Carla terperanjat kaget saat sepasang tangan tiba-tiba saja memeluk tubuhnya dari belakang, ia menoleh ke samping dan mendapati Jourdy sudah menaruh dagunya di atas bahu Carla. Senyuman yang lebar terukir di bibir Carla melihat tindakan suaminya yang sangat menggemaskan, meskipun ia masih sedikit tak percaya jika Jourdy bisa bersikap manis seperti ini padanya. “Kau mengejutkan saja,” ujar Carla memprotes. Jourdy tak menjawab perkataan istrinya, ia malah semakin mempererat pelukannya. Ternyata memang senyaman ini bisa bersikap romantis terhadap sang istri, Jourdy sedikit menyesal karena seharusnya ia bisa melakukan hal ini dari lama. “Aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku agar kita bisa sarapan bersama, kau tunggu sebentar ya.” Carla ingin fokus memasak dan menyuruh Jourdy untuk menunggu saja. Tetapi lelaki itu menolak dengan menggelengkan kepalanya cepat, Jourdy justru menarik tubuh Carla dan membalikkannya ke arahnya sehingga sekarang mereka saling berhadapan satu sama lain
“Untuk apa kau datang ke sini?” tanya Jourdy ketus pada Kania.Kania dengan tenang menjawab, “Aku ingi bertemu dengan anakku, Jourdy!”Jourdy terkekeh sinis mendengar perkataan Kania, ia meremehkan wanita itu sebab ke mana saja Kania selama ini. Mengapa wanita itu baru menginginkan pertemuan dengan anaknya, padahal dulu Jourdy yang selalu mengemis pada Kania agar mau menemui Sheila. Tetapi Kania seringkali menolak dengan berbagai alasan, sehingga sekarang Jourdy tak dapat mempercayai mantan istrinya lagi. Ia merasa jika Kania memiliki tujuan lain, bukan hanya untuk bertemu dengan anak mereka. “Untuk apa?” tanya Jourdy singkat. “Mengapa kau bertanya seperti itu? Aku ibu kandung Sheila, jadi aku berhak untuk bertemu dengannya.” Kania berbicara dengan tegas tak ingin kalah dari Jourdy. “Lalu ke mana saja kau selama ini? Mengapa baru sekarang kau ingin bertemu dengan Sheila?” tanya Jourdy lagi malas. Jourdy berdiri dari duduknya kemudian melipat kedua tangannya di depan dada, lelaki
Hari ini Kevin memutuskan untuk mengambil lembur, ia sengaja melakukannya agar mendapatkan uang tambahan. Kevin merasa dirinya harus bangkit dari keterpurukan yang sedang ia alami saat ini, mungkin dengan mengumpulkan lebih banyak uang dan terus menabung bisa membuat kehidupannya menjadi lebih baik.Pendapatan Kevin saat ini memang tidak seberapa, jauh berbeda dari kehidupannya yang dulu. Namun setidaknya Kevin telah berusaha sebisanya, memperbaiki beberapa hal yang telah menghilang darinya. Sonya baru saja mengambil ranselnya di dalam loker, ia tak sengaja melihat Kevin yang masih sibuk membersihkan kaca-kaca yang berada di dalam bangunan tersebut. Keningnya berkerut kencang sebab merasa seharusnya Kevin sudah pulang sama seperti dirinya, segera Sonya berjalan mendekat kepada Kevin. Dengan cukup mengejutkan Sonia bertanya, “Mas Kevin, kenapa belum pulang?” Kevin terperanjat kaget mendengar suara itu, ia sedang fokus bekerja sehingga tak memperhatikan sekitar. Dan Sonya berhasil me
Tanpa berpikir panjang, malam itu juga Kevin langsung mendatangi rumah Jourdy setelah ia menyelesaikan semua pekerjaannya. Kini lelaki itu memandangi bangunan besar yang sudah mirip seperti istana tepat di depan matanya, perasannya kalang kabut tak karuan. Kevin merasakan hatinya bergemuruh hebat, seakan ingin menelan manusia hidup-hidup.“Apa yang akan lakukan jika semua itu memang benar adanya?” gumam Kevin sembari semakin erat mencengkram undangan yang ia bawa sejak tadi. Kevin memejamkan kedua matanya sejenak, ia harus menguatkan tekadnya terlebih dahulu sebelum benar-benar berani menemui Jourdy dan juga mungkin Carla yang berada di dalam sana. Apapun yang terjadi nantinya, Kevin hanya bisa berharap jika dirinya bisa tegar dan ikhlas menerima semuanya. Perlahan Kevin memencet bel yang berada di pinggir pagar rumah itu, ia menunggu dengan sabar seseorang akan menghampirinya dan mempersilahkannya untuk masuk ke dalam. Selang beberapa detik saja, salah satu satpam yang menjaga ruma
“Apakah Jourdy menikah dengan Carla?” tanya Kevin dengan terburu-buru kepada Hanna yang baru saja tiba di dalam kantor.Hanna langsung mematung tanpa ekspresi, ia benar-benar terkejut dengan pertanyaan yang diberikan Kevin padanya. Dari mana lelaki itu bisa mengetahuinya, dan ia juga bingung apa yang harus dikatakannya kepada Kevin. “Ayo jawab! Mengapa kau diam saja?” perintahnya dengan sangat tegas.Hanna menelan saliva di tenggorokannya dengan cepat, bibirnya bergetar hebat namun begitu sulit untuk bergerak. Ia masih saja tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut Kevin, tetapi Kevin terus mendesaknya agar mau membuka mulut. Bahkan lelaki itu terus menatapnya sangat tajam tanpa memberikan sedikitpun ruang untuk Hanna bernafas tenang, “Jawab, Hanna! Kau pasti tahu semuanya, bukan? Kau sangat dekat dengan Jourdy, sehingga kau pasti mengetahuinya!”“Ta-tahu apa?” tanya Hanna dengan gugup. Melihat kegugupan Hanna, Kevin tahu jika wanita itu hanya berusaha menutupi kebenaran dar
“Carla! Kita harus mencari wanita lain sebagai penggantimu!” ujar Jourdy dengan sangat panik sembari terus berjalan-jalan tak tentu arah.Carla sangat kebingungan melihat tingkah suaminya saat ini, apalagi ia tak mengerti dengan maksud perkataan lelaki itu. Mengapa pula mereka harus mencari wanita lain sebagai penggantinya, dan untuk siapa ia melakukan hal itu. Carla meraih lengan suaminya agar lelaki itu berhenti berjalan panik lalu ia bertanya pelan, “Jourdy, apa maksudmu? Coba jelaskan dengan tenang kepadaku, jangan malah panik seperti ini.”“Kevin, dia akan datang malam ini! Jadi dia tak boleh bertemu denganmu juga Angel,” ujarnya lagi dengan penuh penekanan. Mendengar hal itu, Carla masih tetap tak mengerti. Bagaimana bisa Jourdy mengundang Kevin untuk datang ke rumah itu, dan jika Kevin yang memintanya maka keperluan apa yang membawanya datang ke tempat mereka. “Kevin, untuk apa dia datang ke sini? Apa kau mengundangnya?” tanya Carla lagi. Dengan cepat Jourdy menggelengkan k
Dengan ragu-ragu Kevin masuk ke dalam rumah Jourdy, melangkah perlahan sembari terus memperhatikan sekitarnya. Kecemasan nampak jelas di wajah Kevin saat ini karena meskipun Jourdy sudah mengatakan semuanya, ia masih saja sulit untuk percaya.Melihat temannya yang datang, Jourdy langsung mendekat dan menyambutnya ramah. Bahkan Jourdy yang jarang sekali tersenyum, malam itu mendadak mengukir senyumannya hanya untuk menunjukkan tak ada yang ia sembunyikan dari Kevin. “Hai, Kevin. Akhirnya kau datang juga, selamat datang! Kemarilah, duduk di sini!” ajak Jourdy manis. Kevin hanya mengangguk pelan, lalu ia duduk di sofa mahal yang berada di dalam rumah itu. Tatapan Kevin masih mengabur ke mana-mana, ia menunggu dengan tak sabar kedatangan istri Jourdy yang katanya bukanlah Carla Cinnamon. “Kau naik apa ke sini?” tanya Jourdy penasaran. “Aku menumpang dengan temanku, karena kebetulan satu arah makanya ia mengajakku untuk pergi bersama.” Kevin menjawab apa adanya. Jourdy kembali merasa
Carla tersenyum tipis di hadapan Laras, ia baru saja menceritakan semua kejadian pahit yang ia alami saat ini dan alasannya menghilang tanpa kabar. Carla dapat melihat jelas bagaimana ekspresi Laras yang nampak bersedih mendengar cerita Carla, lagipula hati ibu mana yang rela melihat anaknya menderita seperti apa yang dialami Carla.Laras juga merasa sangat menyesal karena ia tak dapat mendampingi putrinya dalam masa-masa sulitnya, bahkan ia tak tahu apapun mengenai masalah Carla. Kalau saja Laras mengetahuinya mungkin ia sedikit membantu Carla menenangkan badai yang menerpa, tidak akan bisa berbuat banyak namun setidaknya Laras ingin keberadaannya berguna bagi sang putri. “Mengapa kau tak menceritakannya lebih awal kepada ibu, Nak? Apakah kau sudah tak menganggap ibu lagi?” tanya Laras dengan penuh kesedihan. Carla menggelengkan kepalanya kencang berusaha membantah perkataan Laras yang sama sekali tak benar, “Tidak, Bu. Bukan begitu, aku hanya ingin membuat ibu kesulitan karena har