Home / Romansa / Jodoh Untuk Nona Manja / Ellysia Jatuh Ke Sawah

Share

Ellysia Jatuh Ke Sawah

Author: Indahsaira
last update Last Updated: 2021-03-20 08:45:53

Ellysia harus menarik napas dalam. Ia berusaha keras meyakinkan hatinya. Bahwa yang ada di depannya sekarang adalah kamarnya. 

Kakinya melangkah lagi untuk masuk, terasa cukup berat. Aroma kayu yang tersiram air hujan masih bisa dihirup. Atapnya terlihat seperti kebocoran. Tapi, gadis yang kerap disapa dengan nama Ell tersebut masih berusaha menerima.

"Ini seperti mimpi buruk," gumam Ellysia.

"Apa Nona," sahut Tari. Ia seperti mendengar sedikit ucapan nona mudanya itu.

"Bukan apa-apa Bi."

"Kalau gitu, Bibi tinggal ke dapur dulu ya. Kebetulan Bibi belum siapkan makan siang."

Ellysia tersenyum. "Iya Bi!"

Kedua pasang mata Ellysia tak bisa berhenti melihat setiap sudut kamarnya. Jendela kecil yang pengaitnya hanya terbuat dari paku yang dibengkokkan. Baginya terlalu mengenaskan. Belum lagi lemari yang ukurannya begitu kecil bagi Ellysia. 

"Ya ampunnn," ucap Ellysia sekali lagi. 

Kini tubuhnya berusaha duduk di kasur. Terasa lepek seperti tidak pernah dijemur. Atau karena memang kasur sudah lama yang kapuknya sudah bercampur jadi satu. Keras dan mungkin tidak akan nyaman untuk dibuat tidur. 

Padahal ingin sekali Ellysia merebahkan tubuhnya di sana. Namun rasanya itu hanya bisa terjadi dalam mimpi. Ia tak berselera, apalagi melihat banyak yang hanya ada sayu buah. Tidak ada guling atau selimut tebal.

"Mengenaskan," batin Ellysia.

Sementara itu, suasana pedesaan memang begitu asri, jarang ada lalu lalang kendaraan. Yang ada lalu lalang para pekerja sawah yang berada di sekitar rumah bibi Tari. Rumah yang sedang ditempati Ellysia saat ini.

Ellysia memutuskan keluar rumah. Tak jauh dari rumahnya ada perbatasan kampung seperti gapura yang cukup besar. Lalu di sisi lain jalan ada deretan tanaman cabe. Di sebelahnya lagi sebuah sungai yang arusnya cukup deras. 

Pemandangan itu ternyata mampu menarik perhatian Ellyisa. Ia mencoba menikmati suasana. Minimal di sini ia bisa merasakan alam yang indah. Bukan lagi gedung bertingkat yang biasanya membuat matanya silau.

"Ahhh, mungkin jalan-jalan bentar di sawah boleh juga," ucap Ellysia pada dirinya sendiri.

Bersamaan dengan itu, Pak Heru yang baru selesai minum kopi di warung. Tak sengaja melihat Ellysia keluar rumah. Ia pun sedikit penasaran. Ke mana nonanya itu akan pergi. Diikuti Ellysia dengan sedikit terburu-buru.

"Tunggu, Nona Ell mau ke mana?" tanya Heru, sopir keluarga Prayogi yang bertugas mengawasi tingkah laku Ellysia selama tinggal di desa. Ia pun berjalan mendekati Ellysia yang akan pergi ke sawah.

Ellysia menoleh ke arah Heru. "Mau jalan-jalan ke sawah Pak!"

"Hati-hati Non, ini musim hujan. Jalanan di sawah agak licin dan basah," terang Heru. Ia begitu baik dan perhatian pada putri tunggal majikannya.

Ellysia memperhatikan sekilas. Tepat di samping rumah bibinya itu. Terdapat hamparan sawah yang begitu luas. Ia baru kali ini melihat pemandangan sehijau itu. Apalagi ada deretan pohon mangga yang rindang. Jika bisa bersantai di bawahnya pasti akan terasa sejuk.

"Tapi aku pengen ke sana Pak Heru, gimana dong. Masak aku di rumah terus sih?" Ellysia mulai mengeluh. Ia mulai memasang wajah yang bosan. 

Heru menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia khawatir jika Ellysia akan terperosok ke sawah atau terjatuh karena jalanan yang terlalu licin sebab hujan semalam. Ingin ditahan tapi tak mungkin juga harus menyuruh Ellysia tinggal terus menerus di dalam rumah.

"Ya udah deh, kalau gitu hati-hati ya. Nggak mungkin juga Pak Heru nemenin jalan-jalan di sawah. Soalnya harus bantu-bantu Bibi tari di belakang," terang Heru.

Ellysia tersenyum manja. Ia memang tadi membayangkan bisa bersantai diantara rerumputan yang sejak tadi memanggilnya. Tampak sepoi-sepoi dengan angin alam yang begitu menenangkan. 

Gadis itu mulai melangkah. Kakinya sedikit demi sedikit berjalan di tanah sawah yang hanya ada rerumputan. 

"Padahal hari sudah siang. Tapi rasanya sejuk banget," ucap Ellysia memuji pemandangan di depannya. Terbentang luas sawah yang begitu terawat. 

Sekelompok orang cukup menarik perhatian Ellyisa. Ada rasa penasaran untuk mendekat. Ia pun memutuskan melewati pematang sawah yang begitu licin.  

Tanpa diduga seseorang datang dari belakangnya. Berjalan begitu buru-buru sambil membawa keranjang kecil yang terbuat dari kayu untuk menampung ikan. Ia bermaksud menuju ke sekelompok orang yang sedang memanen hasil ikan mereka. 

Ellysia tersenggol dan membuatnya terjatuh ke sawah yang tidak ada airnya. Gadis itu terperosok ke dalam kubangan lumpur. Hampir separuh bagian tubuhnya penuh dengan lumpur hitam yang aromanya begitu kuat menusuk hidung. 

"Woyyy, kalau jalan hati-hati dong!" teriak Ellysia yang langsung menggema. Terdengar nyaring dan keras hingga membuat sosok yang tidak sengaja menyenggolnya itu berhenti melangkah. Menoleh pada Ellysia yang sudah terjatuh.

Mereka berdua saling memandang satu sama lain. Mereka mulai memperhatikan dan mengingat sesuatu. 

"Kamu!" ucap seseorang yang telah menyenggol Ellysia dan Ellysia secara bersamaan.

"Hah, dia lagi. Di daerah terpencil kayak gini. Aku ketemu dia lagi. Oh God," batin Alvan saat bertemu Ellysia untuk ketiga kalinya.

Di dalam kubangan yang penuh lumut hitam. Ellysia memperhatikan tubuhnya yang terjatuh ke dalam sawah. Sudah seperti monster lumpur saja dirinya.

"Ahhh, dasar cowok sialan," umpat Ellysia cukup keras.

"Apa, justru kamu itu yang cewek sialan."

Alvan lalu membiarkan gadis itu. Ia lebih memilih meninggalkannya tanpa menolongnya.

"Hey, kamu mau ke mana? Cepat bantuin aku!"

Alvan menyipitkan mata. "Aku nggak mau nolongin kamu!"

Alvan pun bergegas menuju sekelompok orang yang telah menunggunya. Ia bertugas untuk mengambilkan keranjang tempat menampung ikan. Tak dipedulikan lagi sosok Ellysia yang terjebak di dalam kubangan lumpur.

Ellysia menjerit sejadi-jadinya. I pun terpaksa membantu dirinya sendiri untuk keluar dari kubangan lumpur yang begitu menyebalkan baginya. 

"Setelah ini aku harus mandi."

**

Alvan baru selesai membantu panen ikan di sawah yang disewakan oleh papanya. Ia sedang menikmati angin yang tertiup sepoi-sepoi menabrak kulitnya. Begitu sejuk dan segar. Sambil menikmati bungkusan makanan yang diberikan oleh petani tadi. 

"Beda banget ya rasanya, makan di resto sama di sawah gini. Padahal aku pikir tadi bakal sulit banget buat adaptasi di sini. Ternyata enggak juga," batin Alvan. 

Tiba-tiba ia teringat dengan gadis yang ditabraknya tadi. Spontan saja ia berdiri dan berlari ke tempatnya bertemu dengan gadis tersebut. Diperhatikan kubangan lumpur itu sudah tidak ada orang.

"Cewek tadi mana? Apa jangan-jangan dia tenggelam di dalam lumpur itu?" 

Alvan mulai cemas. Ingin rasanya ia turun untuk memeriksa. Apakah gadis itu masih di sana atau tidak. 

Tapi, saat salah satu kakinya mulai turun. Ia ragu untuk melanjutkan. 

"Kayaknya bukan urusanku juga kalau terjadi apa-apa sama gadis itu. Kan dia yang selalu rusuh. Sejak pertama kali bertemu juga, aku selalu kena repot sendiri."

Related chapters

  • Jodoh Untuk Nona Manja   Mungkin Ini Jodoh

    Satu per satu lumpur yang menempel di tubuh Ellysia terkikis. Jatuh bersama air yang mengalir langsung ke sungai."Tadi Pak Heru kan udah bilang. Awas kepereset. Nggak tahunya kepereset beneran," ucap Pak Heru yang melihat Ellysia membersihkan tubuhnya dibantu oleh Bibi Tari."Udah Non, lanjutin di kamar mandi aja!" pinta bibi Tari pada Ellysia yang masih kesal dengan aroma yang berasal dari tubuhnya sendiri.Ellysia membuang napas kaaar. Matanya terpejam merasa lelah dengan segalanya. Ia seperti sudah jatuh harus tertimpa tangga. Susah payah dirinya mencoba mencari hiburan di sebuah kampung kecil yang tidak ada apa-apa. Yang terjadi dirinya malah harus terpelosok di sawah. Ia merasa hidupnya mulai mengenaskan."Ya udah deh. Bantuin Bi!" Ellysia menegakkan tubuh. Menjulurkan tangan agar Bibi Tari membatunya untuk berdiri. Rasanya ia masih tak percaya dengan keadaan yang menimpa dirinya sekarang.Ellysia seperti malas bergerak. Ia geli dengan tubuhn

    Last Updated : 2021-03-22
  • Jodoh Untuk Nona Manja   Satu Motor

    "Cepat nak, bantuin Bapak ya!" pinta Pak Heru saat itu juga. Ia melihat Alvan masih terbengong sendiri. Agak bingung sebenarnya, mengapa Alvan melihat Ellysia sampai seperti itu."I, iya Pak," jawab Alvan agak terbata.Alvan menarik napas cukup dalam. Ia kini berhadapan lagi dengan gadis yang selalu menyusahkan sejak pertama kali bertemu.Bagaimana bisa takdir bertindak seperti ini. Ia seperti dipermainkan keadaan. Sejauh ia berjalan ke bagian terpencil bumi. Tetap saja sosok gadis ini yang ditemui. Apa tidak ada lagi wanita lain untuk dipertemukan dengan dirinya.Tidak butuh banyak tenaga untuk menggendong Ellysia. Alvan melakukannya dengan begitu mudah. Tapi tidak dengan hatinya yang seperti menahan beban cukup berat.Dengan jarak sedekat itu, Alvan bisa melihat tiap garis wajah dari gadis muda tersebut. Mata yang tertutup terlihat cantik dengan bulu mata lentik. Alis tebalnya tampak menawan ditambah ada tahi lalat kecil

    Last Updated : 2021-03-23
  • Jodoh Untuk Nona Manja   Pria Yang Menyebalkan

    Ellysia berusaha duduk dengan tegap di atas motornya. Sesekali Alvan harus mengerem tiba-tiba hingga membuat Ellyisa berpikir pria di depannya adalah pria mesum yang suka memanfaatkan keadaan.Spontan karena motor kembali direm mendadak. Ellyisa memukul bahu kanan Alvan. Cukup keras pukulan itu. Hingga membuat Alvan sangat terkejut dan merasa sakit."Hey, hati-hati. Kamu mau kita jatuh. Emang kamu nggak mau kita sampai rumah dengan selamat?" teriak Alvan di tengah hujan yang kembali mengguyur. Tidak sederas tadi. Namun, tetesannya berhasil masuk ke mulut Alvan saat dirinya sedang berbicara dan ia merasa gak terganggu dengan hal tersebut."Aku juga maunya selamat sampai tujuan

    Last Updated : 2021-03-25
  • Jodoh Untuk Nona Manja   Ellysia Menangis

    "Ngelamun Si Alvan. Ihhhhh, ogah banget. Emang dia siapa. Cuma cowok yang kebetulan lewat dan mengacaukan hariku," gumam Ellysia yang sedang mandi.Ia mulai membuat dirinya basah. Sabun dengan aroma vanilla disebar di seluruh tubuh hingga harumnya membuat tenang.Sesaat rasanya Ellysia bisa sejenak melupakan masalah yang menimpanya. Bukan perkara gampang bagi seorang Ell menerima kenyataan pahit yang tiba-tiba datang dalam hidupnya.Kenyataan tentang keluarganya yang bangkrut. Belum lagi ia harus tinggal di perkampungan yang amat jauh dari kota. Mimpinya mengenyam pendidikan di luar negeri juga harus pupus."Menyebalkannn, terus gimana nasibku setelah ini," ucap Ellysia yang masih di dalam kamar mandi.

    Last Updated : 2021-03-28
  • Jodoh Untuk Nona Manja   So Beauty

    Alvan membuang wajahnya menatap bagian lain dari langit yang gelap. Dipejamkan matanya sesaat setelan meletakkan gelas kopinya di atas meja.Tiba-tiba sebuah langkah kaki yang cukup keras mengejutkan. Alvan menoleh ke langkah kaki yang berasal dari dalam rumahnya itu."Bima, apaaan sih lari-lari di dalam rumah," ucap Alvan sedikit berteriak karena kesal merasa dikegeti.Bima dengan cepat duduk di sebelah Alvan sambil menunjukkan ponsel pintarnya. "Gawat Van. Kayaknya kita emang harus masuk ke pabrik Papa kamu buat memastikan semuanya. Aku udah minta perkiraan laba bulan lalu ke perusahaan pusat dan mencocokkan dengan hasil di komputer pabrik yang ada di sini. Hasilnya, ternyata selisih banyak Bro. Banyak banget," terang Bima sambil menunjukkan perbandingan laporan.Alvan

    Last Updated : 2021-03-29
  • Jodoh Untuk Nona Manja   Sindiran Halus Untuk Ell

    Bima terdengar mengalunkan lagu cinta dari bibir tipisnya. Ia terlihat sangat senang dengan mata yang tampak berbinar.Seperti kebiasaannya beberapa hari ini. sepulang dari pasar, ia akan menyiapkan makanan untuk sarapan pagi. Juga untuk makan siang beserta makan malam jika bisa. Namun, ada sedikit perbedaan yang dirasakan oleh Alvan sepulang Bima dari pasar.Putra tunggal dari Tomi Anderson itu, tiba-tiba merasa fokusnya pecah. Ia yang tadinya sibuk meneliti denah bangunan pabrik yang hari ini akan dieksekusinya. Terpaksa berhenti untuk melanjutkan kegiatannya.“Aneh, kayak denger suara orang nyanyi,” batin Alvan ragu-ragu.

    Last Updated : 2021-03-29
  • Jodoh Untuk Nona Manja   Memulai Untuk Menyamar

    Cara berpikir yang tak bisa berbuat apa-apa tanpa uang benar-benar tertanam pada seorang Ellysia Prayogi. Harta banyak yang selama 18 tahun menemaninya setiap hari. Menjadikannya pribadi dengan pola pikir yang tak pernah tahu bagaimana berada di luar zona nyaman.Saat ini, dirinya berada di zona tersebut. Zona yang tidak nyaman. Zona yang tidak pernah terpikirkan oleh Ellysia, bahwa dirinya akan berada di sana. Zona yang sengaja diciptakan oleh sang papa agar Ellysia mau dan bisa berubah.“Tak tak tak tak.” Terdengar suara meja yang dipukul dengan jari telunjuk secara terus menerus.Pria dengan setelan jas rapi tengah serius membaca dokumen di tangan kirinya. Sementara tangan

    Last Updated : 2021-03-31
  • Jodoh Untuk Nona Manja   Bertemu Lagi Dengan Bidadari

    "Jadi, kalian ini mahasiswa yang sedang KKN. Aneh sekali, kenapa nggak ada pemberitahuan?" tanya Denis. Pria yang bertugas menerimanya kedatangan Alvan dan Bima.Alvan hanya tersenyum. begitu juga dengan Bima."Mungkin, karena kami memilih sendiri tempat untuk KKN. Kebetulan paman saya orang sini dulu. Dan kebetulan ada rumah juga sedikit kenalan di sini. Jadi, kami memutuskan untuk mencoba saja di sini. Bukan begitu Van," ucap Bima mencari teman berbicara.Alvan sedikit terkejut. Sejak tadi, ia tidak memperhatikan perbincangan antara Bima dengan Pak Denis."Iya. Bisa jadi," jawab Alvan yang dibuat sesantai mungkin."Ada apa sih sama Alvan. Kenapa dia

    Last Updated : 2021-04-03

Latest chapter

  • Jodoh Untuk Nona Manja   29. Perang Dingin Sahabat

    Rasanya sudah seperti perang dingin. Antara Alvan dan Bima. Selama ini tidak hanya hubungan sebagai teman kerja saja di antara, mereka berdua. Tapi, juga sebagai sahabat karib, yang kemanapun bisa dibilang selalu bersama.Ya, tapi meski begitu, Alvan sadar. Ia bukan anak laki-laki yang baru menginjak remaja. Hati pria dewasa memang rumit. Jika ada yang bisa menjelaskan pun belum tentu orang yang mendapat penjelasan itu akan paham. Dicoba oleh Alvan untuk membuang sikap egois yang mungkin muncul dan tanpa sadar juga dirasakan juga oleh Bima."Bima!" panggil Alvan seperti biasa di ruangan kerjanya."Iya!" Bima mendekat. Ia tersenyum ceria seperti biasa. Mungkin karena merasa sudah menang satu kosong pagi ini dalam mencari perhatian dari Ellysia. Makanya ia bisa bersikap

  • Jodoh Untuk Nona Manja   Persaingan Dimulai

    Malam ini rasanya sulit sekali untuk tidur. Ellysia menatap langit-langit kamarnya yang kosong dan terlihat berlubang. Atapnya berwarna hitam karena adabekas air yang menetes dan agak berlumut. Dulu hal itu terlihat seram. Tapi, untuk saat ini, Ellysa seperti sudah terbiasa.“Besok Papa datang. Mungkin nggak sih kalau papa bakal bawa aku balik ke kota,” gumam Ellysia sendiri. Ia bertanya pada hatinya.Rasanya ingin sekali memejamkan sepasang matanya. Berharap ia bisa segera masuk ke alam mimpi dan bertemu dengan sang papa. Namun, saat dirinya memejamkan mata. Yang muncul bukannya sang papa. Tapi, justru malah pria sok yang akhir-akhir ini terlihat baik.“Alvan!” Ellysia membuka matanya dengan

  • Jodoh Untuk Nona Manja   Perasaan Yang Jujur

    Ellysia bergegas meninggalkan Alvan dan Pak Heru.. Ia sudah tidak berselera lagi untuk berbasa-basi dengan Alvan.Pak Heru menjadi tidak nyaman. Ia menatap pada Alvan karena merasa bersalah. “Maaf ya Nak. Nak Alvan jdi lihat pemandangan kayak tadi,” ucap Pak Heru.“Nggak papa Paman. Ell emang kayak gitu kan!” Alvan seolah mengerti dengan sifat Ellysia. Dari tempatnya berada, ia bisa melihat Ellysia yang akan masuk ke dalam rumah.Sebelum Ellysia benar-benar masuk. Ia berhenti sejenak pada bibi Tari. Diserahkan amplop yang diterimanya tadi dari Alvan. Amplop yang berisi uang dari hasil kerjanya seharian ini.‘Amplop itu diberikan pada Bibi Tari. Yang bener aja.’ A

  • Jodoh Untuk Nona Manja   Ada Rasa

    Ellysia bisa merasakan peluhnya. Panas siang ini, benar-benar terasa menyengat. Beruntung, ia mampu melewati semua itu. Saat ini ia memutuskan untuk beristirahat. Menunggu waktu yang lima menit lagi adalah waktu untuk pulang kerja.Gadis itu memutuskan untuk berada di salah satu sudut. Di mana sudut itu bisa membuat dirinya mampu untuk melihat senja yang ada di ujung persawahan.Dia mengagumi pemandangan itu. Pemandangan matahari terbenam yang berdiri sendiri dan begitu menyilaukan bagi setiap pasang mata yang melihatnya. Hilang begitu saja, tapi kemunculannya sangat ditunggu-tunggu. Apalagi jika bisa melihatnya di tempat yang nyaman dan tenang, seperti pantai mungkin. Tapi itu, hanya imajinasi dari keinginan terdalam seorang Ellysia.Tak lama setelah itu, seorang pria terli

  • Jodoh Untuk Nona Manja   Mulai Ada Perhatian

    Alvan kembali ke ruangan miliknya. Diletakkan kembali minuman yang diibawanya tadi di atas meja. Lalu duduk bersandar di kursi. Kedua matanya menerawang ke atap kantor. Hanya kosong yang dilihat. "Perasaan apa ini? Gimana bisa aku jadi kesel banget sama Bima gara-gara lihat dia beri minuman ke Ellysia." Bingung merajai perasaan Alvan. Ia tak paham apa yang menimpa hatinya. Tak pernah seperti ini sebelumnya. Sementara itu, Ellysia yang merasa diperhatikan oleh seseorang tiba-tiba mengawasi sekeliling. Ia mencermati yang ada, tapi dilihat lebih detail. Ternyata tidak ada siapa-siapa yang tampak mencurigakan. Namun, rasanya seperti ada sepasang mata yang melihat ke arahnya. "Ell, kamu kenapa? Kok kayak bingung gitu?" tanya Bima. Ia lalu meneguk minumannya.

