“Di sini kita aman,” kata Arjuna seraya menurunkan Kejora di atas sebuah ranjang.Suara berisik tadi memang tidak terdengar lagi setelah mereka memasuki basement.“Bagaimana dengan pelayan?” Kejora bertanya dan Arjuna malah tersenyum lalu mengusap kepala sang gadis.“Mereka punya basement sendiri untuk cuaca seperti ini,” balas Arjuna lalu menarik selimut untuk Kejora.Mata Kejora memindai sekitar, ruang basement ini seperti apartemen tipe studio dengan fasilitas lengkap bahkan ada proyektor dan genset sehingga lampu di ruangan itu dapat menyala.Sofa set ada di sebelah kanan ranjang dengan mini pantry dan kulkas, Kejora bisa menebak kalau kulkas itu penuh dengan makanan dan minuman ringan.“Kamu haus?” Arjuna bertanya, langsung menuju kulkas lalu membuka pintunya.Kejora mengerjap, merasa tidak enak hati karena Arjuna menangkap basah dirinya sedang mengamati ruangan tersebut.Ah, dimana sopan santun Kejora?“Kamu mau minum apa?” Pria itu bertanya lagi padahal Kejora belum sempat menj
“Baik ... rapat saya akhiri dan seperti biasa kita akan evaluasi dua minggu lagi,” ujar Kalila mengakhiri rapat bersama para pimpinan di perusahaannya.Eva memutuskan sambungan video jarak jauh tersebut lalu mematikan laptop.Kalila segera membuka blazernya meninggalkan gaun tidur satin dengan tali spaghety di bagian pundak.Merasa kegerahan berlama-lama menggunakan blazer di ruangan tanpa AC.Eva sibuk membereskan beberapa berkas yang berserakan di lantai kamar mandi yang berada di kamar Kalila.Kalila baru saja melakukan rapat koordinasinya dari dalam kamar mandi saking tidak ingin membantah secara langsung perintah King.Alasan sampai saat ini mereka belum melakukan bulan madu adalah karena padatnya jadwal pekerjaan yang menuntut mereka bersikap profesional.Lalu kemudian Kalila hamil dan King seenaknya melarang Kalila bekerja, mana bisa begitu?Lantas siapa yang memimpin perusahaan?Tapi kalila tidak hilang akal, ia berusaha memaksimalkan sumber daya yang ada untuk bekerja dari ru
“Udah siap?” Arjuna yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu, bertanya demikian.Kejora menoleh dari cermin yang sedari tadi ia pandangi kemudian tersenyum tipis lantas menganggukan kepala sebagai jawaban.Rencananya hari ini mereka akan pergi ke Dublin mengunjungi rumah kedua orangtua Arjuna.Tidak ada tas yang dibawa Kejora maupun Arjuna, pakaian yang mendadak Arjuna beli ketika mereka sampai di sini memang sengaja ditinggal, siapa tau ke depannya terjadi sesuatu dan mereka harus kabur ke sini lagi.Senyum Arjuna sangat lebar mengagumi kecantikan tunangannya yang sedang berjalan mendekat.“Ayo,” kata Kejora dan selanjutnya Kejora merasakan jemari Arjuna melingkupi kelima jarinya, menggenggam erat dari mulai menuruni tangga hingga masuk ke dalam mobil yang menjemput mereka.Kejora melirik tangannya yang masih di genggam Arjuna meski hampir satu jam driver melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang keluar dari kota kecil yang merupakan kampung halaman sang Nenek.Siapa sangka d
Walaupun Narendra dan Aura adalah kedua orang tua kandungnya tapi Kejora takut bertemu mereka.Tentu saja Kejora merasa sangat berdosa sampai tidak berani menghubungi mereka.Belum pernah Kejora setakut ini menginjakan kaki di rumahnya sendiri.Kejora dan Arjuna disambut satpam rumah lalu dipersilahkan masuk oleh Pak Haris yang merupakan kepala asisten rumah tangga.“Silahkan Nona, semua sudah menunggu di ruang makan,” kata beliau memberitau.Kejora sempat ragu tapi genggaman tangan Arjuna seakan memberinya kekuatan.Ia memang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan meminta maaf kepada seluruh keluarga.Menghirup napas dalam untuk mengumpulkan keberaniannya, Kejora mulai melangkah menuju ruang tamu.Kejora tertegun saat di meja makan sudah berkumpul semua anggota keluarganya.Termasuk Kakek Nenek dari pihak Ayah dan Bunda beserta Kakak iparnya, hanya kurang Kalila yang dikabarkan tengah hamil muda.Tapi setidaknya berkurang satu orang yang akan mencecarnya.Meski begitu tetap
Memiliki Nenek yang merupakan owner dari salah satu agensi modeling ternama di Indonesia bahkan sampai ke Paris tentunya membuat Kejora familiar dengan fashion show.Hanya membutuhkan beberapa jam gladi resik, Kejora bisa tampil memukau seperti malam ini.Nenek mertua dari Abang pertamanya Kejora itu sampai merasa tersanjung karena Kejora bersedia mengisi acara malam ini.Beliau sampai mengganti model yang akan membawakan rancangan masterpiece-nya dengan Kejora tapi tentu saja Kejora menolak, pasalnya ia hanya menggantikan model biasa bukan model utama yang seharusnya membawakan maha karya Ibu Aneu.Kejora tidak membutuhkan popularitas sampai sebegitunya hingga memotong jalur prestasi seseorang.Malam ini seluruh keluarga besarnya berkumpul hanya untuk menyaksikan sang bintang di keluarga mereka melenggak-lenggokan tubuhnya di atas catwalk.Bak model profesional dengan sorot mata tajam dan senyum tipis juga gerakan indah yang seperti sudah melekat dalam jiwanya—Kejora menampilkan kary
Seminggu rasanya seperti setahun bagi Arjuna, rindunya menggelegak di dalam dada.Keterlaluan memang Kejora, setelah Arjuna memperbaiki hubungan mereka dan baru bisa dengan lepas mencintainya—sang gadis malah tidak ingin kembali bersamanya ke Berlin.Memutuskan untuk memperpanjang masa tinggalnya di Indonesia meski hanya satu minggu tapi sangat menyiksa Arjuna.Arjuna nyaris gila selama jauh dari Kejora, setiap hari melakukan panggilan telepon, bertukar chat tapi itu masih belum bisa menghilangkan dahaga Arjuna akan kerinduannya pada Kejora.Kejora sendiri merasa dunia ini terbalik setelah Arjuna membawanya kabur dari pesta pernikahan mereka.Meskipun Kejora bersikap biasa, masih seperti dulu kepada Arjuna karena cintanya tidak pernah padam namun sikap Arjuna yang sekarang membuat cinta Kejora berbalas dua kali lipat.Seperti yang sudah dijadwalkan, hari ini adalah jadwal Kejora kembali ke Berlin.Arjuna telah sampai di Bandara dari satu jam lalu, menunggu di sebuah coffe shop sendiri
“Baby girl!” “Marviiiiinnn!” Kejora langsung berlari berhamburan memeluk Marvin.Hari pertama kuliah setelah libur panjang dan Kejora sangat antusias karena akan bertemu Marvin.Siapa lagi? Kejora tidak memiliki sahabat selain Marvin. “Bagaimana liburanmu?” tanya Marvin, satu tangannya merangkul pundak Kejora melangkah beriringan melewati taman menuju gedung fakultas.“Menyenangkan, kamu?” “Begitulah, aku di hukum untuk membantu Ayah di kantor,” keluh Marvin dengan ekspresi teraniaya.Kejora tergelak melihat wajah Marvin yang menurutnya jenaka. “Kamu memang harus sudah bisa menggantikan Ayahmu, Marv ... sebentar lagi kita lulus dan kamu akan memegang perusahaannya.” Marvin menganggukan kepala setuju dengan ucapan Kejora. “Lalu kamu? Apa yang akan kamu lakukan setelah lulus?” tanya Marvin, jika jawabannya kembali ke Indonesia—Marvin akan sangat sedih.“Aku akan menikah,” jawab Kejora enteng.“Masih tinggal di Berlin?” tanya Marvin memastikan.“Tentu saja, aku akan menikahi Arjuna
Pada awal masa kehamilannya Kalila tidak mengalami banyak kendala.Tapi ketika kandungannya sudah kuat dan Kalila meminta kembali bekerja, tentu saja King melarang dan meminta ijin Ayah mertua untuk merekrut pengganti Kalila sementara waktu sampai Kalila pulih dari masa melahirkannya nanti.Beruntung sang Ayah mertua mengijinkan mengingat King lebih berhak atas Kalila dan keinginannya pun merupakan kebaikan untuk sang Putri. Sayangnya hal itu malah membuat Kalila lemah, entah disengaja atau tidak—Kalila malah mendapatkan morning sick disaat semestinya Ibu hamil lain sudah melewati fase tersebut.Dalam satu bulan, Kalila bisa sampai dua kali masuk rumah sakit karena kondisinya yang lemah.Anehnya, jika Kalila menghirup aroma perkantoran seperti ketika sekedar main ke kantornya karena bosan atau melakukan tugasnya sebagai CEO justru Kalila tampak sehat dan bugar.Karena kondisi tersebut King mengijinkan Kalila kembali bekerja dengan catatan untuk tidak terlalu sibuk apalagi stress.Kam
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya