“Sekarang itu mereka berdua lagi terlibat masalah dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, jadi biar Caca jemput Kama agar mereka berdua bisa saling menguatkan sebelum pertemuan nanti, dari sana perasaan mereka akan semakin deka.” Akbi tersenyum, sang istri memang jenius. Tidak salah dirinya
Sesaat keduanya masih mematung di depan pintu, Arsha yang terlebih dahulu mengaitkan jemari kelingkingnya di jemari Rendra yang berada tepat di sebelahnya. Meski samar, tapi Arsha bisa melihat senyum Kama terbit seakan menguatkan dirinya. Sang pria merangkum jemari mungil Bee, kemudian menautkan j
Baru Arsha dan Kama ketahui ternyata kehadiran keluarga Om Kenzi adalah sekalian untuk membicarakan pesta pertunangan Aarash dan Rachel yang dilanjutkan dengan acara pernikahan. Arsha tidak pernah menduga sebelumnya jika hubungan Rachel dengan Kakaknya sudah begitu jauh dan sang sahabat tidak sekal
Kama mendengus geli. “Dia udah punya dua Kakak cowok, ngapain pake lo jagain segala!” balas Kama rasional. Seperti itu jika mengajak Kama berdebat, sang Kakak yang jenius selalu punya jawaban masuk akal yang akan membuatnya malu. Arkana menipiskan bibirnya, sebagai adik ia mengalah sajalah karena
“Bang!” Suara Arsha memanggil, membuat Kama yang telah berjalan lebih dahulu menghentikan langkahnya. Tadi Kama mengatakan jika Arsha tidak perlu parkir karena ia hanya perlu di drop tapi si keras kepala itu tetap memaksa ingin mengantar hingga pintu keberangkatan. Akhirnya Kama memutar kemudi un
“Ca ... kamu tunggu Opa di depan gih, tadi Om Aldo chat Mommy katanya udah jalan keluar dari bandara,” ujar sang Mommy yang sedang membuat sop butut kesukaan Ayah mertuanya. Bukan di rumahnya melainkan di rumah utama yaitu rumah Beni yang selalu kosong karena sang Tuan rumah hijrah ke Australia unt
Tidak seperti sang suami yang sibuknya melebihi Beni, jelas saja sekarang Aldo adalah wakil dari pria tua itu di Australia. “Bukan, Aunty!” Arsha menyanggah. “Trus apaan?” “Cinta Lama Belum Kelar,” jawab Arsha seraya melengos pergi dengan penuh kemenangan. Tadinya Arsha akan menjawab apa yang A
“Yang kaya gini nih, yang masuk nerakanya lewat jalur VIP ... masa Oma sama Opa di kunci dalam kamar berdua semaleman!” Aarav berseru kesal kepada adiknya sambil membuka kunci pintu kamar Beni. “Caca cuma pengen Oma sama Opa bersatu kembali ... kaya Caca yang dinikahin sama Bang Kama karena pernah
“Kok malah dipelototin?” Pertanyaan Kejora itu membuat Zhafira berhenti berpikir. “Heu?” Zhafira menoleh. “Pake ini.” Zara memberikan sarung tangan plastik kepada Zhafira. “Pake ini makannya?” Dengan polosnya Zhafira bertanya. “Iya sayang, kamu pesen Fufu ... makanan khas Afrika, jadi makan kuah
“Kok kita baru bisa liburan bareng sekarang ya?” celetuk Arsha sambil memilih pakaian yang terpajang di butik di mana mereka berada saat ini. “Kak Caca ‘kan sibuk produksi anak terus.” Kejora yang menyahut terlebih dahulu. “Kak Zara sibuk jadi dokter.” Kejora menambahkan. “Zhafira sibuk kerja,” t
“Ca ... itu perut kamu kemana-mana!” tegur Kama, melirik perut istrinya. “Emang kenapa? Perut Caca enak diliat, kan? Walau udah punya anak empat tapi rata ... kenceng.” Sang istri berkilah, keras kepala. Kama mengembuskan napas, tidak baik berdebat di depan anak-anak mereka yang saat ini sedang d
“Mau kemana?” Kama yang duduk di kursi meja makan bertanya sambil memindai istrinya dari atas ke bawah. Sport-braa dipadankan legging panjang dengan motif senada kemudian hanya memakai cardigan hoodie tanpa sleting atau kancing di bagian depannya. “Perut kamu enggak akan masuk angin itu, sayang?”
“Biasanya kalau gue curhat sama cewek, pasti berakhir di atas ranjang ... dan gue paling pantang bawa cewek dari Nightclub ke atas ranjang gue ... enggak bersih.” Satu detik setelah Arkana berkata demikian, ia mendapat siraman minuman dari Lovely yang kemudian pergi meninggalkan meja para pria tampa
Kelima pria tampan melangkah beriringan memasuki sebuah Nightclub. Wajah rupawan, tubuh atletis dengan tinggi menjulang dan outfit dari brand terkenal dunia menjadikan mereka incaran para gadis. “Lo pada pernah nyesel enggak sih, kerena memutuskan menikah?” celetuk Arkana bertanya. Kini mereka su
“Bang ... keringetan ih, bau ... Caca udah mandi ... turunin.” Arsha meronta berharap Kama menurunkannya. “Kan bisa mandi lagi,” balas Kama santai. Jika Arsha tidak salah liat, pria itu sedang menyeringai pertanda tidak baik untuk kesehatan jantungnya. “Bang turunin dulu ... Caca mau kasih Asi bua
Setelah drama baby blues beberapa bulan lalu, kini Arsha bisa menikmati perannya sebagai Ibu dengan bantuan baby sitter. Tidak ada tangis maupun uring-uringan berganti dengan kebahagiaan yang membanjirinya setiap hari. Arsha memang harus dibimbing dan Kama adalah orang yang tepat untuk itu. Mungk
Mungkin saat ini pun Arsha menangis karena itu, perlahan Kama mendorong benda bercat putih dan menemukan istrinya sedang duduk di lantai memeluk kedua lutut dan menenggelamkan wajahnya di sana. Dari jauh Kama sudah bisa melihat jika ketiga anaknya sedang terlelap di box bayi masing-masing. “Sayang