Xabiru tentu sudah tahu dengan pertemuan ini, begitu juga dengan Lilac. Namun, ada beberapa hal yang memang belum Lilac ketahui.
“Perjodohan ini ada karena permintaan terakhir dari almarhum Emerald, bundanya Xabiru. Tapi, kami juga sebagai orang tua, tidak akan memaksa kalau kalian tidak bisa atau tidak berhasil,” jelas Ivory pada keduanya.
Satu hal yang membuat Lilac terkejut, ibu kandung Xabiru sudah meninggal dunia. Dan fakta tentang alasan di balik perjodohan ini adalah permintaan terakhir beliau sebelum meninggal.
Lilac menoleh ke arah Xabiru yang kini terlihat sendu ketika mendengar nama bundanya disebut. Karena demi kesejahteraan hati dan nurani Lilac, dirinya tidak bisa melihat seseorang bersedih seperti Xabiru sekarang.
“Masa bodoh dengan harga diri, hati nurani ini tidak bisa diam begini,” ucapnya dalam hati.
Entah malaikat mana yang mempengaruhinya, Lilac perlahan menggenggam tangan Xabiru yang sedang mengepal kuat.
Kaget, tentu saja. Biru menunduk sejenak melihat ke arah tangan kirinya yang kini sedang digenggam oleh Lilac. Senyuman kecil tersirat sejenak, lalu keduanya kembali menatap Ivory yang sedang menjelaskan semuanya.
“Kamu memang gila, Lilac!” gumamnya dalam hati.
“Jadi untuk saat ini kalian berdua bisa saling mengenal dulu, untuk pernikahan bisa kalian yang membicarakannya nanti. Yang pasti hal baik jangan ditunda-tunda, bunda harap kalian bisa saling jujur atas perasaan masing-masing. Bagaimana pendapat kalian Lilac, Xabiru?” tanya Ivory yang membuat keduanya saling menatap walaupun sebentar.
Lilac yang hendak melepas genggamannya, langsung ditarik kembali oleh Biru. Tangan besar Biru kini balik menggenggam tangan Lilac.
Deg!
“Apa kalian keberatan tentang permintaan ini?” tanya Ivory lagi.
“Biru, gak merasa keberatan! Tapi, Biru juga gak mau memaksa kehendak Lilac kalau memang tidak bisa.”
“Lalu, kamu bagaimana, Li?”
“Ini lepas dulu,” bisik Lilac kepada Biru yang masih menggenggam tangannya. Jelas Biru menggelengkan kepalanya. Salah siapa Lilac tiba-tiba menggenggam tangannya, Biru hanya terkekeh pelan dengan genggamannya yang semakin erat.
Melihat Lilac yang berbisik kepada Biru, Ivory hanya bisa menahan senyumnya.
“Li, bagaimana?”
“Iya, Bun!”
“Iya, apa?”
“Iya, mau! Lilac mau mencobanya, Bun!”
Mendengar jawaban dari Lilac, semua orang yang hadir langsung bernafas lega. Biasanya orang yang akan dijodohkan selalu menolak di awal, melihat respon keduanya Ivory merasa lega. Meskipun dirinya tidak tahu mereka akan seperti apa ke depannya.
“Baiklah! Jadi, kalian gak ada yang keberatan. Papah harap, kalian jangan memiliki kekasih atau memiliki hubungan dengan siapa pun. Papah gak mau dengar kalian ada masalah dengan orang ketiga,” ungkap Jade dengan tatapan serius.
Hadirnya orang ketiga memang membuatnya menyesal sampai detik ini. Bukan tentang menyesal dengan orang yang bersamanya, Jade menyesal tidak bisa berbuat adil kepada Xabiru dibandingkan kepada anaknya yang lain.
Mulai dari perhatian dan waktu kebersamaan pun tidak seimbang. Apalagi Biru hidup mandiri sejak sekolah menengah atas, Biru belajar habis-habisan tentang bisnis. Bahkan uang yang diberikan oleh Jade sering ditolak dengan dalih Biru sudah memiliki banyak uang yang cukup untuk menghidupi dirinya sendiri.
“Biru tidak akan pernah seperti itu, Pah!”
Terjadi keheningan beberapa detik begitu pria berbeda generasi itu membicarakan tentang hal yang sangat sensitif. Terlebih lagi Xabiru adalah anak dari selingkuhan Jade.
“Kalau begitu kalian bisa langsung saling mengikat malam ini juga, bukan begitu ayah?” tanya Ivory pada Lime.
“Bukannya ini baru pertemuan, Bun?”
Lilac yang belum siap langsung menyuarakan pertanyaan. Bukannya tidak menerima, dirinya terlalu takut jika semuanya serba dadakan seperti ini. Apalagi dirinya belum tahu tentang Xabiru. Bahkan Magenta yang sudah kenal lama dengannya berselingkuh.
“Ini bukan pertunangan resmi sayang, ini hanya saling mengikat saja. Bunda gak mau hal-hal yang tidak diinginkan menimpa kalian. Pertunangan akan diadakan setelah pernikahan kakaknya Biru.”
“Mmm..., baiklah! Jika memang itu yang terbaik, Lilac hanya mengikuti saja!”
Xabiru hanya diam, dirinya memang tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Dirinya hanya perlu lebih mengenal Lilac.
“Biru, silakan! Dan maaf anak kami yang pertama tidak bisa ikut malam ini, jadi dia membelikan cincin ini untuk hadiah Biru dan Lilac,” ungkap Azure sambil memberikan kotak cincin kepada Biru.
Biru berdiri dengan tangannya yang menarik lengan Lilac. Semua mata memandang ke arah keduanya.
“Wah..., sejak kapan kalian begitu?” tanya Cyan dengan mata jahilnya.
“Sepertinya kita tidak perlu khawatir, Bun!” ucap Lime.
Keduanya hanya bisa menunduk malu karena lupa melepaskan genggaman tangan mereka.
Mereka tersenyum melihat Lilac dan Xabiru perlahan mulai dekat. Tanpa menghiraukan ucapan yang lain, Biru langsung membuka kotak berwarna maroon tersebut, lalu dirinya mengeluarkan satu cincin berlian Pave rope ring. Biru langsung mengambil tangan kiri Lilac dan memasang cincin itu di jari manis milik Lilac.
“Mohon izin! Aku harap ini untuk awal yang baik, Li!”
Jangan tanya Lilac, dirinya kini sedang menahan malu, terharu, dan salah tingkah menerjangnya.
“Terima kasih, Biru!”
Bukan membandingkan dengan masa lalunya, tetapi memang seperti itu kenyataannya. Magenta tipe pria berwajah manis, tetapi sifatnya sangat dingin dan cuek walaupun dengan pasangannya.
Tetapi, Xabiru... Wajahnya yang terlihat galak dan tegas, memiliki sifat yang jauh berbeda dengan mantannya itu.
“Apa pria yang ada di hadapan aku ini perayu ulung atau hanya bersandiwara? Mata ini tidak bisa berpaling, selain ingin menatap mata indahnya,” ungkap isi hatinya.
“Sekarang giliran Lilac yang pasang cincin di jari manis Biru!” titah Ivory dengan semangat.
Cincin berwarna silver diambil olehnya, mengambil tangan kiri Biru dan menatapnya tidak percaya.
“Semoga ini langkah awal yang baik, aku harap Biru tidak seperti Magenta” ucapnya dalam hati.
Kini sepasang cincin itu sudah terpasang di jari manis masing-masing.
“Foto dulu!” teriak Violet langsung berdiri dan bersiap memotret keduanya.
“Deketan dong! Jangan lupa senyum!” ucapnya lagi.
Xabiru mendekatkan tubuhnya, lalu keduanya mengangkat kedua tangan dan tersenyum manis.
Cekrek!
Cekrek!
“Bagus, huhu... Sekarang semuanya ikutan, biar pelayan yang fotoin kita!”
Kini mereka semua berjajar untuk memotret momen yang mungkin ke depannya akan sulit didapatkan.
Tanpa mereka sadari, sepasang mata sedang menatap marah, sedih, dan kecewa menjadi satu. Seharusnya dirinya yang diposisi itu, seharusnya dirinya yang menggenggam tangan itu.
“Kamu akan tetap menjadi milik aku, pernikahan kalian tidak akan pernah terjadi!”
Sebelum orang lain mengenalinya, orang tersebut langsung meninggalkan restoran tersebut.
Setelah selesai dengan acara malam ini, mereka semua berpamitan. Kecuali Lilac yang masih di dalam toilet.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Lilac langsung mengambilnya dan mengangkat panggilan dari Ivory.
“Iya, Bun!”
“Kamu pulang sama Biru, Bunda pulang sama ayah. Keluarga Biru udah pulang juga, jadi Biru sama kamu!”
“Mobil Lilac gimana, Bun?”
“Pake mobil kamu sayang! Mobil Biru dibawa sama adiknya!”
“Iya, Bun!”
“Hati-hati!”
Tut...
Panggilan terputus, Lilac langsung menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas. Dirinya langsung mencuci tangannya, ada hal yang baru di jari tangannya. Sebuah cincin yang baru saja dipasangkan oleh Biru, pria yang bahkan Lilac baru mengenalnya hari ini.
“Jalani dan hadapi, Lilac! Kamu pasti bisa!”
Setelah selesai, Lilac keluar menuju tempat di mana Biru sedang menunggunya.
Lagi-lagi langkahnya terhenti karena seseorang tiba-tiba saja menggenggam lengannya.
“Li!”
“Li!”Mendengar namanya dipanggil, Lilac menatap ke arah seseorang yang kini masih menggenggam tangannya.“Mereka udah pada pulang, tinggal kita berdua!” ucap Biru langsung.Lilac langsung menghembuskan nafasnya lega, di saat seperti ini Lilac seolah mendengar suara mantannya itu. Suara mereka berdua sangat sama.“Ya udah biar nanti aku antar pulang kamu dulu,” tawar Lilac pada Biru.Dengan cepat Biru menggelengkan kepalanya tidak setuju.“Aku gampang, nanti bisa telepon temen. Mau pulang atau ke mana dulu?”“Emang mau temenin?”Biru mengangguk. Mereka berjalan berdampingan keluar dari restoran.“Mana kuncinya?” pinta Biru saat mereka sudah sampai di depan mobil berwarna kuning milik Lilac.Biru menatap kagum mobil milik calon tunangannya atau mungkin calon istrinya ini. Mobil berlogo “H” miring itu sangat unik. Berwarna kuning mencolok dengan modifikasi yang apik.“Kita mampir dulu ke Kafe temen aku, boleh?” tanya Biru sambil menjalankan mobil menuju jalanan kota.“Boleh, tapi aku ga
Ternyata Lilac menolak panggilan itu. Tak lama ia mematikan ponselnya, lalu memasukkan ke dalam tas kecilnya.“Ada apa, Li?”“Biru, ada yang mau aku bicarakan sama kamu!”Bukannya menjawab pertanyaan Biru, Lilac malah ingin berbicara empat mata dengan Biru.Lilac perlu mempertanyakan beberapa hal dan dirinya juga perlu berbicara lebih banyak dengan Biru. Lilac sangat ingin mengenal lebih jauh tentang Biru. “Kalian ke ruangan gue aja!” titah Ocean.“Jangan macam-macam Lo, Bi!” “Gue gak kayak kalian yah! Cean gue pinjem dulu ruangan lo!”“Sip!” Biru menarik lengan Lilac menuju ruangan milik Ocean yang berada di lantai dua Kafe ini.Selama mereka berjalan bergandengan, mata semua orang tertuju kepada mereka berdua. Biru yang tampan bak pangeran ditambah Lilac yang cantik natural, sudah pasti jadi pusat perhatian orang-orang di sana.“Gila mereka berdua udah kayak selebriti! Lo liat mata pengunjung kafe ini, kalo kafe Lo sepi tinggal panggil si Biru aja, bayar aja per jamnya” celetuk S
Lilac merasa risih dengan panggilan itu, itulah sifat Lilac. Jika dikhianati atau dibohongi satu kali saja, tidak ada ampun dan dia akan terus ingat sampai kapan pun.“Aku mau ketemu kamu, sekarang aku ke rumah kamu!”“Gak usah dan gak perlu! Buat apa diperjelas, aku gak mau ketemu kamu lagi. Jadi, aku mohon sama kamu, stop jangan hubungi aku lagi! Kamu ganggu aku yang lagi kerja!”“Tapi, Li hubungan kita bagaimana?” tanya lirih Genta yang sepertinya sangat menyesalinya.“Saat malam itu juga aku udah memutuskan untuk pisah sama kamu! Jadi, kita bukan siapa-siapa lagi, jangan cari aku, kita udah selesai!” Tut!Amarah Lilac mendadak membuncah, terlihat nafasnya yang tersengal-sengal karena menahan sakit di dadanya.“Are you okay?” tanya Biru lembut.Lilac menengadah menatap ke atas, dirinya tidak mau air mata kembali keluar dari matanya. Namun, usahanya gagal. Entah mengapa tangisan itu keluar begitu saja?“You need a hug?” Lilac langsung menatap Biru yang kini sedang merent
Biru menggelengkan kepalanya, “gue gak pernah terpaksa dengan apa yang diminta sama bunda, bahkan kalian bertiga tahu kalau gue gak pernah pacaran sama siapa pun. Gue gak mau buat bunda cemburu dan seolah terkesan gue menduakan bunda. Kalian tahu bagaimana gue menjalani hidup selama ini, banyak hal yang gue tahan termasuk tentang pasangan.”Biru menarik Lilac untuk duduk di sampingnya. Karena memang Lilac masih berdiri dengan mengusap punggung Biru sejak dirinya menjelaskan semuanya. Lilac benar-benar tidak percaya dengan penjelasan tentang menerima perjodohan ini. “Gue tahu Lo takut kalau bunda merasa dinomor duakan sama Lo! Li, predikat cowok suci yang kita berikan bukan hanya sekedar ucapan doang, karena memang Biru gak pernah pacaran!” jelas Ocean menambahi.Lilac hanya mengangguk untuk merespon ucapan Ocean, jujur saja ini sangat baru dan langka terjadi.Biru terus berbincang dengan ketiga sahabatnya, tanpa menghiraukan Lilac. Meskipun begitu, tangannya terus menggengga
Hari ini Lilac sedang ada di luar kota, menjadi seorang komikus terkenal membuatnya sering dinantikan oleh penggemarnya. Terlebih lagi ini kali pertama Lilac mengikuti acara meet and great.Seperti hari ini Lilac baru saja sampai di Bandung. Sebelumnya, Lilac sudah meminta izin kepada orang tua dan Biru. Bahwa dirinya ada pekerjaan di luar kota yang mengharuskan menginap satu malam. Lilac pergi bersama ketiga sahabatnya yang sama-sama seorang komikus terkenal juga. Dan mereka berempat menjadi guest di tempat yang sama hari ini.“Jadi Lo udah putus sama si Genta?” tanya Pink Angel yang sedang merias dirinya.“Seminggu yang lalu! Parah, dia dijodohin sama papahnya. Yang gue gak suka bukan karena dijodohinnya, tapi dia gak ngomong lebih awal. Dia nutupin semuanya selama setengah tahun ini, gue benci dikhianati!” “Cantik gak ceweknya?” sambung Lavender.“Cantik, tapi sayang mulutnya gak tahu tempat!”“Gue paham maksud Lo, Li. Gue hafal banget sama sifat Lo, sekali dibohongi Lo akan
“Li!”Lagi-lagi panggilan itu membuatnya membulatkan mata. Bahkan Lilac sampai menutup mulutnya tidak percaya. “Bi, biru!”“Hai, tolong tanda tangan di sini calon istri!” ucap Biru sambil menyodorkan komik cetak karya pertama Lilac.Lilac mengambil komik itu, sedangkan Biru menatap kagum tidak melewatkan sedikit pun yang ada di hadapannya kini. “Kamu cantik dengan dress ini!” “Bi, jangan buat aku salting di sini! Aku mau tanya sama kamu, kenapa gak ngomong sama aku?”“Soal apa?”“Soal kamu mau ke Bandung dan ikut fanmeet ini!”“Padahal waktu malam kita makan bersama, Violet ngomong soal aku yang bakal ikut fanmeet loh!” “Iya gitu! Aku yang gak fokus kayaknya, tapi tetap aja harusnya ngomong!” “Iya, iya maaf aku yang salah! Ini hadiah spesial dari aku, jangan lupa dipakai!”Setelah mendapat instruksi dari staf, Biru berpindah duduk. Lilac sesekali memperhatikan Biru yang sedang berinteraksi dengan Orange, Pink, dan Lavender.Selama acara berlangsung, Lilac terus menat
Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Lilac langsung melihat ke layar ponselnya, itu panggilan dari Biru. Sebelum mengangkat panggilan dari Biru, Lilac merebut kalung yang memang sedang digenggam oleh Pink.Srak!“Pemberian seseorang itu gak boleh dijual dan gak akan pernah gue jual!” ucap Lilac tegas. “Gue bercanda kali, Li!”Lilac menatap sebal Pink, dirinya langsung mengambil ponselnya yang berada di atas meja, karena takut Biru menunggunya lama.“Siapa Xabiru? Pacar Lo yang baru yah?” tanya Pink yang kebetulan melihat layar ponsel Lilac. “Rahasia!”Lilac langsung mengangkat panggilan itu segera.‘Halo, Bi!’‘Aku udah pindah hotel, sekarang lagi istirahat di balkon sama Sky.’‘Kamu langsung ke hotel barusan?’‘Iya, soalnya meeting sekitar dua jam lagi tepat di hotel ini juga. Nanti kalau udah di hotel kabarin aku!’‘Kayaknya bentar lagi, nunggu jemputan aja!’‘Mau aku jemput?’Lilac tampak bingung dengan penawaran Biru. ‘Kamu tunggu aja, lagian aku bareng sahabat ak
“Hah!”Lilac terdiam mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Pink. Dirinya bukan orang jahat, dirinya bukan orang yang seperti kalian pikirkan. “Kalo Lo belum siap cerita sama kita gak apa-apa, kok!”Lilac yang merasa tidak enak pun, menatap wajah Pink dan Orange yang terlihat penasaran. “Gue bukannya belum siap, ini terlalu mendadak juga buat gue. Putusnya gue sama Genta, perjodohan gue yang bahkan gue gak bisa nolak sama sekali. Banyak hal yang terjadi sama gue baru-baru ini, termasuk ada hal yang harus kalian tahu juga.”“Jadi, Lo dijodohin? Terus Lo putus sama Genta gara-gara perjodohan ini?”Lilac akan menjelaskan semuanya, setelah dipikir-pikir tidak baik juga hal baik tidak segera diberitahu kepada sahabatnya. Dirinya ingin menceritakan semuanya saja, tidak enak ternyata harus bersembunyi dari sahabatnya seperti ini. Tentang reaksi dan komentar mereka masalah belakangan, yang terpenting dirinya bisa jujur tentang pertunangannya.“Nanti jam 8 kita makan malam bersama