Share

BAB 19

Penulis: IKYURA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-01 08:48:46

Lima belas menit sudah mobil melaju meninggalkan Wijaya Hospital. Baik Aditya maupun Julia, tidak ada yang bersuara. Sesekali terdengar helaan napas panjang dari Julia, entah mengapa dia benar-benar merasa lelah sekarang.

“Capek, ya Sayang?”

Julia yang tadinya melemparkan tatapannya ke samping jendela, lantas menoleh ke arah Aditya.

“Lumayan, Dit. Hari ini kerjaan aku lumayan banyak. Terus tadi diajak buat jenguk Pak Mahesa.”

“Bagaimana kondisinya Pak Mahesa, sudah membaik?” tanya Aditya tanpa memalingkan wajahnya dari depan.

Julia menjawabnya dengan anggukan. “Iya, beliau sudah terlihat membaik tadi.”

Mobil yang dikendarai mereka akhirnya berbelok di salah satu restoran ternama di bilangan Jakarta. Keduanya lantas turun dari mobil. Aditya berjalan mengitari mobilnya, lalu menjulurkan tangannya ke arah Julia. Meminta perempuan itu untuk menggandeng tangannya dan bergegas masuk ke dalam.

Setibanya di dalam restoran, seora
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 20

    [Yudhistira Ghautama: Saya nggak punya mie instan dan sekarang lapar. Boleh mampir buat minta makan, nggak?] [Bayar, ya?] [Yudhistira Ghautama: Dibayar sama seperangkat alat sholat, mau?] [Kalau itu, coba nanti saya tanya ke Papa saya dulu, ya Pak.] [Yudhistira Ghautama: Kalau mau kenalan sama Papa, boleh?] [Biar apa?] [Yudhistira Ghautama: Biar kenal dong, Syg. Nggak boleh, ya?] [Papa saya galak, Pak] [Yudhistira Ghautama: Terus kenapa?] [Bapak nggak takut?] [Yudhistira Ghautama: Ini kalau tawar-menawarnya dilanjut nanti saja, gimana? Bisa-bisa saya mati kelaparan gara-gara mie instan, Julie.] [Emang Bapak di mana sekarang? [Yudhistira Ghautama: Mau jawab di hati kamu tapi belum dikasih kepastian. Saya udah di depan sekarang.] Julia menerbitkan senyumannya. Setelah menyelesaikan ritual mand

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 21

    [J💕: Bapak nggak usah jemput saya. Saya naik taksi saja, kita ketemu di bandara.] Pesan itu dikirimkan beberapa menit yang lalu saat Yudhistira masih berada dalam perjalanan menjemput Julia. Namun siapa sangka, pesan itu baru saja dibukanya begitu pria itu tiba. Yudhistira menghela napas. Pagi ini mereka akan berangkat ke Jogja dengan penerbangan komersial paling awal. Pria itu menyandar ke belakang mobil. Baru saja Yudhistira hendak menghubungi Julia, bersamaan dengan pintu rumah perempuan itu dibuka dari dalam. Yudhistira lantas menegakkan posisi berdirinya lalu menolehkan wajahnya. Tatapan keduanya bertemu selama beberapa saat. Baru kemudian Julia menuruni anak tangga dan menghampiri Yudhistira. “Bapak ngapain di sini? Saya sudah bilang, kan kalau kita ketemu di bandara saja?” “Haruskah saya pergi sekarang?” kata pria itu dengan tenang. Julia mencebikkan bibirnya. “Ya jangan!

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 22

    [Arjuna Wisesa: Lo utang penjelasan sama gue, Nyet. Lo punya masalah apa sama perusahaan ini?]Yudhistira tersenyum kecil, lalu kembali menyimpan ponselnya. Mengabaikan berbagai pertanyaan yang dilontarkan Arjuna, dan memilih untuk fokus dengan meetingnya."Terima kasih banyak, Pak. Saya berharap kerjasama ini bisa berjalan dengan lancar. Barangkali ada masukan untuk kami, kami akan dengan senang hati mendengarkannya.""Masukan apa, sih Pak Yudhistira? Diamond Group sudah sehebat ini, tentu saja semua aman."Yudhistira tersenyum bangga. "Terima kasih banyak, Pak. Kami tunggu kedatangannya minggu depan di Jakarta untuk meeting selanjutnya.""Sama-sama, Pak Yudhistira. Sampai jumpa di Jakarta nanti.""Kalau begitu saya permisi dulu.""Terima kasih, Pak Anwar.""Terima kasih, Bu Julia."Yudhistira dan Julia kemudian bangkit dari duduknya usai bersalaman dengan Pak Anwar dan beberapa stafnya. Keduanya lantas melangkah keluar dari ruangan tersebut setelah mengakhiri pertemuan itu."Capek,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 23

    [Papa: Papa udah di restoran, Nduk. Papa tunggu di sini, ya.]Julia menerbitkan senyumannya begitu mendapatkan pesan itu dari ayahnya. Perempuan itu lantas bergegas mengganti pakaiannya, lalu segera turun ke restoran.Sejenak hatinya merasa lega, setidaknya pikirannya jadi teralihkan dan dia tak lagi memikirkan Yudhistira.Julia lantas mengedarkan matanya ke sekitar begitu tiba di restoran. Lalu melanjutkan langkahnya saat melihat ayahnya duduk termenung sendirian di salah satu meja yang kosong di area outdoor.Di bawah naungan pohon-pohon di sekitarnya. Meskipun panas menyengat tapi angin berembus kencang. Nicolas memilih untuk duduk di sana."Pa…"Nicolas sontak menoleh, dia lalu bangkit dari duduknya. Pria paruh baya itu berjalan menghampiri Julia, lalu sedetik kemudian berhambur memeluk putrinya dengan erat."Apa kabar, Nduk?" tanya Nicolas dengan suara beratnya."Baik, Pa. Papa sehat, kan?""Alhamdulillah, Nduk. Ayo duduk dulu. Kamu nggak lagi sibuk, kan?"Julia menuruti Nicolas.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 24

    Suasana mendadak hening saat Yudhistira dan Nicolas tengah duduk berhadapan. Sesekali kening Nicolas mengerut, terlihat tengah berpikir keras. Sementara Yudhistira terlihat jauh lebih tenang."Skak!" katanya dengan cepat, dan hal itu memancing senyuman di wajah Julia."Nak Yudhistira kenapa suka catur?" tanya Nicolas membuka suaranya."Karena Mama saya sering main catur saat saya masih kecil, saya jadi ikut-ikutan belajar main catur, Om. Ternyata nggak buruk juga. Dari catur saya belajar banyak hal," jawab Yudhistira tanpa memalingkan wajahnya dari papan persegi yang ada di hadapannya.Nicolas manggut-manggut lalu memindahkan salah satu pion yang ada di hadapannya."Pion-pion ini selalu mengingatkan saya dengan Julia.""Maksudnya, Om?""Sejak kecil, saya nggak pernah membiarkan Julia hidup nyaman dengan semua yang saya miliki. Pokoknya dia harus mulai segalanya dari bawah. And see, dengan pencapaian Julia sekarang, saya sebagai ayahnya bangga. Sama seperti halnya pion ini." Nicolas me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 25

    "Kita mau langsung balik ke hotel?" tanya Yudhistira dengan pelan."Iya."Yudhistira memilih untuk tidak bertanya lagi, dan memilih untuk fokus dengan kemudinya.Akhirnya market survey di Yogyakarta selesai hari ini. Keduanya baru saja sedang dalam perjalanan menuju kembali ke hotel.Suasana masih saja canggung. Meskipun Julia berusaha untuk tetap bersikap profesional selama bekerja, tapi setelah pekerjaan itu selesai, perempuan itu kembali ke mode diam.Yudhistira tahu jika Julia masih marah kepadanya, namun pria itu juga tidak tahu bagaimana harus memulai menjelaskan semuanya.Setibanya di hotel, Julia sudah lebih dulu turun dari mobil. Dia melangkah tergesa menuju kamarnya, pun dengan Yudhistira yang berusaha untuk mengimbanginya."Julie?""Ya, Pak?""Kamu masih marah sama saya?" tembak Yudhistira dengan cepat."Nggak, Pak. Saya capek sekali hari ini, boleh saya langsung istirahat?"Lagi-lagi Yudhistira tidak punya pilihan lain, selain mengangguk. Pria itu tersenyum kecil, membiark

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 26

    Julia berusaha untuk memejamkan matanya sejak tadi, namun kenyataannya gagal. Pesan yang sudah bermenit-menit yang lalu dikirimkan oleh Yudhistira sengaja tidak dibalasnya, tapi anehnya dia sendiri yang justru merasa kesal.Ada banyak pertanyaan yang melintasi pikiran Julia sekarang. Apakah Yudhistira pergi menemui perempuan itu? Atau dia sedang berkencan dengannya? Candle light dinner, mungkin?Julia menggulirkan badannya dengan kesal. Perempuan itu lantas mengubah posisinya menjadi duduk, lalu mendesah panjang. Dia perlu pengalihan sekarang dari kekesalannya yang diakibatkan oleh dirinya sendiri.Saat pikirannya sedang kacau, ponselnya berkedip kembali. Cepat-cepat Julia meraih ponselnya, berharap jika pesan itu dari Yudhistira. Tapi ternyata pesan itu dari Nicolas, dan perempuan itu merasa kecewa.[Papa: Papa lagi jalan-jalan di sawah, Nduk. Kamu nggak mau pulang, ya?]Lalu di bawahnya ada sebuah foto yang dikirim oleh ayahnya.[Papa: Send a photo.]Seketika Julia membelalak. "Ya a

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 27

    "Kamu sengaja ngerjain Nak Yudhistira, ya Nduk?"Julia yang baru saja bergabung dengan ayahnya di teras belakang rumah, lantas mengerutkan keningnya.Kedua tangannya membawa sebuah nampan yang berisikan wedang rempah dan pisang goreng di atas piring. Ritual pagi yang selalu dilakukan Nicolas sebelum memulai aktivitasnya, sembari menikmati sejuknya pemandangan sawah di dekat rumahnya."Hah? Maksudnya gimana, Pa?""Baju yang dipakai Nak Yudhistira itu kekecilan, Nduk. Kamu bisa, kan tanya sama Papa ada baju atau nggak. Papa bisa pinjamkan."Julia sontak tertawa. "Dia sendiri yang mau, kok Pa. Lagian Papa memangnya ada baju baru?""Setidaknya Papa ada baju yang ukurannya besar, Nduk."Malah kelihatan imut, kan?" jawab Julia diiringi dengan tawa.Perempuan itu lantas meraih cangkirnya, ikut menikmati wedang rempah yang baru saja dibuatnya."Jadi…?"Nicolas sengaja menggantung ucapannya dan hal itu membuat Julia lantas menoleh. "Jadi apa, Pa?""Kamu sama Nak Yudhistira gimana?"Dan sedetik

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 80

    JULIA menggeliat di atas tempat tidurnya. Matanya mengerjap menatap langit-langit kamarnya pagi itu. Samar-samar suara kicauan burung terdengar dari luar kamarnya. Aroma wangi dupa khas Bali dan hawa sejuk yang menyelinap masuk, membuat perempuan itu kembali menaikkan selimutnya tinggi-tinggi demi menghalau rasa dingin.Julia lantas menolehkan wajahnya ke samping, dan mendapati suaminya masih terlelap dalam tidurnya. Dia memiringkan badannya agar bisa menatap Yudhistira dengan leluasa bersamaan dengan rasa nyeri pada pangkal pahanya.Julia tersenyum masam. Perempuan itu baru tahu jika hanya dengan menatap tubuhnya yang telanjang bulat, suaminya akan berubah menjadi liar dan maniak. Bahkan dia tidak menyangka jika Yudhistira akan memborgolnya di tiang ranjang, sementara pria itu mencumbuinya dengan membabi buta.“Mas…” desah perempuan itu leher.Satu kakinya diangkat ke atas, sementara kedua tangannya berada di atas tiang ranjang tidurnya dengan posisi tangannya diborgol. Tubuh perempu

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 79

    “Bee…”“Iya, Mas?”“Kamu istri aku, kan?”Butuh jeda selama beberapa saat bagi Julia memahami kalimat yang baru saja dilontarkan Yudhistira. Namun saat pria itu semakin merapatkan tubuhnya agar mendekat, Yudhistira memiringkan wajahnya lalu mencium bibirnya Julia dengan singkat.“I want you, Bee,” bisiknya dan detik itu juga sekujur tubuh Julia meremang.Tidak memberikan kesempatan Julia menjawab ucapannya, pria itu sudah lebih dulu membungkam bibir Julia dengan bibirnya. Rasa hangat yang mendadak menjalar di tubuhnya seketika membuat Julia mempererat pelukannya sembari melingkarkan kedua tangannya ke belakang kepala Yudhistira.Ciuman yang semula lembut, berubah menjadi terburu-buru. Yudhistira semakin memperdalam ciumannya. Gerakannya yang tak sabaran menciptakan gelombang air di sekitarnya, dan hal itu membuat mereka kesulitan bergerak. Dengan mengangkat tubuh Julia sedikit, Yudhistira lantas bergerak ke tepi. Merapatkan tubuh istrinya ke pinggiran kolam, lalu mendesaknya di sana.

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 78

    Pesawat komersial yang diterbangkan dari Jakarta akhirnya mendarat sempurna di Pulau Dewata. Dengan langkah pelan, Yudhistira bahkan sejak tadi enggan melepaskan genggaman tangannya pada Julia.“Aku mau ke toilet dulu, Mas. Mas mau ikut?” Yudhistira menurunkan pandangannya pada tangan mereka yang saling bertautan, lalu terkekeh.“Aku tunggu di sini, ya Bee.”“Iya.”Julia lantas berjalan meninggalkan Yudhistira untuk menyelesaikan urusannya di toilet. Sementara pria itu berdiri merapat ke dinding. Tangannya menyentuh ponselnya, sibuk memastikan jika mobil yang telah disewanya sudah berada di bandara. Pun begitu dengan hotel yang akan digunakan untuk menginap selama tiga hari ke depan.“Udah?” Yudhistira menegakkan posisi berdirinya lalu menghampiri Julia yang baru saja keluar dari toilet. “Udah, Mas. Kita ambil koper dulu, kan?”“Iya. Kebetulan juga mobil yang disewa kita udah menunggu di area penjemputan.”“Mas mau bawa mobil sendiri?”“Iya, dong Bee. Aku lebih nyaman nyetir sendiri

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 77

    “Kalau gitu aku siapin airnya dulu, ya Mas.”Namun baru saja Julia hendak bangkit dari duduknya, Yudhistira sudah lebih dulu menahannya. Julia lantas kembali duduk di pangkuan pria itu dengan tatapannya tertoleh ke arahnya.“Kamu lagi nggak menghindari aku kan, Bee?” tembak pria itu dengan cepat.Julia memalingkan wajah sambil menggigit bibirnya. “Mas… aku sedikit gugup.”“Gugup kenapa?” tanya Yudhistira pura-pura.Julia menautkan kedua tangannya di atas pangkuannya, masih menghindari tatapan Yudhistira. “Kita mau malam pertama sekarang?”Dan detik itu juga Yudhistira tertawa. “Really, Bee?”“Mas, kok ketawa, sih? Emang ada yang salah sama pertanyaan aku, ya?” tanya perempuan itu dengan wajahnya yang ditekuk.“Bee, astaga. Kamu dari tadi menghindari aku cuma karena kepikiran soal malam pertama?”Julia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Bibirnya terkatup rapat dengan wajahnya yang ditekuk. Agak kesal lantaran Yudhistira justru menertawainya.“Mas, aku serius, lho.”Yudhistira lan

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 76

    "Titip Julia, ya Nak. Babak baru dalam hidup kalian baru saja dimulai. Papa berharap kamu bisa menjaga Julia." Lalu Nicolas menoleh ke arah Julia. "Baktimu sekarang untuk suami. Jadi istri yang baik, ya Nduk.""Iya, Pa."“Saya akan menjaga Julia, Pa.”Julia memeluk Nicolas dengan erat, air matanya jatuh membasahi wajah cantiknya. Dia tidak pernah merasakan sebahagia ini sampai-sampai dia terharu dan hanya bisa menangis."Selamat, ya Sayang. Semoga kalian bisa menjalani bahtera rumah tangga dengan baik. Mama akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua."Julia lantas menarik diri lalu berhambur memeluk Marsya. Dia bisa merasakan hangatnya pelukan sang ibu. Ada kebahagiaan tersendiri yang kini tengah dirasakan Julia."Makasih banyak, Ma."Sementara Yudhistira menepuk punggung keduanya, ikut merasakan kelegaan yang luar biasa.Masih diselimuti dengan suasana haru, Julia berulang kali menundukkan wajahnya. Perempuan itu khawatir jika penampilannya kali ini sudah berantakan akiba

