Home / Pernikahan / Jodoh Titipan Mendiang Suamiku / BAB 13 - KEJUTAN YANG MEMBINGUNGKAN

Share

BAB 13 - KEJUTAN YANG MEMBINGUNGKAN

Author: Haniocta_
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Khania yang heran kenapa dia dibawa ke tempat ini menoleh ke samping. "Pak ... kita mau ngapain ke sini?" tanya Khania.

"Bukannya kamu sendiri yang bilang apa tawaran saya masih berlaku atau tidak?! Ya, sekarang jawabannya ada di depan kamu," sahut Efgan. Dia lalu menarik tangan Khania.

Khania yang masih belum mengerti untuk apa dia di bawa ke sini menahan tangannya yang ditarik Efgan. "Tunggu Pak! Maksud Anda itu apa ya?!"

"Ya sekarang kita masuk, dan kita nikah di dalam!" balas Efgan tanpa beban. Dia tersenyum manis ke arah Khania yang kini menatap Efgan tidak percaya.

Khania yang mendengar itu melebarkan matanya dan menatap Efgan. "Pak ... Anda masih waras kan?!"

Khania tidak bisa berkata apa-apa lagi melihat kelakuan Efgan yang selalu spontan itu.

"Hmm!! Kan kamu sendiri yang tanya sama saya! Apa tawaran saya itu masih berlaku atau tidak. Ya ini jawabannya, masih dan kita akan nikah sekarang juga."

Tidak ingin membuang waktu Efgan dengan segera menarik kembali tangan Khania. Namun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 14 - SIKAP YANG MENYEBALKAN

    Khania terkejut bukan main saat mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Efgan. Dia menatap Efgan dengan penuh tanya di atas kepalanya. "Maksud Bapak apa ya berbicara seperti itu?!"Kamu kan tadi bilang kalau sekarang kamu masih menjalani masa iddah. Jadi saya akan menungu kamu selesai masa iddah! Tapi dengan syarat kamu harus mau menandatangani surat perjanjian," jawab Efgan.Khania yang tidak mengerti menatap Efgan dengan wajah yang kebingungan. Dia tidak paham kenapa dia harus menandatangani surat perjanjian? Untuk apa?!"Kenapa saya harus menandatangani surat perjanjian?! Saya kan tidak punya hutang sama Bapak!" tanya Khania.Lagi-lagi Efgan tidak menjawab dan hanya fokus menatap ke depan. Dan itu sukses membuat darah Khania mendidih dan naik sampai ke ubun-ubun saat melihat Efgan yang bersikap seperti ini."Pak ... jawab dong! Saya nanya lho!" seru Khania Efgan menatap Khania dengan wajah yang menyebalkan. Khania yang melihat itu mencebikan bibirnya.Khania dan Efgan saling diam

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 15 - KENDALA ...

    Khania terkejut saat melihat sekilas isi dokumen itu. Dia menoleh ke arah Efgan dengan mengernyitkan alisnya. "Pak! Bapak serius soal perjanjian itu?!" tanya Khania yang tidak percaya jika ucapan Efgan itu tidak main-main."Hmm! Jadi sekarang kamu tanda tangan." Efgan lalu memberikan sebuah pena pada Khania"Wait!! Saya baca dulu isinya." Khania lalu membuka lembar demi lembar kertas itu dan terkejut dengan isi di dalamnya.Khania diam memandang Efgan saat dia sudah selesai membaca surat perjanjian itu, ia lalu menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis."Maaf Pak! Saya tidak mau tanda tangan." Khania menyodorkan kembali kertas yang tadi dia baca kepada Efgan.Efgan yang mendengar itu sontak terkejut dan mendelik ke arah Khania. Ia tidak menyangka jika Khania akan menolak surat perjanjian itu. Padahal Efgan sudah memberikan keuntungan besar untuk Khania di dalam surat perjanjian itu."Kenapa?!" tanya Efgan dengan tatapannya yang tajam. Ia tidak terima jika Khania menolaknya."Karena s

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 16 - TAK SEPERTI YANG DIBAYANGKAN

    Seorang wanita yang sudah lanjut usia namun masih terlihat cantik di usianya berjalan menghampiri Efgan dan Khania dengan wajah penuh amarah dan kekesalan.Efgan terkejut saat melihat siapa yang kini datang menghampirinya. "Nenek!" ucapnya yang sontak membuat Khania membulatkan matanya.Khania menatap horor pada wanita itu,. Ia merasa akan dipermalukan dan ditentang lagi seperti dulu. Secara Efgan lebih segalanya dari Albi mau dari segi materi ataupun rupa."Dasar cucu durhaka! Siapa yang mengizinkan kalian menikah?!" tanya wanita itu saat ia sudah tiba di hadapan Efgan.Deg!!Jantung Khania seakan berhenti saat ia mendengar ucapan wanita yang kini ada di hadapannya itu. Ia merasa dejavu dengan keadaan saat ini. Khania merasakan ketakutan di dalam hatinya. Walaupun ia sudah menduganya.Efgan yang melihat Khania ketakutan segera membawa tangan Khania dan menggenggamnya. Dia tersenyum manis pada Khania. Lalu ia beralih menatap sang nenek yang kini berada di hadapannya. "Nenek! Kapan Nen

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 17 - MULAI DEKAT

    BUKK!!Khania menendang perut Efgan yang kini berada di atas tubuhnya. Ia lalu mendorong Efgan dengan cukup keras sampai-sampai Efgan terjungkal kebelakang."Aduuhh!!"Efgan meringis kesakitan saat bokongnya mendarat di lantai. Ia lalu mendelikkan matanya pada Khania. Ia tidak menyangka jika Khania akan menendangnya. Padahal Efgan hanya ingin menjahili Khania saja, eh tau nya dia kena bogem dari Khania."Rasain makanya jangan macam-macam sama saya." Khania lalu bangkit dari atas kasur dan berniat pergi dari kamar itu."Tunggu!" ucap Efgan sambil berdiri. "Kamu mau kemana?" tanyanya saat melihat Khania akan beranjak dari kamar.Khania menghentikan langkahnya saat Efgan bertanya padanya. Khania lalu menoleh pada Efgan dan tersenyum."Saya mau tidur di kamar sebelah. Saya takut nanti anda macam-macam lagi sama saya," jawab Khania yang kini berdiri di dekat pintu."Siapa yang mau macam-macam sama kamu? Tadi itu saya mau ambil itu." Efgan menunjuk buku yang berada di atas nakas.Khania meli

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 18 - SIKAP EFGAN YANG MENYEBALKAN

    PLAAKK!!Khania memukul lengan Efgan saat ia mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Efgan. "Itu sih akal-akalan anda saja kan?! Gak mungkinlah kita kan baru nikah!" balas Khania."Justru karena kita baru nikah sudah pasti Nenek minta dibuatkan cicit," sahut Efgan yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Khania."Anda jangan ngarang ya! Udah ah saya mau mandi dulu." Khania bangkit dari atas ranjang lalu pergi ke kamar mandi.Efgan tersenyum saat melihat Khania yang sudah pergi dari hadapannya. Ia berjanji tidak akan menyia-nyiakan Khania.Khania yang sudah selesai mandi terdiam saat meyadari jika dia tidak membawa baju ganti. Ia lalu melongokan kepalanya untuk melihat. "Kamu ngapain?!" tanya Efgan saat melihat Khania yang hanya menyembulkan kepalanya saja di pintu kamar mandi."Pak! Anda bisa keluar dari kamar ini sebentar? Saya mau ganti baju!" sahut Khania.Efgan lalu tersenyum. "Ya kalau kamu mau ganti baju, tinggal ganti aja kenapa saya harus keluar?!" ucap Efgan.Khani

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 19 - SIAPA DIA ...

    Mereka tiba di ruang makan. Di sana nenek sudah duduk manis dan tersenyum ke arah Efgan dan Khania yang baru saja datang."Malam Nek." Efgan mencuim pipi sang nenek saat tiba di dekatnya."Malam juga sayang. Kok baru turun?"tanya nenek. Khania yang kini duduk di hadapan nenek akan menjawab pertanyaan sang nenek namun urung saat Efgan lebih dulu menjawabnya."Nenek kayak yang gak pernah muda aja. Nenek tau lah pengantin baru kalau di kamar ngapain aja." Efgan lalu mengedipkan sebelah matanya pada Khania.Khania yang mendengar itu sontak membelalakan matanya dan menendang kaki Efgan yang berada di sampingnya. Dia terkejut akan jawaban Efgan. Khania lalu menatap Efgan dengan sengit."Ooh iya! Nenek lupa kalau kalian pengantin baru! Nenek kira kalian akan menundanya buat nanti malam taunya ...," ucap sang nenek sambil mesem-mesem.Khania tersenyum paksa pada nenek. Dia bingung harus bicara apa. Dia lebih memilih untuk diam saja.Mereka lalu makan malam dengan khidmat dan tenang, tidak ada

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 20 - NEGATIVE THINKING

    Efgan yang baru keluar dari kamar mandi mengerutkan keningnya saat ia melihat Khania yang tengah fokus menatap ponselnya."Kamu lagi ngapain?!" tanya Efgan saat dia sudah berada di dekat Khania.Khania yang terkejut sontak menoleh ke arah Efgan dan dia torlonjak kaget saat dia melihat Efgan yang hanya mengenakan handuk."Kamu mandi lagi?" tanya Khania sambil memalingkan wajahnya ke arah lain."Hmm! Soalnya gerah, panas di sini!" sahutnya sambil mengambil ponsel yang ia simpan di atas nakas."Mas pake baju dulu ih!" ucap Khania yang masih memalingkan wajahnya dari Efgan.Efgan yang melihat Khania memalingkan wajahnya tersenyum jahil. "Kenapa? Takut gak bisa nahan godaan dari tubuh aku ya? Hmm, atau jangan-jangan takut khilaf." Efgan menyimpan kembali ponselnya dan duduk di samping Khania."Iih! Bukan, takutnya kamu nanti masuk angin," jawab Khania.Khania yang masih memalingkan wajahnya heran saat ia tidak mendengar jawaban dari Efgan. Khania memberanikan diri untuk menoleh dan alangkah

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 21 - HARI PERTAMA MENJADI ISTRI

    Efgan pulang larut malam, saat tiba di kamarnya ia tersenyum kala melihat Khania yang tengah tidur dengan posisi terlentang. Efgan menghampiri Khania dan membenarkan posisi tidurnya. Ia menatap Khania dengan intens."Kamu pasti capek banget ya?" Efgan mencium kening Khania lalu dia beranjak pergi ke kamar mandi.Setelah selesai Efgan kemudian naik ke atas kasur. Ia memiringkan tubuhnya menghadap Khania. Tangannya menyentuh wajah Khania dan ia tersenyum. "Selamat malam istriku." Efgan mencium kening, pipi dan hidung Khania lalu ia pun tidur dengan memeluk Khania.**Pagi harinya Khania mengerjapkan matanya dan terkejut saat dia melihat sebuah tangan yang melingkar di perutnya. "Aaaaaakkkhhh." Khania berteriak sambil menggeserkan tangan itu dari perutnya dengan kasar.Efgan yang terkejut mendengar teriakan Khania langsung terbangun dan ikut panik saat melihat Khania berteriak histeris. "Kamu kenapa? Ada apa?" tanyanya dengan wajah yang panik.Khania menatap Efgan dengan sengit. "Kamu ..

Latest chapter

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 133

    "Iya Nek, aku positif hamil," jawab Khania dengan lesu."Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah Engkau telah memberikan kepercayaan lagi pada cucu dan cucu menantuku," ucap nenek dengan senang. "Efgan pasti akan sangat bahagia dengan kabar gembira ini, dan Kai pasti akan sangat senang dia kalau tau akan segera punya adik," Khania tampak tak senang."Kamu kenapa kok wajahnya seperti tidak senang gitu?" tanya nenek yang menyadari dengan raut wajah Khania yang ditekuk."Nia takut Nek," ucap Khania jujur."Apa yang kamu takutkan sayang?" tanya nenek dengan lembut."Nia takut, apa yang terjadi pada kehamilan Nia dulu nanti terulang lagi," "Sssttt, kamu gak boleh bilang begitu. Keadaan dulu dan sekarang itu berbeda. Kamu gak usah takut dan khawatir. Karena kita semua pasti akan menjaga kami dan anak yang asa di dalam kandungan kamu ini. Kamu sekarang jangan berpikiran yang buruk-buruk. Buang jauh-jauh pikiran itu dan kamu harus happy dengan kehadiran cicit Nenek ini," ucap nenek sambil menge

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 132

    "Aku kenapa Nek?" tanya Khania penasaran."Apa mungkin kamu kesambet Nia? Jangan-jangan kamu itu kemasukan jin buto ijo?" ucap nenek ngawur.Khania yang mendengar itu sontak terbelalak.Pak supir yang mendengar ucapan nenek mengulum bibirnya. Ia ingin tertawa. Namun, tak berani."Ma-maksud Nenek apa? Kenapa Nenek bisa berpikiran seperti itu?" tanya Khania yang terkejut."Ya habisnya tingkah kamu itu gak biasa. Kamu biasanya gak pernah makan banyak. Tapi, hari ini Nenek lihat kamu makan banyak," ucap nenek.Khania nampak berpikir, ia mencerna ucapan nenek."Iya juga ya Nek! Aku juga merasa aneh Nek dengan diri aku belakangan ini," ucap Khania."Ya udah. Besok kita ke pak ustad buat Ruqyah kamu," usul nenek.Khania pun mengangguk-anggukan kepalanya."Iya Nek, boleh," sahut Khania.Setelah percakapan itu, tak ada lagi yang berbicara mau itu nenek ataupun Khania. Mereka sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing.Sampai akhirnya mob

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 131

    Malam harinya.Khania yang seharian ini bad mood hanya diam seharian di dalam kamar. Semua orang yang khawatir dengan Khania. Mereka semua berusaha membujuk Khania agar keluar kamar dan makan. "Sayang, buka dulu ya pintunya. Kamu makan dulu," bujuk Efgan.Namun, tak ada jawaban dari dalam kamar."Nia sayang. Buka dulu ya pintunya. Ini nenek sayang," ucap nenek sambil mengetuk pintu.Lama mereka menunggu sampai terdengar suara kunci yang dibuka dari dalam. Dan sesaat kemudian Khania pun muncul dari dalam kamar dengan pakaian yang sudah rapi."Kamu mau ke mana?" tanya nenek dan Efgan hampir bersamaan.Khania hanya diam saja tak menjawab. Ia menatap Efgan dengan tatapan yang nyalang. Lalu ia pun menoleh ke arah nenek dan tersenyum."Nia mau keluar sebentar ya Nek, mau cari bakso. Entah kenapa dari tadi Nia terus aja kepikiran bakso yang kuahnya itu pedes banget." Khania sengaja menekankan kata pedas agar suaminya mendengar.Efgan hendak menyela ucapan Khania. Namun, nenek lebih dulu men

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 130

    "Kenapa Nek?" tanya Khania yang heran saat melihat nenek menatapnya dengan dalam dan intens.Nenek segera menggelengkan kepalanya dan tersenyum."Enggak, jadi kamu gak ada masalah ya sama Efgan?" tanya nenek lagi."Enggak Nek, aku gak ada masalah sama mas Efgan," "Syukurlah kalau gitu," ucap nenek."Oh iya Nek, tadi aku sempat denger mobilnya mas Efgan. Apa dia tadi keluar?" tanya Khania."Iya, tadi katanya mau cari angin sebentar keluar," sahut nenek.Khania menganggukan kepalanya."Ya udah, Nenek keluar dulu ya sayang," pamit nenek sambil berdiri."Iya Nek," jawab Khania.Setelah nenek pergi. Khania segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang."Hallo Mas," ucap Khania saat panggilan itu sudah terhubung."Ada apa sayang?" tanya Efgan yang terdengar khawatir."Enggak ada apa-apa, cuma kangen aja sama kamu," ucap Khania yang ssontak menbuat Efgan terkejut sampai-sampai ia mengerem mobilnya mendadak. Beruntung tak ada kenda

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 129

    Waktu terus berlalu, sampai tidah terasa sudah dua tahun berlalu.Khania kini tengah sibuk menyipakan pernikahan Monic dan Glen, karena banyak hal yang membuat pernikahan Monic dan Glen harus diundur sampai sekarang."Mas, kamu itu kenapa malah asyik sendiri di sini sih? Kamu gak bantuin orang-orang apa?" omel Khania saat melihat Efgan yang tengah duduk di teras depan."Aku tadi udah bantuin lho sayang. Ini lagi istirahat bentar, lagian juga kenapa aku harus ikutan sibuk gini sih?" keluh Efgan.Khania yang mendengar keluhan Efgan bukannya iba malah memelototinya."Iya, iya. Ini aku mau bantu lagi." Efgan dengan malas bangkit dari duduknya dan kembali membantu orang-orang untuk mempersiapkan pernikahan Monic yang tinggal beberapa hari lagi.Khania tersenyum saat melihat Efgan kembali bekerja. Ia pun masuk ke dalam untuk bertemu sang anak yang memang sengaja ia titipkan pada Gabriel."Gab, Kai gak rewel kan?" tanya Khania saat ia sudah tiba di dekat Gabriel

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 128

    Seorang suster datang ke ruangan Khania untuk memeriksa keadaan Khania. Dan setelah Khania diperiksa suster itu pun kembali."Nek. Apa Kai baik-baik saja?" ucap Khania tiba-tiba. "Kai baik-baik aja sayang. Dia tadi Nenek titipkan sama Monic jadi kamu gak udah khawatir ya," sahut nenek sambil membelai rambut Khania."Mas, gimana keadaan Gabriel?" tanya Khania."Dia baik-baik aja, dia juga udah lewati masa kritisnya. Jadi kamu gak usah khawatir lagi ya sayang. Gabriel baik-baik aja sekarang," jawab Efgan singkat.Khania menanggukan kepalanya.Nenek tak terkejut karena sudah diberi tahu tentang Gabriel yang menyelamatkan Khania dan juga Kai. Nenek malah sangat bersyukur dan berterima kasih pada Gabriel karena sudah menolong cucu menantu dan cicitnya.Dua minggu kemudian.Khania yang tengah memberi ASI pada Kai di kamar terkejut saat tiba-tiba seseorang menutup matanya dari belakang. Ia pun tersenyum karena sudah tau jika itu ulah suaminya."Mas

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 127

    "Mas, kamu itu apaan sih? Lepas gak! Aku mau temui dokter dulu," pinta Khania.Efgan tidak melepaskan tangan Khania dan malah semakin kencang mengencangkan tangan Khania."Mas!" Khania yang merasa geram pada sang suami pun memelototkan matanya. "Lepas!""Kamu gak boleh pergi dari sini!" perintah Efgan.Khania yang terheran pun hanya bisa menatap Efgan dengan tatapan bingungnya."Mas! Lepas ya, aku mohon!" pinta Khania dengan memelas. "Mas, itu dokternya udah nunggu aku. Aku gak mau kalau sampai terjadi sesuatu sama Gabriel, jadi tolong lepas ya.""Biarkan saja, aku gak mau kamu memedulikan penjahat itu! Lebih baik kita pulang dan biarkan dia mati sekalian," ucap Efgan sambil menyeret Khania.Khania yang mendengar ucapan Efgan seketika naik oitam. Ia sungguh tak terima jika Efgan menyumpahi Gabriel mati, dengan sekali hentakan Khania melepaskan cengkraman tangan Efgan.Efgan spontan menoleh ke arah Khania."Kamu jangan pernah bicara seperti itu ya

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 126

    "Eh, ada apa kok ribut-ribut." Khania yang baru saja keluar dari ruangan tindakan pun keheranan saat melihat ada keributan di depan pintu. Ia pun mendengar seseorang menangis. Khania mendekat dan bertanya pada wanita asing yang sudah menolongnya itu. Karena kebetulan wanita itu berdiri dekat pintu masuk."Mbak, itu ada apa?" tanya Khania pada wanita itu. Ia bertanya karena tak bisa melihat siapa yang sedang menangis histeris itu.Wanita itu menoleh dan terkekeh, ia lalu berbisik. "Suami kamu lagi nangis," Khania mengerutkan keningnya."Nangis? Nangis kenapa? Nangisin apa?" tanya Khania lagi."Dia ngira jenazah yang baru saja keluar itu kamu, tanpa cross-check dulu," jawab wanita itu sambil tertawa geli.Khania yang penasaran pun mendekat dan benar saja. Ia melihat Efgan tengah duduk bersimpuh di depan jenazah yang entah siapa. Khania melihat Efgan yang menagis tersedu-sedu sambil menciumi tangan jenazah itu.Khania bukannya marah melihat itu, i

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 125

    "Mas Efgan ke mana ya? Kok gak diangkat-angkat telepon dari aku?" Khania bergumam sambil terus mencoba menelepon suaminya. Ia lalu melirik ke arah orang yang tadi sudah menolongnya membawa Gabriel ke rumah sakit. "Sebentar ya Mbak, suami saya gak angkat teleponnya," ucapnya pada orang yang sudah menolongnya itu.Wanita cantik itu menganggukan kepalanya."Santai aja Mbak, pakai aja ponselnya." Wanita itu tersenyum hangat pada Khania.Khania tersenyum kikuk dan memilih menyerah untuk menelepon Efgan. Tapi, saat ia akan mengembalikan ponsel itu. Tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nomor Efgan yang memanggil.Khania mengurungkan nitannya untuk mengembalikan ponsel itu dan gegas mengangkat panggilan sang suami."Hallo Mas, kamu kenapa gak angkat-angkat telepon aku sih? Aku tau kamu lagi marah! Tapi, setidaknya cari kek istrinya yang gak ada di rumah. Ini mah malah anteng-anteng bae, kamu itu udah gak sayang lagi sama aku ya? Kamu gak tau kalau aku itu habis

DMCA.com Protection Status