Share

CHAPTER 4

Author: J Shara
last update Last Updated: 2021-08-04 15:26:54

Nico terbangun dari tidurnya ketika sinar matahari pagi menembus masuk saat Raihan membuka dan mengikat gorden ke samping. Nico mengerjap-ngerjapkan matanya, berupaya beradaptasi dengan cahaya matahari yang menyorot matanya lalu dipandanginya istrinya yang sudah bersiap-siap. Dress cheongsam berwarna hitam dengan motif bunga yang membalut tubuh istrinya membuatnya terlihat sangat elegan ditambah rambut sebahu yang disanggul sehingga menampilkan leher jenjangnya yang putih.

“Oh, kau terbangun? Maaf, ya!” kata Raihan saat ia menoleh ke arah Nico yang kini duduk di ranjang.

Nico masih mengumpulkan nyawanya. Sebenarnya, ia masih mengantuk karena ia baru bisa tidur saat menjelang subuh. Ya, lelaki siapa yang bisa menahan hasratnya ketika tidur bersampingan bersama gadis cantik yang mengenakan lingerie seksi?

“Kau mau kopi atau teh?” tanya Raihan.

“Um… kopi…”

“Baiklah, akan kubuatkan.” Raihan lalu meninggalkan kamar itu dan menuju dapur.

Nico lega, selain cantik ternyata istrinya juga rajin. Pagi-pagi sudah bangun bersiap-siap lalu membuatkan kopi untuk suaminya.

Setelah mengumpulkan nyawa, Nico beranjak dari kamarnya. Semerbak wangi kopi mulai tercium, Nico mencari sosok istrinya yang berada di dapur. Di dapur, Raihan berkutat dengan cangkir dan gula, gadis itu benar-benar terlihat serius saat membuat kopi.

Nico menghampirinya lalu memeluknya dari belakang saat gadis itu mengaduk kopi di cangkir. “Maaf, ya…” bisik Nico, “semalam, setelah berbicara dengan kakakmu aku malah pergi…”

Raihan berhenti mengaduk kopinya lalu ia berbalik, berhadapan dan menatap mata coklat milik Nico. Gadis itu tersenyum, “aku mengerti, kok,” ucapnya lalu memberi satu kecupan singkat di bibir Nico. Ia lalu mengambil cangkir berisi kopi lalu menyerahkannya ke Nico, “bagaimana? Gulanya cukup tidak?”

Nico menyeruput kopinya sekali lalu menatap mata indah nan tajam milik Raihan. “Sepahit apa pun kopinya, akan terasa manis jika memandangmu…”

Raihan tertawa mendengar gombalan suaminya, ia lalu menjauh dan kembali masuk ke kamar. Beberapa kali Nico menyeruput kopinya lalu ia kembali ke kamar. Raihan mengambil handuk lalu menyerahkannya ke Nico.

“Segeralah mandi, kak Barack dan ayahmu sedang menunggu kita di bawah,” kata Raihan lalu gadis itu keluar kamar lagi. Sepertinya gadis itu sangat sibuk mengurus ini itu.

Nico lalu pergi ke kamar mandi.  

***

“Wah… menantuku benar-benar cantik…” puji David saat Nico dan Raihan tiba di meja makan. Kuiper sekeluarga dan Barack sedaritadi menunggu dua orang yang kini telah menjadi pasangan suami istri itu.

“Terima kasih, Ayah…” balas Raihan sembari melemparkan senyuman manisnya.

“Beruntung sekali putraku memiliki istri cantik sepertimu,” lagi-lagi David memuji, “hm… kalau dilihat-lihat… Raihan ini sangat mirip ya sama almarhum istri Barack.”

Raihan diam, ia menatap kakaknya yang kini memejamkan matanya. Ia bingung bagaimana menanggapi ayah mertuanya yang mengatakan ia mirip dengan seseorang yang sebenarnya adalah saudarinya sendiri.

Barack melirik Raihan sekali, isyarat agar Raihan tidak perlu bicara kali ini. Ia berdehem sekali sebelum membuka suara. “Ya, mereka memang mirip,” kata Barack.

Nico melirik sinis ke arah Barack. Bisa-bisanya dia mencari istri yang mirip dengan adiknya sendiri, batin Nico. Nico benar-benar tidak menyangka dan tak habis pikir bahwa orang sedingin Barack ternyata bukan hanya sekedar mengidap sindrom sister complex tapi seleranya akan wanita ternyata adalah seperti adiknya sendiri.

Raihan yang sebenarnya merasa tidak nyaman, mengambilkan nasi dan lauk untuk Nico sebelum mengambil untuk dirinya sendiri. David yang melihat pemandangan itu sangat terharu dan bahagia karena putranya menikah dengan gadis yang tidak hanya cantik tapi mau melayani dan mengutamakan suaminya.

“Kak Raihan nanti kita jalan ke pantai bareng-bareng, ya!” seru Raisya.

“Iya,” sahut Raihan sembari tersenyum manis.

Dan benar saja, setelah sarapan, Raisya dan Hasya langsung menarik Raihan keluar dari hotel dan membawanya ke mobil Jeep milik Nico. Nico yang tahu rencana kedua adiknya sebenarnya merasa agak terganggu karena ini adalah bulan madu ia dan Raihan, seharusnya ini menjadi momen ia lebih dekat dengan istrinya, bermesraan dan menghabiskan waktu berdua tapi mengapa kedua adiknya harus ikut?

“Kenapa malah kau yang duduk di situ?” protes Nico, dengan mata melotot ia menatap si tomboy Hasya ketika gadis itu memasuki mobil dan duduk di depan, di samping Nico. Ia sebenarnya ingin Raihan yang duduk di sampingnya.

“Memangnya kenapa? Tidak masalah kan kalau aku duduk di sini? Kau sendiri tahu kalau aku suka duduk di depan,” Hasya menimpali seenak jidatnya.

Nico melengos kesal, memilih mengalah karena berdebat dengan Hasya tidak akan ada hentinya. “Terserah kamu deh...” lalu ia menyalakan mesin mobil.

Raihan tertawa geli melihat tingkah kedua bersaudara itu. Walaupun ribut tapi sepertinya menyenangkan bisa akrab dan bebas berekspresi dengan saudara sendiri, Raihan merasa nyaman berada di tengah-tengah keluarga Kuiper.

“Maaf ya, Kak Raihan… Kak Nico dan Hasya memang seperti itu,” kata Raisya.

Raihan malah tersenyum senang. “Iya tidak apa-apa…”

Tidak lama kemudian mobil mereka melaju menjauh dari hotel. Sesampainya di lokasi wisata, Raisya lansung menarik Raihan ke toko penjual pernak-pernik. Mereka membeli topi pantai, dan beberapa gelang hingga dream catcher. Raisya sangat menyukai Raihan begitu pun sebaliknya, ia seperti memiliki saudara yang sama-sama ‘girly’ karena kembarannya, Hasya, cenderung tomboy dan sangat kontradiksi dengannya walaupun mereka adalah saudara kembar.

Nico dan Hasya memilih duduk di bangku taman sembari menikmati minuman kaleng dingin. Nico tak bisa mengikuti alur pergerakan para gadis-gadis saat berbelanja sedangkan Hasya tak tertarik dengan kegiatan seperti itu.

Habis belanja mereka lanjut ke pantai. Raisya langsung menarik Raihan dan Hasya menuju ke bibir pantai, bermain-main dengan ombak di sana, sedangkan Nico mulai mengambil foto-foto mereka dengan menggunakan handphone-nya.

“Ayo kita naik banana boat!” seru Raisya. Kemudian ia dan Hasya berlari ke banana boat.

Raihan yang menggunakan dress cheongsam tidak memungkinkan untuk ikut. Ia hanya terdiam memandang Raisya dan Hasya yang kini meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Nico, ia malah lega akhirnya ada momen ia berdua dengan istrinya. Ia lalu mendekati Raihan dan menggenggam tangan gadis yang kini menjadi istrinya. Raihan menoleh ke arah Nico. “Bagaimana kalau kita minum dulu?” ajaknya.

Raihan mengangguk sebagai jawaban. Mereka pun menuju penjual minuman dan memesan minuman dingin rasa buah lalu duduk di meja payung.

Beberapa saat mereka hanya berdiaman, Raihan sibuk mengipas-ngipas tubuhnya dengan kipas kertas yang ia beli di toko pernak pernik tadi. Nico lalu memandang Raihan yang menyeruput minumannya sebentar lalu akhirnya ia memulai pembicaraan.

“Raihan…”

Raihan yang menyeruput minumannya menoleh. “Ya? Kau memanggilku?”

“Ah… ada yang ingin kutanyakan…”

“Apa itu? Katakan saja?”

“Apa kau pernah berpacaran?”

“Tentu saja… ya… beberapa kali pernah.”

Nico tampak penasaran. “Lalu… yang terakhir kalian putus karena apa?”

“Aku diduakan.”

Nico terperangah, seakan tak percaya jawaban Raihan. “Kau diduakan?”

“Ya,” jawab Raihan lalu menyeruput minumannya, “itu masalah yang biasa dalam hal asmara, kan?”

“Aku… seperti tidak bisa percaya gadis secantik kamu diduakan…” gumam Nico, “lalu… apa kau masih punya perasaan sama mantanmu itu?”

Raihan melirik Nico sambil menyeruput minumannya. Ia lalu menaruh minumannya lalu memajukan tubuhnya sembari menatap Nico dengan pandangan menantang. “Kalau misalnya aku masih menyukainya, kau mau apa?”

Nico menatap serius Raihan, istrinya yang kini tersenyum jahil padanya. Seolah mencari jawaban dari pertanyaannya. Apa istrinya masih memiliki perasaan ke mantannya?

“Sudahlah…” kata Raihan sembari memundurkan tubuhnya kembali, “kita sudah jadi suami istri, tidak ada gunanya kita membicarakan mantan, kan?”

Tiba-tiba Nico menarik tangan Raihan dengan sedikit kasar dan membuat Raihan terkejut. Raihan semakin kebingungan dan penuh tanya menatap mata Nico yang berkilat-kilat, penuh keseriusan.

“Kau bertanya aku mau apa kalau kau masih menyukainya? Tentu saja aku akan membuatmu melupakannya! Aku tidak akan membiarkan pria lain memiliki hati wanita yang sudah menjadi milikku!” terang Nico.

Mata Raihan membulat, ia tertegun menatap keseriusan Nico. Tak disangkanya Nico menganggapnya begitu serius pertanyaan yang sebenarnya hanyalah pertanyaan iseng. Beberapa menit mereka bergeming di posisi itu, Raihan pun bingung bagaimana menanggapi Nico.

“Hei, Nico!” tiba-tiba suara pria memanggil Nico dari kejauhan.

Nico melepas genggaman tangannya dan mereka menoleh ke arah suara yang ternyata milik Jeremy, pria itu berjalan menghampiri mereka.

Lagi-lagi datang pengganggu berikutnya, nanti siapa lagi yang datang? Batin Nico yang dongkol.  

Jeremy yang hanya memakai celana renang, memegang papan selancar, kini berada di hadapan mereka, pandangan Jeremy tertuju pada Raihan. “Ah, kau pasti Raihan…” tebak Jeremy dengan yakinnya ketika memandang Raihan yang duduk di sebelah Nico. Raihan melempar senyuman manisnya sebagai jawaban. “Perkenalkan… aku temannya Nico, sebenarnya sih kita masih ada hubungan keluarga tapi keluarga jauh,” ucap Jeremy sembari menjulurkan tangannya ke arah Raihan.

“Aku Raihan,” balas Raihan sembari menjabat tangan Jeremy.

Jeremy memandang Raihan dengan seksama, dari ujung kepala hingga ujung sandal berhak tinggi yang Raihan kenakan. Ternyata benar kata Nico bahwa istrinya amat cantik dan Jeremy mengakuinya. “Ternyata benar ya, kau sangat cantik….” puji Jeremy mengagumi kecantikan Raihan.

“Ingat istri di rumah!” sindir Nico, mengingatkan Jeremy yang masih memandang kagum Raihan. Jelas ia tak senang jika istrinya ditatap sedemikian rupa oleh pria lain walaupun itu adalah Jeremy.

Jeremy tertawa karena begitu paham akan perasaan sahabatnya. “Dia ada kok di sini,” balasnya menimpali, “itu dia!”

Seorang wanita cantik berambut pendek mengenakan bikini dan memegang papan selancar melambaikan tangannya ke arah mereka dari kejauhan lalu wanita itu berlari ke tepi laut dan menaruh selancarnya di permukaan air, sepertinya wanita itu akan berselancar.

Jeremy yang mendapati mood Nico yang tak bagus buru-buru mengundurkan diri. “Baiklah, sepertinya ada yang kesal hari ini, aku susul istriku dulu, ya,” kata Jeremy, “nanti aku telpon, ada yang mau aku bicarakan,” lanjutnya pada Nico.

“Yah, cepat sana!” usir Nico, “mengganggu saja…” gumamnya sinis.

Akhirnya mereka berduaan lagi.

“Um… Raihan…”

“Ya?”

“Besok, kita akan pulang…”

“Ke rumahmu?”

“Aku punya apartemen, untuk sementara kita tinggal di sana sampai aku membeli rumah untuk kita,” jawab Nico, “tidak apa-apa kan kalau kau pisah dengan kakakmu?”

Raihan tersenyum, digenggamnya tangan Nico dengan lembut. “Ya, tentu saja. Sekarang aku adalah istrimu. Aku akan ikut kemana pun kamu pergi.”

 .

TBC

Related chapters

  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 5

    Nico yang sedari tadi mencari Raihan, melangkah keluar karena melihat pintu menuju balkon terbuka. Di sana ia menemukan Raihan yang kini berdiri di balkon, menyandarkan tangannya di pembatas balkon seraya melihat pemandangan pantai. Suara ombak terdengar menderu namun menenangkan hatinya yang sendu. Hawa malam yang dingin menyengat tubuh mungil yang hanya berbalut lingerie namun ia tetap bergeming di sana seakan tak merasakannya. Nico melingkarkan tangannya ke pinggang Raihan dari belakang, menyandarkan dagunya ke bahu istrinya. “Apa yang kau pikirkan…?” bisiknya. Raihan menghela napas. “Nico… menurutmu, bagaimana dengan pernikahan kita?” “Bagaimana kenapa?” “Yah… tiba-tiba kita dijodohkan seperti ini… Apa kau bahagia? Apa kita bisa menjalaninya?” Nico tersenyum, sesekali ia menghirup

    Last Updated : 2021-08-08
  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 6

    Raihan menggeleng lagi, ia menatap mata Nico yang tak tega melihat ia kesakitan. Ia lalu melumat bibir Nico dengan lembut. Beberapa saat Nico hanya diam merasakan lumatan lembut bibir Raihan lalu ia membalasnya dengan lumatan yang lebih bergairah, seakan memberi jawaban bahwa ia mengerti maksud istrinya. Perlahan Nico menyatukan tubuhnya dengan tubuh Raihan semakin dalam. Raihan memejamkan matanya, air matanya spontan menetes bukan hanya karena menahan sakit namun ia kini menyerahkan kesuciannya pada orang yang sebenarnya tidak ia cintai. Tapi, pria itu adalah suaminya dan ia pun harus mengikuti alur pernikahan senormal mungkin termasuk menyerahkan tubuhnya untuk Nico. Raihan hanya bisa merintih kesakitan saat milik Nico menggesek tiap inci dinding dari liang milik Raihan di bawah sana dengan tempo yang semakin cepat. Tubuhnya menegang dan tidak bisa menikmati percintaan mereka walaupun

    Last Updated : 2021-08-13
  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 7

    Alangkah terkejutnya Raihan melihat Bily yang kini berada di bawah gedung apartemen, sambil melemparkan tatapan yang tak gentar atas penolakan wanita yang kini menjadi status istri dari putra keluarga Kuiper. Raihan tidak menyangka, mengapa pria yang tengah menelponnya berada di sana? Bagaimana pria itu tahu keberadaan Raihan? Dan, mau apa pria itu ingin menemuinya di apartemen milik suaminya? Untuk apa pria itu datang setelah Raihan menikah dengan pria lain? Apa dia tidak puas menyakiti hati Raihan lalu mengganggunya yang kini mulai membenah kembali hidupnya bersama pria yang kini menjadi suaminya? Benar-benar gila! Batin Raihan. Kini tatapan keterkejutan Raihan berubah menjadi tatapan yang penuh amarah dan kebencian. Ia mendengus lalu mematikan panggilan pria itu dan berbalik kembali masuk ke kamarnya. Raihan melempar handphone-nya ke ranjang dan dengan kesal ia beranjak turun ke bawah. Sambil menggeram marah Raihan mel

    Last Updated : 2021-08-13
  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 8

    Nico merasa aneh, di halaman kantornya begitu tenang bahkan nyaris tak ada orang yang berlalu lalang apalagi berkumpul. Seperti di jam kerja pada umumnya dimana orang-orang berkutat dengan pekerjaannya masing-masing di ruangan mereka. Berbeda dengan yang ia bayangkan bahwa para pekerjanya kini berkumpul di halaman gedung kantor, membawa spantuk sambil berteriak mengeluarkan protes dan umpatan kepadanya, serta Jeremy yang kewalahan menjelaskan ini itu ke para karyawan mereka. Nico lalu berlari menuju lift dan langsung mencari Jeremy di ruangan sahabatnya itu. Malah terdengar alunan musik jazz yang lembut saat Nico membuka pintu di ruangan Jeremy “Di mana karyawan-karyawan itu? Katamu, mereka mau demo…” tanya Nico panik ketika memasuki ruangan Jeremy yang kini sedang duduk bersandar di kursi kerjanya sambil menatap ke arah jendela. Jeremy membalikkan kurs

    Last Updated : 2021-08-18
  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 9

    Raihan tak bisa menyembunyikan ekspresi keterkejutannya ketika melihat sosok yang kini duduk di sofa dan menatapnya tajam. Sejenak tubuhnya mendadak kaku tak berkutik namun ia segera berusaha menenangkan dirinya, ia melirik barang belanja yang dibawanya, seharusnya Nico pasti mempercayainya, pikirnya. “Darimana saja kamu?” tanya Nico dengan nada curiga. “Seperti yang kau lihat… aku keluar untuk belanja…” jawab Raihan sewajar mungkin sambil mengangkat kantong belanjaannya, “kulkasmu tidak ada bahan makanan jadi aku keluar mencari makanan…” Nico melirik belanjaan Raihan. “Aku menelponmu daritadi, kenapa tidak diangkat?” “Aku lupa bawa hape-ku… kalau kau tidak percaya, hape-ku ada di atas ranjang.” Nico diam sejenak, sorot matanya tampak menyelidik. “Tadi aku melihatmu di jalan, turun da

    Last Updated : 2021-08-18
  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 10

    Raihan mulai mendesah saat kecupan Nico menjamah tiap senti di kulit lehernya, makin lama makin liar. Wajahnya mendongak, memperluas akses Nico bermain-main di sana, menikmati permainan suaminya. Tangan Nico mulai meraba-raba lekukan tubuh Raihan, sesekali ia meremas titik-titik sensitif Raihan. Nico menghentikan aksinya sejenak, menatap mata Raihan yang kini tampak sayu karena terbakar gairah. Tangan Raihan menyentuh wajah Nico, jari-jarinya menyelusuri rahang Nico yang tegas. Nico mengecup jari-jari lentik milik Raihan saat jari-jari itu menyentuh bibirnya. Kembali Nico menatap mata Raihan, mencoba meyakinkan Raihan yang menatapnya takut. Tapi, Raihan belum melupakan bagaimana sakitnya saat tubuh mereka menyatu untuk pertama kalinya. “Nico… aku masih merasa sa-” “Sstt…” potong Nico sembari menaruh telunjuknya di atas

    Last Updated : 2021-08-18
  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 11

    “Jadi, kau menyerahkan proyek itu ke orang baru itu?” tanya Nico, wajahnya terlihat serius menatap Jeremy yang duduk di hadapannya. “Ya, dia berpengalaman dan memiliki track record yang bagus dalam menjalankan proyek di perusahaan tempat dia kerja sebelumnya,” sahut Jeremy. Nico mengernyit, “apa tidak terlalu cepat? Dia kan baru di sini…” “Ya, dia memang baru tapi kemampuan dia seperti profesional, dia sudah tau apa yang harus dia lakukan.” “Lalu, bagaimana perkembangan proyek baru itu?” “Cukup mengejutkan dan sepertinya clien kita puas.” “Hm….” Nico tampak berpikir, “bisakah aku melihat informasi tentang orang baru itu?” “Ya, tentu saja…” Jeremy meraih telpon dan menghubungi sekretarisnya, “Stefani, tolong beritahu

    Last Updated : 2021-08-27
  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 12

    Sesaat tubuh Bily menjadi kaku saat Nico melontarkan pertanyaan tajamnya. Namun, Dengan cepat Bily menenangkan dirinya, menatap mata tajam milik Nico yang tampak berusaha mengintimidasinya. “Tidak ada maksud apa pun, aku bekerja bukan berarti aku mengabdi tapi aku bekerja untuk memuaskan diriku…” Kening Nico mengerut. “Memuaskan diri?” “Ya, aku sudah tahu seluk beluk perusahaan milik Adhinata dan aku butuh tantangan baru. Pyramid, saingan Royal Crown milik Adhinata, adalah salah satu grup perusahaan terbaik. Kurasa itu tempat yang cocok untuk menambah pengalamanku.” “Tapi, bisa saja kau memberitahu kelemahan dan rahasia Royal Crown ke Pyramid?” “Selama ini aku bekerja profesional, aku tidak akan memberitahu kelemahan perusahaan lain apa pun itu, tak terkecuali, termasuk Royal Crown Grup., aku tidak peduli dengan hal it

    Last Updated : 2021-09-01

Latest chapter

  • Jodoh Pengganti   Chapter 76

    "Kakak!" seorang gadis cantik dengan rambut pendek model wolf cut-nya berlari-lari sambil menarik kopernya untuk menghampiri Barack, matanya bulat dengan softlens berwarna kelabu. Tubuh langsingnya yang tinggi langsung memeluk Barack dengan hebohnya. Barack pun tersenyum dan membalas pelukan gadis itu."Kangennya sama Kak Barack," kata gadis itu, "kenapa Kak Barack tidak mengabariku kalau Kakak sakit?" protesnya dengan bibir yang dimanyunin, "aku bahkan tahu dari salah satu asisten rumah tangga." "Siapa itu?" tanya Barack. "Secret," jawab sang gadis sambil menempelkan jari telunjuknya di bibirnya, "ia lalu mengedarkan pandangannya seperti mencari-cari seseorang. "Dimana ya dia?" "Kau mencari siapa, Shiena?" tanya Barack pada adiknya yang bernama Shiena."Raihan," sahut Shiena, "kudengar dia sempat pulang dan tidak lama itu dia menikah." Barack terdiam sejenak, agak kaget darimana Shiena tahu bahwa Raihan sudah menikah. "Siapa yang memberitahumu?" tanya Barack. "Kak Ginanjar," j

  • Jodoh Pengganti   Chapter 75

    Nico berjalan mengitari ruang keluarga mansion keluarga Adhinata. Setapak demi setapak kakinya melangkah, pandangannya menatap tiap foto-foto yang menghiasi dinding ruangan itu. Pertama, ia melihat foto Barack remaja yang merangkul seorang gadis kecil yang Nico tahu persis bahwa gadis itu adalah adik Barack, dia cinta masa kecil Nico.Nico menatap raut wajah gadis itu, tak ada sedikit pun kesamaan dengan wajah Raihan. Tapi, bukankah banyak orang yang mengalami perubahan yang signifikan ketika ia beranjak dewasa? Nico terus mengamati foto-foto di dinding itu. Ada foto Barack semasa ia kuliah bersama gadis cantik yang juga beranjak remaja dan juga orang tua Barack Adhinata. Tapi, jika diperhatikan dengan seksama, gadis itu bukanlah Raihan. Nico mengalihkan pandangannya ke foto keluarga yang paling besar terpampang di sana, foto Barack Adinata bersama istrinya, Raihan dan ada gadis cantik yang Nico tak kenal siapa gadis itu. Tapi, gadis itu berdiri di samping Barack sementara Raihan dan

  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 74

    "Nic ... ada apa?" tanya Jeremy yang tampak begitu penasaran. "Aku ....." Nico masih tampak tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar dari Adrian. "Nic?" "Aku harus pergi dulu." Nico mematikan panggilan telepon Adrian lalu bergegas cepat keluar dari ruangannya, meninggalkan Jeremy yang tampak terheran-heran melihat tingkah sahabatnya yang tak biasa itu. "Kau mau kemana?" seru Jeremy"Memastikan sesuatu yang penting!" balas Nico.*** Nico berlari menuju mobilnya dan segera meluncur ke arah apartemennya dengan kecepatan tinggi. Ia bahkan tak peduli lagi dengan keselamatannya hingga ia mengabaikan untung memasang sabuk pengamannya, mobil yang melaju di depannya ia klakson tanpa ampun. Ia bahkan hampir dua kali menambrak mobil yang melaju di depannya hingga ia akhirnya menepi dan berusaha menenangkan pikirannya terlebih dahulu namun ucapan dari Adrian tidak dapat lenyap di otaknya bahwa adik ipar Barack Adhinata ternyata adalah istrinya. Nico merasa ditipu oleh keluarga Adhinata.

  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 73

    Nico menatap tajam ke arah Bily saat pria itu menghampirinya bersama Raihan. Nico lalu berdiri, menyambut istrinya. Raihan lalu melangkah ke samping Nico. "Kau sudah lama menunggu?" tanya Raihan pada suaminya. "Tidak, kok," jawab Nico, "aku langsung meneleponmu saat sampai di sini. Raihan mengangguk paham. "Bily, kami pulang dulu, ya," ucap Raihan pada pria itu, "tolong jaga Wulan, besok aku ke sini lagi, pungkasnya." Bily hanya mengangguk sekali. Nico lalu menggenggam erat tangan Raihan lalu pergi meninggalkan Bily sendirian di sana. *** "Kau tidak bilang kalau Bily ada di sana juga," kata Nico saat mereka berada di dalam mobil. Pria itu tampak serius, ia menatap ke arah Raihan dengan kening mengerut."Ya, kau tidak tanya, kan?" balas Raihan, "lagi pula kau pasti bisa menebaknya kalau dia pasti ada untuk menjaga Wulan. Bagaimana pun mereka sudah seperti saudara," terang Raihan. "Aku hanya ingin kau memberitahuku biar aku tidak salah paham ...," ujar Nico. "Kau cemburu?" tuduh

  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 72

    Nico duduk terdiam di ranjang sambil memandang istrinya yang kini memejamkan matanya di sampingnya. Ia terus memikirkan pertemuan terakhir ia dan Olive, ada rasa kecewa karena Raihan mengijinkan Olive untuk membujuknya bercerai dengannya. "Apa segitu tak inginnya kau membuka hatimu padaku, Raihan?" ucap Nico dalam hati. Tiba-tiba Raihan membuka matanya, ia mengernyit karena mendapati suaminya tengah memandangnya dalam hening. "Kau belum tidur?" tanya Raihan sambil membangunkan tubuhnya. "Um ... iya," jawab Nico. "Kau lagi banyak pikiran?" tanya Raihan, wajahnya agak khawatir memandang Nico. Nico terdiam sejenak sebelum ia bersuara. "Raihan, apa kau ingin meninggalkanku?" tanya Nico tiba-tiba. Raihan terhenyak mendengar pertanyaan Nico. "Kenapa kau bisa bilang seperti itu?" "Aku takut kehilanganmu," ucap Nico jujur. Raihan terdiam sejenak lalu ia berusaha tersenyum. "Jangan berpikir terlalu banyak, aku akan selalu bersamamu selama kau menginginkannya," kata Raihan. "Raihan ap

  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 71

    Nico terdiam membaca begitu banyak berkas di mejanya hingga keningnya mengerut tajam. Agak lama ia berkutat dengan berkas-berkas itu, ia lantas mengambil pena dan mulai menandatangi berkas di hadapannya. "Wah, kau rajin sekali," ujar Jeremi. Nico menoleh ke arah sahabatnya itu, ia bahkan tak menyadari ketika pria itu masuk ke ruangannya. Jeremi berjalan menuju sofa dan duduk santai di sana. Bagaimana sekarang hubungan kau dan istrimu itu?" tanya Jeremi. "Sangat baik," jawab Nico santai, "kami bahkan makin mesra." "Syukurlah kalau begitu," gumam Jeremi. Tiba-tiba handphone Nico berdering, tanda ada panggilan masuk. Mata Nico mendelik saat melihat nama Olive terpampang di layar handphone-nya. Nico terdiam sejenak, ia ragu antara ingin menerima panggilan itu atau membiarkannya. Tapi Nico tak tega pada gadis itu, ia pun memutuskan untuk menerima panggilan telepon itu. "Ya, halo?" sapa Nico. "Nico," suara lembut Olive di seberang, "bisakah kita bertemu hari ini?" Nico terdiam, ia

  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 70

    "Ngg ... Nico ... Ahh!" desah Raihan saat lidah Nico menyapu milik Raihan yang mulai basah. Tangan wanita itu mencengkran bantal, sesekali ia menengok untuk memandang suaminya yang tengah menyantap nikmat miliknya. "Ahh! Nic ..." desahnya saat Nico mengisap miliknya, seakan menyesap nektar madu di sana. Kini tangan Nico tak tinggal diam, ia memasukkan jari tengah dan manisnya ke dalam rongga nikmat itu. "Nico! Ngg ... ahh ... sshhh ...." Raihan mulai meracau saat gerakan kedua jari semakin cepat, belum lagi permainan lidah dan isapannya di bawah sana. "Nico ... aku ... aku tidak ta ... ahh!" Akhirnya Raihan mengalami klimaksnya, tubuhnya mengejang dan napasnya terdengar memburu. Nico tersenyum puas saat menyaksikan istrinya mengalami orgasme. Ia lalu memeluk tubuh Raihan dan mengajaknya berciuman. "Bisakah kau memegangnya?" bisik Nico penuh gairah. Raihan lalu memegang milik Nico dan memerasnya dengan lembut. "Ah ... nikmat sekali," desah Nico. Ia lalu mengajak Raihan berciuma

  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 69

    "Nyonya, sudah sampai ...." Raihan tersadar dari lamungannya begitu mendengar suara supir. Ia langsung melemparkan pandangannya ke jendela, ternyata ia susah berada di depan restoran mewah. Ia lalu mengambil tas kecil dengan hiasan manik permata yang indah lalu segera membuka pintu mobil dan turun dari mobil. Semua orang terpana begitu memandang Raihan yang begitu cantik dan anggunnya masuk ke dalam gedung restoran. Ia pun acuh tak acuh dengan pandangan pria-pria yang terpesona pada dirinya, melenggang begitu anggun tanpa menoleh. "Aku sudah ada janji dengan Pak Nicolas Kuiper," ucap Raihan pada seorang resepsionis wanita. "Sebentar, saya cek dulu." Resepsionis itu pun membuka mengecek di monitor. "Baik, Nyonya. Pak Nicalas sedang menunggu anda di ruang VIP, sebentar saya panggilkan pelayan untuk mengantar anda ke sana." Resepsionis itu pun menelepon seseorang dan tidak lama kemudian seorang pria menghampiri Raihan. "Mari, saya antar, Nyonya!" kata pria itu. Raihan mengangguk se

  • Jodoh Pengganti   CHAPTER 68

    Raihan terdiam saat mendengar suara lembut gadis itu. Tiba-tiba kekhawatiran melandanya. Ia belum lupa bahwa Nico pernah begitu mencintainya hingga berebut gadis itu dengan pria lain di apartemen mereka. Raihan khawatir, apakah cinta yang diucapkan Nico akan sirna oleh kehadiran Olive? "Ya, Olive?" tanya Raihan. "Raihan, bisakah kita bertemu hari ini?" Raihan diam, menimbang-nimbang permintaan bertemu dengannya. Apalagi kalau bukan menyangkut Nico? "Baiklah. Kau mau bertemu di mana?" *** Brak! Nico tersentak dan langsung memandang ke arah pintu. Tampak Hasya berdiri dan memandangnya dengan tatapan geram. Sambil mendengus, gadis itu melangkah mendatangi Nico yang masih terkejut memandangnya. Hasya langsung memukul meja di hadapan Nico. "Kau kenapa, sih?" sergah Nico. "Kakak yang kenapa?" balas Hasya tak kalah sengitnya, "kenapa Kakak memecat Bily?" Nico memutar kesal bola matanya. "Oh, pria itu ... ku kira apa sampai kau terlihat marah begitu tapi baguslah dia sudah tidak ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status