Kama menatap layar ponselnya setelah sang Ayah tidak bersuara lagi, pria paruh baya itu tampak berang entah karena apa. Hanya memintanya pulang sekarang tanpa mengatakan alasan dibalik perintah anehnya itu. Di sini sudah menunjukan jam sembilan malam, tidak mungkin ia pulang saat ini juga. Meski
“Om Akbi udah tau?” akhirnya si terdakwa bertanya. “Udah, Bang ... Rachel cerita duluan sama Aarash, maafin Rachel ya Bang ... sumpah, Rachel cuma mau nolong Caca aja ... soalnya Caca itu selalu punya pemikiran sendiri, Bang ... dia bilang sama Rachel kalau Abang enggak mencintai dia, dia juga engg
Bee memeluk suami tercinta dari belakang, semenjak masuk ke dalam kamar dan memutuskan untuk tidur, Bee tau jika suaminya belum terlelap meski tubuh tegap itu membelakanginya. “Kama pasti bertanggung jawab, Yank ... jangan kuatir, mereka keluarga baik-baik ... Rendra sampai telepon duluan karena di
“Sekarang itu mereka berdua lagi terlibat masalah dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, jadi biar Caca jemput Kama agar mereka berdua bisa saling menguatkan sebelum pertemuan nanti, dari sana perasaan mereka akan semakin deka.” Akbi tersenyum, sang istri memang jenius. Tidak salah dirinya
Sesaat keduanya masih mematung di depan pintu, Arsha yang terlebih dahulu mengaitkan jemari kelingkingnya di jemari Rendra yang berada tepat di sebelahnya. Meski samar, tapi Arsha bisa melihat senyum Kama terbit seakan menguatkan dirinya. Sang pria merangkum jemari mungil Bee, kemudian menautkan j
Baru Arsha dan Kama ketahui ternyata kehadiran keluarga Om Kenzi adalah sekalian untuk membicarakan pesta pertunangan Aarash dan Rachel yang dilanjutkan dengan acara pernikahan. Arsha tidak pernah menduga sebelumnya jika hubungan Rachel dengan Kakaknya sudah begitu jauh dan sang sahabat tidak sekal
Kama mendengus geli. “Dia udah punya dua Kakak cowok, ngapain pake lo jagain segala!” balas Kama rasional. Seperti itu jika mengajak Kama berdebat, sang Kakak yang jenius selalu punya jawaban masuk akal yang akan membuatnya malu. Arkana menipiskan bibirnya, sebagai adik ia mengalah sajalah karena
“Bang!” Suara Arsha memanggil, membuat Kama yang telah berjalan lebih dahulu menghentikan langkahnya. Tadi Kama mengatakan jika Arsha tidak perlu parkir karena ia hanya perlu di drop tapi si keras kepala itu tetap memaksa ingin mengantar hingga pintu keberangkatan. Akhirnya Kama memutar kemudi un