Share

Bab 121

Author: Jus Pir
“Nggak apa-apa, jangan khawatirkan aku,” balas Mahendra.

Zola ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Boris membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Oleh karena itu, dia tidak mengirim pesan lagi ke Mahendra.

Mungkin karena malam ini mereka makan berdua di luar, hubungan keduanya tampak lebih dekat. Dalam beberapa hari berikutnya, mereka berdua hampir setiap hari kembali ke rumah Hartono untuk membantu mempersiapkan pesta ulang tahun. Mereka mencurahkan seluruh perhatian pada pesta ulang tahun kali ini. Hartono sangat senang melihat mereka.

Hartono bergumam sendiri, “Akan lebih baik lagi beberapa bulan ke depan.”

Hartono tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat semua orang terkejut. Rosita bahkan sampai bertanya, “Pa, apa maksudnya akan lebih baik lagi beberapa bulan ke depan?”

Zola spontan tercengang. Hartono cepat-cepat menjawab, “Suasana hati akan lebih baik setelah ulang tahun.”

“Papa ada ada saja. Memangnya sekarang Papa nggak senang?”

“Senang. Aku senang lihat kalian semua baik-baik
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Wilson Albert
Haiiya... Ini penulisnya plin plan sekali, cerai gak, cerai gak...cerai ya cerai, gak ya gak.. gemas sekali..Kok g tegas....
goodnovel comment avatar
Yahya
pemaksaan, iklannya pas d tombol kembali!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 122

    Dimas dan Rosita selaku anak dan menantu tentu saja menjadi orang pertama yang memberikan hadiah. Mereka memberi Hartono sebuah tongkat yang terbuat dari kayu sonokeling. Warnanya sangat indah, tentunya harganya juga tidak main-main.“Semoga Papa sehat sentosa.” Dimas dan Rosita mengucapkan selamat ulang tahun secara bersamaan.Hartono menganggukkan kepala sambil tersenyum puas, “Baik.”Kemudian, giliran Boris. Boris memberikan satu set peralatan minum teh yang terbuat dari giok. Semuanya dibuat dengan batu giok terbaik, hanya ada satu-satunya di dunia ini. Setelah itu hadiah dari Zola, yang berupa sebuah lukisan yang dibungkus dengan sederhana.Zola menyerahkan hadiahnya kepada Hartono dan berkata, “Selamat ulang tahun, Kakek. Semoga Kakek panjang umur, bahagia selalu.”Hartono langsung mengulurkan tangan untuk mengambilnya. Dia sangat menyukai hadiah Zola. Semua orang yang ada di sana dapat melihat betapa sayangnya Hartono pada Zola. Mereka juga tahu tentang persahabatan Harton dan k

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 123

    “Baik.” Hartono tersenyum sembari mengangguk pelan. Kemudian, dia menyimpan kembali lukisannya dengan baik dan memasukkannya ke dalam gulungan dengan hati-hati.Seseorang tiba-tiba bertanya, “Bu Zola berikan lukisan tiruan kepada Pak Hartono. Apakah keluarga Leonarto sengaja mempermalukan Pak Hartono?”Hartono memasang raut wajah dingin. Dimas dan Rosita juga mengerutkan kening tanda tak senang. Boris juga mengedarkan pandangannya ke arah orang-orang itu.Sebelum keluarga Morrison memberi komentar, Jerico sudah berkata lebih dulu, “Pak Hartono, kami sama sekali nggak tahu hadiah apa yang Zola siapkan untuk Pak Hartono. Di-dia sama sekali nggak diskusi dengan keluarga kami. Pak Hartono tenang saja, saya akan disiplinkan dia dengan baik.”“Zola, cepat minta maaf pada Kakek,” perintah Jerico dengan tegas.Zola tidak bergerak. Lydia juga langsung berkata, “Semuanya tolong jangan salah paham dengan keluarga Leonarto. Meskipun Zola anak keluarga kami, tapi kalian semua tahu kalau dia baru ke

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 124

    Apa maksud Boris? Apakah Boris juga beranggapan kalau lukisan yang Zola berikan adalah lukisan palsu? Zola tertawa dalam hati. Dia hanya menatap Boris. Ada kesedihan dibalik kekecewaan yang terpancar di matanya. Apakah Boris begitu mencintai Tyara?Hartono melihat perubahan ekspresi Zola. Dia pun tetap tidak mau mengalah, “Siapa yang undang kamu ke ulang tahunku? Kenapa aku nggak tahu aku punya tamu seperti kamu?”Hartono sama sekali tidak memberi muka. Mata Tyara sudah memerah, dia hampir menangis. Rasanya sedih bukan main. Dia pun berkata, “Kakek, aku tahu Kakek sayang Zola. Kakek nggak senang Beryl katakan yang sebenarnya dan mengungkap kebohongan Zola. Aku juga nggak mau buat Zola malu. Tapi karena dia berani berbuat begitu, bukankah dia harus tanggung akibatnya? Memangnya Kakek bisa tutup mata semua orang karena Kakek pilih kasih padanya?”“Tyara, nggak boleh ngomong seperti itu dengan Kakek.” Ekspresi Boris menjadi muram. Dia menatap Tyara sebentar, lalu melihat ke arah kakeknya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 125

    Hartono bersikap tegas. Dia menatap Lydia dengan tajam, lalu mengedarkan pandangannya ke semua orang. Sorot matanya begitu tajam, membuat orang tidak berani menatap langsung ke arahnya.Sikap Hartono membuat Zola merasa diselimuti oleh kehangatan. Senyum tipis seketika merekah di bibirnya. Meskipun Boris tidak percaya padanya, keluarga Morrison bisa membuatnya merasakan seperti apa rasanya dilindungi dan didukung oleh keluarga.Zola mengerutkan bibir, lalu bergelayut di lengan Hartono sambil berkata, “Kakek jangan marah. Duduk dulu.”Setelah itu, Zola langsung menyambungkan video di ponselnya ke sebuah layar lebar dan mengklik tanda putar.“Halo, Pak Hartono. Aku Nicky. Aku ucapkan selamat ulang tahun untuk Pak Hartono. Zola ambil lukisan pemandangan ini dariku, katanya mau diberikan kepada kakeknya yang paling dia hormati. Aku pernah bertemu denganmu beberapa tahun yang lalu. Aku juga tahu kamu penggemarku yang paling setia. Lukisan itu adalah koleksi pribadiku. Kalau Zola nggak minta

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 126

    Kening Boris mengerut dan berkata, “Zola, kamu boleh sedikit lebih besar hati? Kenapa harus perhitungan masalah kecil ini?”“Aku perhitungan? Boris, waktu dia memutarbalikkan fakta, kenapa kamu nggak bilang dia mempersulitkan aku?” tanya Zola.Meski tahu bahwa lelaki itu pasti akan berpihak pada Tyara, hatinya tetap tidak bisa menerima dan merasa sedih. Zola menggigit bibirnya dan membisikkan pada dirinya sendiri untuk jangan memaksakan apa yang tidak seharusnya menjadi miliknya.Para tamu juga berbisik mengatakan bahwa sikap Boris yang begitu membela Tyara karena lelaki itu memiliki hubungan yang lama serta cinta pada Tyara. Suasana di sana mendadak menjadi sunyi.Hartono berjalan sambil menggunakan tongkat dan berkata, “Boris, kamu lindungi saja perempuan ini. Kamu akan menyesalinya.”Setelah selesai mengatakan kalimat tersebut, dia membawa Zola meninggalkan ruangan dengan marah.“Zola, anak nakal itu yang bersalah denganmu. Kakek tahu kamu tersakiti,” ujar lelaki tua itu dengan suar

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 127

    Dia melintasi sisi Tyara kemudian berjalan di tepi kolam menuju rumah. Namun, tiba-tiba ada kekuatan dari belakang yang mendorongnya. Dia yang tidak siap akhirnya jatuh ke dalam kolam renang.Air dingin kolam membuat seluruh tubuhnya menggigil hebat. Dia berusaha untuk bangkit, tetapi karena airnya terlalu dalam dan dia tidak bisa berenang, akhirnya tubuhnya terus tenggelam. Zola ingin meminta tolong, tetapi saat membuka mulut maka air dingin akan mengalir masuk ke dalam mulutnya.Pikirannya kosong dan pandangannya perlahan kabur. Samar-samar dia bisa melihat sosok tinggi yang menerjang ke arahnya.Zola membuka matanya setelah setengah jam kemudian. Dia melihat langit-langit yang putih bersih dengan sorot bingung. Terdengar suara lembut yang berkata, “Zola, ini Mama. ada yang nggak enak?”Dia mendapati Rosita di sampingnya. Zola menggelengkan kepalanya dan keningnya berkerut ketika teringat sesuatu. Dengan cepat dia bertanya, “Ibu, aku kenapa?”Zola langsung terduduk seketika. Rosita s

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 128

    Namun pada akhirnya hanya keheningan yang dia dapatkan. Rosita juga menyadari keanehan dari masalah ini dan dengan cepat berkata, “Zola, Mama percaya denganmu. Kamu bilang sama Mama apa yang sebenarnya terjadi, ya?”Zola mengatupkan bibirnya dan menatap Boris dengan lekat. Hatinya merasa luar biasa kecewa. Perempuan itu bergumam pada dirinya sendiri untuk mengingat bahwa siapa orang yang ada di hati lelaki itu. Jangan ada harapan lainnya lagi.Perempuan itu menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Boris, nggak peduli kamu percaya atau nggak, aku tetap akan bilang sama kamu. Tyara yang mendorongku. Kamu bisa memilih untuk nggak percaya. Karena apa pun yang aku katakan, kamu nggak akan peduli dan percaya.”Setelah mengatakan itu, dia menatap Rosita dan berkata, “Ma, aku ingin pulang. Aku nggak apa-apa dan jangan khawatir. Hari ini ulang tahunnya Kakek dan terjadi begitu banyak hal yang sepertinya ada hubungannya denganku. Aku benar-benar minta maaf.”“Apa yang kamu katakan? Kita ini satu

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 129

    Akan tetapi, Boris tetap tidak menjawab. Beryl hanya pergi dengan perasaan canggung. Tyara tidak berani langsung menatap lelaki itu dan hanya bisa bertanya, “Boris, kamu kenapa?”“Minta manajermu datang menjemputmu.”Boris tidak menjawabnya dan hanya menatap Tyara dengan datar.“Boris ….” Tyara menatapnya tidak percaya. Matanya memerah dan berkaca-kaca.“Boris, Zola bilang sesuatu padamu? Aku juga ingin langsung menariknya, tapi Zola nggak mau aku sentuh. Makanya aku ….”“Tyara, aku ada pekerjaan dan harus ke kantor. Jadi minta manajermu datang menjemputmu,” potong Boris. Detik selanjutnya dia duduk di mobil dan pergi dari sana.Tyara masih berdiri di tempat dan masih tercengang. Orang yang baru keluar ada yang berbisik, “Sepertinya hubungan Pak Boris dan Tyara juga nggak begitu baik. Sepertinya perempuan itu yang menyukainya. Pak Boris terlihat nggak peduli.”“Aku juga merasa begitu. Meski dia seorang artis, tapi orang seperti keluarga Morrison pasti bisa mendapatkan orang yang mereka

Latest chapter

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status