Beranda / CEO / Jerat Kematian CEO Maut / 57. Makhluk yang Terbangun di Kegelapan

Share

57. Makhluk yang Terbangun di Kegelapan

Penulis: Aulia Hazuki
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-09 00:47:26

“Kamu sungguh bersedia?”

Mata Melvin langsung berkaca-kaca. Semua orang di dekat mereka bisa melihat bahwa dia tampak begitu terharu. Dia memandang Rissa dengan tatapan penuh cinta dan penuh pengharapan.

Rissa langsung mengangguk.

“Tentu, Melvin! Tentu saja!” katanya berulang-ulang. Ya, dia tentu saja tak akan menolak! Bagaimana mungkin dia menolak lamaran dari pria yang dicintainya?

Melvin lalu memeluk Rissa.

“Syukurlah, syukurlah!”

Keduanya lalu berpelukan erat. Melvin lalu menggendong Rissa dan memutarnya.

“Sayang, udah dong, malu dilihat orang!” seru Rissa di sela putaran. Dia tergelak kecil, berusaha menahan geli sekaligus rasa malu yang datang bersamaan. Dia segeramenoleh ke sekelilingnya, orang-orang di restoran sedang memandangi dia dan Melvin sambil tersenyum lebar.

Melvin tertawa tergelak.

“Aku nggak peduli! Aku sedang sangat bahagia sekarang!”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Kematian CEO Maut   58. Balas Dendam Si Monster

    “Aku tidak akan memaafkan mereka semua!”“AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN MEREKA LOLOS!”“Mereka tidak tahu apa yang akan menanti mereka ...”Augustus Johann telah kembali ke rumahnya. Para pelayannya langsung ketakutan dan bagai melihat hantu ketika dia muncul di halaman depan.Apalagi penampilannya saat itu sangatlah menakutkan. Karena lama terbenam dalam air laut, kulitnya menjadi agak berlendir. Mata hitamnya seolah tertutupi oleh selaput bening, dan tangannya juga berlendir. Bahkan setelah dia mandi pun, lendir dan selaput itu tak mau hilang. Semua itu lalu memberikan efek penampilannya menjadi dua kali lebih mengerikan.Belum lagi pakaiannya yang basah. Dia tidak melepaskan pakaiannya ketika keluar dari air, dan air laut membasahi setiap langkahnya ketika dia berjalan menuju rumahnya, meninggalkan jejak-jejak maut dan peringatan bahwa dia belum mati.Ketika dia membuka pintu rumah, Anton segera be

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-09
  • Jerat Kematian CEO Maut   59. Peringatan

    “Kamu serius, Sayang?!”“Kamu benar-benar lihat dia? Bukan orang yang mirip dia?”Daniela sedang bersama dengan Trevis di sebuah kafe kopi terkenal. Mereka memutuskan untuk bertemu sebelum pergi ke kantor masing-masing karena Trevis mengaku bahwa dia memiliki informasi yang penting.“Heiii, mana ada orang yang mirip dia? Mana mau orang punya penampilan macam dia, coba?!” Trevis malah balik bertanya.“Dan dia kelihatan dua kali lebih mengerikan sekarang, Dani! Kulitnya ... ih! Berlendir gitu tahu nggak? Mungkin karena dia tenggelam lama di dasar laut! Dan matanya ... matanya punya selaput kayak mata ikan!”Daniela segera memukul pelan tangannya.“Jangan nakut-nakutin ah!”“Kamu beneran lihat dia di jalan kan?”Trevis mendecakkan lidah.“Aku bener-bener lihat dia, Dani? Berapa kali harus aku bilang? Pokoknya aku yakin seratus persen kalo itu eman

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • Jerat Kematian CEO Maut   60. Rencana Mr. Jona

    “Baiklah,” kata Rissa akhirnya. Dia terlihat murung tapi juga berusaha menahan agar tidak terlalu kecewa.Melvin menggenggam tangannya.“Maaf ya, ini untuk yang terbaik,” katanya.Rissa mengangguk.“Aku tahu ini. Hanya saja ... aku nggak suka ini,” katanya.Melvin mengeratkan pegangannya.“Aku juga nggak suka. Siapa yang nggak suka pernikahannya ditunda?”Ya, karena kembalinya Augustus Johann, pernikahan Melvin dan Rissa akhirnya terpaksa diundur. Mereka tidak mau ambil resiko karena kemungkinan Mr. Johann tahu soal rencana pernikahan itu.“Dia pastilah masih nyasar kamu,” kata Melvin kemarin dengan cemas.“Setelah semua yang terjadi?” tanya Rissa dengan sangsi.Melvin mengedikkan bahu.“Aku yakin begitu. Pesona kamu ... agak sulit buat ditolak.”Rissa langsung salah tingkah.“Jangan aneh-an

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • Jerat Kematian CEO Maut   61. Datangnya Si Monster

    “Kamu serius, Sayang?” “Mr. Jona bener-bener punya rencana?” “Dan rencananya adalah dengan...” Rissa terlihat mual. Melvin menggenggam tangannya untuk menenangkannya. “Kelihatannya cuma itu satu-satunya cara, Rissa. Ada berbagai cara untuk memusnahkan vampir dari berbagai bangsa dan mitologi, tapi kelihatannya cara yang ayah pilih efektif. Aku punya firasat itu seratus persen efektif,” katanya. Dia berusaha membuat Rissa tidak takut lagi. Rissa mengangguk. Dia lalu memeluk dirinya sendiri. Dia masih merasa ngeri dengan rencana Mr. Jona. Dia tak mampu membayangkan Mr. Johann akan coba dimusnahkan dengan cara itu. Dia memang tidak pernah berusaha mencari tahu apa kelemahan vampir, atau bagaimana cara vampir bisa dimusnahkan. Toh hal itu tidak perlu. Dia menjalani kehidupan sebagai vampir yang damai selama ini. Setidaknya itu sebelum dia mengenal Mr. Johann. “Mr. Jona tahu soal itu dari buku?” tanyanya lagi, berniat mengore

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-11
  • Jerat Kematian CEO Maut   62. Serangan yang Bertubi-tubi

    Semua orang langsung berteriak.“Dia datang, dia datang!” jerit Daniela, langsung panik setengah mati. Apalagi saat dia melihat penampilan Augustus Johann! Betapa ngerinya dia ketika melihat mata hitamnya yang berselaput dan kulitnya yang berlendir ...Mr. Jona, Trevis dan orang-orangnya lalu mulai bersiap-siap. Mereka tidak ada waktu untuk merasa ketakutan lama-lama. Ketakutan mereka langsung mereka kubur dalam-dalam. Sekarang waktunya untuk berjuang demi nyawa mereka. “Serang!” seru Mr. Jona memberi aba-aba.“Hiyaaaa!!!” Orang-orang Trevis lalu segera menyerang orang-orang Mr. Johann.Mr. Johann tiba-tiba berkata.“Sekarang kalian melawanku, hah? Jonathan, jadi kau membelot, rupanya? Ha ha ha!” Dia memandang Mr. Jona dengan tatapan tajam dan menusuk.Mr. Jona berusaha agar tidak gentar walaupun dalam hati dia merasa ketakutan bukan main. Belum pernah dalam puluhan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Jerat Kematian CEO Maut   63. Wanita Misterius

    “AAAHHH!!!” jerit Rissa dan Daniela bersamaan. Mereka reflek menutup mata mereka bersamaan.Melvin dan Trevis langsung tanggap dan mereka segera menghampiri kekasih masing-masing, memeluknya, dan menutupi kejadian itu dari mereka.“Jangan lihat! Tutup mata kalian!” seru Melvin dan Trevis bersamaan. Kedua wanita itu segera menurutinya tanpa kata karena mereka juga tak ingin melihat kejadian itu. Kedua tangan mereka menutupi telinga, agar suara kematian Mr. Johann terblokir dari mereka.Mr. Johann membelalak ketika bilah kapak yang dingin itu sampai di lehernya. Untuk sedetik yang seolah seribu detik baginya, dia menyadari dengan terkejut dan ngeri akan apa yang terjadi.Detik berikutnya kepalanya menggelinding di lantai. Ekspresi wajahnya yang terkejut terpatri abadi. Mulutnya membuka dengan ngeri.“Astaga, astaga!!!” Mrs. Claudia terduduk di lantai, syok luar biasa melihat kejadian yang mengerikan i

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • Jerat Kematian CEO Maut   64. Peralihan Jabatan

    “Congrats, Rissa!!” seru Jovanka. Dia bertepuk tangan setelah sebelumnya memeluk Rissa dengan erat.“Ikut bahagia, Miss!!” seru Gita. Dia ikut memeluk Rissa setelah Jovanka.“Congrats, Miss ... Tapi ... Tapi Miss nggak bakalan ninggalin kita kan? I mean, Miss masih di sini kan setelah nikah?”Ifan mengusap hidungnya, dan membersit ingusnya. Semua orang langsung tertawa dibuatnya. Ifan menangis karena berita itu! Sosoknya yang melambai runtuh hari itu karena emosi mengambil alih dirinya.“Miss Ifan! Tentu aja aku bakal masih kerja di sini!” seru Rissa segera, tergelak geli melihat Ifan yang mendadak menjadi melankolis.“Masa iya aku langsung keluar kantor gara-gara nikah? Nggak dong. Dan aku terlalu sayang sama kalian semua sampai aku nggak bisa ninggalin kalian!” lanjutnya lalu memeluk Ifan dan berusaha menenangkannya.Ifan langsung terisak.“Huaaaa bagus

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • Jerat Kematian CEO Maut   65. Amplop Merah

    “Nope. Sekali lagi, nggak akan, Melvin.”“Kak aku bahkan belum bilang apa-apa!”“Tidak, aku tahu apa yang mau kau bilang, Melvin.”“Sudahlah, jangan ngomong basa-basi lagi. Aku nggak bakal iyain apa kata-kata kamu.“Ayolah, Kak.”“Please Kak. Ini bukan cuma demi aku. Ini demi kita semua.”“No.”“Demi kalian semua maksudnya? Aku nggak merasa diuntungkan dengan adanya hal ini.”Melvin menggigit bibirnya. Dia kembali berusaha bernegosiasi.“Kak, Papa udah berubah sekarang. Dia sudah bukan ayah yang kita kenal sebelumnya,” katanya.“Kakak harus lihat sendiri perubahannya buat percaya. Sumpah Kak aku nggak bohong!” lanjutnya.Dia harap-harap cemas mendengar balasan dari Aidan.“Udah aku bilang, aku nggak mau, Melvin. Tolong jangan memaksa,” kata Aidan segera.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14

Bab terbaru

  • Jerat Kematian CEO Maut   Epilog

    It's a beautiful night, we're looking for something dumb to doHey baby, I think I wanna marry youIs it the look in your eyes or is it this dancing juice?Who cares, baby, I think I wanna marry youWell, I know this little chapel on the boulevard we can goNo one will know, oh, come on girlWho cares if we're trashed, got a pocket full of cash we can blowShots of patron and it's on, girlDon't say no, no, no, no, noJust say yeah, yeah, yeah, yeah, yeahAnd we'll go, go, go, go, goIf you're ready, like I'm readySuara band mulai berkumandang di pesta pernikahan antara Daniela dan Trevis. Lagu-lagu yang dimainkan mereka rupanya adalah semua lagu-lagu pilihan Daniela dan Trevis! Semua tamu sangat menikmati lagu-lagu itu. Bahkan beberapa bergoyang sambil tertawa-tawa. Suasana pesta yang sangat meriah!Di atas panggung tampak Daniela dan Trevis duduk menghadap pa

  • Jerat Kematian CEO Maut   77. Akhir Bahagia

    Tiga hari sebelumnyaRissa tampak tidak tenang. Dia sudah mendengar bahwa anaknya telah selamat. Bahwa salah satu pelayan Mr. Johann telah membawa bayinya kembali ke Indonesia, jauh dari Angeline Johann yang telah menculiknya. Pelayan itu membawa anaknya dalam kondisi yang baik-baik saja. Ethan tidak kekurangan apa-apa satupun juga.Jika itu benar, maka itu adalah hal yang paling ditunggunya! Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan anaknya! Hatinya sangat sakit menahan kerinduan pada Ethan! Sudah berapa hari dan malam dilaluinya tanpa bersama Ethan ... Sudah berapa hari dilaluinya tanpa bisa mencium bayinya ... Dia sangat merindukan semua momen bersama bayinya!Maka siang itu ketika Mr. Jona kembali dari kantor, dia membawa pula Amelia yang sedang menggendong Ethan.“Rissa, Rissa! Lihat, ini Ethan!”Dia mendengar suara Mrs. Claudia memanggilnya. Dan hatinya langsung terasa terloncat dar

  • Jerat Kematian CEO Maut   76. Penyelidikan

    “Hai, Trevis!” Melvin memanggil sahabatnya yang baru keluar dari kantor ayahnya. Dia sendiri memang sedang berencana untuk menemui ayahnya saat dia bertemu Trevis. “Habis dari kantor ayah?” tanyanya. Dia melihat bahwa Trevis tampak habis melalukan pembicaraan yang cukup serius, dilihat dari raut wajahnya. Trevis mengangguk. “Yoi. Aku ke sini buat kasih abu si Angeline,” jelasnya. Melvin bersiul. “Ah! Ayah bilang kalo abunya bakal dilarung atau dibuang ke langit. Ide yang bagus,” katanya. Trevis mengangguk. Dia lalu bergidik membayangkan akan menemui abu Angeline yang jatuh dari langit. Dia bahkan tidak akan mau memegang abu Angeline. Itu seperti membayangkan dia masih ada, hanya saja dalam genggaman tangannya. “Semoga saja ayahmu tidak menyimpan abu itu. Hiiiy itu akan terlalu menakutkan.” Dia lalu memeluk dirinya sendiri, merasa ngeri. Melvin tergelak. “Bahkan dalam kematian pun dia masih bisa

  • Jerat Kematian CEO Maut   75. Kekalahan yang Indah

    CTASSS!!!Kapak itu berhasil mengenai leher Angeline! Melvin berhasil membunuh Angeline!Melvin memperhatikan dengan jantung seolah akan keluar dari dadanya ketika serangannya berhasil mengenai leher Angeline. Dan kali ini Angeline tidak berhasil lolos kembali dari serangannya!“Akhirnyaaa!!!” seru Trevis dengan lega. Dia lalu bangkit dari tubuh Angeline yang sudah tidak bergerak. Dia lalu terkapar di lantai, seperti kelelahan. Padahal yang letih adalah batinnya. Dia sudah muak bertarung tiada henti dengan Angeline yang sangat sulit untuk dikalahkan. Dia sudah sudah kesal dengan wanita itu yang tidak hentinya menyerang, berteriak, dan memaki.“Kau hebat, Melvin,” katanya.Melvin menggeleng, dia lalu ikut terduduk di sebelah Trevis.“Kita yang hebat,” katanya.“Dia bener-bener ... ampun deh nggak tahu lagi gimana ngomongnya,” kata Trevis sambil menggelengkan kepalanya. Dia membay

  • Jerat Kematian CEO Maut   74. Sebuah Pertarungan Tanpa Akhir

    DUAKKK!!!“Aaaargh!!!” seru Melvin segera. Dia memegangi kedua kakinya dengan ekspresi sangat kesakitan. Angeline baru saja memukul area di antara dua kakinya tepat saat dia sedang mengayunkan kapak padanya. Kapak itu lalu terjatuh berkelontang di lantai.“HA HA HA!!!” seru Angeline puas. Dia menatap Melvin dengan pandangan yang membara.“KAU PIKIR KAU AKAN BISA MEMBUNUHKU?!”“Mimpi saja kau!!!”“Tak akan aku biarkan aku mati semudah itu!!!”Trevis segera menghampiri Melvin. Tapi sebelumnya dia menampar Angeline.PLAKKK!!!Tawa Angeline langsung berhenti. Dia menatap Trevis dengan pandangan marah bukan main.“DIAM KAU!!!” seru Trevis hilang kesabaran.Angeline menggerung.“BERANINYA KAU MENAMPARKU!”Trevis meledak marah. Dia sudah tidak sabar lagi dengan pertarungan yang seakan tidak ada habisnya ini

  • Jerat Kematian CEO Maut   73. Pertarungan Yang Sengit

    “Mr. Jona! Kami menemukan keberadaan Angeline Johann!” seru salah satu bawahan Mr. Jona.Ada dua orang yang sedang berdiri di hadapan Mr. Jona sekarang. Dua orang itu sedang memberikan laporan pada bos mereka itu.Mr. Jona langsung berdiri. Ekspresi wajahnya tampak terkejut sekaligus senang.“Benarkah?! Di mana?” tanyanya segera.“Di Volkshotel Amsterdam, Pak!” jawab bawahannya segera.“Kami tahu ini dari Frida Gustav! Dia adalah bawahan dari Mr. Johann dan Angeline Johann!” lanjut mereka dengan segera.Ya, sambil menunggu kepulangan Melvin dan Trevis, Mr. Jona telah mengutus para bawahannya untuk mencari keberadaan Angeline. Mereka akhirnya mendapatkan informasi dari Frida, yang memberi informasi kepada mereka dengan senang hati. Ya, Frida telah memutuskan untuk berkhianat dari Angeline! Dia sudah muak menuruti segala perintah dari Angeline.Dia selalu berkomunikasi secara

  • Jerat Kematian CEO Maut   72. Misi Penyelamatan

    “Apa!?”“Anda bercanda kan, Dokter?” Mrs. Claudia langsung histeris. Dia segera memandang Rissa yang masih tertidur dengan nyenyaknya. Dia tidak tahu bahwa semua orang sedang membicarakannya.Dokter Andreas menggeleng. Dia memandang Mrs. Claudia, lalu memandang Rissa, dan balik memandang Mrs. Claudia sekali lagi.“Sayangnya saya tidak sedang bercanda dan tidak mungkin saya bercanda soal ini. Miss Rissa kemungkinan besar akan mati jika keadaan dia seperti ini terus. Energi hidupnya sudah habis. Dia tak mungkin bertahan jika seperti ini keadaannya. Dia perlu asupan energi untuk bertahan hidup.”“Dan saya tak mungkin terus-menerus memberikan darah padanya lewat infus. Dia harus makan dan minum,” lanjutnya.Memang, untuk sementara waktu Dokter Andreas memasang infus pada Rissa dengan isi darah. Hal itu cukup menopang hidup Rissa untuk sementara waktu.Wajah Daniela memucat.&ld

  • Jerat Kematian CEO Maut   71. Rissa Akan Mati!

    “Lama sekali!!”Angeline menggerutu sambil melihat ke arah jam tangannya. Di sebelahnya, Amelia dengan gugup terus melihat dirinya dan sekelilingnya sambil menggendong Ethan yang terus menangis.Angeline menggeram.“Tidak bisakah kau membuat dia berhenti menangis?” tanyanya dengan kesal.Amelia langsung terlihat gugup.“Sa ... saya tidak tahu apa yang membuat dia menangis!” katanya terbata-bata.Orang-orang mulai melihat ke arah mereka. Untung saat itu Angeline memilih untuk menggunakan kacamata hitam sehingga tidak ada yang tahu keanehan matanya.Angeline menggeram. Pastilah saat itu mereka terlihat seperti ibu dan baby sitternya yang sedang ribut di bandara! Dia sama sekali tidak ingin menarik perhatian saat itu. Tapi Ethan justru sudah menarik perhatian pada mereka sekarang! Betapa kesalnya Angeline saat itu!“Jangan terlalu menarik perhatian, Amelia!” serunya kembali,

  • Jerat Kematian CEO Maut   70. Rencana Angeline

    “Ethan? Ethan?! Di mana kamu, Nak?”Rissa memanggil anaknya berulang kali. Dia merasa gelisah sekali. Dan entah kenapa, ketakutan. Dia ingat bahwa dia tak pernah setakut ini dalam hidupnya. Seolah kejadian buruk sedang terjadi pada dirinya, atau sedang akan terjadi.Siang itu Rissa bermimpi aneh sekali. Dia berada di sebuah ruangan kosong yang tidak dikenalnya. Ruangan itu seluruhnya berwarna putih bersih. Dia tidak menyukai ruangan itu. Ketika dia mengeluarkan suara, gaungnya langsung terdengar ke seluruh ruangan dengan volume dua kali lipat lebih keras. Ruang itu juga menguarkan aura yang meresahkan. Rissa pernah bermimpi seperti ini sebelumnya dan dia tidak menyukai mimpi itu. Mimpi itu selalu merupakan pertanda buruk baginya.Dia tidak tahu bagaimana dia bisa berada di ruangan itu. Seingatnya tadi sebelum tertidur dia masih berada di kamar, bersama Ethan yang sedang menyusu padanya. Satu-satunya yang ada di ruangan itu

DMCA.com Protection Status