Share

Bab 131

Penulis: Jus Pir
Karena demam, seluruh tubuhnya menjadi tidak bertenaga dan wajahnya juga memerah. Zola melihat Boris yang duduk di tepi kasur dengan bulu mata yang bergetar.

Boris menyerahkan obatnya dan berkata, “Minum obat dulu. Aku minta masakin kamu bubur.”

“Aku nggak mau minum obat,” tolak Zola.

“Zola, jangan keras kepala. Kamu demam sepanjang malam dan akan semakin parah kalau nggak minum obat. Dokter Guntur bilang kamu harus banyak minum air biar cepat sembuh, ya?”

Mendengar obat tersebut diberikan oleh Dokter Guntur membuat wajah Zola sedikit berubah. Namun, ketika melihat orang di hadapannya, benaknya terbersit kejadian kemarin malam.

Dengan dingin perempuan itu berkata, “Tenang saja, nanti aku akan minum.”

“Zola, kamu sedang meributkan apa denganku?”

Boris merasa emosi karena melihat Zola tidak peduli dengan kondisi tubuhnya. Zola juga terdiam dan mendongak menatap lelaki itu sambil berkata, “Boris, aku nggak melakukan apa pun dan kau bilang aku mau ribut denganmu? Di hatimu hanya Tyara yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 132

    Pertanyaan Lucia membuat ekspresi Zola berubah mengeras. Sebenarnya, selain ketika dia bercermin, Boris juga bukannya tidak pernah menyentuh kulit perutnya. Lelaki itu hanya mengira dia sedikit lebih berisi dan berkata,“Lebih suka pegang yang sedikit berisi.”Oleh karena itu, malam itu tangannya tidak terlepas dari kulit perutnya. Meski dua hari terakhir hubungan mereka lebih dingin, ketika bangun dari tidur tetap akan terlihat tangan lelaki itu di pinggangnya.Jika Boris sedikit memperhatikan lebih saksama, dia akan langsung menyadari perubahan Zola. Namun, dia hati lelaki itu tidak ada dirinya sehingga tidak menyadari apa pun.Zola berkata, “Kemungkinan kami sudah berpisah ketika perutku sudah nggak bisa ditutupi lagi. Oleh karena itu, untuk apa buat orang lain repot?”Apa yang dilakukan oleh orang yang tidak dicintai maka akan terasa merepotkan.Di waktu yang sama, di sebuah gedung di Kota Binru.Tyara sudah dibawa ke kantor pagi-pagi sekali oleh manajernya. Beberapa hari terakhir

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 133

    Meski Tyara cukup terkenal, dia harus menunduk di hadapan orang yang berkuasa. Agar Pak Joni tidak menyadari penolakan Tyara, manajernya menarik perempuan itu untuk minum beberapa gelas alkohol hingga Tyara merasa pusing.Setelah itu dia memberi isyarat pada Tyara untuk menghubungi Boris. Manajernya segera mencari alasan untuk meninggalkan ruangan dan menelepon Boris.“Halo, Pak Boris, saya manajernya Tyara.”“Ada apa?” tanya lelaki itu dengan datar.“Pak Boris, Tyara mabuk, apakah Anda bisa menjemputnya? Sekarang popularitasnya sedang naik. Saya khawatir dia akan difoto oleh wartawan dan akan merusak perkembangan karirnya.”“Kamu manajernya, seharusnya kamu bertugas menjaga citra dan nama baiknya. Bukan saya yang menyelesaikan masalah ini,” ujar Boris dengan nada tidak senang dan hendak mematikan sambungan telepon.Manajernya langsung buru-buru minta maaf dan kemudian melihat dari pintu ruangan bahwa Pak Joni tengah menatap Tyara dengan lekat. Tangannya sudah berada di pundak perempua

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 134

    Ekspresi Boris terlihat menggelap dan dengan datar berkata, “Kamu mabuk.”“Aku nggak mabuk, kamu sudah nggak cinta aku? Kenapa kamu tega mengabaikanku?”Tyara mulai menangis terisak. Dia mendongak dan menatap rahang lelaki itu dan berjinjit untuk mengecupnya.“Tyara, masuk mobil. Aku antar kamu pulang.”Boris langsung menepisnya ketika perempuan itu mendekat. Setelah itu, dia berbalik dan membuka pintu mobil. Dengan ekspresi datar, dia menatap Tyara dan memberikan isyarat untuk masuk.Tyara yang melihat aura dingin lelaki itu merasa hatinya mencelos. Dia tidak berani bertaruh karena masih ada Pak Joni dan yang lainnya. Oleh karena itu, dia memilih untuk masuk ke mobil dengan patuh.Tidak ada yang memperhatikan bahwa ada sebuah mobil hitam yang berhenti di tepi jalan dan orang di dalamnya tengah mengambil foto interaksi mereka berdua. Manajer melihat Tyara sudah masuk mobil dan bergegas berkata pada Pak Joni,“Pak Joni, Pak Boris datang menjemput Tyara. Kami pergi dulu.”Ekspresi Pak Jo

