Samudera alias Sam adalah seorang pedagang barang bekas yang hidup sederhana dengan satu orang karyawannya bernama Binar. Dari seumur hidupnya Sam hanya pernah berpacaran satu kali saja yaitu pada masa kuliah dengan seseorang bernama Puspa. Di sisi lain Binar yang kasihan pada Sam mencoba menjodohkan bosnya itu dengan Nala, seseorang yang berniat menjual koleksi komik bekas adiknya pada Sam. Satu hari diadakan reuni kampus yang diadakan di sebuah hotel mewah di kota. Disana ia bertemu Puspa mantan pacarnya semasa kuliah dahulu. Puspa menyombongkan karirnya yang luar biasa dan pernikahannya dengan seorang presdir perusahaan multi nasional untuk membuat Samudera iri. Tapi di sisi lain pertemuan mereka juga membawa memori yang masih menggurat di hati mereka, terutama bagi Samudera. Selepas reuni, Puspa berkomunikasi dengan Sam hingga lama kelamaan cinta lama muncul kembali. Mereka saling mengenang dan menjalani kembali memori lama yang membuat Samudera semakin terikat dengan Puspa. Yang tidak Sam sadari adalah ia sedang dimanfaatkan Puspa yang ingin bercerai dari suaminya. Puspa memiliki hubungan dengan lelaki bernama Tora hingga hamil. Sam hanya akan dijadikan kambing hitam untuk memuluskan rencananya bercerai karena ia tidak ingin Tora disakiti suaminya. Karena suaminya memiliki kekuasaan yang cukup besar untuk menyakiti seseorang dengan mudah. Apalagi jika orang itu mengganggu hidupnya. Hal itu akhirnya membuat Sam berada tengah masalah yang pelik. Di sisi lain usaha Binar untuk menjodohkan Nala dengan Sam juga tidak surut. Sam harus menavigasikan hidupnya menghadapi cinta lama, masalah baru, dan kesempatan untuk memulai kembali kehidupan cintanya.
View MoreSarah menyadari kedatangan Puspa yang sedang berjalan dengan dagu diangkat tinggi mendekatinya. Hatinya gusar melihat tingkah Puspa yang terlihat pongah, jelas ia masih menyimpan perasaan yang mengganjal peninggalan masa lalu. Tapi hari ini ia adalah tuan rumah, dan ia tahu harus bersikap sebaik mungkin.Dan dengan setarikan napas panjang ia menegakkan diri dan tersenyum lebar seramah mungkin layaknya seorang tuan rumah pada tamunya.“Selamat siang,” sapa Sarah sedikit menunduk ramah menyapa.
Seperti biasanya, Puspa selalu merasa percaya diri dimanapun ia berada. Begitupun kala ia memasuki area lapangan tempat reuni. Dengan langkah tegap layaknya seorang manajer level atas yang hendak memimpin meeting ia berjalan masuk.Segera saja banyak orang melambaikan tangan ketika melihat kedatangannya. Puspa tak lupa melempar senyum pada mereka semua. Dan tentu saja dari sudut matanya ia bisa melihat Sam yang sedang berdiri mengobrol dengan Prima.Dalam hati ia cukup terkejut melihat penampilan Sam yang sepertinya tidak berubah sama sekali dari saat ia terakhir bertemu dengannya.
Sam melangkah ke depan cermin gantung yang sudah sedikit buram itu. Ia sedang mencari-cari bayangan dari dirinya sendiri di masa ketika ia masih sibuk mengejar dosen ke kelas. Wajahnya masih sama seperti dulu, ditambah sedikit keriput disana sini dan terlihat lebih lelah. Rambutnya masih sama panjang seperti dulu, bahkan cara berpakaiannya pun masih sama.Ia melirik jam di dinding toko yang entah mengapa terdengar berdetak lebih keras daripada biasanya.Masih dua jam lagi sebelum acara dimulai.. ujarnya dalam hati sembari menarik napas panjang.
Rambut halus di tangan dan tenguk Sam terasa merinding, padahal angin sedang tidak berhembus kencang. Bowo, Prima, dan Darso berjalan berkeliling komplek penginapan yang luas ini sementara Sarah dan Sam mengikuti di belakangnya. Sesekali Sam melirik Sarah di sebelahnya, sesekali pula pandangan mereka beradu membuat Sam merasa kikuk. "Jadi... kamu sehat?" Sarah mengawali dengan suara seraknya. Sam mengangguk tapi tidak menjawab jelas.
Mungkin sudah lima menit terakhir ini Sam memandang tanggal di layar ponselnya yang memiliki gambar Doraemon sebagai latar belakangnya. Lusa acara reuni akan dilaksanakan dan Sam merasa takut sekaligus bersemangat menghadapinya.Bagaimana rupa teman-temannya sekarang?Bagaimana kabar mereka?Apa mereka bahkan masih mengingat Sam??Dan ya
Ini sudah kelima kalinya dalam sepuluh menit terakhir Puspa melirik angka jam di layar ponselnya. Ia hanya punya waktu mungkin sekitar empat puluh menit lagi saja sebelum meeting dimulai di kantor developer. Ia mendesah gelisah saat angka menit di layar ponselnya semakin bertambah.Puspa melirik ke sekelilingnya, dia bisa datang kapan.... saja gumamnya dalam hati. Sembari merapikan kemejanya beberapa kali dengan gugup ia menyisir rambutnya dengan jari.Ia harus tampak sempurna.. Ia ingin terlihat sempurna.. setidaknya di hadapannya.
Sembari menyetir mobil bak pinjaman dari Pak Broto, Sam bersiul-siul dengan ceria. Matahari terlihat lebih cerah, awan berwarna lebih putih, dan cuaca panas terasa biasa saja. Ya, Sam sedang merasa senang hari ini, meski kalau ditanya ia akan berkilah dan berkata 'bias aja ah!". Tapi tingkat kecerahan hatinya bisa dilihat dari betapa lebar senyumnya saat ini. Bahkan jalanan yang macet tidak mampu mengusir senyum lebarnya sekarang. Sementara Sam senyum-senyum sendiri, di sampingnya Binar sedang bermain game di ponselnya sepanjang perjalanan. Matanya tidak b
"Hai..."Kata sapaan yang singkat itu sukses membuat Sam diam mematung dengan mata terbelalak. Sam tidak pernah melupakan nada bicara yang lembut namun penuh gairah itu. Cara bicaranya yang mengalun merdu nan menggoda. Dalam sekejap bayangan wajah Puspa menclok di dalam otaknya dengan berbagai eskpresi.Sam menelan ludah mengumpulkan nyali yang berantakan hanya karena satu kata dari Puspa tadi.
Kebersihan adalah sebagian dari iman, tapi khusus bagi Sam selain daripada itu, kebersihan adalah juga sebagian dari penjualan. Apalagi bagi toko sam yang menjual barang bekas, jika barang jualannya semakin bersih maka semakin barang itu tidak terlihat bekas di mata pembeli dan akan (mudah-mudahan) membuat mereka membelinya.Sam menggunakan kuas nilon halus untuk mengusir debu dari salah satu action figure Batman original yang baru saja ia beli kemarin dari seseorang. Sam mendapatkannya dengan harga murah, tak sampai dua juta, jika sudah bersih ia berniat menjualnya seharga setidaknya tiga juta menurut harga pasaran.
One man’s trash is another man’s treasure (Suatu benda yang dianggap sampah bagi seseorang, adalah harta karun bagi orang lain). Tulisan itu ditulis dengan cat akrilik berwarna kuning pudar berbentuk huruf-huruf absurd diatas sebua papan tulis hitam bekas. Binar sudah berkali-kali protes dan meminta tulisan itu dicopot dari tempatnya yang menggantung diatas rak tepat di blakang meja etalase. Menurutnya tulisan itu jelek, tidak ada esetetikanya, dan yang paling penting tidak bisa dijual!! Samudera alias Sam si pemilik toko tentu saja tidak begitu saja menuruti keinginan Binar si bocah bawel itu. Sam ngotot tulisan itu harus tetap dipajang karena sesuai dengan prinsip toko barang bekas ‘Bars-Man’ (kependekan dari Barang...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments