“Eeeehhh ... calon mantu.” Mami Azuri menyapa Kalila yang digadang-gadang akan menjadi calon menantunya.Tentu saja Mami langsung setuju meski banyak teman para sosialitanya berusaha menjodohkan anak mereka dengan King tapi Mami pasti akan menyetujui pilihan si sulung apalagi Kalila adalah wanita karir, pekerja keras dan sama seperti dirinya yaitu berasal dari Indonesia.Kalila tersenyum canggung, membalas pelukan Mami.Yang lucu adalah ketika Papi Zachery yang sudah merentangkan kedua tangan untuk memeluk Kalila tapi sang calon mantu malah menjabat tangannya.Mami mengulum senyum geli, tapi akhirnya Papi membalas jabatan tangan Kalila tanpa mendapat pelukan sang calon menantu cantiknya.“Hallo Kejora,” sapa Mami yang sudah mengenal Kejora walau sekilas pada hari setelah ulang tahunnya.“Mami!!” Kejora berseru lalu memeluk Mami erat layaknya memeluk Bunda Aura.“Papi!!” panggil Kejora setelah mengurai pelukannya dengan Mami.“Ooiii,” Papi menjawab lalu merentangkan kedua tangan karena
Hari ini mereka semua bersemangat bermain ski, olah raga favorite King tapi tidak dengan sang Papi yang pernah nyaris kehilangan nyawa karena olah raga ini.Zachery sampai membuat jalur ski yang aman khusus untuk King karena si sulung sangat menyukai olah raga ini, meskipun anak laki-lakinya itu itu sering kali keluar dari jalur untuk memicu adrenalin.Elma yang tidak mahir bermain ski memilih mencari muka bersama Mami dan Papi juga kerabat lainnya. Mereka kini duduk satu meja di sebuah cafe yang menghadap langsung area ski.Di cafe itu ada Aunty Bianca dan suaminya yang lebih suka menikmati hamparan salju dengan segelas coklat panas sambil bercengkrama.Elma tidak merasa sungkan bergabung dengan keluarga Alterio, mencoba mengakrabkan diri dan memang selalu berhasil mengambil hati lawan bicaranya dengan kemampuan sosialisasi yang ia miliki.Azuri melambaikan tangan, padahal belum tentu anak-anaknya dapat melihat tapi ternyata sang calon menantu membalas lambaian tangannya.Outfit Mam
Refleks yang dilakukan seseorang untuk menolong orang lain tanpa memikirkan nyawanya sendiri tidak bisa dibenarkan.Dalam protokol keselamatan di dalam pesawat pun seseorang orang harus memakai pelampung terlebih dahulu baru membantu memakaikan pelampung kepada yang lain jika terjadi suatu peristiwa.Dan apa yang dilakukan Arjuna tentu saja tidak bisa diterima oleh akal sehat, tanpa persiapan apapun atau perlengkapan yang memadai Arjuna langsung berlari menolong Kejora.Yang ada di dalam benaknya saat itu adalah ia harus menolong Kejora, gadis yang dicintainya.Tidak mempedulikan keselamatannya sendiri, mungkin jika Kejora tidak tertolong maka ia pun akan menemaninya sampai akhirat.Ternyata Tuhan masih berbaik hati, di tengah kepanikan untuk bertahan hidup tapi juga harus mencari Kejora di tempat yang bukan seharusnya—Arjuna menemukan Kejora dan langsung berenang berusaha menggapainya.Entah dari mana ia mendapatkan tambahan kekuatan menahan napas lebih lama karena yang pasti Arjuna
Pagi ini Kejora memaksakan dirinya keluar dari kamar, selain itu ia dan yang lain harus pulang kembali ke Berlin.Tadi malam bergantian seluruh keluarga Alterio mengunjunginya di kamar.Kejora jadi tidak enak hati sampai diperlakukan sehangat itu oleh keluarga Alterio padahal yang calon menantu hanya Kakaknya saja.“Ra, kapan kita akan bertemu lagi?” Raut wajah Azalea tampak sendu. Gadis itu sengaja menjemput Kejora di kamarnya untuk kemudian bersama-sama menuju ruang makan.“Aku akan mengunjungimu nanti, kamu juga bisa mengunjungiku di Berlin.” Azalea mengembuskan napas, ia tidak bersemangat kembali ke California.“Aku sebetulnya tidak memiliki sahabat yang tulus, mereka semua bermuka dua ... tapi dari pertama kali aku mengenalmu, aku merasa ... kamu menyenangkan,” celoteh Azalea.“Yaya, aku masih menyukai pria,” ujar Kejora, sedikit menjauhkan tubuhnya sambil memicingkan mata menatap Azalea penuh antisipasi.Azalea tergelak mendengar kekhawatiran Kejora. “Aku juga menyukai lelaki,
Kejora mendorong pintu rumah Arjuna, Hermes yang selalu setia menyambutnya.Rumah ini sudah lama sepi, ditinggalkan penghuninya semenjak kepulangan mereka dari Swiss.Sepertinya Arjuna benar-benar mengabulkan keinginan Elma untuk membeli Penthouse di tengah kota.Semua itu Elma lakukan semata-mata untuk menjauhkan Arjuna dari Kejora.Mungkin sesungguhnya hati Elma sudah menyadari jika bukan Kejora yang berbahaya tapi diri Arjuna sendiri, meski ia telah mendapatkan fisik Arjuna tapi tidak dengan hatinya.Kata sayang dan cinta maupun sentuhan Arjuna terasa berbeda tidak seperti sebelumnya.Apalagi ketika di Swiss kemarin berkali-kali Elma mendapati Arjuna menatap Kejora dengan cara yang sama sebagaimana ketika pria itu menatap dirinya di masa lalu.Kejora tidak mengetahui jika penyakit Elma kambuh sesampainya mereka di Berlin.Wanita itu masih tidak terima dengan perhatian yang diberikan Arjuna kepada Kejora.Elma menghancurkan apartemennya, melukai Arjuna juga dirinya sendiri itu kenap
“Kalian baru sampai?” Elma bertanya, tidak seperti biasanya kali ini wanita itu sangat ramah membuat Kalila was-was.Kalila mengendus ada sesuatu yang sedang direncanakan Elma.“Ya, kami baru sampai ... sedang apa kalian di sini?” King masih mau bertanya, itu dilakukannya hanya untuk menghargai Arjuna.Arjuna terlihat tidak nyaman tapi kadung diseret ke meja itu dan mau tidak mau harus berbaur dengan mereka.“Boleh kita duduk di sini ‘kan Kejora? Kalila?” Elma bertanya super ramah, lihat saja senyum manisnya yang sampai ke mata.Kalila semakin yakin jika selain sakit jiwa, gerak-gerik Elma juga seolah sedang merayakan kemenangan dan ini sangat tidak bagus untuk kesehatan jantung adiknya.“Masih banyak kursi lain, silahkan pilih ...,” ujar Kalila-si jutek sambil menunjuk deretan meja.Ia tidak akan memberi kesempatan kepada Elma untuk menyakiti Kejora dengan cara apapun.Elma sama sekali tidak terpancing, ekspresi wajahnya masih sama. Arjuna menarik Elma agar segera pergi dari sana ta
King mendapat informasi mengenai kegiatan Kakek dan Ayah dari Kalila pagi ini.Mengenakan outfit untuk olah raga golf lengkap dengan tas berisi berbagai macam stick golf, King turun dari mobil mewahnya. Melangkah mantap memasuki sebuah bangunan untuk melakukan reservasi di meja resepsionis sebelum turun ke padang golf yang luas.Tentu saja Andra dan Narendra Gunadhya sudah terlebih dahulu ada di sana ditemani para sekertaris mereka.“Tuan Gunadhya.” King menyapa Andra dan Narendra dalam satu kali sebut.Kedua pria beda generasi itu pun menoleh. “Tuan muda Alterio,” balas keduanya bersamaan.Pengusaha sukses mana di Indonesia ini yang tidak mengenal Alterio, terlebih Alterio tidak memiliki banyak anggota seperti Gunadhya.Gunadhya patut berterimakasih kepada Narendra terutama Aura karena dari rahimnya lah banyak lahir penerus Gunadhya.“Panggil saja King,” pinta King sambil menjabat tangan Andra dan Narendra secara bergantian.“Kita main bersama?” ajak Andra dan langsung disambut antu
“Ada yang mau lo ceritain sama gue?” Pertanyaan Kalila itu tertahan beberapa hari, ia menghabiskan banyak waktu melepas rindu dengan mengobrol bersama orang-orang tersayang.Belum lagi disela waktu bersama keluarga ia masih harus memantau pekerjaannya di Jerman.Kejora tersenyum kemudian melipat bibirnya ke dalam, demi apapun Kalila benci melihat sang adik yang pura-pura tegar seperti itu.Awalnya Kalila pikir jika perasaan Kejora kepada Arjuna sama seperti perasaan kepada beberapa mantan adiknya yang lain.Tapi melihat kekecewaan mendalam yang tersirat di mata Kejora saat mengetahui Arjuna akan menikah dengan Elma membuat Kalila yakin jika cinta Kejora untuk Arjuna bukanlah cinta biasa.Kalila berdecak lidah, melipat tangannya di dada lalu melempar pandangan ke arah hutan pinus yang mengelilingi Villa.“Atau mau gue bocorin sama Ayah dan Bunda biar mereka yang introgasi kalian berdua?” ancam Kalila yang selalu bisa membuat siapapun tidak berdaya.Kejora beranjak dari ranjang kemudia
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya