Share

bab 57

Akad digelar di masjid pondok pesantren. Saat aku sampai, iring iringan anak anak santri menambah gemerubuk jantung yang sama cepatnya dengan tabuhan rebana yang dimainkan. Aku memaksakan diri tersenyum, meski sebenarnya sungguh luar biasa rasanya. Padahal yang akan aku nikahi adalah wanita yang biasa bermain dengan ku sejak kecil. Namun, rasanya … deg degan guys. Siap nggak siap, menikah harus terjadi hari ini.

Aku disambut keluarga Abah Yai, Ustad Husni dan juga para pengajar pondok yang lain. Mereka tersenyum dan memelukku saat baru sampai di depan masjid. Aku membalasnya dengan senyuman termanis, lalu menengok pada gerombolan ibu ibu yang heboh memfotoku. Ada juga teman teman Emak di sawah yang sangat heboh bersalaman dengan Emak dan Bapak. Mungkin, menikahnya aku adalah prestasi yang benar benar luar biasa bagi Emak dan Bapak. Umur sudah kepala 3, jelas tak lagi muda untuk sebagian orang di desaku untuk menikah.

Aku sedikit celingukan, tak melihat ada Syarifah di sana. Sudah beb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status