“Oh ya, apa kesibukanmu, Arsha?” Mai bertanya, meski ia mengetahui jawabannya. Mai telah mendapat informasi jika Arsha tidak memiliki satu kegiatan apapun, dengan kata lain pengangguran atau menurut pendapat Mai adalah tidak berguna. Mai sengaja menyerang titik terlemah Arsha karena sebagai pendam
Arsha mendudukan tubuhnya, mengapit selimut di ketiak. Satu tangannya terangkat untuk mengusap wajah. Matahari telah meninggi dan ia baru saja bangun dari tidurnya. Hampir pagi ketika mereka selesai bercinta di atas ranjang ini. Ranjang besar di kamar Kama, di apartemennya yang mewah. Arsha dan K
“Lepas, Mai! Kau tidak perlu menyeret ku, aku bisa berjalan dengan baik!” kata Nufaira mencoba melepaskan cekalan tangan Mai. Arsha masih mengendap-ngendap di antara stand, mengikuti kemana dua wanita itu pergi. “Saya beli wig ini?” kata Arsha sembari memberikan uang selembar dengan nilai besar. “
“La ... jadi kapan kamu pergi?” Arsha masuk begitu saja ke dalam kamar Kalila yang tumben sore hari sudah pulang. Ternyata adik kembar suaminya itu sedang mengepak beberapa pakaian. “Besok aku pergi, kamu bisa bebas di sini sama Abang.” Arsha menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kalila yang tertat
Jika ia tidak memiliki kesuksesan dalam bidang bisnis setidaknya ia bisa sukses memuaskan Kama di atas ranjang dan sukses menjadi istri penyabar. Tapi sabar bukan kata yang bisa dengan mudah ia terapkan dalam kehidupannya, justru Arsha adalah kebalikan dari sifat sabar. Ia sembrono dan bertindak
“Aabaaang?” panggil Arsha manja dari atas ranjang. “Hem?” jawab Kama, pria itu sedang sibuk dengan berkas dan laptop duduk di atas sofa yang berada tidak jauh dari ranjang. Bugh! Sebuah bantal mengenai kepala Kama hingga terdorong beberapa derat ke depan, tidak sakit sama sekali namun kesalnya bu
Tangannya bergerak lihai memberikan banyak sentuhan dan begitu juga dengan Arsha yang mulai melakukan tugasnya dan menunjukan keahliannya. *** Kama mengecup kening Arsha kemudian menarik segala hasrat yang telah tertanam dalam tubuh mungil dengan sesuatu yang menjepit kesat di bawah sana, berguli
Sepanjang perjalanan yang sedang mereka tempuh saat ini, Kama sibuk dengan Macbooknya. Sesekali menghubungi Fabian dan Nufaira yang berada di mobil yang mengikutinya dari belakang. Diam-diam Arsha mengamati wajah Kama dari samping, pria itu sedang serius menatap layar pipih. Kama yang memiliki ra