Share

BAB 26

Penulis: IKYURA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-03 21:39:55

Julia berusaha untuk memejamkan matanya sejak tadi, namun kenyataannya gagal. Pesan yang sudah bermenit-menit yang lalu dikirimkan oleh Yudhistira sengaja tidak dibalasnya, tapi anehnya dia sendiri yang justru merasa kesal.

Ada banyak pertanyaan yang melintasi pikiran Julia sekarang. Apakah Yudhistira pergi menemui perempuan itu? Atau dia sedang berkencan dengannya? Candle light dinner, mungkin?

Julia menggulirkan badannya dengan kesal. Perempuan itu lantas mengubah posisinya menjadi duduk, lalu mendesah panjang. Dia perlu pengalihan sekarang dari kekesalannya yang diakibatkan oleh dirinya sendiri.

Saat pikirannya sedang kacau, ponselnya berkedip kembali. Cepat-cepat Julia meraih ponselnya, berharap jika pesan itu dari Yudhistira. Tapi ternyata pesan itu dari Nicolas, dan perempuan itu merasa kecewa.

[Papa: Papa lagi jalan-jalan di sawah, Nduk. Kamu nggak mau pulang, ya?]

Lalu di bawahnya ada sebuah foto yang dikirim oleh ayahnya.

[Papa: Send a photo.]

Seketika Julia membelalak. "Ya a
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 27

    "Kamu sengaja ngerjain Nak Yudhistira, ya Nduk?"Julia yang baru saja bergabung dengan ayahnya di teras belakang rumah, lantas mengerutkan keningnya.Kedua tangannya membawa sebuah nampan yang berisikan wedang rempah dan pisang goreng di atas piring. Ritual pagi yang selalu dilakukan Nicolas sebelum memulai aktivitasnya, sembari menikmati sejuknya pemandangan sawah di dekat rumahnya."Hah? Maksudnya gimana, Pa?""Baju yang dipakai Nak Yudhistira itu kekecilan, Nduk. Kamu bisa, kan tanya sama Papa ada baju atau nggak. Papa bisa pinjamkan."Julia sontak tertawa. "Dia sendiri yang mau, kok Pa. Lagian Papa memangnya ada baju baru?""Setidaknya Papa ada baju yang ukurannya besar, Nduk."Malah kelihatan imut, kan?" jawab Julia diiringi dengan tawa.Perempuan itu lantas meraih cangkirnya, ikut menikmati wedang rempah yang baru saja dibuatnya."Jadi…?"Nicolas sengaja menggantung ucapannya dan hal itu membuat Julia lantas menoleh. "Jadi apa, Pa?""Kamu sama Nak Yudhistira gimana?"Dan sedetik

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 28

    JULIA baru saja keluar dari kamarnya setelah selesai bersiap-siap pagi itu. Di depan teras rumahnya, ternyata Yudhistira dan Nicolas sudah menunggunya.“Lama banget, sih Nduk? Udah cantik, kok. Nak Yudhistira yakin, deh nggak bakalan berpaling,” ujar Nicolas bermaksud menggodai anaknya.“Papa!”Dengan setelan blouse warna putih tanpa lengan dan celana jeans pendek di atas lutut. Julia terlihat begitu cantik dan memesona. Ditambah lagi rambutnya yang sengaja digerai begitu saja, juga topi dan kacamata yang dikenakannya.“Om, kami berangkat dulu, ya? Setelah jalan-jalan ini, kami langsung balik ke hotel dan bertolak ke Jakarta.”“Iya, Nak Yudhistira. Terima kasih sudah mau mampir ke sini. Om minta tolong sekalian jagain Julia, ya? Titip dia, tolong dibahagiakan sekalian kalau bisa.”Julia seketika membelalak. “Pa…”“Insya Allah, Om. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukannya.”“Terima kasih.”Keduanya lantas melangkah mendekati mobil yang kini terparkir di depan rumah. Yud

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 29

    "Jadi?"Yudhistira mengerutkan keningnya saat tiba-tiba ketiga sahabatnya menyambangi ruangannya. Arjuna menarik kursi yang ada di depan meja, lalu kedua sahabatnya yang lain duduk di sofa dengan tatapannya tertuju pada Yudhistira."Apaan, sih kalian bertiga? Nggak ada kerjaan?""Ada lah! Gue nggak mungkin segabut lo yang suka memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Tapi nginterogasi lo, juga nggak kalah penting kalau sekarang!” Yudhistira mendesah pelan. Dia lantas melonggarkan ikatan dasinya, lalu bangkit dari duduknya sembari menatap ke arah ketiga sahabatnya itu."Kalian mau nginterogasi apaan sama gue?" tanya Yudhistira masih berusaha tenang."Gue denger dari J, lo ketemu sama Lalisa? Beneran?”“Hm-mm.”“Terus cewek itu bukan dia, kan?" tanya Bayusuta penuh selidik."Gue masih cukup warasa untuk nggak—"Namun belum Yudhistira melanjutkan ucapannya, pintu ruangannya sudah lebih dulu diketuk seseorang. Semua perhatian kini teralihkan ke arah pintu, bersamaan dengan Julia yang mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 30

    [Aditya: Sayang, nggak lupa, kan kalau besok Mama ulang tahun? Mama ngadain pesta kecil-kecilan di rumah. Besok aku jemput jam 7, ya?]Lalu di bawahnya, sebuah pesan dari Karina muncul tak berselang lama.[Karina: Mbak Julie, temenin nyari kado buat Mama, yuk! Kangen banget udah lama nggak ketemu.]Alih-alih membalas pesan Aditya, Julia justru memilih untuk membalas pesan Karina.[Julie: Boleh, tapi Mbak nggak bawa mobil, Rin. Kamu jemput Mbak di kantor, ya?][Karina: OKE BANGET DONG! Kali aja aku bisa ketemu sama Mas Yudhistira, ya kan? Aku kangen sama dia jugaaaak!][Julie: Anak kecil jangan genit, ah!][Karina: Ini nggak genit, Mbak. Tapi orang-orang menyebutnya usaha. Sekarang zaman emansipasi wanita. Kalau aku nggak jemput bola, bisa-bisa bolanya diambil duluan!][Julie: Dia terlalu tua buat kamu, Rin.][Karina: Gapapa, Mbak. Emang lagi zamannya, kan banyak sugar baby bertebaran?][Julie: Kamu mau jadi sugar baby-nya dia?][Karina: WKWKWK, kalo sugar daddy-nya seganteng dan se-ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 31

    "Mbak, Mas Yudhistira barusan DM aku.""Hah? DM apaan emangnya?""Mau nyusul ke sini katanya," ujar perempuan itu dengan tenang.Julia seketika membelalak. "Terus kamu iyain?"Karina mengedikkan bahunya. "Iya. Habisan ganteng. Terus tanya-tanya gitu aku lagi di mana. Aku jawab aja lagi di sini."Julia kembali menyesap minumannya, tidak percaya dengan ucapan Karina barusan. Entah mengapa dia sedikit kesal lantaran Karina bisa sedekat itu dengan Yudhistira. Dia jadi penasaran sejauh apa hubungan mereka."Kamu sering kontak-kontakan sama Pak Yudhistira, ya Rin?" tanya Julia senormal mungkin."Lumayan, Mbak. Mas Yudhistira itu kalau kutebak orangnya suka gabut, deh. Dia suka lihat-lihat story di akunku gitu.""Oh ya?"Karina mengangguk cepat. "Mbak Julia jarang banget bikin story, sih. Coba deh, sesekali bikin. Kali aja nanti dilihatin sama Mas Yudhistira.""Biar apa?""Biar Mbak tahu kalau Mas Yudhistira itu segabut itu," jawab Karina sembari terkekeh.Tidak ada yang bersuara setelahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 32

    Sepanjang perjalanan menuju apartemen, mobil yang dikendarai mereka melaju dengan kecepatan pelan. Mengingat bahwa hujan sedang turun deras-derasnya, ditambah lagi petir yang menggelegar. Yudhistira tidak ingin mengambil resiko.“Saya heran, kenapa Tuhan mengabulkan doanya Bapak dengan mudahnya, sih?” protes perempuan itu, masih saja tidak terima.“Doa cowok yang teraniaya itu biasanya gampang terkabulnya, Julie.” Yudhistira terkekeh. “Kenapa kamu kayak nggak suka banget berlama-lamaan sama saya, sih?”“Nggak gitu!” protesnya tak terima. “Lagian, siapa yang menganiaya Bapak, coba?”“Siapa lagi kalau bukan cewek yang sekarang lagi menggantungkan perasaan saya?”Seketika Julia membelalak. Dia sadar bahwa ucapan Yudhistira ini meskipun terdengar hanya bercanda, tapi Julia tahu jika pria itu sengaja menyindirnya.“Sindir terooooos!” sungut perempuan itu kesal.Sementara Yudhistira hanya tertawa, sambil sesekali mendaratkan kecupan singkat di punggung tangan Julia. “Bercanda, Sayang…”Sete

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 33

    Kesalahan besar yang telah dilakukan Yudhistira hari ini terlalu banyak.Seperti…Dia berdoa agar hujan, dia lupa membawa mobilnya ke bengkel hingga akhirnya mobil miliknya mogok, lalu membiarkan Julia hujan-hujanan, dan terakhir dia membawa perempuan itu ke apartemennya.Entah sudah berapa kali Yudhistira mengutuk dalam hatinya. Julia yang terlihat seperti sedang menggodanya saat ini, membuat suasana di sekitarnya semakin memanas. Padahal dia sangat yakin jika di luar sana hujan sedang turun deras-derasnya.“Julie, kenapa nggak pakai celananya?”Julia berjalan dengan hanya mengenakan kemeja kebesaran milik Yudhistira yang menutupi kakinya sebatas paha.“Celana Bapak kedodoran pas saya pakai, Pak. Padahal udah saya ikat kencang tali kolornya,” sungut perempuan itu lirih.“Terus? Kamu mau berkeliaran di apartemen saya dengan…” Yudhistira menggeleng sekali lagi. “Dengan penampilan seperti ini?”“Mau gimana lagi? Bapak nggak ada celana yang lebih kecil? Punya pacarnya Bapak gitu?”Yudhis

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 34

    "Pak?"Masih dalam kondisi mereka yang sama-sama polos, Julia melingkarkan tangannya di atas perut Yudhistira dengan posisi wajahnya yang menyuruk di dada pria itu.Setelah pergulatan panas yang baru saja terjadi—entah sudah kedua atau ketiga kali pelepasan, tubuh keduanya terasa lelah luar biasa."Iya, Sayang?""Bapak bercanda, kan waktu tadi bilang kalau Bapak nggak pernah bawa perempuan ke sini?"Yudhistira menurunkan pandangannya, lalu sesekali mendaratkan kecupan singkat di puncak kepala Julia."Kenapa? Kamu nggak percaya?"Julia menggeleng dan hal itu seketika memancing tawa pria itu."Saya serius, Julie.""Bohong!""Kamu ini tanya, sudah saya jawab jujur, tapi kamunya nggak percaya gini, sih? Makin sayang tahu, nggak.""Dih, saya serius, Pak.""Saya nggak pernah bawa perempuan yang saya ajak tidur untuk mengetahui kehidupan pribadi saya, Julia, itu kalau yang bikin kamu penasaran."Karena bagi saya, apartemen ini sudah memasuki batas personal saya. Maka tidak ada yang boleh mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 80

    JULIA menggeliat di atas tempat tidurnya. Matanya mengerjap menatap langit-langit kamarnya pagi itu. Samar-samar suara kicauan burung terdengar dari luar kamarnya. Aroma wangi dupa khas Bali dan hawa sejuk yang menyelinap masuk, membuat perempuan itu kembali menaikkan selimutnya tinggi-tinggi demi menghalau rasa dingin.Julia lantas menolehkan wajahnya ke samping, dan mendapati suaminya masih terlelap dalam tidurnya. Dia memiringkan badannya agar bisa menatap Yudhistira dengan leluasa bersamaan dengan rasa nyeri pada pangkal pahanya.Julia tersenyum masam. Perempuan itu baru tahu jika hanya dengan menatap tubuhnya yang telanjang bulat, suaminya akan berubah menjadi liar dan maniak. Bahkan dia tidak menyangka jika Yudhistira akan memborgolnya di tiang ranjang, sementara pria itu mencumbuinya dengan membabi buta.“Mas…” desah perempuan itu leher.Satu kakinya diangkat ke atas, sementara kedua tangannya berada di atas tiang ranjang tidurnya dengan posisi tangannya diborgol. Tubuh perempu

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 79

    “Bee…”“Iya, Mas?”“Kamu istri aku, kan?”Butuh jeda selama beberapa saat bagi Julia memahami kalimat yang baru saja dilontarkan Yudhistira. Namun saat pria itu semakin merapatkan tubuhnya agar mendekat, Yudhistira memiringkan wajahnya lalu mencium bibirnya Julia dengan singkat.“I want you, Bee,” bisiknya dan detik itu juga sekujur tubuh Julia meremang.Tidak memberikan kesempatan Julia menjawab ucapannya, pria itu sudah lebih dulu membungkam bibir Julia dengan bibirnya. Rasa hangat yang mendadak menjalar di tubuhnya seketika membuat Julia mempererat pelukannya sembari melingkarkan kedua tangannya ke belakang kepala Yudhistira.Ciuman yang semula lembut, berubah menjadi terburu-buru. Yudhistira semakin memperdalam ciumannya. Gerakannya yang tak sabaran menciptakan gelombang air di sekitarnya, dan hal itu membuat mereka kesulitan bergerak. Dengan mengangkat tubuh Julia sedikit, Yudhistira lantas bergerak ke tepi. Merapatkan tubuh istrinya ke pinggiran kolam, lalu mendesaknya di sana.

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 78

    Pesawat komersial yang diterbangkan dari Jakarta akhirnya mendarat sempurna di Pulau Dewata. Dengan langkah pelan, Yudhistira bahkan sejak tadi enggan melepaskan genggaman tangannya pada Julia.“Aku mau ke toilet dulu, Mas. Mas mau ikut?” Yudhistira menurunkan pandangannya pada tangan mereka yang saling bertautan, lalu terkekeh.“Aku tunggu di sini, ya Bee.”“Iya.”Julia lantas berjalan meninggalkan Yudhistira untuk menyelesaikan urusannya di toilet. Sementara pria itu berdiri merapat ke dinding. Tangannya menyentuh ponselnya, sibuk memastikan jika mobil yang telah disewanya sudah berada di bandara. Pun begitu dengan hotel yang akan digunakan untuk menginap selama tiga hari ke depan.“Udah?” Yudhistira menegakkan posisi berdirinya lalu menghampiri Julia yang baru saja keluar dari toilet. “Udah, Mas. Kita ambil koper dulu, kan?”“Iya. Kebetulan juga mobil yang disewa kita udah menunggu di area penjemputan.”“Mas mau bawa mobil sendiri?”“Iya, dong Bee. Aku lebih nyaman nyetir sendiri

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 77

    “Kalau gitu aku siapin airnya dulu, ya Mas.”Namun baru saja Julia hendak bangkit dari duduknya, Yudhistira sudah lebih dulu menahannya. Julia lantas kembali duduk di pangkuan pria itu dengan tatapannya tertoleh ke arahnya.“Kamu lagi nggak menghindari aku kan, Bee?” tembak pria itu dengan cepat.Julia memalingkan wajah sambil menggigit bibirnya. “Mas… aku sedikit gugup.”“Gugup kenapa?” tanya Yudhistira pura-pura.Julia menautkan kedua tangannya di atas pangkuannya, masih menghindari tatapan Yudhistira. “Kita mau malam pertama sekarang?”Dan detik itu juga Yudhistira tertawa. “Really, Bee?”“Mas, kok ketawa, sih? Emang ada yang salah sama pertanyaan aku, ya?” tanya perempuan itu dengan wajahnya yang ditekuk.“Bee, astaga. Kamu dari tadi menghindari aku cuma karena kepikiran soal malam pertama?”Julia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Bibirnya terkatup rapat dengan wajahnya yang ditekuk. Agak kesal lantaran Yudhistira justru menertawainya.“Mas, aku serius, lho.”Yudhistira lan

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 76

    "Titip Julia, ya Nak. Babak baru dalam hidup kalian baru saja dimulai. Papa berharap kamu bisa menjaga Julia." Lalu Nicolas menoleh ke arah Julia. "Baktimu sekarang untuk suami. Jadi istri yang baik, ya Nduk.""Iya, Pa."“Saya akan menjaga Julia, Pa.”Julia memeluk Nicolas dengan erat, air matanya jatuh membasahi wajah cantiknya. Dia tidak pernah merasakan sebahagia ini sampai-sampai dia terharu dan hanya bisa menangis."Selamat, ya Sayang. Semoga kalian bisa menjalani bahtera rumah tangga dengan baik. Mama akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua."Julia lantas menarik diri lalu berhambur memeluk Marsya. Dia bisa merasakan hangatnya pelukan sang ibu. Ada kebahagiaan tersendiri yang kini tengah dirasakan Julia."Makasih banyak, Ma."Sementara Yudhistira menepuk punggung keduanya, ikut merasakan kelegaan yang luar biasa.Masih diselimuti dengan suasana haru, Julia berulang kali menundukkan wajahnya. Perempuan itu khawatir jika penampilannya kali ini sudah berantakan akiba

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 75

    JULIA diam mematung di depan layar kaca yang berukuran cukup besar saat Disha sibuk merias wajahnya. Jantungnya berdegup kencang, lantaran hari ini akan menjadi hari bersejarah dalam hidupnya.Dengan riasan yang sederhana juga balutan dress berwarna putih gading. Julia terlihat begitu cantik dan memesona. Tidak ada riasan mewah dan berlebihan. Karena sejak awal mereka memutuskan untuk menggelar pernikahan sederhana di salah satu hotel berbintang lima di Jakarta.Pun begitu dengan tamu yang diundang. Sebagian dari mereka hanyalah staf Diamond Group dan kerabat keluarga terdekat yang kebanyakan dari mereka dibawa dari Yogyakarta. "Gugup ya, Mbak? Mbak cantik banget, kok. Mas Yudhistira pasti pangling banget lihat Mbak Julia nanti.”Suara teguran Disha yang memecah keheningan sontak membuat Julia yang tadinya hanya diam, lantas memaksakan diri untuk tersenyum sembari menatap Disha dari pantulan kaca yang ada di hadapannya."Kelihatan, ya?"Disha mengulas senyum. "Banget. Santai, Mbak. M

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 74

    "Apa beneran kita nggak bisa ketemu, Bee? Sebentar saja gitu? Aku kangen sama kamu."Terdengar kekehan dari seberang sana, dan Yudhistira menyadari jika calon istrinya itu tengah menertawakannya."Apa cuma aku yang kangen sama kamu, sementara kamu nggak kangen?" ujar pria itu setelah tak kunjung mendapatkan jawaban dari Julia.Bagaimana bisa pria yang besok akan menyandingnya di hadapan penghulu, juga berdiri di sampingnya di atas pelaminan itu terlihat kecewa seperti bocah tantrum?"Bee…""Astaga, Mas. Kamu nggak paham makna pingitan atau gimana, sih?""Emang nggak paham! Aku kangen sama kamu, titik. Dan sekarang aku pengen banget ketemu sama kamu!" sahut Yudhistira dengan cepat."Tinggal menghitung jam saja, Mas. Nanti malam aku sama Papa dan kerabat yang lainnya bakalan ke hotel, kok.""Jadi kita bisa ketemu nanti malam?""Nggak, dong. Kita ketemunya besok pas mau dirias."Yudhistira meraup wajahnya dengan gusar. Dia sangat yakin jika tradisi pingitan ini tidak semua orang melakuka

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 73

    “Bee, belum siap?”Julia baru saja selesai melangsungkan ritual mandinya. Dia masih mengenakan handuk yang melilit tubuhnya saat Yudhistira baru saja tiba di rumahnya."Maaf, Mas. Tadi Disha telepon. Aku sampai lupa waktu pas ngebahas soal dekorasi dan venue sama dia. Makanya aku baru selesai mandi. Aku ganti baju dulu, deh.""Ya udah."Julia lantas menghilang dari balik pintu kamarnya, sementara Yudhistira menunggunya di sofa dengan satu tangannya yang memegang ponselnya.PENANGKARAN BUAYA DIAMOND GROUPBayusuta Bimantara: @Yudhistira lo di mana, Nyet? Belum sampai venue juga?Yudhistira Ghautama: barusan kelar mandiin Julia.Bayusuta Bimantara: Bangsat! Bisa-bisanya lo!Yudhistira Ghautama: apaan sih lo? Kalau kangen bilang!Bayusuta Bimantara: Jijik!Yudhistira Ghautama: Mentang-mentang sekarang udah ada Dek @Divya ya, Beb?La Divya Kamandaka: apa nih saya disebut-sebut?Bayusuta Bimantara: Sejak kapan ada anak bayi di grup ini, sih?Yudhistira Ghautama: Hai, Dek @Divya ❤Bayusuta

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 72

    Yudhistira terkekeh saat Mahesa membanting pintu pantry sembari menahan wajah kesalnya. Pria itu menoleh ke arah Julia lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir perempuan itu."Mumpung si Anak Singa udah nggak ada, mau dilanjut lagi?"Seketika Julia membelalak. "Mas!"Yudhistira terkekeh. Dia meraih sejumput rambut perempuan itu, lalu menyelipkannya ke belakang telinga. Wajah Julia yang terlihat sedikit berantakan membuat Yudhistira tidak habis pikir dengan tindakannya barusan."Aku tunggu di kantin nanti jam satu ya, Bee. Makan siang bareng sama sekalian bahas persiapan pernikahan kita.""Harus banget dibahas di kantor?""Kalau bahasnya di rumah kamu atau di apartemenku, bisa-bisa malah bahas yang lain-lain, Bee." Yudhistira mengerling nakal ke arah Julia. "Nggak tahu aja kalau nunggu dua bulan lamanya itu berasa kayak dua abad! Kasian yang di bawah sana udah meronta-ronta pengen diajak goyang.""Astaga, Mas! Yang ini dulu gimana? Pak Mahesa pasti ngamuk sama aku," ujar Julia dengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status