Sepanjang perjalanan yang sedang mereka tempuh saat ini, Kama sibuk dengan Macbooknya. Sesekali menghubungi Fabian dan Nufaira yang berada di mobil yang mengikutinya dari belakang. Diam-diam Arsha mengamati wajah Kama dari samping, pria itu sedang serius menatap layar pipih. Kama yang memiliki ra
Tidak lama Kama berbasa-basi, ia pamit dari hadapan Pak Presiden lalu membawa Arsha menuju meja kosong yang telah disediakan untuk tamu. “Gue susah dapet jodoh kalau kemana-mana sama Nufaira,” celetuk Fabian yang baru saja menghampiri lalu duduk di kursi yang kosong. “Ya berarti jodoh lo tuh si Nu
Arsha mengerjap pelan, dadanya terasa sesak. Baru ia sadari ketika membuka mata ternyata masih berada dalam pelukan suaminya. Tenggelam di dada bidang dengan aroma khas campuran musk dan kayu-kayuan, ke dua tangan sang suami melingkari tubuhnya posesif. Mereka masih dalam keadaan tanpa busana, set
Mai akan memastikan Kama sibuk dan tidak bisa mengantar Arsha kembali ke hotel. Mai berencana memperkenalkan Kama pada satu klien potensial yang bisa pria itu prospek untuk bisnisnya. Mai hingga berani merelakan klien tersebut untuk perusahaan Kama demi bisa membawa Kama ke atas ranjang. Pada keny
“Ca ...,” panggil Kama lembut, menarik tangan Arsha yang sedang merapihkan pakaian ke dalam koper. “Caca mau pulang,” ketus Arsha seraya menghela kasar tangan Kama. “Iya ... kita pulang sekarang tapi denger aku dulu, Ca.” “Caca mau pulang ke Indonesia!” Arsha berseru meninggikan nada bicara men
Demi menghargai pilihan Kama untuk berkencan, Arsha terus melangkah dengan semangat. Lama-lama perjalanan ini cukup menyenangkan, Arsha menyandar di tubuh Kama ketika tour guide mempersilahkan para pendaki untuk beristirahat sejenak. Atau Kama merangkul pinggangnya saat ia nyaris terjatuh atau men
Semenjak menaiki mobil, Nufaira menatap ke arah luar melalui jendela di sebelah kirinya. Benaknya tidak berhenti berpikir bagaimana bisa Arsha mengetahui rencana Mai. Mai pasti sudah memperhitungkan jika membawanya ke restoran di dalam Mall pada saat hari kerja tidak akan diketahui siapapun. Para
“Lagi apa?” bisik Kama tepat ditelinga Arsha kemudian melabuhkan kecupan di pipinya. “Abaaaaang, udah pulang?” seperti biasa, keceriaan Arsha menghangatkan suasana apartemen. Kama mengulas senyum simpul melihat Arsha yang tampak bahagia dengan kepulangannya sore ini, jarang-jarang ia bisa pulang c