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 75

    JULIA diam mematung di depan layar kaca yang berukuran cukup besar saat Disha sibuk merias wajahnya. Jantungnya berdegup kencang, lantaran hari ini akan menjadi hari bersejarah dalam hidupnya.Dengan riasan yang sederhana juga balutan dress berwarna putih gading. Julia terlihat begitu cantik dan memesona. Tidak ada riasan mewah dan berlebihan. Karena sejak awal mereka memutuskan untuk menggelar pernikahan sederhana di salah satu hotel berbintang lima di Jakarta.Pun begitu dengan tamu yang diundang. Sebagian dari mereka hanyalah staf Diamond Group dan kerabat keluarga terdekat yang kebanyakan dari mereka dibawa dari Yogyakarta. "Gugup ya, Mbak? Mbak cantik banget, kok. Mas Yudhistira pasti pangling banget lihat Mbak Julia nanti.”Suara teguran Disha yang memecah keheningan sontak membuat Julia yang tadinya hanya diam, lantas memaksakan diri untuk tersenyum sembari menatap Disha dari pantulan kaca yang ada di hadapannya."Kelihatan, ya?"Disha mengulas senyum. "Banget. Santai, Mbak. M

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 74

    "Apa beneran kita nggak bisa ketemu, Bee? Sebentar saja gitu? Aku kangen sama kamu."Terdengar kekehan dari seberang sana, dan Yudhistira menyadari jika calon istrinya itu tengah menertawakannya."Apa cuma aku yang kangen sama kamu, sementara kamu nggak kangen?" ujar pria itu setelah tak kunjung mendapatkan jawaban dari Julia.Bagaimana bisa pria yang besok akan menyandingnya di hadapan penghulu, juga berdiri di sampingnya di atas pelaminan itu terlihat kecewa seperti bocah tantrum?"Bee…""Astaga, Mas. Kamu nggak paham makna pingitan atau gimana, sih?""Emang nggak paham! Aku kangen sama kamu, titik. Dan sekarang aku pengen banget ketemu sama kamu!" sahut Yudhistira dengan cepat."Tinggal menghitung jam saja, Mas. Nanti malam aku sama Papa dan kerabat yang lainnya bakalan ke hotel, kok.""Jadi kita bisa ketemu nanti malam?""Nggak, dong. Kita ketemunya besok pas mau dirias."Yudhistira meraup wajahnya dengan gusar. Dia sangat yakin jika tradisi pingitan ini tidak semua orang melakuka

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 73

    “Bee, belum siap?”Julia baru saja selesai melangsungkan ritual mandinya. Dia masih mengenakan handuk yang melilit tubuhnya saat Yudhistira baru saja tiba di rumahnya."Maaf, Mas. Tadi Disha telepon. Aku sampai lupa waktu pas ngebahas soal dekorasi dan venue sama dia. Makanya aku baru selesai mandi. Aku ganti baju dulu, deh.""Ya udah."Julia lantas menghilang dari balik pintu kamarnya, sementara Yudhistira menunggunya di sofa dengan satu tangannya yang memegang ponselnya.PENANGKARAN BUAYA DIAMOND GROUPBayusuta Bimantara: @Yudhistira lo di mana, Nyet? Belum sampai venue juga?Yudhistira Ghautama: barusan kelar mandiin Julia.Bayusuta Bimantara: Bangsat! Bisa-bisanya lo!Yudhistira Ghautama: apaan sih lo? Kalau kangen bilang!Bayusuta Bimantara: Jijik!Yudhistira Ghautama: Mentang-mentang sekarang udah ada Dek @Divya ya, Beb?La Divya Kamandaka: apa nih saya disebut-sebut?Bayusuta Bimantara: Sejak kapan ada anak bayi di grup ini, sih?Yudhistira Ghautama: Hai, Dek @Divya ❤Bayusuta

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 72

    Yudhistira terkekeh saat Mahesa membanting pintu pantry sembari menahan wajah kesalnya. Pria itu menoleh ke arah Julia lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir perempuan itu."Mumpung si Anak Singa udah nggak ada, mau dilanjut lagi?"Seketika Julia membelalak. "Mas!"Yudhistira terkekeh. Dia meraih sejumput rambut perempuan itu, lalu menyelipkannya ke belakang telinga. Wajah Julia yang terlihat sedikit berantakan membuat Yudhistira tidak habis pikir dengan tindakannya barusan."Aku tunggu di kantin nanti jam satu ya, Bee. Makan siang bareng sama sekalian bahas persiapan pernikahan kita.""Harus banget dibahas di kantor?""Kalau bahasnya di rumah kamu atau di apartemenku, bisa-bisa malah bahas yang lain-lain, Bee." Yudhistira mengerling nakal ke arah Julia. "Nggak tahu aja kalau nunggu dua bulan lamanya itu berasa kayak dua abad! Kasian yang di bawah sana udah meronta-ronta pengen diajak goyang.""Astaga, Mas! Yang ini dulu gimana? Pak Mahesa pasti ngamuk sama aku," ujar Julia dengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status