap kosong ke arah pantai, ia merasa kehidupannya telah benar-benar berakhir. Ia juga masih harus menahan rasa sakit di wajahnya akibat kekerasan yang Jourdy lakukan padanya, tapi yang lebih menyakitkan bagi Carla saat ini adalah merasa telah kehilangan Kevin untuk selamanya.Ia tahu kalau tidak akan ada lagi kemungkinan untuk bisa kembali bersama Kevin, lelaki itu pasti sudah sangat membencinya. Dan Carla juga merasakan hal yang sama seperti Kevin, yaitu tak ada lagi alasan untuk bertahan hidup. Jourdy yang melihat istrinya duduk sambil melamun di balkon kamar hotel, segera berjalan mendekat ke arahnya. Ia perlahan memegang kedua bahu Carla dengan lembut, hingga membuat Carla sedikit terperanjat kaget. Rasa trauma Carla akan kekerasan Jourdy kini semakin membesar, sentuhan pelan lelaki itu saja mampu membuatnya merinding dan ketakutan. Khawatir kalau Jourdy akan menyiksanya lagi, karena setiap tindakannya terekam jelas di kepala Carla. “Kau sedang memikirkan apa, Sayang?
Kania sudah mendapatkan kesempatan untuk membawa Sheila bersamanya, berjalan-jalan keluar dari rumah Jourdy hanya berdua saja. Entah apa yang sudah membuat Kania berubah menjadi lebih baik sekarang, namun ia tak lagi bersikap egois seperti dulu bahkan ia ingin menebus kesalahannya pada sang anak.Kasih sayang Kania selama ini sama sekali tak terlihat untuk Sheila, dan Kania merasa sangat menyesal. Apalagi Sheila juga pasti terluka karena sikap Kania, Kania ingin mengobatinya dan membuat Sheila bisa merasakan cintanya sebagai seorang ibu. “Sekarang kau mau pergi ke mana?” tanya Kania bersemangat. Sembari mengikuti langkah ibunya di trotoar Sheila menjawab dengan gugup, “Aku ingin makan es krim yang banyak, apakah boleh?”“Tentu saja boleh, Sayang. Tapi jangan terlalu banyak ya, karena nanti kau bisa sakit.” Kania menjawab lembut permintaan putrinya.“Baiklah,” sahut Sheila lagi bersorak gembira.Mereka terus melangkah menuju pusat pembelanjaan setelah memarkirkan mobil di parkiran te