Beranda / CEO / Jerat Kematian CEO Maut / 60. Rencana Mr. Jona

Share

60. Rencana Mr. Jona

Penulis: Aulia Hazuki
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-10 20:49:55

“Baiklah,” kata Rissa akhirnya. Dia terlihat murung tapi juga berusaha menahan agar tidak terlalu kecewa.

Melvin menggenggam tangannya.

“Maaf ya, ini untuk yang terbaik,” katanya.

Rissa mengangguk.

“Aku tahu ini. Hanya saja ... aku nggak suka ini,” katanya.

Melvin mengeratkan pegangannya.

“Aku juga nggak suka. Siapa yang nggak suka pernikahannya ditunda?”

Ya, karena kembalinya Augustus Johann, pernikahan Melvin dan Rissa akhirnya terpaksa diundur. Mereka tidak mau ambil resiko karena kemungkinan Mr. Johann tahu soal rencana pernikahan itu.

“Dia pastilah masih nyasar kamu,” kata Melvin kemarin dengan cemas.

“Setelah semua yang terjadi?” tanya Rissa dengan sangsi.

Melvin mengedikkan bahu.

“Aku yakin begitu. Pesona kamu ... agak sulit buat ditolak.”

Rissa langsung salah tingkah.

“Jangan aneh-an

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Kematian CEO Maut   61. Datangnya Si Monster

    “Kamu serius, Sayang?” “Mr. Jona bener-bener punya rencana?” “Dan rencananya adalah dengan...” Rissa terlihat mual. Melvin menggenggam tangannya untuk menenangkannya. “Kelihatannya cuma itu satu-satunya cara, Rissa. Ada berbagai cara untuk memusnahkan vampir dari berbagai bangsa dan mitologi, tapi kelihatannya cara yang ayah pilih efektif. Aku punya firasat itu seratus persen efektif,” katanya. Dia berusaha membuat Rissa tidak takut lagi. Rissa mengangguk. Dia lalu memeluk dirinya sendiri. Dia masih merasa ngeri dengan rencana Mr. Jona. Dia tak mampu membayangkan Mr. Johann akan coba dimusnahkan dengan cara itu. Dia memang tidak pernah berusaha mencari tahu apa kelemahan vampir, atau bagaimana cara vampir bisa dimusnahkan. Toh hal itu tidak perlu. Dia menjalani kehidupan sebagai vampir yang damai selama ini. Setidaknya itu sebelum dia mengenal Mr. Johann. “Mr. Jona tahu soal itu dari buku?” tanyanya lagi, berniat mengore

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-11
  • Jerat Kematian CEO Maut   62. Serangan yang Bertubi-tubi

    Semua orang langsung berteriak.“Dia datang, dia datang!” jerit Daniela, langsung panik setengah mati. Apalagi saat dia melihat penampilan Augustus Johann! Betapa ngerinya dia ketika melihat mata hitamnya yang berselaput dan kulitnya yang berlendir ...Mr. Jona, Trevis dan orang-orangnya lalu mulai bersiap-siap. Mereka tidak ada waktu untuk merasa ketakutan lama-lama. Ketakutan mereka langsung mereka kubur dalam-dalam. Sekarang waktunya untuk berjuang demi nyawa mereka. “Serang!” seru Mr. Jona memberi aba-aba.“Hiyaaaa!!!” Orang-orang Trevis lalu segera menyerang orang-orang Mr. Johann.Mr. Johann tiba-tiba berkata.“Sekarang kalian melawanku, hah? Jonathan, jadi kau membelot, rupanya? Ha ha ha!” Dia memandang Mr. Jona dengan tatapan tajam dan menusuk.Mr. Jona berusaha agar tidak gentar walaupun dalam hati dia merasa ketakutan bukan main. Belum pernah dalam puluhan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Jerat Kematian CEO Maut   63. Wanita Misterius

    “AAAHHH!!!” jerit Rissa dan Daniela bersamaan. Mereka reflek menutup mata mereka bersamaan.Melvin dan Trevis langsung tanggap dan mereka segera menghampiri kekasih masing-masing, memeluknya, dan menutupi kejadian itu dari mereka.“Jangan lihat! Tutup mata kalian!” seru Melvin dan Trevis bersamaan. Kedua wanita itu segera menurutinya tanpa kata karena mereka juga tak ingin melihat kejadian itu. Kedua tangan mereka menutupi telinga, agar suara kematian Mr. Johann terblokir dari mereka.Mr. Johann membelalak ketika bilah kapak yang dingin itu sampai di lehernya. Untuk sedetik yang seolah seribu detik baginya, dia menyadari dengan terkejut dan ngeri akan apa yang terjadi.Detik berikutnya kepalanya menggelinding di lantai. Ekspresi wajahnya yang terkejut terpatri abadi. Mulutnya membuka dengan ngeri.“Astaga, astaga!!!” Mrs. Claudia terduduk di lantai, syok luar biasa melihat kejadian yang mengerikan i

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • Jerat Kematian CEO Maut   64. Peralihan Jabatan

    “Congrats, Rissa!!” seru Jovanka. Dia bertepuk tangan setelah sebelumnya memeluk Rissa dengan erat.“Ikut bahagia, Miss!!” seru Gita. Dia ikut memeluk Rissa setelah Jovanka.“Congrats, Miss ... Tapi ... Tapi Miss nggak bakalan ninggalin kita kan? I mean, Miss masih di sini kan setelah nikah?”Ifan mengusap hidungnya, dan membersit ingusnya. Semua orang langsung tertawa dibuatnya. Ifan menangis karena berita itu! Sosoknya yang melambai runtuh hari itu karena emosi mengambil alih dirinya.“Miss Ifan! Tentu aja aku bakal masih kerja di sini!” seru Rissa segera, tergelak geli melihat Ifan yang mendadak menjadi melankolis.“Masa iya aku langsung keluar kantor gara-gara nikah? Nggak dong. Dan aku terlalu sayang sama kalian semua sampai aku nggak bisa ninggalin kalian!” lanjutnya lalu memeluk Ifan dan berusaha menenangkannya.Ifan langsung terisak.“Huaaaa bagus

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • Jerat Kematian CEO Maut   65. Amplop Merah

    “Nope. Sekali lagi, nggak akan, Melvin.”“Kak aku bahkan belum bilang apa-apa!”“Tidak, aku tahu apa yang mau kau bilang, Melvin.”“Sudahlah, jangan ngomong basa-basi lagi. Aku nggak bakal iyain apa kata-kata kamu.“Ayolah, Kak.”“Please Kak. Ini bukan cuma demi aku. Ini demi kita semua.”“No.”“Demi kalian semua maksudnya? Aku nggak merasa diuntungkan dengan adanya hal ini.”Melvin menggigit bibirnya. Dia kembali berusaha bernegosiasi.“Kak, Papa udah berubah sekarang. Dia sudah bukan ayah yang kita kenal sebelumnya,” katanya.“Kakak harus lihat sendiri perubahannya buat percaya. Sumpah Kak aku nggak bohong!” lanjutnya.Dia harap-harap cemas mendengar balasan dari Aidan.“Udah aku bilang, aku nggak mau, Melvin. Tolong jangan memaksa,” kata Aidan segera.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Jerat Kematian CEO Maut   66. Tarian Seribu Putaran

    “Cheers!”“Untuk pasangan Melvin dan Rissa!”“Cheers!” Semua orang segera berseru mengikuti Aidan.Pernikahan antara Melvin dan Rissa sedang berlangsung. Acara itu sangat megah dan meriah. Seribu orang undangan datang ke acara itu. Semua keluarga dan teman Rissa, semua kolega di JW Company, semua keluarga dan teman Melvin, dan beberapa kolega Melvin di JW Company. Seluruh jajaran eksekutif JW Company juga turut diundang untuk hadir.“Kamu cantik sekali, kekasihku,” kata Melvin saat Rissa sampai di tempatnya berdiri di depan altar.Rissa tersenyum padanya.“Terima kasih. Kamu juga sempurna, Sayang. Oh astaga! Aku bahagia sekali!” kata Rissa tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya yang meluap-luap.Rissa mengenakan gaun pernikahan yang dulu dibeli sebelum adanya rencana pernikahan pura-pura untuk menjebak Augustus Johann. Gaun itu sangat pantas dipakainya

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Jerat Kematian CEO Maut   67. Ancaman Terselubung

    “Oh, kau tertarik ke sana juga?” tanya Aidan pada Melvin.Melvin tersenyum.“Rissa nih yang kepingin ke sana. Gara-gara kartu posmu Kak! Ha ha ha!”Rissa langsung salah tingkah.“Lho emang nggak boleh?”Melvin tertawa.“Siapa yang bilang nggak boleh? Jadi Kak, apakah desanya sebagus yang ada di kartu pos?” tanyanya.Aidan terkekeh.“Bahkan lebih bagus! Bener-bener recommended pokoknya!”“Gianna sering banget jalan-jalan ke jalan utamanya tuh,” katanya.Gianna lalu tersenyum.“Emang sebagus itu kok jalannya! Pokoknya betah banget di sana! Terus kalian bisa lihat perkebunan anggur, desa-desa yang cantik dan ...”“Wow wow cukup Gianna! Nanti kami nggak kaget lagi waktu sampe di sana!” Melvin lalu tergelak.Gianna tertawa.“Pokoknya nanti aku rekomendasiin destinasi wisata di

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Jerat Kematian CEO Maut   68. Rencana Angeline

    “Ethan Wirawan,” kata Melvin dengan bangga.“Nama yang indah, bukan?” lanjutnya.Rissa mengangguk.“Aku suka nama itu. Suka sekali,” katanya.Rissa menimang bayinya dengan penuh rasa sayang.“Lihat Papa, tuh, Ethan,” katanya sambil menunjuk Melvin. Melvin lalu melambaikan tangannya di depan anaknya, lalu membuat ekspresi wajah lucu. Tiba-tiba Ethan langsung menangis.Rissa langsung mencela suaminya.“Tuh lihat, Ethan jadi nangis kan. Dia nggak suka tuh digodain kayak gitu,” katanya.Melvin tergelak.“Ah itu mah bisa-bisanya dia aja. Kemarin dia aku gituin ketawa kok,” katanya membela diri.Rissa memeletkan lidahnya.“Tapi lihat sekarang dia nggak suka.”Melvin kembali tergelak.Kehidupan pernikahannnya dengan Rissa sudah berjalan selama satu tahun dan mereka langsung dikaruniai seorang anak laki-l

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15

Bab terbaru

  • Jerat Kematian CEO Maut   Epilog

    It's a beautiful night, we're looking for something dumb to doHey baby, I think I wanna marry youIs it the look in your eyes or is it this dancing juice?Who cares, baby, I think I wanna marry youWell, I know this little chapel on the boulevard we can goNo one will know, oh, come on girlWho cares if we're trashed, got a pocket full of cash we can blowShots of patron and it's on, girlDon't say no, no, no, no, noJust say yeah, yeah, yeah, yeah, yeahAnd we'll go, go, go, go, goIf you're ready, like I'm readySuara band mulai berkumandang di pesta pernikahan antara Daniela dan Trevis. Lagu-lagu yang dimainkan mereka rupanya adalah semua lagu-lagu pilihan Daniela dan Trevis! Semua tamu sangat menikmati lagu-lagu itu. Bahkan beberapa bergoyang sambil tertawa-tawa. Suasana pesta yang sangat meriah!Di atas panggung tampak Daniela dan Trevis duduk menghadap pa

  • Jerat Kematian CEO Maut   77. Akhir Bahagia

    Tiga hari sebelumnyaRissa tampak tidak tenang. Dia sudah mendengar bahwa anaknya telah selamat. Bahwa salah satu pelayan Mr. Johann telah membawa bayinya kembali ke Indonesia, jauh dari Angeline Johann yang telah menculiknya. Pelayan itu membawa anaknya dalam kondisi yang baik-baik saja. Ethan tidak kekurangan apa-apa satupun juga.Jika itu benar, maka itu adalah hal yang paling ditunggunya! Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan anaknya! Hatinya sangat sakit menahan kerinduan pada Ethan! Sudah berapa hari dan malam dilaluinya tanpa bersama Ethan ... Sudah berapa hari dilaluinya tanpa bisa mencium bayinya ... Dia sangat merindukan semua momen bersama bayinya!Maka siang itu ketika Mr. Jona kembali dari kantor, dia membawa pula Amelia yang sedang menggendong Ethan.“Rissa, Rissa! Lihat, ini Ethan!”Dia mendengar suara Mrs. Claudia memanggilnya. Dan hatinya langsung terasa terloncat dar

  • Jerat Kematian CEO Maut   76. Penyelidikan

    “Hai, Trevis!” Melvin memanggil sahabatnya yang baru keluar dari kantor ayahnya. Dia sendiri memang sedang berencana untuk menemui ayahnya saat dia bertemu Trevis. “Habis dari kantor ayah?” tanyanya. Dia melihat bahwa Trevis tampak habis melalukan pembicaraan yang cukup serius, dilihat dari raut wajahnya. Trevis mengangguk. “Yoi. Aku ke sini buat kasih abu si Angeline,” jelasnya. Melvin bersiul. “Ah! Ayah bilang kalo abunya bakal dilarung atau dibuang ke langit. Ide yang bagus,” katanya. Trevis mengangguk. Dia lalu bergidik membayangkan akan menemui abu Angeline yang jatuh dari langit. Dia bahkan tidak akan mau memegang abu Angeline. Itu seperti membayangkan dia masih ada, hanya saja dalam genggaman tangannya. “Semoga saja ayahmu tidak menyimpan abu itu. Hiiiy itu akan terlalu menakutkan.” Dia lalu memeluk dirinya sendiri, merasa ngeri. Melvin tergelak. “Bahkan dalam kematian pun dia masih bisa

  • Jerat Kematian CEO Maut   75. Kekalahan yang Indah

    CTASSS!!!Kapak itu berhasil mengenai leher Angeline! Melvin berhasil membunuh Angeline!Melvin memperhatikan dengan jantung seolah akan keluar dari dadanya ketika serangannya berhasil mengenai leher Angeline. Dan kali ini Angeline tidak berhasil lolos kembali dari serangannya!“Akhirnyaaa!!!” seru Trevis dengan lega. Dia lalu bangkit dari tubuh Angeline yang sudah tidak bergerak. Dia lalu terkapar di lantai, seperti kelelahan. Padahal yang letih adalah batinnya. Dia sudah muak bertarung tiada henti dengan Angeline yang sangat sulit untuk dikalahkan. Dia sudah sudah kesal dengan wanita itu yang tidak hentinya menyerang, berteriak, dan memaki.“Kau hebat, Melvin,” katanya.Melvin menggeleng, dia lalu ikut terduduk di sebelah Trevis.“Kita yang hebat,” katanya.“Dia bener-bener ... ampun deh nggak tahu lagi gimana ngomongnya,” kata Trevis sambil menggelengkan kepalanya. Dia membay

  • Jerat Kematian CEO Maut   74. Sebuah Pertarungan Tanpa Akhir

    DUAKKK!!!“Aaaargh!!!” seru Melvin segera. Dia memegangi kedua kakinya dengan ekspresi sangat kesakitan. Angeline baru saja memukul area di antara dua kakinya tepat saat dia sedang mengayunkan kapak padanya. Kapak itu lalu terjatuh berkelontang di lantai.“HA HA HA!!!” seru Angeline puas. Dia menatap Melvin dengan pandangan yang membara.“KAU PIKIR KAU AKAN BISA MEMBUNUHKU?!”“Mimpi saja kau!!!”“Tak akan aku biarkan aku mati semudah itu!!!”Trevis segera menghampiri Melvin. Tapi sebelumnya dia menampar Angeline.PLAKKK!!!Tawa Angeline langsung berhenti. Dia menatap Trevis dengan pandangan marah bukan main.“DIAM KAU!!!” seru Trevis hilang kesabaran.Angeline menggerung.“BERANINYA KAU MENAMPARKU!”Trevis meledak marah. Dia sudah tidak sabar lagi dengan pertarungan yang seakan tidak ada habisnya ini

  • Jerat Kematian CEO Maut   73. Pertarungan Yang Sengit

    “Mr. Jona! Kami menemukan keberadaan Angeline Johann!” seru salah satu bawahan Mr. Jona.Ada dua orang yang sedang berdiri di hadapan Mr. Jona sekarang. Dua orang itu sedang memberikan laporan pada bos mereka itu.Mr. Jona langsung berdiri. Ekspresi wajahnya tampak terkejut sekaligus senang.“Benarkah?! Di mana?” tanyanya segera.“Di Volkshotel Amsterdam, Pak!” jawab bawahannya segera.“Kami tahu ini dari Frida Gustav! Dia adalah bawahan dari Mr. Johann dan Angeline Johann!” lanjut mereka dengan segera.Ya, sambil menunggu kepulangan Melvin dan Trevis, Mr. Jona telah mengutus para bawahannya untuk mencari keberadaan Angeline. Mereka akhirnya mendapatkan informasi dari Frida, yang memberi informasi kepada mereka dengan senang hati. Ya, Frida telah memutuskan untuk berkhianat dari Angeline! Dia sudah muak menuruti segala perintah dari Angeline.Dia selalu berkomunikasi secara

  • Jerat Kematian CEO Maut   72. Misi Penyelamatan

    “Apa!?”“Anda bercanda kan, Dokter?” Mrs. Claudia langsung histeris. Dia segera memandang Rissa yang masih tertidur dengan nyenyaknya. Dia tidak tahu bahwa semua orang sedang membicarakannya.Dokter Andreas menggeleng. Dia memandang Mrs. Claudia, lalu memandang Rissa, dan balik memandang Mrs. Claudia sekali lagi.“Sayangnya saya tidak sedang bercanda dan tidak mungkin saya bercanda soal ini. Miss Rissa kemungkinan besar akan mati jika keadaan dia seperti ini terus. Energi hidupnya sudah habis. Dia tak mungkin bertahan jika seperti ini keadaannya. Dia perlu asupan energi untuk bertahan hidup.”“Dan saya tak mungkin terus-menerus memberikan darah padanya lewat infus. Dia harus makan dan minum,” lanjutnya.Memang, untuk sementara waktu Dokter Andreas memasang infus pada Rissa dengan isi darah. Hal itu cukup menopang hidup Rissa untuk sementara waktu.Wajah Daniela memucat.&ld

  • Jerat Kematian CEO Maut   71. Rissa Akan Mati!

    “Lama sekali!!”Angeline menggerutu sambil melihat ke arah jam tangannya. Di sebelahnya, Amelia dengan gugup terus melihat dirinya dan sekelilingnya sambil menggendong Ethan yang terus menangis.Angeline menggeram.“Tidak bisakah kau membuat dia berhenti menangis?” tanyanya dengan kesal.Amelia langsung terlihat gugup.“Sa ... saya tidak tahu apa yang membuat dia menangis!” katanya terbata-bata.Orang-orang mulai melihat ke arah mereka. Untung saat itu Angeline memilih untuk menggunakan kacamata hitam sehingga tidak ada yang tahu keanehan matanya.Angeline menggeram. Pastilah saat itu mereka terlihat seperti ibu dan baby sitternya yang sedang ribut di bandara! Dia sama sekali tidak ingin menarik perhatian saat itu. Tapi Ethan justru sudah menarik perhatian pada mereka sekarang! Betapa kesalnya Angeline saat itu!“Jangan terlalu menarik perhatian, Amelia!” serunya kembali,

  • Jerat Kematian CEO Maut   70. Rencana Angeline

    “Ethan? Ethan?! Di mana kamu, Nak?”Rissa memanggil anaknya berulang kali. Dia merasa gelisah sekali. Dan entah kenapa, ketakutan. Dia ingat bahwa dia tak pernah setakut ini dalam hidupnya. Seolah kejadian buruk sedang terjadi pada dirinya, atau sedang akan terjadi.Siang itu Rissa bermimpi aneh sekali. Dia berada di sebuah ruangan kosong yang tidak dikenalnya. Ruangan itu seluruhnya berwarna putih bersih. Dia tidak menyukai ruangan itu. Ketika dia mengeluarkan suara, gaungnya langsung terdengar ke seluruh ruangan dengan volume dua kali lipat lebih keras. Ruang itu juga menguarkan aura yang meresahkan. Rissa pernah bermimpi seperti ini sebelumnya dan dia tidak menyukai mimpi itu. Mimpi itu selalu merupakan pertanda buruk baginya.Dia tidak tahu bagaimana dia bisa berada di ruangan itu. Seingatnya tadi sebelum tertidur dia masih berada di kamar, bersama Ethan yang sedang menyusu padanya. Satu-satunya yang ada di ruangan itu

DMCA.com Protection Status