“Tunggu, Sar. Ada yang mau aku bicarakan sama kamu tentang masalah kemarin.”Entah darimana datangnya, tiba-tiba Rafka sudah ada di samping mobil Sarah ketika perempuan itu turun dari mobilnya.“Apalagi yang mau kamu bicarakan?!Saya rasa tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Pendengaran saya sudah cukup jelas untuk menangkap semua kejujuran yang Anda sembunyikan dari saya semalam!” tegas Sarah dengan nada dingin yang seakan mempu membekukan hati Rafka.Usai menegaskan hal itu, Sarah membawa kakinya melewati Rafka karena ia malas belama-lama berhadapan dengan seseorang yang tega mempermainkan dirinya. Terlebih lagi lelaki muda itu telah membohonginya dan beraninya mengaku seolah benar jatuh cinta pada wanita seperti dirinya ini.Rafka menelan ludahnya dengan susah payah ketika mendengar Sarah tak hanya berbicara formal padanya, tetapi juga menyebut Rafka dengan sebutan Anda. Panggilan itu terasa seperti Sarah menganggapnya sebagai orang asing yang baru dikenali dan tak pernah dekat seb
Tiga minggu berlalu dengan cepatnya, saat ini Sarah tengah duduk di ruang kerjanya sambil menggigit bibirnya dan tanpa sadar meremas jari-jemarinya. Pikirannya menerawang jauh karena sudah dua minggu lebih Rafka tidak masuk kuliah. Ia kira hanya di mata kuliahnya saja pemuda itu tidak mengikuti kelas. Namun, setelah memperoleh informasi dari mahasiswanya, akhirnya ia tahu kalau Rafka memang tidak menghadiri semua mata kuliah selama kurang lebih selama dua minggu ini.Sarah tidak akan sampai kepikiran seperti ini kalau saja Rafka tidak masuk kuliah bukan disebabkan oleh dirinya.Bagaimana mungkin Sarah tidak berprasangka Rafka tak datang ke kampus dan menghadiri perkuliahan karena dirinya, jika Rafka bersikap seperti itu usai tiga minggu lalu muncul di rumahnya.“Sarah, tolong dengerin aku dulu kali ini. Aku akui memang awalnya mendekati kamu karena taruhan. Tapi, lama-lama aku jadi beneran suka dan cinta sama kamu!” jelas Rafka.Kala itu Rafka berharap Sarah mau mendengarkan penjela
Setelah menimbang-nimbang dan tak bisa membiarkan dirinya terus dipenuhi kewas-wasan seperti ini, Sarah pun memilih untuk membuka blokir terhadap nomor Rafka di ponselnya. Rasanya sungguh tak nyaman membiarkan ketidak tenangan terus mengusik dan menguasai hatinya.Lebih baik Sarah temui saja biang yang menyebabkan timbulnya perasaan yang mengganggunya ini. Siapa tahu kalau menemui Rafka dan mencoba bicara baik-baik dengan anak muda itu untuk menyelesaikan hubungan mereka, Rafka akan mendengarkannya dan mau masuk kuliah lagi.“Ada yang ingin saya bicarakan padamu terkait masalah kita terakhir kali. Kalau berkenan, temui saya di restoran tempat kita bertemu terakhir kali.” Begitulah pesan yang Sarah kirimkan pesan kepada Rafka untuk mengajak pemuda itu bertemu.Sementara itu, Rafka selama tiga minggu ini hanya menghabiskan waktunya dengan rebahan dan main game saja di vila yang telah ia sewa. Pada Mama dan Papanya ia mengaku akan mencari tempat untuk KKN, tetapi yang sesungguhnya terja
“Tumben banget kamu mengajak aku ketemuan duluan, Sar? Jangan bilang kamu kangen sama aku?” tanya Rafka tak lupa menyertainya dengan kelakar yang penuh kepercayaan diri khas pemuda itu. Begitu sampai di restoran yang menjadi tempat pertemuannya dengan Sarah setelah 3 minggu tak bertemu, seuntai senyum pun tak bisa lepas dari bibir Rafka. Entah perasaannya saja atau bagaimana, tetapi mengapa ketika memandangi wajah Sarah mengapa iras wanita itu terlihat sangat cantik di matanya. Apa mungkin karena kerinduan yang membuncah dalam dadanya membuat Sarah terlihat jauh lebih menarik daripada sebelum-sebelumnya? Sementara itu, Sarah menggigit bibir bawahnya untuk menghalau gemuruh dari debaran jantungnya yang sudah berdendang tak karuan ketika netranya menangkap sosok Rafka yang baru saja menarik kursi untuk duduk di hadapannya. “Saya tidak akan berbasa-basi dan akan langsung berbicara ke intinya saja, Rafka. Apa sebenarnya alasanmu tidak menghadiri satu pun perkuliahan selama 3 minggu
Mendapati tangan Sarah yang memegangi jaketnya yang terbuka dengan begitu erat, Rafka membuka satu matanya. Saat tanpa sadar matanya menangkap netra Sarah yang terpejam dan tampak tak menolak ciumannya, Rafka tak dapat menahan bibirnya untuk tersenyum.Puas menyaksikan sendiri reaksi tubuh Sarah, Rafka pun menarik bibirnya yang sempat melumat bibir Sarah sebelum melepaskannya. Meski bibirnya tidak lagi bertengger di atas bibir Sarah, tetapi tangannya masih memegangi wajah Sarah.“Tanpa perlu jawaban dan pengakuan dari kamu, aku udah bisa menyimpulkan sendiri bagaimana perasaan kamu. Lewat reaksi tubuhmu waktu mendapatkan ciuman dari aku tadi, aku bisa tahu kalau kamu punya perasaan yang sama kayak aku, right?” lontar Rafka dengan bangga sambil mengelus pipi Sarah dengan ibu jarinya.Menyadari hilangnya sensasi basah dan lembab di bibirnya, Sarah pun langsung membuka matanya. Dengan wajah yang kian memerah, Sarah menarik tangannya yang sedari tadi tanpa sadar memegang erat jaket Rafka.
“Jangan lupa besok masuk kuliah, Rafka. Saya sudah bersedia untuk kembali melanjutkan hubungan denganmu, jadi jangan ingkari janjimu untuk berkuliah dan jangan pernah absen lagi hingga kamu lulus semester depan,” tandas Sarah setelah berhasil lolos dari jeratan dekap Rafka.“Tenang aja, Sar. Jangankan masuk kuliah lagi, kamu nyuruh aku masuk NASA pun bakal aku jabanin asal kita bisa balikan lagi,” gurau Rafka. “Tapi, aku beneran enggak boleh ke rumah kamu lagi mulai hari ini? Padahal aku udah kangen makan masakan kamu, Sar.”Setitik perasaan senang meman merambati sanubarinya, tetapi tetap saja bongkahan perasaan tak senang merasuki hatinya kala Sarah bilang untuk sementara waktu jangan datang ke rumah wanita itu.“Leo masih marah padamu, Raf. Saya hanya tidak ingin emosinya makin menggebu dan kemarahannya kian membesar kalau melihatmu datang ke rumah, apalagi kalau sampai dia tahu kalau kita kembali bersama.”“Waktu mendekatimu dulu, aku berhasil meluluhkan kerasnya hati Leo. Bagaima
Tiga bulan berlalu sejak Rafka kembali masuk kuliah dan kini pemuda itu tengah disibukkan dengan kegiatan KKN karena ia sudah memasuki semester 7. Meskipun, pikirannya tengah ruwet dengan aktivitas KKN, tetapi Rafka tetap senang karena dosen pembimbing lapangan KKNnya adalah Sarah. Memang ia tak bisa tiap hari ia bertemu dengan Sarah dan tak bisa setiap hari juga ia berbalas pesan ria dengan Sarah karena di desa tempatnya KKN sinyal internetnya terkadang sering mengalami masalah gangguan.Sarah juga hanya seminggu sekali datang kemari untuk melakukan monitoring dan memantau sejauh mana perkembangan programa kerja yang telah disusun oleh mahasiswanya selama melaksanakan KKN.“Karena kegiatan KKN yang dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi sekalian akan segera usai, saya selaku Dosen Pembimbing Lapangan kalian berharap beberapa program kerja yang kalian lakukan segera di selesaikan dengan baik. Jangan lupa untuk mulai menyusun proposal hasil kegiatan KKN kalian selama 3 bulan ini.”Be
Usai menjalankan KKN dan menyelesaikan semester 7-nya dengan baik karena dorongan Sarah yang selalu memotivasinya agar memberikan performa yang lebih baik dari semester lalu.Indeks Prestasi Komulatifnya pun jelas lebih lebih menanjak daripada semester-semester sebelumnya. Rafka sedari awal memang berambisi untuk mengacau dengan membuat nilai IPKnya menjadi apa adanya, demi membalas orang tuanya yang hanya menjadikannya sebagai bidak untuk menunjukan prestasi keberhasilan mereka sebagai orang tua yang berhasil mendidik anak di hadapan banyak orang.Namun, semenjak mengenal Sarah dan menjalin hubungan dengan wanita itu, Sarah selalu saja bisa memacu dirinya untuk mendapatkan nilai yang bagus. Kali ini, Rafka memaksa pada Sarah untuk mengabulkan permintaannya jika IPKnya menanjak pesat. Karena Sarah menyetujuinya, maka Rafka begitu bersemangat untuk bisa memperoleh IPK tinggi.Dengan kecerdasan otaknya yang mumpuni, tentu saja Rafka tak perlu bersusah payah dan ia hanya perlu menambah