Share

Murka Sang Atasan

Penulis: Yoru Akira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-11 19:04:56

Langkah Damian berhenti di balik pintu. Ia baru saja menerima panggilan yang membutuhkan privasi khusus ketika kembali ke ruangannya.

Seseorang yang baru saja meneleponnya memberikan informasi penting yang ia cari selama dua minggu terakhir. Seharusnya ia merasa lega begitu kembali ke ruang kerjanya.

Namun, perasaan Damian memburuk seketika. Saat itu indra pendengarannya menangkap suara bising dari balik pintu ruangannya berada.

Senyum sinis seketika membingkai wajah sang pria. Di mana pun, semua anak buah sama saja. Mereka pasti akan membicarakan atasannya di belakang.

Begitu juga para staf creative departement yang resmi dikepalai Damian mulai hari ini. Padahal, ia sudah rela meninggalkan kota tempat dirinya tinggal sekarang.

Hanya demi membantu sang teman yang merupakan pimpinan perusahaan untuk memajukan perusahaan periklanan tersebut.

Namun, anak buah yang harusnya bisa diajak bekerja sama, memiliki mental pengecut. Bagaimana bisa perusahaan ini mencapai target bahkan melamp
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Mencuri Percakapan Para Atasan

    Lirikan sesama karyawan begitu mendengar ucapan sang direktur utama, membuat Damian sigap membawa pria berkacamata itu ke dalam ruangannya. Sebelum semua orang semakin gempar akibat pengakuan sang pria yang terkadang suka lepas kontrol itu. Memang itulah susahnya memiliki partner besar mulut yang suka membicarakan hal-hal tak terduga seperti Devano. "Lanjutkan pekerjaan kalian!" ucap Damian sambil mendorong punggung sang direktur utama. "Alisha, tolong bawakan minuman untuk kami," imbuhnya lagi tanpa menunggu tanggapan dari perempuan yang menatapnya dengan raut tidak percaya. Damian tak hendak peduli. Ia harus menyelamatkan diri sebelum si pria berkacamata itu semakin bicara omong kosong di hadapan para staf. "Apa aku membuat kesalahan?" ucapnya begitu Damian menutup pintu di belakang punggungnya. Pria itu membuang napas geram. Tangannya sudah mulai mengepal dan bersiap melayangkan pukulan ke wajah Devano. Sang direktur utama yang menyeretnya ke tempat ini. Kalau bukan hubunga

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Nona Manis

    Langkah Alisha berhenti tepat di pintu sang atasan. Tangannya sibuk menahan berat nampan ketika hendak mengetuk pintu kaca tersebut. Ia cukup kesulitan. Harusnya ia terima saja bantuan dari Arlan ataupun Rini yang menawarkan untuk mengetukkan pintu untuknya. Sementara ia membawa nampan berisi dua buah cangkir berisi kopi yang baru saja seduh. Hanya saja, Alisha tak ingin merepotkan siapa pun. Terlebih Arlan yang sudah dibuat repot akibat terlibat perdebatan dengan Damian setelah berusaha menolongnya. Sebenarnya, mereka pun melarang Alisha melakukan pekerjaan yang bukan menjadi tugasnya. Namun, demi menghindari amukan sang atasan, ia memilih mengalah.Meski tidak membenarkan perilaku Damian yang memintanya untuk membuat minuman. Mungkin ia perlu menegaskan pada Damian, bahwa dirinya bukan bekerja sebagai office girl ataupun asisten pribadi pria itu. Melainkan menjadi graphic designer untuk divisi creative department Pixa Growth Advertising. Untuk saat ini, Alisha hanya ingin tugas

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Aroma yang Tak Asing

    Devano terus mendesak Damian begitu mereka telah kembali ke dalam ruangan. "Kau tertarik padanya kan?"Sudut bibir Damian tersenyum kecut mendapati pertanyaan itu. "Jangan ngaco! Aku sudah mengatakan dengan jelas. Jangan membuatku mengulang pembicaraan!""Heh, aku kenal kamu sudah sejak lama, Bung! Apa menurutmu waktu puluhan tahun tak cukup bagiku untuk menebak kau tertarik atau tidak pada, Alisha?"Sudut bibir Damian kembali tersenyum sinis. Ia tak tertarik memberikan tanggapan dari ocehan Devano yang kini tengah menikmati secangkir kopinya. "Ini enak. Dia pandai sekali membuat kopi. Tapi, apa kau tidak kelewatan? Kau membiarkan seorang desain grafis membuat secangkir kopi. "Apa kau beranggapan dia asisten pribadimu?"Ucapan Devano kali ini hanya masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Pikiran Damian berkecamuk. Ada sesuatu yang menganggu dirinya sejak pagi.Damian bukanlah orang yang mudah tertarik pada perempuan. Pria yang tahun ini memasuki usia ketiga puluh tujuh i

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Sungguh, Kita Tak Pernah Bertemu?!

    Suasana di antara mereka tampak tegang. Hampir tak ada percakapan di antara keduanya. Bukan hanya hampir, tapi memang tak ada percakapan sama sekali antara Alisha dengan sang atasan. Baik Alisha ataupun Damian sibuk tenggelam dalam pikiran masing-masing. Terlebih bagi Alisha yang sengaja tak ingin identitasnya diketahui sang atasan. Ia sengaja menghindari percakapan dengan Damian di luar urusan pekerjaan. Membicarakan urusan pekerjaan saja sudah membuat Alisha naik darah, bagaimana mereka bisa membicarakan hal lain? Rasanya tak mungkin mereka bakal menjadi teman ngobrol satu sama lain. Lebih dari itu, tanpa berbincang dengan sang atasan saja sudah membuat jantung Alisha berdegup kencang. Apalagi saat ia merasakan tatapan yang mengintimidasi dari sosok pria yang berdiri di belakangnya sambil bersandar pada dinding elevator. Degup jantung Alisha makin kencang dengan berbagai kemungkinan yang ia pikirkan dalam benaknya. 'Kenapa dia serius gitu sih? Tidak mungkin dia tahu siapa aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Sang Mantan

    "Tentu saja tidak!" seru Alisha menjawab pertanyaan sang atasan. Meski tak bisa menyembunyikan kegugupannya dengan sempurna, perempuan itu tetap berusaha tampak biasa saja. "Mana mungkin kita pernah bertemu? Bapak kan selama ini tinggal di Paris!" imbuhnya masih dengan suara lantang hanya demi menutupi kegugupannya. Sementara Damian menatapnya dengan sepasang alis berkerut. "Paris? Dari mana kamu tahu kalau selama ini aku tinggal di Paris?"Alisha cukup kaget dengan pertanyaan yang diajukan Damian. Namun, ia tak bisa menunjukkannya begitu saja di depan sang atasan. Ia berusaha keras mencari alasan agar Damian tak curiga. Sebab, tidak mungkin Alisha mengatakan bahwa ia bertemu dengan pria itu dan menghabiskan malam bersama sang atasan selama di Paris. "Ada rumor yang mengatakan kalau Bapak, tinggal di Paris selama ini." Kebohongan Alisha tidak sepenuhnya keliru. Ia memang mendengar rumor yang mengatakan bahwa Damian adalah seorang pria blesteran Prancis dan Indonesia. Namun, buk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Mual

    Sepasang mata Alfian mengerjap cepat. Lelaki itu berusaha mencerna ucapan Alisha yang terdengar ambigu. Selama menjalin hubungan dengannya, Alisha bahkan hampir tak mau dia sentuh. Berciuman pun, jika lelaki itu tak memaksanya lebih dulu, Alisha tak akan mengizinkan Alfian menyentuhnya. Lantas bagaimana mungkin ungkapan yang terdengar ambigu itu, terucap dari mulut Alisha? Perempuan itu pasti bergurau. Namun, ekspresi serius Alisha membuat lelaki itu meragu seketika. "A-apa maksud kamu, Sha? Kamu ... jadi selama ini ... kamu juga mendua di belakangku?"Tawa Alisha lepas seketika. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran lelaki yang pernah menjadi kekasihnya itu. "Benar-benar lucu. Kamu kira aku sama kayak kamu?!" ucap Alisha dengan nada mengejek. "Lebih baik kamu pergi sekarang, sebelum aku benar-benar memanggil Satpam!" imbuhnya dengan penuh penekanan. "Tunggu, tunggu! Kamu harus jelaskan dulu apa maksud ucapan kamu, Sha? "Jadi, kamu sudah pernah tidur dengan laki-laki dan ora

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Suasana Canggung

    Punggung Alisha seketika menegak begitu Damian memanggil namanya. Pria itu baru saja sampai di pintu ruangan departemen kreatif, tapi sudah lebih dulu memanggil si perempuan. "Ke ruanganku sekarang!" imbuhnya masih dengan nada dingin sejak pertemuan mereka sebagai atasan dan bawahan. Pria itu bahkan tak sedikit pun menoleh ke arah Alisha ketika berjalan ke ruangannya. 'Benar-benar manusia salju! Bagaimana bisa dia bersikap begitu hangat malam itu, kalau aslinya kayak Snowman?' bisik perempuan itu dalam hati. Lagi-lagi Alisha terkenang malam panas yang telah dilewati bersama sang atasan. Dan, hal itu membuat pikirannya kembali kacau. 'Fokus, Alisha! Tujuanmu datang ke sini buat bekerja, bukan untuk terlibat hubungan romantis atau semacamnya!' seru Alisha sebelum bangkit dari tempat duduknya. "Ya, Pak." Ia menjawab singkat.Lalu, ia bergegas bangun dan mengikuti langkah kaki Damian menuju ruangan sang pria. "Kamu nggak papa? Kamu bisa tolak kalau orang mempersulit kamu, Sha," uca

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Tugas Luar

    Damian paling tidak suka kehidupannya terusik. Dan sejak tadi, ia terusik dengan keberadaan Arlan yang duduk di belakang kemudi. Bukan hanya kinerja lelaki itu yang dianggap buruk, tapi sikapnya pun dianggap berlebihan. Lelaki itu mengemudikan mobil dengan kecepatan rendah, akibat Alisha mengeluhkan kurang enak badan. Padahal perempuan itu sudah mengonfirmasi jika kondisi sudah lebih baik ketika berangkat dinas luar. Meski begitu, Arlan tetap memelankan laju mobilnya hanya demi membuat Alisha merasa nyaman. Tampak jelas jika lelaki itu sedang berusaha menarik simPATI si perempuan. "Cih, manusia bucin!" gumam pria itu pada dirinya sendiri ketika melihat perlakuan Arlan. Lelaki itu baru saja menyodorkan sebotol air mineral pada perempuan yang duduk di sampingnya.Padahal tangan Alisha lebih leluasa ketimbang Arlan yang tengah mengemudi. Justru lelaki itulah yang membuka tutup botol air mineral si perempuan. Sementara Arlan ataupun Alisha yang berada di bangku depan, pura-pura tak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Bukan Akhir, Justru Inilah Awal ...

    Dua bulan kemudian ... Hall tempat pernikahan antara Alisha dan Damian berhias mewah warna putih dan kuning gading. Tamu undangan tampak memenuhi aula. Meskipun di antara mereka ada saja yang melirik nyinyir ke arah mempelai perempuan. Itu akibat perut Alisha sudah terlihat mulai buncit di balik gaun pengantin yang ia kenakan. Sebenarnya, Alisha ingin melakukan pemberkatan saja. Tanpa pesta meriah seperti yang berlangsung saat ini. Namun, mana mungkin Harvey mengizinkan? Sekalipun pria itu keras pada awalnya, seiring berjalannya waktu dia mulai melunak dan bersikap hangat kepada Alisha. Tentu saja setelah mengetahui bahwa Alisha mengandung cucunya. Dan, sebagai orang yang dikenal memiliki bisnis yang cukup besar, pria itu tak bisa abai begitu saja atas pernikahan anaknya. Sekalipun mendapat cibiran akibat pengantin perempuannya sudah lebih dulu mengandung. Namun, Harvey seolah justru merasa bangga, sebab kualitas bibit anaknya tak bisa diragukan lagi. Di samping semua it

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pulanglah Bersamaku

    Damian tampak bingung dengan ucapan Alisha. Tidak banyak yang tahu jika sebelumnya ia memang tidak berencana menikah jika itu tidak dengan Amber. Kalaupun menikah, ia tak ingin memiliki anak, sebab tak ingin bocah tak berdosa itu akan berakhir seperti dirinya. Biar bagaimanapun, Harvey tak akan membiarkan garis keturunannya begitu saja. Pria itu tetap membutuhkan pewaris sampai kapan pun. Oleh sebab itu, Damian tak berpikir untuk memiliki anak jika dirinya menikah kelak. Namun, semua angan itu berubah saat tahu fakta bahwa Alisha mengandung benih miliknya. Damian tidak hanya ingin bertanggung jawab. Tapi juga memiliki keinginan yang baru dalam hidupnya. Bahwa ia ingin memiliki keluarga kecilnya sendiri. Tanpa campur tangan sang ayah. Baik di masa kini ataupun masa depan. "Dari mana kamu tahu kalau aku tidak tertarik untuk menikah?" Damian mengajukan pertanyaan. Selain angannya di masa lalu, ada banyak hal yang harus ia ungkapkan pada Alisha sekarang. Itu penting, jika i

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Bimbang

    Damian mengusap wajahnya. Ia tak terkejut. Namun, setelah mendengar sendiri pengakuan Alisha membuatnya merasa bersalah. Juga gelisah. Pria itu menautkan jari-jarinya dan menunduk untuk mengambil jeda. Dengan gerakan dramatis, ia menyugar rambutnya yang semakin berantakan. Damian tak tahu harus dari mana memulai percakapan setelah mendengar pengakuan Alisha. Sementara perempuan itu, diam-diam menikmati momen yang terjadi saat ini. Kalau saja boleh jujur, ia ingin pria itu mengakui janin dalam kandungannya sebagai anak. Bertanggung jawab penuh sebagai seorang ayah. Sebab, biar bagaimanapun Alisha mulai tertarik pada sang mantan atasan. Entah sejak kapan. Namun, mengingat pembicaraan Damian dan Devano di ruangannya beberapa waktu lalu, membuatnya sangsi. Alisha tak ingin memaksakan kehendaknya yang egois. Lebih dari itu, ia tak ingin dianggap wanita murahan. Cukup lama jeda di antara mereka berlangsung. Keduanya sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga suara b

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pengakuan Alisha

    Raut muka Damian tampak tegang. Pria itu mondar-mandir di depan ruang gawat darurat rumah sakit. Sudah sekitar satu jam Alisha mendapat penanganan, tapi belum ada satu pun perawat ataupun dokter yang memberinya kepastian. Hanya setengah jam lalu, seorang perawat mengabarkan jika kondisi Alisha cukup buruk. Dokter sedang berusaha menyelamatkan perempuan itu. Kemungkinan terburuk, mungkin Damian harus mendengar kabar jika dia bakal kehilangan calon bayinya. Atau justru keduanya. Setelah mendengar ucapan sang perawat, langkah pria itu tak bisa diam. Ia terus mondar-mandir di depan ruang gawat darurat dengan raut muka cemas. Padahal rencananya, ia akan kembali ke area gudang tua untuk memastikan keselamatan Amber. Pria itu memang tidak mengenai bagian vital yang membuat si wanita dalam bahaya. Meski begitu tetap saja ada rasa khawatir yang menyusup dalam hatinya. Juga rasa bersalah sekaligus menyesal. "Tuan," panggilan Jonathan membuat Damian menoleh ke arah sumber suara.

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pertemuan Menegangkan

    Sepasang mata Alisha tak berhenti berkedip. Tatapannya terpaku pada sosok pria yang kini merunduk di atasnya. Melindungi dirinya dari suasana mencekam yang masih terus saja terjadi. 'Mimpi?!' bisiknya dalam hati. Dari semua kemungkinan yang ia pikirkan, tak sekalipun terlintas jika Damian yang akan muncul. Menyelamatkannya dari situasi mengerikan. Meski tak bisa ia mungkiri, kecil harapan itu sempat muncul dalam benaknya. Namun, Alisha menyadari jika hal itu mustahil terjadi. Ia tak bisa lupa sorot benci Damian yang menuduhnya. Juga rasa sakit yang begitu memeram jiwanya. 'Tidak. Ini pasti cuma halusinasi.' "Kamu aman sekarang. Jangan takut!" bisikan itu terasa begitu nyata. Tubuh gemetar Alisha berada dalam dekapan erat Damian. Ia bahkan tak bisa lagi membedakan mana mimpi atau kenyataan. Suara itu begitu dekat dan membuat dirinya terjebak dalam sensasi yang memabukkan. Itu kan yang membuatnya menyerahkan diri seutuhnya pada Damian saat pertemuan pertama mereka?! "K

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Dalam Bahaya

    Alisha tersadar jika hari mulai malam saat penjaga kafe menegurnya. Ia buru-buru melihat jam dan tampak kaget saat hari sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "Astaga, maaf, Kak. Saya benar-benar lupa waktu," ucap perempuan itu kepada seorang pelayan lelaki yang terlihat lebih tua darinya. "Ya, Kak. Nggak papa. Kami bisa maklum. Banyak pelanggan yang memang merasa nyaman ketika di sini." Alisha tampak salah tingkah. Ia merasa tersindir. Meski sebenarnya ia memang benar-benar tidak bermaksud menyusahkan orang lain seperti sekarang. "Ah, saya benar-benar minta maaf," imbuh Alisha sambil membungkuk sopan. Ia merasa tak enak pada penjaga kafe karena telah menetap terlalu lama hingga menjelang tutup. Sementara hanya sedikit makanan yang ia pesan. Sejak menjelang sore, perempuan itu memang sengaja menghabiskan waktu di kafe tak jauh dari tempat tinggalnya yang baru. Sekalian beraktivitas setelah ia memilih tidur seharian begitu sampai tempat kosnya yang baru siang tadi. Saat p

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Halusinasi?!

    Dor!! Suara tembakan kembali terdengar. Kali ini mengenai kaca samping salah satu mobil yang sebelumnya berjalan beriringan menuju gudang tua di pinggiran kota itu. Sebelum keduanya berhenti dan pria di luar mobil Damian menghampirinya. "Melindungi tuanmu bukan tanggung jawab kami, Tuan. Jadi lindungi sendiri tuanmu. Kami tidak ikut campur!" ucap Damian dingin. "Shit! Sialan!" Pria dengan tatto di pelipis kanannya itu mengumpat sebelum akhirnya berbalik. Berlari menuju mobil yang berhenti di depan gudang tua itu. Pria itu baru saja menyadari jika ada seseorang yang berusaha melenyapkan nyawa tuannya. Sementara di depan sana, sebentar saja menjadi area baku hantam antar dua pengusaha yang seharusnya terlibat transaksi penting malam ini. Dan, salah satu dari pengusaha tersebut menyewa jasa yang ditawarkan Black Rose - organisasi milik Harvey - untuk menyingkirkan rekan bisnisnya. Siapa yang mengira jika rekan bisnis yang hendak dihilangkan nyawanya itu, juga berpikiran untuk

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Sisi Lain Damian

    Damian bersiap. Hari sudah menjelang pukul 11.00 malam. Pria itu tak mau menunggu lebih lama. Ia segera berkemas untuk menjalankan tugas dari Harvey. Orang yang selama ini mengaku sebagai ayah, tapi tidak pernah sekalipun bertindak sebagaimana perannya. Kali ini, ia harus pergi ke pinggiran kota yang membutuhkan perjalanan lebih lama dibandingkan biasanya. Itu yang membuatnya segera bergegas ketika malam belum benar-benar tua. Lagipula ia memiliki motto. Lebih cepat selesai, lebih baik. Itu yang selalu ia jadikan pedoman selama ini. Terlebih ketika berhadapan dengan target dari klien yang harus ia eksekusi dengan cepat. Apalagi kali ini, Harvey menggunakan orang lain sebagai ancaman jika Damian macam-macam. Pria itu semakin gelisah dan ingin hari ini cepat-cepat berlalu. "Saya sudah menyiapkan mobil Anda, Tuan" ucap sang asisten ketika Damian membuka pintu apartemen. Pria berkacamata yang malam ini tetap tampil formal dengan setelan jas warna hitam telah bersiap di depan pin

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Tempat yang Baru

    Perasaan Damian campur aduk. Sejak meninggalkan kawasan apartemen tempat tinggalnya, pikiran pria itu terus tertuju pada Alisha. Penyebabnya hanya saja, sebuah pesan yang dikirimkan sang ayah beberapa saat lalu. Meski berusaha tak peduli seperti biasa, tetap saja ia masih kepikiran. Apalagi secara terang-terangan, pria yang secara alami menjadi musuh terbesar bagi Damian itu, mencatut nama Alisha. 'Lakukan tugasmu dengan benar, atau kau tak akan pernah bertemu Alisha lagi. Selamanya!' Brakk!! "Brengsek!" Damian memukul setir mobilnya sambil mengumpat. Pikirannya semakin kacau. Pikiran dan hatinya tak mau bekerja sama. Ia bisa saja mengabaikan ucapan sang ayah. Bukankah secara langsung Alisha mengatakan jika mereka tak pernah terlibat hubungan satu malam? Itu berarti anak yang dikandung perempuan itu bukanlah benihnya. Meski begitu, kenapa hati Damian terus menolak fakta tersebut? Kenapa ia selalu berpikiran jika anak yang dikandung Alisha adalah benih miliknya? "Apa ak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status