  • Jodoh Untuk Nona Manja   Berubah Lebih Baik

    Di waktu malam yang begitu dingin, semilir angin sejuk mengalir dari sawah yang ada di sekeliling tempat tinggal Ellysia. Ia menikmati dingin itu, meski terasa tajam menyentuh pada kulit halusnya. Tapi, dibiarkan saja.Tersenyum menatap langit yang banyak bintang, Ellysia sedikit demi sedikit bisa merasa bahagia di tengah keterbatasan yang ada. Tinggal di desa yang sebagian besar dipenuhi persawahan. Baginya ini yang pertama dan paling mengesankan.Sulit sebenarnya menerima apa yang telah terjadi. Namun, seiring waktu ada kesadaran dari hati seorang Ellysia. Ia sadar bahwa dirinya harus berjuang. Mungkin sudah hampir terlambat, tapi ia tetap akan berusaha.Apalagi, mengingat sore ini. Saat dirinya baru pulang bekerja dari tempat Alvan. Ia dengan gaji harian

  • Jodoh Untuk Nona Manja   Minta Maaf Lagi

    Siapa sangka, matahari ternyata akan mendung. Cuaca yang tadinya cerah, sudah berubah dengan sangat cepat. Hari yang sudah hampir sore. Jam pulang kerja kan segera tiba. Tapi, yang terjadi justru terasa ada gerimis.Ellysia sudah hampir selesai. Ia mendapatkan tugas untuk membereskan segala perlengkapan yang tadi digunakan untuk menyortir ikan kering. Beberapa kotak baskom yang terbuat dari plastik harus segera dikembalikan ke tempat sanitasi. Sudah ada karyawan yang menunggu untuk membersihkan di sana."Aduhhh …., banyak juga yang perlu dibersihkan. Apa jamku cukup ya?" gumam Ellysia.Ia membawa setumpuk kotak baskom di tangannya. Hampir saja karena buru-buru ia kembali akan terjatuh. Tapi, Alvan berhasil menolongnya."Hati-hati, jangan sampai keteledoran s

  • Jodoh Untuk Nona Manja   Pernyataan Cinta Kayla

    Pagi ini matahari bersinar cukup cerah tidak seperti hari-hari sebelumnya. Dimana mendung lebih sering menghiasi langit. Kali ini mentari tersenyum. Menunjukkan kekuasaan sinarnya yang begitu luar biasa.Alvan sudah bersiap di tempat pengepulan. Ia sudah bekerja cukup giat pagi ini. Beberapa karyawan yang juga telah datang ikut menunjukkan loyalitasnya termasuk Ellysia.Gadis itu tampak cukup cekatan enteng membantu beberapa pekerjaan yang dulu sempat membuatnya terkesan sulit untuk melakukan. Namun akhir-akhir ini gadis itu tampak begitu bersemangat.Masih ingat dalam bayangan Alvan, kejadian beberapa hari yang lalu. Saat ia mengetahui Ellysia terisak di dalam kamar mandi. Ia sebenarnya ingin mencari tahu mengapa gadis itu melakukannya. Tapi, dia langsung mengur

  • Jodoh Untuk Nona Manja   Terbayang Ellysia

    Senja terlukis di langit yang begitu luas. Hamparan air di persawahan yang bergelombang menari diterpa angin menghasilkan pemandangan yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. membuat tenang setiap mata memandang. Apalagi ada angin sejuk yang menyentuh kulit memberi kenyamanan tak terhingga. Senang rasanya bisa berada di persawahan seperti ini.“Ell, cepet bereskan ikan-ikan ini. masukkan ke dalam keranjang!” pinta Bima yang sejak tadi menemani Ellysia bekerja di sawah.Ellysia menoleh. Ia yang sejak tadi memandang hamparan air sawah yang hijau bergegas menghampiri Bima. “Ikan yang mana?” tanya Ellysia.“Yang ini!” jawab Bima sambil menunjuk sebuah keranjang besar. “Itu yang loncat-loncat kamu masukkan lagi ke tempatnya sesuai ukur

DMCA.com Protection Status