Dahulu kala, Ayahnya Rendra yang bernama Kallandra atau kerap di sapa Andra menikah dengan seorang wanita bernama Rena.
Saat itu Andra memiliki mantan kekasih bernama Monica yang masih saja mengganggunya meski Andra sudah tidak mencintai wanita itu lagi.Tapi ternyata Rena pun memiliki mantan kekasih bernama Edward yang masih mencintainya.Singkat cerita, Monica dan Edward malah saling jatuh cinta dan menjadi sahabat Andra dan Rena.Kisah tukar jodoh tersebut berlaku bagi anak-anak mereka karena nyatanya Rendra yang merupakan anak dari Andra dan Rena saat itu terpaksa menikah dengan Aura-anak dari Monica bersama Edward untuk menyelamatkan nama baik keluarga Edward karena calon suami Aura kabur satu hari sebelum pesta pernikahan digelar.Mau tidak mau Rendra akhirnya setuju menikahi Aura walaupun ia mencintai Alisha dan pernah berjanji untuk menikahinya.Alisha adalah anak angkat dari Kakek dan Nenek Kejora yang pernah mencintai Rendra.Meski pada saat itu Alisha dan Rendra menyatakan sudah tidak saling mencintai lagi karena Alisha telah mengikhlaskan Rendra begitu pula Rendra yang sangat mencintai Aura, akan tetapi hubungan di masa lalu antara keduanya selalu menjadi masalah dalam rumah tangga Rendra dan Aura.Seiring berjalannya waktu, Dalmiro Benedict yang merupakan klien bisnis Rendra hadir mewarnai perjalanan kisah cinta Rendra dan Aura.Pria berkebangsaan Jerman itu sangat mencintai Aura dan ingin sekali memilikinya tapi garis takdir malah menuntun Ben dan Alisha bertemu hingga akhirnya saling jatuh cinta.Akhirnya, Alisha memutuskan untuk pergi bersama Ben ke belahan dunia lainnya. Menjauh dari keluarga Gunadhya agar tidak menjadi duri dalam keluarga mereka.Ketika itu Alisha mengirim surat kepada Aura meminta maaf karena pernah nyaris menghancurkan rumah tangga Aura dan memberi tau bila ia sudah tidak mencintai Rendra lagi.Alisha menyatakan jika cintanya hanya untuk Delmiro Benedict atau yang sering dipanggil Ben, seorang anak konglomerat Jerman.Tapi saat Aura membalas suratnya, Alisha sengaja tidak membalasnya lagi.Alisha juga selalu menghindar ketika orang suruhan kedua orang tua angkatnya mencari keberadaan dirinya dan sang suami.Bagai sebuah Karma yang turun temurun menimpa keluarga mereka, saat ini Kejora-anak bungsu Rendra dan Aura mencintai Arjuna yang tidak lain adalah anak semata wayang Ben dengan Alisha.Biarpun perasaan cintanya dianggap sebagai sebuah Karma tapi bagi Kejora, Karma tersebut adalah karma termanis yang pernah menyambangi hidupnya.Kejora sudah bisa dikendalikan, duduk di antara kedua orang tuanya seraya menopang dagu dengan tangan, menatap Arjuna tanpa jeda.Mereka semua melupakan sikap absurd Kejora tadi setelah Kejora dan Arjuna menceritakan perihal pertemuan mereka.Kedua orang tua Arjuna menganggap permintaan Kejora untuk dinikahkan dengan Arjuna hanyalah candaan semata.Lain halnya dengan Rendra yang telah mengetahui cerita setelah pertemuan sang anak dengan Arjuna yang hingga membuat mereka jauh-jauh terbang ke Jerman.“Bundaaaa,” rengek Kejora saat sang Bunda mengusap wajahnya dengan tangan.“Tahan harga Kejora, kamu cewek ... jangan terang-terangan gitu ngeliatinnya? Untuk apa diciptakan curi-curi pandang kalau kamu sampe melotot ngeliatin Arjuna,” bisik sang Bunda dengan menggerakan bibirnya secara terbatas agar yang lain tidak mendengar.Bibir Kejora mencebik, melanjutkan makan siangnya sambil mencuri-curi pandang ke arah Arjuna yang tidak sedikitpun mengarahkan tatapan padanya.Kedua orang tua Arjuna dan Kejora masih lanjut menceritakan banyak hal pada anak-anaknya.Termasuk mengenai kisah cinta di masa lampau antara Alisha dengan Rendra.Arjuna tercenung saat mencerna cerita masa lalu kedua orang tuanya yang baru ia ketahui sekarang dan ternyata sangat menggelikan.Bisa-bisanya mereka berempat tampak seperti tidak pernah terjadi sesuatu sementara dulu pernah terlibat perasaan yang bernama cinta.Tapi melihat kemesraan kedua orang tuanya hingga kini, Arjuna harus percaya dengan dongeng tersebut.Arjuna melirik arloji di tangan, meraih gelas untuk menandaskan isinya.“Mom ... Dad ... Juna harus kembali ke kantor, ada yang masih harus Juna selesaikan.” Arjuna berdiri dari kursinya.“Oke sayang, hati-hati ya ...,” ujar sang Mommy seraya mengecup pipi kiri dan pipi kanan Arjuna.“Om ... Tante, Juna duluan ... makan siang kali ini biar Juna yang bayar,” pamit Arjuna sopan kepada Rendra dan Aura.Arjuna masih enggan mengarahkan tatapannya kepada Kejora, trauma dengan kejadian sial yang menyertai interaksinya dengan gadis itu.Rendra dan Aura tersenyum menanggapi, Arjuna sedikit menganggukan kepala kemudian melangkah pergi dari sana.“Eeeh ... mau kemana?” Aura menarik tangan si bungsu yang terburu-buru berdiri dari kursinya.“Ke toilet, Bun ... kebelet,” ujar Kejora berdusta.Mata sang Bunda memicing tidak percaya. “Ya udah Kejora pipis di sini.” Kejora menjatuhkan kembali bokongnya di kursi.“Eeeehhh ... jangan!” sang Bunda berseru, menarik kembali Kejora agar berdiri untuk segera pergi ke toilet.Kejora tersenyum penuh kemenangan, setengah berlari menyusul Arjuna yang baru saja membayar bill di kasir.***“Hai tampan, buru-buru amat!” Kejora berseru membuat Arjuna yang melangkah tergesa di jalan setapak menuju tempat parkir pun menoleh.Kalimat yang diucapkannya tadi merupakan bahasa Indonesia dan Arjuna mengerti maksud Kejora yang sedang menggodanya ketika memanggilnya demikian.“Enggak ada kerjaan,” balas Arjuna ketus menggunakan bahasa Indonesia.“Enggak nyangka ya, ternyata kamu anak dari saudara angkat Ayah ... lalu kenapa kita tidak saling mengenal, siapa tau nanti kita bisa saling jatuh cinta,” racau Kejora seraya mempercepat langkah menyusul Arjuna.Arjuna berhenti tepat di samping mobilnya ketika tubuh Kejora menghalangi pintu mobil.“Kenapa enggak pake supir? Ayah dan Kakak-kakakku kemana-mana diantar supir,” Kejora bertanya, menghiraukan ekspresi Arjuna yang tampak gusar.Arjuna melangkah semakin mendekat dengan tatapan tajam menghujam Kejora membuat Kejora mundur selangkah demi selangkah hingga terdesak ke badan mobil.Kepala Arjuna menunduk sampai pada akhirnya hanya menyisakan jarak lima sentimeter di depan wajah Kejora yang mematung dengan ekspresi tegang sambil menahan nafas.Aroma parfum Arjuna membuat Kejora memejamkan mata sambil tersenyum membayangkan ketika Arjuna sedang menyemprotkan parfum tersebut di tubuh berototnya.“Aku tidak menyukai perempuan genit sepertimu mengganggu hidupku, pergi sekarang juga atau aku akan membawamu ke hotel dan menghabisimu di sana,” ancam Arjuna sambil menggeram menahan kesal.Mata Kejora seketika terbuka.Cup.Sebuah kecupan mendarat cantik di bibir Arjuna. Sekilas saja tapi ia bisa tau bila Kejora belum berpengalaman dalam hal itu.“Arjuna, aku telah memberikan first kiss-ku ... jadi kamu harus bertanggung jawab dan aku akan senang hati kamu habisi di atas ranjang sebuah hotel, setelah kita resmi menikah ... hari senin, jemput aku di kampus sepulang kuliah jam tiga sore ... mulai sekarang kita pacaran.”Ucapan Kejora yang menggunakan bahasa Indonesia tadi sungguh membuat Arjuna semakin geram.Ia menjauhkan wajahnya dari wajah Kejora, kedua alis lelaki itu pun menukik tajam dan terdapat kerutan di antaranya tanda bila Arjuna sedang menahan kesal.Satu tangan Kejora malah menahan tengkuk Arjuna kemudian memberikan sebuah kecupan lagi di pipi lelaki itu.Setelah itu Kejora melesat pergi meninggalkan Arjuna.“Bis morgen, mein Lieber ...,” teriak Kejora sambil berlari menjauh.(“Sampai jumpa besok, sayang ku ... .”)“Apa-apaan itu tadi?” sang Ayah bertanya dengan ekpresi dingin.“Apanya yang apa-apan sih, Ayah sayaaaang.” Kejora mencolek dagu sang Ayah tanpa segan.Di antara kelima anak-anaknya, hanya Kejora yang berani bersikap demikian kepada Rendra.Lidah sang Ayah berdecak. “Kamu itu perempuan Kejora, masa ngejar-ngejar cowok sih? Mau disimpen di mana muka Ayah?” Rendra merubah cara bicaranya, lebih lembut agar mengena di hati Kejora.“Itu namanya emansipasi, Yah ... enggak masalah cewek maju duluan karena cowok kadang enggak peka, apalagi Abang Juna ‘kan pengusaha sukses, otaknya terlalu banyak mikirin kerjaan dari pada perasaan! Wiiiiiih ... mantep enggak tuh, pengusaha sukses jadi calon menantu Ayah?”“Trus kalau cowoknya enggak mau gimana?” Bunda Aura yang baru saja bergabung di ruang televisi setelah merapihkan meja makan, bertanya demikian.“Abang Juna itu bukan enggak mau, Bun ... tapi enggak sadar sama perasaannya, sebentar lagi juga sadar kok kalau cintanya hanya untuk Kejora seorang
Kejora cemberut saat Arjunanya tenggelam dalam perbincangan mengenai bisnis bersama kedua Kakak kembar dan sang Ayah.Di samping Arjuna ada Uncle Ben ikut menimpali, mendukung apa yang sedang Arjuna ceritakan. Tanpa segan Kejora menghempaskan dirinya di kursi kebesaran Arjuna. Membawanya berputar sambil memindai ruang kerja Arjuna, meneliti bagaimana karakter pria tersebut agar bisa mengetahui apa minat dari sang Arjuna yang sampai detik ini menghindari bersitatap dengannya.Semua bertema mascullin, warna monocrom lebih mendominasi juga tidak terlalu banyak barang memenuhi ruangan.Kejora menarik laci di meja kerja Arjuna dengan pandangan lurus ke arah sofa set dimana keluarganya sedang berbincang mengenai bisnis.Tertarik mencari sesuatu atau mungkin ia akan menemukan aib Arjuna yang bisa dijadikan alat agar lelaki itu mau menjadi kekasihnya.Tapi Kejora harus kecewa karena tidak ada apapun yang mencurigakan, keempat laci hanya berisikan beberapa kertas dan notes yang tidak Kejora
Bibir Kejora seakan lupa bagaimana caranya berhenti tersenyum.Bagaimana tidak, ternyata rumah yang dijanjikan sang Ayah untuk Kejora tempati selama berkuliah di Jerman—berada tepat di depan rumah Arjuna.Rendra sendiri tidak pernah tau jika anak dari Alisha dan Ben tinggal di depan rumah yang dibelinya beberapa bulan lalu.Pasalnya Alisha dan Ben juga tidak menetap di sana, mereka selalu berpindah dari satu kota ke kota lainnya untuk mengawasi restoran milik mereka yang tersebar di beberapa kota di Jerman dan Irlandia.Selain itu Alisha dan Ben memiliki rumah tinggal di Irlandia dan datang ke Jerman hanya sesekali untuk mengunjungi Arjuna dan restorannya saja.Seakan semesta berpihak padanya dan takdir kadang bercanda selucu ini.Kejora akan lebih mudah memikat hati Arjunanya, ia telah menyusun berbagai rencana yang salah satunya adalah membuatkan sarapan pagi dan makan malam untuk pria itu.Hitung-hitung ia belajar menjadi seorang istri bagi sang Arjuna.Sebelum rumah itu rampung un
Arjuna melirik Kejora yang duduk di kursi penumpang di sampingnya, gadis itu tampak seperti menahan tangis. Kristal bening mengucur deras namun bibir Kejora mengatup, kedua tangannya yang berada di atas pangkuan bergetar hebat. “Kejora ... apa kamu terluka?” Arjuna bertanya dengan nada lembut.Kejora menggelengkan kepala. Arjuna meraih tissue yang kemudian ia berikan kepada Kejora.Satu tangannya yang lain memegang kemudi dan mata Arjuna bergerak cepat menatap jalan kemudian Kejora secara bergantian.Beberapa saat tangan Arjuna menggantung namun akhirnya tangan bergetar Kejora terangkat juga menerima tissue tersebut.Kening Arjuna tidak berhenti berkerut hingga mobilnya keluar dari jalan tol, membelokan kemudi untuk memarkirkan mobilnya di minimarket.Tanpa banyak bicara Arjuna keluar dari mobil dan beberapa saat kemudian masuk kembali dengan botol air mineral di tangannya.“Minumlah ... .” Arjuna menyodorkan botol air mineral tersebut namun Kejora diam saja.Tangannya masih bergeta
Mata Kejora seakan melihat taman kampus ditumbuhi dengan bunga-bunga indah berwarna-warni sejauh mata memandang.Sama halnya dengan hati Kejora saat ini yang sedang berbunga-bunga bahkan perut Kejora masih bisa merasakan gelenyar asing seperti kupu-kupu sedang beterbangan di dalam perut.Bayangkan saja, ketika bangun dari tidur tadi subuh sekali—Kejora langsung mendapat pemandangan indah wajah tampan sang Arjuna.Belum lagi lengan berototnya berada di bawah leher Kejora sementara satu tangan bebas lelaki itu berada di pinggangnya, memeluk posesif.Ya ampun, pipi Kejora sampai merona membayangkan hal itu.Saking nyamannya, Kejora semakin melesakan wajah di leher Arjuna kembali terpejam hingga Arjuna bangun dan dengan perlahan melepas pelukannya.Kejora sudah sepenuhnya sadar ketika Arjuna mengendap-ngendap keluar dari apartemen.Ia menganggap jika Arjuna tidak ingin mengganggu tidurnya sehingga memilih pergi tanpa pamit.“Ya ampun ... Bang Juna ... Bang Juna,” Kejora memekik tertaha sa
Cinta itu anugrah, perasaan yang membuat kita merasa bahagia.Tapi jika mencintai orang yang tidak tepat, akan menjadi malapetaka.Misalnya mencintai istri atau suami orang atau mencintai orang yang tidak mencintai kita.Tapi cinta yang dirasakan Kalila kepada Elvano-sekertarisnya adalah cinta yang tidak bisa diwujudkan.Status sosial mereka yang jomplang membuat Kalila menahan rasa itu dan ternyata sangat menyakitkan.Kalila tidak pernah mencintai seorang pria sebelumnya, seleranya sangat tinggi mengingat ia adalah wanita karir sukses di usianya yang masih muda.Namun setiap hari bersama Elvano, muncul ketertarikan tersendiri di dalam hati Kalila.Elvano adalah pria cerdas, lulusan terbaik dari Universitas terkenal di Vietnam selain itu ia sangat tampan dengan tubuhnya yang atletis.Selain menjadi sekertaris, Elvano sudah seperti bodyguard untuk Kalila yang sering bertemu dengan banyak klien untuk melakukan negosiasi bisnis.Pertemuan itu terkadang dilakukan di hotel dan banyak dari
Arjuna jarang bertemu Kejora semenjak kejadian dirinya tidak menjemput gadis itu di kampus.Pagi harinya sengaja ia menunggu di depan teras pura-pura sibuk dengan macbooknya untuk menunggu Kejora namun sang gadis tak kunjung muncul.Apa mungkin Kejora sakit? Adalah pertanyaan yang ada di dalam pikiran Arjuna saat itu.Sayangnya, Arjuna harus segera berangkat ke kantor karena ada meeting dengan klien.Ia pun melewatkan bertemu dengan Kejora pagi ituSemesta seolah membolak-balikan keadaan, Arjuna jadi ingin bertemu Kejora, ingin mengetahui keadaannya.Malam harinya ketika ia pulang, lampu di kamar Kejora sudah padam.Apakah Kejora sudah tidur? Atau mungkin belum sampai rumah?Arjuna menahan keinginannya untuk menanyakan kepada Mommynya apakah sudah bertemu Kejora hari ini namun jika ia bertanya demikian pasti sang Mommy akan mencecarnya dan terbongkar lah jika ia tidak menjemput Kejora di kampus yang membuat gadis itu menunggu hingga kehujanan.Sang Mommy pasti mengoceh tiada henti da
Mata Arjuna melirik Kejora yang duduk tenang di sampingnya, pandangan sang gadis lurus ke depan tanpa banyak bergerak atau banyak bicara seperti yang biasa dilakukannya.Matanya tampak sayu dan sedikit pucat, apa Kejora belum sehat betul? Tapi kenapa memaksa ingin pergi ke kampus?Arjuna berdekhem dua kali, dari ekor matanya Arjuna bisa melihat Kejora menoleh sekilas dengan senyum khasnya kemudian mengembalikan tatapan ke depan.Banyak pertanyaan yang ingin Arjuna ucapkan namun tertahan di tenggorokan.“Berapa lama kamu di rawat?” Akhirnya Arjuna mengeluarkan suara.“Satu minggu, Bang ... awalnya Kejora paksain untuk enggak bedrest soalnya Kejora mau ujian jadi harus fokus belajar, eeeh ... setelah ujian akhirnya tumbeng juga ... tapi Ayah sama Bunda enggak tau loh Bang ... awalnya Uncle sama Aunty juga enggak tau tapi setelah beberapa hari enggak liat Kejora di rumah, trus Aunty penasaran nyari Kejora ... waktu itu Aunty telepon Kejora makanya tau kalau Kejora masuk rumah sakit, Kej
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya