Tidak seperti sang suami yang sibuknya melebihi Beni, jelas saja sekarang Aldo adalah wakil dari pria tua itu di Australia. “Bukan, Aunty!” Arsha menyanggah. “Trus apaan?” “Cinta Lama Belum Kelar,” jawab Arsha seraya melengos pergi dengan penuh kemenangan. Tadinya Arsha akan menjawab apa yang A
“Yang kaya gini nih, yang masuk nerakanya lewat jalur VIP ... masa Oma sama Opa di kunci dalam kamar berdua semaleman!” Aarav berseru kesal kepada adiknya sambil membuka kunci pintu kamar Beni. “Caca cuma pengen Oma sama Opa bersatu kembali ... kaya Caca yang dinikahin sama Bang Kama karena pernah
“Aunty antagonis enggak diajak ‘kan, Uncle?” Arsha menanyakan istri sang Uncle namun belum Gio menjawab, Rebeca berdekhem di belakang mereka. “Hallo Uncle ... hallo Aunti, apa kabar?” Rachel menyela ketika baru saja Rebeca akan membuka mulut yang bisa dipastikan untuk membalas Arsha. Rachel cukup
“Ca ... Mommy enggak mau ada keisengan kamu lagi kali ini ya, ini acara penting Kak Aarash ... tahan diri, Mommy tau kamu enggak suka sama Aunty Rebeca karena sikapnya, tapi kalau kamu bersikap buruk juga sama dia, Aunty Rebeca malah semakin membenci kamu dan keluarga kita ... kita harus menunjukan
“Hai Nabila, apa kabar?” sapa Bee ramah seraya mengurai kerumunan para pria tampan di depannya agar ia bisa lewat untuk menyapa calon mantu yang tidak jadi itu. “Ah ... baik Tante, ini Nabila bawa oleh-oleh buat Tante.” Nabila memberikan satu paperbag. “Bisa Tante pake sama Om, nanti malem ...,” l
“Opa ... kenalin ini Abang Kama,” Arsha berujar setelah sampai di meja sang Opa yang duduk bersama Oma, kedua orang tuanya juga Aldo dan Jessie. Beni beranjak dari kursi dibantu Diana namun dengan sigap Kama menahan tubuh sang Kakek ketika pria tua tinggi besar itu hampir oleng. Siap tanggap Kama
“Ni cewek, bahaya kalau engga cepet-cepet dihalalin!” batin Kama bicara, mengusap wajahnya dengan satu tangan. Arsha terkikik geli sambil menutup mulutnya. “Ih ... si Abang, mukanya kaya pengen ngajak ke kamar gitu,” ujar Arsha di dalam hati. *** “Rachel mana, Rash?” Nenek dari Rachel bertanya m
Aarash memandangi layar ponselnya, ia ragu untuk melangkah melewati teras menuju mobilnya yang terparkir di garasi luar. Nabila mengajaknya bertemu untuk membicarakan sesuatu yang sudah bisa dipastikan akan membicarakan pertunangannya dengan Rachel. Nabila tidak pernah memintanya menunggu, begitu