Share

Bab 17

Author: Jus Pir
last update Last Updated: 2024-04-29 17:43:00
Keduanya saling menatap tanpa berkata apa-apa. Pada akhirnya, Boris turun dari mobil sendiri. Kemudian, keduanya masuk ke dalam rumah dan kembali ke kamar tidur. Boris memasang raut wajah tidak senang, suasana menjadi sedikit lebih kikuk.

Pintu dan jendela kamar ditutup. Bau rokok bercampur alkohol di tubuh sangat menyengat. Zola merasa tidak nyaman dengan bau itu. Dia pun bertanya dengan suara pelan, “Kamu mau mandi lagi?”

“Maksud kamu apa, Zola? Kamu merasa aku sudah mandi di luar?”

“Bukankah begitu?”

Boris mengerutkan kening, “Apakah aku melakukan sesuatu yang buat kamu kesal? Kalau ada kamu langsung katakan padaku. Aku sudah bilang, aku nggak akan lakukan apa pun yang melanggar janji setia pernikahan ini.”

“Siapa tahu, kan? Aku juga nggak bersamamu setiap hari,” tukas Zola dengan suara pelan.

Boris menatapnya, “Kalau kamu mau ikut aku setiap hari juga nggak apa-apa. Bagaimana kalau mulai besok?”

“Nggak mau,” tolak Zola. Kemudian, dia bertanya dengan santai, “Bukannya kamu sudah mandi di rumah sakit?”

“Siapa yang bilang ke kamu kalau aku sudah mandi di rumah sakit? Itu rumah sakit, bukan hotel, Zola. Kamu merasa bisa mandi dan tidur dengan santai di sana?”

Zola menatap pria itu dengan lekat. Apakah Boris tidak mandi di sana? Apakah Tyara berbohong padanya?

“Tadi aku sempat telepon kamu, Tyara yang angkat. Dia bilang kamu lagi mandi, nggak bisa angkat telepon.”

“Tyara bilang ke kamu seperti itu?” tanya Boris.

Zola spontan mengerutkan bibirnya. Apa maksud Boris? Apakah pria itu merasa Zola memfitnah Tyara?

“Aku nggak perlu bohong padamu dengan cara seperti ini,” gumam Zola.

“bukan itu maksudku,” kata Boris.

Namun, Zola tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini. Dia hanya berkata, “Kamu nggak usah jelaskan apa-apa. Sudah malam, kamu mandi sana. Aku mau tidur.”

Usai berkata, Zola berjalan melewati Boris ke arah tempat tidur. Pria itu menyipitkan matanya. Dia mengulurkan tangan dan meraih pergelangan tangan Zola. Kemudian, dia menarik perempuan itu ke dalam pelukannya.

Jarak antara mereka seketika menjadi begitu dekat, saking dekatnya sehingga Zola bisa mendengar dengan jelas detak jantung yang kuat di dada bidang pria itu. Zola tahu betul betapa bagusnya bentuk tubuh pria itu. Apalagi denyutan yang begitu jelas terasa di setiap bagian tubuh mereka yang menempel satu sama lain. Begitu memikirkan hal itu, pipi Zola langsung memerah.

Zola spontan meronta, “Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku.”

Boris menunduk dan menatap Zola sebentar. Tiba-tiba ada keinginan untuk menggoda perempuan itu. Dia tersenyum dan berkata, “Zola, kita ini suami istri. Bukankah sudah jelas apa yang ingin aku lakukan?”

Apa yang Boris bicarakan? Zola membelalakkan kedua matanya, “Kamu lupa kalau kita akan bercerai?”

“Tapi kita masih belum cerai.”

Boris mencondongkan tubuhnya ke depan dan mendekat. wajah tampannya tepat di depan mata Zola, jarak mereka hanya setipis selembar kertas.

Wajah Zola langsung memerah. Matanya membeliak karena kaget. Dia pun berkata dengan suara pelan, “Aku nggak mau.”

Zola menolak, ekspresinya penuh penolakan dan keengganan. Boris menyipitkan matanya dan berkata dengan wajah datar, “Zola, selama kita belum cerai, kamu harus penuhi kewajibanmu sebagai seorang istri.”

“Sekarang apa bedanya kita dengan orang yang sudah bercerai? Kamu nggak takut Tyara tahu dan salahkan kamu karena nggak setia padanya?”

“Apa hubungannya sama dia?”

“Kenapa nggak ada hubungannya sama dia? Bukannya dia orang yang kamu cintai?”

“Zola, bisa nggak kamu nggak usah gunakan Tyara sebagai alasan untuk menghindar?”

Boris tampak tidak senang. Apakah Boris tidak senang karena Zola mengungkit soal Tyara? Apakah Boris benar-benar begitu mencintai Tyara? Sampai tidak senang orang lain menyebut nama perempuan itu.

Zola menertawakan diri sendiri di dalam hati, “Sadar, Zola. Dia sangat peduli dengan orang yang dia cintai. Sedangkan kamu? Kamu bukan siapa-siapa baginya, Zola.”

Zola mengerutkan bibir dan berkata, “Maaf, nggak akan lagi.”

Namun, sikap tunduk Zola tidak membuat Boris merasa senang sedikit pun. Sebaliknya, ada perasaan kesal yang membuatnya merasa tercekik.

Konflik antara keduanya pun tidak terselesaikan. Saat Boris selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, Zola sudah tidur dengan posisi menyamping. Boris memperhatikan wajah yang cantik dan lembut itu.

Tiba-tiba Boris mengerutkan keningnya. Akhir-akhir ini, ada apa dengan Zola? Mengapa dia menjadi suka marah-marah? Apakah karena mereka akan bercerai, jadi Zola tidak perlu bersikap lembut lagi padanya?

Jadi sikap lembut Zola selama satu tahun ini hanya dibuat-buat? Saat ini, Boris tiba-tiba menyadari kalau dia sama sekali tidak memahami perempuan yang telah menjadi istrinya dan tidur di ranjang yang sama dengannya selama satu tahun itu.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hermin Kamil
mau cerai aja lama banget. terlalu bertele-tele. sama kaya judul yg lain..tp isinya 11-12.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 18

    Di pagi hari, sinar mentari yang hangat menyelinap masuk ke kamar tidur utama Bansan Mansion.Suara alarm membangunkan Zola. Dia meregangkan badannya sebentar, tapi dia menyentuh kulit yang hangat. Dia tertegun dan langsung membuka matanya.Hal pertama yang dia lihat adalah wajah tampan suaminya. Mata pria itu masih terpejam belum bangun. Sedangkan Zola bersandar di dadanya. Di pinggang Zola ada telapak tangan pria yang besar dan hangat.Zola tercengang, sebelum dia sadar, pria di sebelahnya tersenyum dan berkata dengan suara serak, “Sudah bangun?”“Ka-kamu ... kenapa kamu belum bangun?”“Aku lihat kamu tidur nyenyak banget, jadi nggak tega bangunkan kamu.”“Apa hubungannya denganku?”“Kenapa nggak ada hubungannya denganmu? Kamu peluk aku begitu erat, aku sama sekali nggak bisa pindahkan tanganmu.”Boris menatap Zola yang berada dalam pelukannya. Napas hangatnya menyembur ke pipi Zola, membuat wajah perempuan itu semakin merah dan panas.Senyuman di bibir Boris semakin lebar, suaranya

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 19

    “Kalau kamu setuju, aku baru lepaskan kamu,” kata Boris.Zola terdiam, enggan menuruti perkataan pria itu. Boris bertanya lagi, “Setuju atau nggak? Kamu tahu kalau reaksi pria paling cepat di pagi hari.”Zola bukan anak kecil, tentu saja dia mengerti reaksi yang dimaksud pria itu. Mengapa Boris seperti ini? Benar-benar tidak tahu malu.Wajah Zola memerah, tapi Boris tiba-tiba mencondongkan tubuh ke depan dan langsung menciumnya. Reaksi Zola cepat, dia memiringkan kepala untuk menghindar, lalu berkata, “Aku mengerti.”“Mengerti apa? Zola, ngomong yang jelas.”“Aku mengerti peringatanmu tadi. Kalau aku berjanji padamu, sekarang juga kamu bisa lepaskan aku?”Zola menjawab dengan tergesa-gesa, seolah takut jika dia terlambat satu detik saja, pria itu akan menciumnya.Hal itu membuat Boris mengerutkan kening karena kesal, dia pun bertanya, “Kamu takut aku cium kamu?”Zola benar-benar tidak ingin melanjutkan topik ini, tapi dia tidak berani mengulurkan tangan dan mendorong Boris. Dia hanya b

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 20

    Rosita tersenyum tipis dan berkata, “Karena menantu yang kami akui hanya kamu.”Meskipun Rosita terdengar seperti sedang menghiburnya, Zola samar-samar merasa mungkin ada sesuatu antara keluarga Morrison dan Tyara yang tidak diketahui Boris. Sebelum Zola bisa berpikir lebih jauh, Dimas dan Boris masuk ke dalam kamar.Dimas menatap Zola dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang, lalu berkata, “Zola, kalian masih harus kerja. Kalian pulang dulu saja. Ada aku dan mamamu yang jaga Kakek di sini sudah cukup.”Zola ingin tinggal untuk menjaga sang kakek, jadi dia melihat ke arah Boris. Wajah Boris tampak tenang, nada bicaranya juga datar, “Ayo, biar Papa dan Mama saja yang jaga di sini.”Karena Boris sudah berkata seperti itu, Zola juga tidak enak hati bersikeras tinggal, “Kalau begitu kami pergi dulu, Pa, Ma. Nanti malam aku dan Boris datang lagi ke sini.”“Oke, anak baik. Kalian pergi kerja saja,” kata Rosita sambil tersenyum tipis.Boris dan Zola diam seribu bahasa sepanjang jalan kelu

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 21

    “Oke, kamu atur saja. Kalau perusahaan yang itu?” tanya Zola.“Sudah aku selidiki juga. Bosnya bernama Wandi, punya reputasi buruk di industri ini. Beberapa tahun terakhir, pendapatan mereka sangat buruk. Perusahaan sudah memberhentikan banyak karyawan. Sekarang skala perusahaannya sangat kecil, hampir nggak bisa bertahan lagi.”Zola mengangguk, lalu bertanya lagi, “Mau hadapi mereka secara langsung?”“Untuk saat ini nggak ada gunanya hadapi mereka.”Meskipun tidak ada gunanya, mereka tetap harus menghadapinya. Satu jam kemudian, mereka berdua memposting palet warna dan dua sketsa desain hasil plagiat dan sketsa asli yang telah dibandingkan dengan hati-hati ke forum. Beberapa orang yang memahaminya memberikan dukungan, tapi sebagian besar mengira mereka berusaha membersihkan nama secara paksa.Sore harinya, seseorang datang ke perusahaan dengan menyelinap. Setiap kali seseorang masuk atau keluar, orang itu akan sengaja cari masalah. Hingga akhirnya masalah menjadi besar.Zola mau tida

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 22

    “Zola? Maaf, ini Tyara.”Suara lembut Tyara datang dari ujung telepon lainnya. Zola langsung tercengang ketika mendengar suara perempuan itu.“Kenapa kamu yang angkat?” tanya Zola.“Boris suruh aku pegang ponselnya. Dia pergi ke kamar mandi. Bagaimana kalau kamu telepon lagi nanti? Kalau kamu ada waktu, kamu boleh datang langsung ke sini. Kami sedang pilih gaun pengantin. Lebih bagus kalau kamu bisa datang. Kamu juga bisa beri masukan. Bagaimanapun juga, kamu ahli di bidang ini.”Begitu mendengar Tyara mengatakan kalau mereka sedang memilih gaun pengantin, Zola langsung mematung, sorot matanya menjadi dingin. Setelah terdiam sesaat, dia mengulangi ucapan Tyara barusan, “Kamu bilang, kalian lagi pilih gaun pengantin?”“Iya, Boris bilang aku sudah semakin membaik. Setelah kalian cerai, kami bisa mengadakan pesta pernikahan. Foto pernikahan bisa disiapkan dulu untuk menghemat waktu. Biar saatnya tiba kami nggak terlalu terburu-buru. Zola, kamu nggak keberatan, kan? Bagaimanapun juga, kamu

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 23

    “Apa yang harus aku mengerti?” tanya Boris dengan bingung.Zola mengatupkan bibirnya, lalu bertanya langsung, “Malam ini kamu pergi ke mana? Bukannya kamu bilang akan pulang lebih awal dan pergi bareng ke rumah sakit untuk jenguk Kakek?”“Aku mendadak ada urusan. Aku sudah beritahu Mama.”“Kamu beritahu aku, nggak?”Alis pria itu semakin berkerut. Dia semakin merasa kalau Zola telah berubah menjadi orang yang berbeda. Setiap kata yang dia ucapkan penuh dengan pertanyaan yang menyudutkan. Setelah melihat sosoknya yang lemah lembut, Boris sama sekali tidak terbiasa dengan Zola yang sekarang.“Kalau kamu begini karena aku nggak beritahu kamu, aku minta maaf. Kali ini memang aku yang lalai. Aku janji nggak akan lagi, oke?”Zola tidak bicara. Wajah Boris tampak serius, dia berkata dengan suara berat, “Apa lagi yang buat kamu kesal, katakan saja semuanya.”“Bukan aku mau merasa kesal. Tapi aku hanya ingin tahu sebenarnya mau sampai kapan kamu bohongi aku?”“Aku bohongi kamu?”Zola merasa ama

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 24

    Tatapan Boris yang dingin membuat hati Zola semakin sakit. Tatapan dingin itu langsung menusuk ke dalam hati Zola. Dia menatap lurus ke arah Boris tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Mereka saling menatap satu sama lain sejenak. Pada akhirnya, Boris memilih keluar dari kamar. Hubungan yang semula membaik kini menjadi lebih kaku daripada sebelumnya. Boris tidak mengakui apa yang Tyara katakan. Lantas, apakah Tyara berbohong? Zola diam seribu bahasa. Bibirnya terkatup rapat, suasanya hatinya semakin memburuk.Sepanjang malam, Boris tidak kembali ke kamar. Namun, pria itu juga tidak meninggalkan Bansan Mansion. Karena Zola tidak mendengar suara mobil. Mereka berdua tetap bersikukuh, tidak ada yang mau mengalah. Keesokan harinya, saat Zola turun ke bawah, Boris sudah pergi ke Morrison Group.Di jalan, Jesse diam-diam melirik beberapa kali ke arah pria yang diam dan berwajah dingin yang duduk di kursi belakang. Jesse tampak ingin mengatakan sesuatu tapi ragu-ragu. Entah sudah berapa kali di

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 25

    Apa maksud dari kata-kata yang Boris ucapkan? Apakah pria itu sedang memberikan penjelasan? Namun, mereka sebentar lagi akan bercerai. Jadi mengapa Boris masih melakukan hal-hal yang bisa membuat Zola mudah salah paham?Zola benar-benar tidak mengerti apa yang ada di pikiran pria itu. Namun, pendirian Zola benar-benar sedikit goyah ketika menghadapi kelembutan Boris. Setelah mencintainya selama sepuluh tahun, Zola tidak bisa langsung berhenti mencintai pria itu. Sekalipun dia bisa menahan hati yang sulit dikendalikan ini, perasaan lembut yang datang sekilas itu tetap meninggalkan gelombang di hatinya.Zola menahan napas, air mata menggenang di matanya, tapi dia tidak mengizinkan air matanya untuk mengalir.“Kenapa kamu ngomong seperti itu padaku?” tanya Zola dengan tenang.Boris tertawa pelan, “Kenapa? Kamu tanya kenapa? Kalau aku nggak jelaskan ke kamu, malam ini aku sepertinya nggak bisa masuk ke kamar lagi. Pelayan di rumah mungkin sudah tertawakan aku nggak punya status keluarga. J

    Last Updated : 2024-04-29

Latest chapter

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 620

    Boris menatap Sandra dengan wajah tanpa ekspresi. “Kompetisinya belum di mulai, kan? Kamu sangat peduli padanya?”Sandra mengerutkan kening. “Boris, aku perempuan, nggak suka sama perempuan.”Boris hanya mendengus sinis, seolah sedang berkata pada Sandra kalau di matanya pria atau perempuan sama saja.Sandra benar-benar tak berdaya. Tiba-tiba dia merasa tidak ingin mengatakan apa pun lagi. Sepertinya Boris sudah terlalu terobsesi.Untung saja, Boris juga tidak mengatakan apa-apa lagi. keduanya hanya mengobrol tentang peraturan babak kedua. Kali ini banyak peraturan baru yang ditambahkan, salah satunya sangat mengejutkan Sandra.Siapa pun yang diduga melakukan plagiarisme, konsekuensinya bukan hanya harus mengundurkan diri dari kompetisi, tapi juga harus memberikan kompensasi kepada penyelenggara serta desainer yang karyanya diplagiat, bahkan harus keluar dari dunia desain.Itu sama saja dengan memberitahu semua desainer yang ikut kompetisi. Jika mereka ingin melakukan plagiarisme, lebi

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 619

    Boris memasang raut wajah dingin, sekali lagi mempertegas pendiriannya. Zola hanya tertawa tak berdaya.“Kenapa nggak bisa dibandingkan? Bukannya ini hal yang sama? Atau ada sesuatu di antara kamu dan Tyara yang bisa kamu beritahukan padaku?”“Zola!” Boris berkata dengan tegas, “Semakin kamu bersikap seperti ini, artinya kamu memang masih mencintai mantan pacarmu itu, kan?”“Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga masih mencintai Tyara?”Zola meniru nada bicara dan sikap Boris, lalu terus mendesak pria itu. Boris tertawa sinis. “Aku sudah beritahu kamu. Aku nggak punya perasaan seperti itu pada Tyara.”“Kalau nggak ada, kenapa kalian bermalam bareng di hotel?” tanya Zola dengan suara pelan.Sejauh ini, Zola hanya tahu kalau “Tyara” keluar dari hotel bersama Boris. Dia tidak tahu kalau perempuan itu bukanlah Tyara. Dia juga tidak tahu kalau Tyara sudah mengklarifikasi dia tidak bermalam dengan Boris di hotel. Oleh karena itu, dia hanya tahu Tyara dan Boris menghabiskan satu malam bersama d

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 618

    Zola mengerutkan kening dan menatap pria di depannya. Boris jelas begitu dekat, tapi Zola merasa pria itu sangat jauh darinya. Zola memasang wajah tenang, karena dia tidak tahu apa yang terjadi di luar.Oleh karena itu, dia sedikit meragukan kata-kata Boris. Akan tetapi, sikap dan ekspresi yang Boris tunjukkan seolah sedang memberitahu Zola, kalau masalah benar-benar seperti itu.Sikap diam Zola membuat Boris tertawa pelan. “Kamu khawatir sesuatu akan terjadi padanya?”Zola tidak bicara. Boris berkata dengan nada mengejek, “Orang seperti Mahendra nggak akan mati begitu saja. Bagaimanapun juga, dia orang yang bisa lakukan apa saja untuk melarikan diri. Dia pasti berusaha keras untuk memastikan keselamatannya sendiri.”Bibir tipis Boris mengatup rapat. Sorot matanya menjadi begitu dalam, bagai sebuah lubang tak berdasar. Senyum mengejek merekah di bibirnya. Tidak ada kehangatan di ekspresi wajahnya.Wajah Zola penuh dengan kebingungan. Karena sikap ketus Boris membuatnya tidak bisa menah

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 617

    Zola menatapnya dengan bingung. “Kenapa diam saja? Ayo ngomong. Kalau kamu memang ingin bersama Tyara, ngomong langsung saja sama aku. Aku nggak akan paksa orang lain, juga nggak akan menyulitkan siapa pun. Jadi bisa nggak kamu nggak usah perlakukan aku dengan cara seperti ini?”Boris tetap diam saja. Ini membuat Zola sangat gusar. Dia mengerutkan bibirnya dan menundukkan kepala. Kemudian, dia bertanya, “Apakah kamu marah karena aku sembunyikan soal Mahendra?”Lagi-lagi Boris tetap bungkam. Kali ini, Zola menganggapnya sebagai jawaban positif dari pertanyaannya barusan. Zola menghela napas dalam hati dan berusaha menenangkan diri.“Kalau memang karena itu, aku bisa jelaskan. Aku akui, aku memang tahu lebih dulu. Aku juga akui aku pernah ragu, aku pernah bimbang. Tapi hati nurani buat aku sadar kalau ini bukan perkara sepele. Bukan hanya dengan sebuah kebohongan bisa membuat segalanya seolah-olah nggak pernah terjadi.”“Jadi aku nggak pernah berpikir untuk nggak beritahu kamu. Aku juga

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 616

    Boris membuka matanya dan memandang ke luar jendela. Di luar sudah gelap gulita. Dia menyipitkan mata, lalu berkata, “Bukan aku yang tentukan dia bisa hidup atau nggak, tapi apa yang dia rencanakan.”Jesse memacu mobil menuju tempat kejadian. Tim penyelamat sudah berkumpul dan melakukan pencarian.Begitu melihat Boris datang, Jodi segera menghampirinya dan menjelaskan situasi secara singkat.“Sekarang sudah malam, jadi pencarian agak sulit untuk dilakukan. Tapi bagaimanapun juga, ini sudah menyangkut nyawa orang. Pencarian tetap harus dilakukan. Kalau soal masih hidup atau nggak, masih belum tahu,” jelas Jodi.Boris menatap Jodi dengan wajah tanpa ekspresi. Kemudian, dia tertawa pelan. “Seharusnya kamu bilang belum tahu apakah orangnya bisa ditemukan atau nggak.”Jodi tidak mengerti maksud perkataan Boris. Namun, Boris sudah berbalik dan masuk ke dalam mobilnya tanpa memberi Jodi kesempatan untuk bertanya. Setelah duduk di dalam mobil, Boris menyuruh Jesse untuk menjalankan mobil. Urus

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 615

    Kata-kata Boris membuat emosi Mahendra seketika meledak. Meskipun dia sedang terbaring di tanah, dia tetap berteriak keras, “Boris, kamu dan seluruh keluarga Morrison akan dapat ganjarannya. Kamu kira kamu sudah menang? Persetan, kamu belum menang, Boris. Ini baru permulaan. Kalian pasti akan bayar harga mahal!”Kutukan Mahendra membuat Boris tiba-tiba mengerutkan alis. Samar-samar dia merasakan sedikit perasaan gelisah ketika mendengar kata-kata itu. Boris sendiri tidak tahu dari mana datangnya rasa gelisah itu.Ekspresi di wajah Boris semakin dingin. Dia menyipitkan matanya dan bertanya, “Apa maksudmu?”Mahendra tidak bicara, hanya tertawa. Suara tawanya membuat emosi Boris perlahan-lahan berubah. Namun, Boris segera kembali tenang. Mungkin saja Mahendra mengatakannya hanya untuk membuatnya bingung.Boris menatap Mahendra dengan wajah tanpa ekspresi. Sesaat kemudian, polisi datang. Begitu melihat mobil polisi datang, Jesse langsung berjalan mendekat ke Boris dan berkata, “Pak Boris,

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 614

    Senyum licik merekah di wajah Mahendra. “Boris, kamu tahu kenapa dia nggak langsung beritahu kamu saat Zola tahu dia hamil? Kamu nggak pernah pikirkan kenapa dia nggak beritahu kamu? Kamu sangat yakin anak di perutnya adalah anakmu, bukan anak orang lain? Kami selalu habiskan waktu bersama setiap hari. Lama-kelamaan akan tumbuh perasaan juga. Kamu nggak mungkin nggak mengerti, kan?”“Lagi pula, kenapa dia nggak lakukan apa pun setelah tahu aku yang jebak kamu dan Morrison Group? Dia juga nggak pernah berpikir mau beritahu kamu. Kamu nggak pernah pikirkan apa alasannya? Kalau dia benar-benar nggak peduli padaku sama sekali, dia bisa saja langsung ceritakan semuanya padamu begitu dia tahu. Jadi kenapa harus tunggu sampai kamu tahu?”Boris tidak bergerak juga tidak memberikan reaksi apa pun. Wajahnya sangat muram. Sorot matanya gelap, seolah-olah tertutup lapisan tinta hitam yang tebal. Ekspresi itu membuat Mahendra sangat puas. Dia mengucapkan kata-kata yang semakin keterlaluan, semakin

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 613

    Permusuhan di antara keduanya benar-benar telah pecah. Tentu saja, Mahendra tidak akan membiarkan Boris pergi begitu saja.Mahendra tertawa sinis dan berkata dengan nada mengejek, “Memangnya kenapa kalau aku andalkan perempuan? Mereka juga melakukannya dengan sukarela. Dibandingkan denganmu, kamu lebih kasihan, Boris. Bagaimanapun juga, Zola nggak mencintai kamu. Di hatinya hanya ada mantan pacarnya. Dia nggak ada perasaan sama sekali padamu. Kalau bukan karena kamu yang terus bersikeras nggak mau cerai, kamu kira kalian berdua masih bisa jadi pasangan suami istri sekarang?”Kata-kata Mahendra membuat wajah Boris menjadi dingin. Amarah yang terpancar di matanya terlihat sangat jelas. Meskipun dia tahu Mahendra sengaja membuatnya kesal, Boris tetap saja tidak bisa menahan diri untuk tidak berpikir ke arah situ. Apakah Zola sendiri yang memberitahu Mahendra?Karena Boris tahu Zola punya mantan pacar. Zola menikah dengannya karena Zola ingin menjauhkan diri sepenuhnya dari mantan pacarnya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 612

    Tyara mengedipkan matanya pelan, agak linglung dan bingung. Namun, dia tidak tahan karena dimarahi oleh Mahendra seperti itu.Tyara mendengus sinis dan berkata, “Kamu nggak berhak marah aku. Siapa suruh kamu jebak aku? Seharusnya kamu beritahu aku lebih awal apa yang ingin kamu lakukan. Bukan dengan lakukan hal-hal yang merugikan aku tanpa sepengetahuan aku seperti sekarang.”Mahendra tidak ingin bicara omong kosong dengan Tyara. Dia tiba-tiba teringat sesuatu. “Dari semalam kamu sudah di rumah sakit?” tanya Mahendra.“Iya, dia sudah tahu.”Wajah Mahendra menjadi muram. Jadi apa maksud Boris dengan sengaja membuat keributan seperti itu? Tiba-tiba, Mahendra mengerti sepenuhnya. Boris sedang memaksanya untuk muncul.Ekspresi wajah Mahendra semakin tidak bersahabat. Dia pun menunjuk Tyara dan berkata, “Kamu akan bayar harga atas keputusanmu hari ini. Kamu kira kalau Boris tangkap aku, dia akan lepaskan kamu? Kamu salah, Tyara. Karena dia tahu kamu ingin jebak dia pakai obat, dia pasti sud

DMCA.com Protection Status