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 135

    Tyara tersentak dan bergegas mengangguk sambil berkata, “Aku tahu. Boris, aku nggak akan buat kamu marah lagi.”Akhirnya ekspresi Boris terdapat kelembutan. Dia berkata, “Sudah, cepat istirahat. Aku juga harus pergi.”Kali ini Tyara tidak menolaknya lagi. Emosi Boris yang tidak menentu membuatnya sulit menebak. Dia tidak ingin membuat hubungan mereka menjadi semakin buruk. Setibanya di apartemen, dia langsung menghubungi manajernya dan langsung bertanya,“Pak Boris menginap untuk menemanimu?”“Besok pagi langsung unggah berita dari apa yang didapat malam ini,” ujar Tyara tanpa menjawab pertanyaannya.Dia ingin memanfaatkan berita ini untuk membuat orang-orang salah mengira hubungannya dengan Boris. Bahkan jika diklarifikasikan, orang-orang akan tetap berprasangka. Dia ingin mempermalukan Zola dan menunjukkan siapa yang sebenarnya orang yang ada di hati Boris.Keesokan paginya, berita tentang hubungan asmara Boris dan Tyara sudah menyebar dan menjadi berita utama. Ponsel lelaki itu suda

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 136

    Hatinya sudah mati rasa. Bukan pertama kalinya dia tahu jika lelaki yang dia cintai justru mencintai orang lain. Namun, entah kenapa hatinya yang sudah mati rasa masih bisa terasa sakit.Melihat perempuan itu yang diam dan tidak memberikan respons membuat Mahendra merasa iba dan bertanya, “Zola, kenapa kamu harus menyakiti dirimu sendiri? Apa maksud Boris melakukan hal seperti ini?”Zola mendongak menatap Mahendra dan memberikan ponsel pada lelaki itu sambil berkata, “Kerja dulu. Aku sudah istirahat berhari-hari dan banyak proses yang terhambat. Aku dan Caca nanti akan ke lokasi. Kamu jaga kantor saja.”Perempuan itu langsung mengalihkan topik. Tidak hanya tidak menjawab pertanyaan Mahendra, dia juga tidak berniat untuk membahasnya lagi. Kening Mahendra berkerut dan dengan wajah kaku berkata, “Zola, kamu dengar aku bicara, nggak?”“Mahendra, aku tahu kau khawatir denganku. Tapi sekarang kita ada di kantor. Jangan bahas yang lain, ya?” Perempuan itu menyunggingkan senyuman seakan tengah

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 137

    Boris tertawa dingin dan berkata, “Kamu menemukan banyak sekali alasan hanya untuk memberitahuku kalau kamu sudah nggak peduli? Apakah kamu juga nggak peduli kalau aku terjadi hubungan dengan Tyara?”Boris terlihat sangat marah. Tanpa menunggu Zola membalas, dia berkata lagi dengan dingin, “Zola, kamu benar-benar luar biasa, aku hanya melakukan hal yang sia-sia.”Setelah mengatakan itu, dia mematikan sambungan telepon. Zola menatap ponselnya dengan raut tidak berdaya. Dia tidak mengerti apa maksud lelaki itu yang meneleponnya hanya untuk mengatakan semua itu.Dia sudah melakukan apa yang diminta lelaki itu, kenapa Boris masih tidak senang? Apakah karena tidak cinta sehingga apa pun yang dia lakukan pasti membuatnya tidak senang? Dia menghela napas tanpa suara. perasaannya diliputi kecemasan dan rasa bingung.Namun, Zola tidak berniat memikirkannya lagi. Caca berlari kecil menghampirinya dan berkata, “Bu Zola, Pak Wanto ada urusan dan memintamu ke sana.”Dia mengikuti Caca untuk mencari

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 138

    Wajah Tyara tampak pucat pasi. Dia menatap Boris dengan tegang dan bertanya, “Boris, kamu mengusirku? Aku juga nggak menyangka kalau kemarin bisa menjadi seperti itu. kalau aku tahu, aku juga nggak akan memintamu pergi.”Boris terdiam dengan ekspresi dingin.Melihat lelaki itu yang seperti ini membuat Tyara kehilangan harapan. Namun ada beberapa hal yang tidak bisa dikatakan lagi. Dia hanya bisa mengikuti instruksi lelaki itu dengan mengambil kotak makannya dan berkata,“Boris, jangan marah sama aku, ya? Aku benar-benar nggak sengaja. Kalau kamu nggak senang karena aku menjadi berita topik utama, aku akan langsung menyatakan klarifikasi kalau kita hanya berteman. Sedangkan para wartawan itu akan aku kirimkan surat pengacara. Kalau aku melakukan itu, kamu bisa merasa sedikit senang?”Boris menatap mata perempuan itu dengan lekat dan ekspresi datar. Dia tidak berbicara, tetapi tatapan tidak senangnya terlihat sangat jelas. Bahkan orang lain yang tidak memperhatikannya juga akan tahu.Tya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 139

    “Nggak boleh. Tadi aku membahas kekurangan desain interior dengan Pak Wanto dan harus segera direvisi untuk ditunjukkan padanya besok.”“Nggak buru-buru. Namanya pekerjaan nggak akan ada habisnya. Kamu baring di sofa dan istirahatlah. Nanti aku panggil kamu bangun, oke?”Begitu Mahendra selesai berbicara, dia langsung menarik laptop perempuan itu dan memintanya untuk berbaring di sofa dan istirahat. Zola juga tidak menolak karena ini bukan untuk dirinya sendiri. Masih ada anak di dalam perutnya yang harus dia jaga.Dia tertidur cukup lama dan Mahendra juga tidak membangunkannya hingga sebelum jam pulang kantor. Lelaki itu membuka pintu ruangan dengan perlahan. Sinar matahari terbenam menembus jendela ruangan dan menerpa wanita yang tertidur lelap di sofa.Mahendra berdiri dan menatap perempuan itu tanpa berkedip. Tatapannya semakin dalam dan jakunnya bergerak naik turun. Di depannya adalah wanita yang dia cintai selama bertahun-tahun. Dimulai dari ingin berpacaran dengannya hingga seka

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status