Share

Menjadi Ibu Susu

Penulis: YOSSYTA S
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 11:11:03

Dengan wajah pucat pasi, Vania tertegun menatap pria tersebut. Dadanya langsung bergemuruh tatkala ia melihat kemarahan yang begitu kentara di wajah tampan lelaki itu. Vania langsung tahu jawabannya.

"Apakah… dia ayah dari bayi ini?" batinnya mulai menebak.

"Tapi tunggu! Kenapa aku merasa tak asing dengan wajah pria itu? Apakah aku pernah melihatnya? Tapi di mana?" Otaknya langsung bekerja keras, coba mengingat siapa pria tersebut.

Lalu di detik berikutnya, dengan wajah menegang ia mulai teringat akan peristiwa yang pernah menimpanya dulu.

Peristiwa yang terjadi sekitar sembilan bulan lalu. Peristiwa yang sangat-sangat membuatnya telah hancur. Di mana pada malam itu, dirinya harus kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya, yaitu kesuciannya.

Ya, tidak salah lagi, ia baru menyadari bahwasanya lelaki itu adalah orang yang sangat ia benci, orang yang pernah melewati malam panas bersamanya dulu.

Namun, apakah orang itu masih mengingatnya?

Semoga saja tidak.

"Siapa kau? Berani-beraninya kau menyentuh bayiku!"

Vania terjingkat dan tersadar dari lamunan.

"Apa jangan-jangan ...." Mata lelaki itu langsung menyipit, menatap curiga ke arah Vania. "Kau ingin menculik anakku?" Dengan nada suara dingin, ia langsung menuduhnya.

"Huh, tidak-tidak! Saya tidak ingin menculiknya." Sontak saja kepala Vania langsung menggeleng panik. "Sa-saya hanya ingin -- E-eh ...." Vania tersentak, karena dengan tanpa aba-aba lelaki itu langsung menarik tangannya. Sehingga hampir saja membuat bayi yang berada di gendongnya itu terjatuh.

Namun beruntung, Vania masih bisa menahan bayi itu. Hingga bayi itu tetap aman dalam dekapannya yang hangat. Wajah imutnya tampak tertidur pulas dan nyaman di pelukannya kini.

Dengan penuh emosi, lelaki yang bernama Rafka itu menarik paksa Vania untuk berjalan keluar ruangan.

"Tu-tuan, tolong lepaskan saya, Tuan! Anda telah salah paham. Saya sama sekali tak berniat untuk menculik anak Tuan." Sebisa mungkin Vania berusaha untuk memberontak, agar bisa terlepas dari cengkeraman lelaki itu.

Namun, tampaknya sia-sia. Lelaki yang memakai setelan jas biru dongker tersebut, terus saja menariknya hingga akhirnya ia berada di luar kamar.

"Security- security!" teriaknya kencang, hingga menggema ke seluruh ruang.

Tentu saja Vania semakin dibuat kalang kabut tidak karuan. Sebenarnya ia tidak mau membuat kerusuhan. Akan tetapi, lelaki tak berperasaan ini malah ingin menyerahkannya pada security.

"Duh ... bisa gawat ini!" batin Vania menjadi sangat panik, juga ketakutan.

Dirinya tidak mau jika harus berurusan dengan security. Yang ada nanti masalahnya akan bertambah semakin rumit dan panjang. Jadi, sebisa mungkin ia ingin melarikan diri saja dari lelaki ini. Namun, tidak bisa. Karena tangan kekar lelaki itu semakin mencengkram kuat lengannya. Hingga membuatnya meringis kesakitan.

Terlihat, sekumpulan orang langsung saja berlari mendekati pria itu.

"Ada apa, Tuan?" Salah satu suster berlari menujunya. Betapa terkejutnya dia saat melihat Vania yang tengah menggendong bayi kecil laki-laki yang tadi sempat menangis dengan sangat kencang.

"Bawa dia ke polisi. Karena mau mencuri bayi saya," ucap Rafka dingin. "Dan cepat ambil bayi itu darinya!"

"Apa! Tidak-tidak, saya mohon. Tolong jangan bawa saya ke polisi, Tuan!" Dengan wajah memelas, Vania tampak sangat memohon.

Si suster langsung mengangguk dan segera mengambil bayi tersebut dari gendongan Vania.

"M-maafkan keteledoran kami, Tuan. Saya tidak mengira kalau si Mbaknya ini akan mengambil bayi, Tuan." Si suster itu terlihat sangat ketakutan dan tak pernah mengira kalau wanita itu akan berniat jahat pada bayi ini.

Dua orang pria berseragam keamanan segera mendekati Vania. Lalu mereka meraih lengan Vania satu-satu.

"Tidak, semua ini hanya salah paham. Saya tidak pernah berniat untuk mencuri bayi itu. Jadi saya mohon, jangan bawa saya ke polisi!" Vania kembali memohon, agar lelaki berwajah garang itu tidak membawanya ke kantor polisi.

"Tunggu-tunggu, sepertinya ada kesalahan pahaman di sini!" Salah seorang wanita berjas putih langsung menyela.

"Rafka, sebaiknya kau jangan asal tuduh! Bisa saja ini hanyalah salah paham." Wanita itu tampak sedikit berbisik pada lelaki tampan tersebut. Ia merasa kalau Vania tidak sedang berbohong.

"Hey, siapa yang salah paham? Aku melihatnya sendiri bahwa tuh cewek tadi sedang menggendong Alviano. Dan bahkan kalau tidak salah dia malah sempat menyusuinya juga."

"Apa! Jadi, tuh cewek malah memberikan ASI-nya?" Wanita cantik berjas putih itu tampak terkejut mendengarnya. "Kok, bisa?"

"Ma-maafkan saya. Bukan maksud saya untuk lancang menyusui bayi ini. Ta-tapi saya tak tega melihatnya yang terus menangis seperti tadi. Sehingga membuat naluri keibuan saya yang mendorong saya untuk segera memberikan ASI padanya," potong Vania.

"Dan, ternyata bayi itu tidak menolak, bahkan langsung terdiam dan bisa tertidur lelap di pangkuan saya." Dengan sangat ketakutan, Vania sangat berhati-hati dalam berkata.

"I-ya, Tuan. Tadi anak Tuan tidak mau meminum ASI yang berada di dalam botol. Dan bayi itu malah terus menangis kencang. Sehingga membuat kami panik dan langsung memanggil Tuan ke mari," sahut si suster mulai ikut menjelaskan.

"Namun, tanpa sepengetahuan kami, kami pun tidak mengira kalau si Mbaknya ini malah datang menyusui anak Tuan," terang si Suster yang satunya lagi juga ikut merasa ketakutan

Sekilas lelaki tampan yang ternyata memang benar adalah si ayah dari bayi tersebut. Melirik sekilas ke arah Vania.

"Sudah-sudah! Sebaiknya kita bicarakan di dalam ruanganku saja. Jangan di sini, Rafka! Malu tuh dilihatin banyak orang." Dokter cantik itu menawarkan tempat.

"Ayo, Mbak. Sebaiknya Anda ikut kami ke ruangan saya!"

Seraya mengangguk patuh, Vania hanya bisa pasrah digiring untuk memasuki ke sebuah ruangan si dokter wanita itu bekerja.

Terlihat dua orang perawat tadi, dan juga Vania kini duduk di sebuah sofa yang menghadap ke arah Raisa nama si dokter cantik itu dan juga Rafka yg duduk di sebelahnya.

Bagai seorang polisi, dokter wanita yang ternyata adalah sepupu dari Rafka itu mulai akan mengintrogasi Vania dan meminta keterangan awal mula dari sebab masalah ini dari dua suster yang sedang menjaga bayi itu tadi.

Lalu, secara perlahan dua suster itu mulai menjelaskan awal mula, di mana keduanya tengah kuwalahan dalam menghadapi bayi berusia sekitar baru dua mingguan itu, yang secara terus-menerus menangis. Hingga akhirnya Vania pun datang.

Lalu, setelah itu kedua suster pergi untuk meminta bantuan kepada dokter wanita tersebut, dan juga berniat untuk memanggil keluarga si bayi. Hingga akhirnya terjadi kesalahan pahaman ini.

"Halah, aku tetap tidak percaya. Bisa saja dia memang wanita jahat yang ingin menculik bayi di rumah sakit ini." Dengan tersenyum sinis, lelaki keras kepala itu masih tampak tak percaya kalau Vania hanya sekedar ingin menolong bayinya saja. Dirinya masih tetep kekeh menuduh wanita itu akan menculik anaknya.

"Hais, kau ini, masih saja curigaan sama orang lain," sahut Raisa mendengkus kesal padanya.

"Sini-sini, sepertinya kita perlu bicara dulu, deh!" Raisa segera menarik tangan Rafka untuk memasuki sebuah kamar yang ada di dalam ruangan tersebut.

Sementara Vania beserta dua perawat tadi, masih duduk terdiam di tempatnya. Mereka tampak terbengong saat melihat kepergian kedua orang tersebut.

Hingga berapa menit kemudian, setelah melalui perdebatan yang cukup panjang dan sengit, dua orang itu telah keluar dari kamar. Lalu mereka kembali terduduk di tempat semula.

"Em ... baiklah. Setelah saya dan Tuan Rafka melakukan banyak pertimbangan. Kami akan meminta pertanggungjawaban dari Anda, karena dengan lancang telah berani memberikan ASI kepada bayi itu," ucap Raisa dengan wajah tenang.

"Apaa?! Per-pertanggungjawaban! Pertanggungjawaban yang bagaimana? Saya tidak bersalah, saya hanya ingin membantu. Masa saya harus bertanggungjawab?" sahut Vania kebingungan.

"Ya, Anda harus bertanggungjawab dengan cara harus mau menjadi ibu susu dari bayi itu!"

"Apaa! I-ibu susu?" Jelas Vania kembali terpekik kaget.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Memberikan Penawaran

    Beberapa menit yang lalu. Di saat Raisa yang tiba-tiba saja malah membawa Rafka untuk masuk ke sebuah kamar. "Kau ini apa-apaan sih, Raisa? Main tarik-tarik aja!" Lelaki berambut klimis itu tampak mendengkus kesal. "Ikh, coba kau dengerin aku dulu, Rafka!" Seraya mengeratkan gigi, ingin rasanya wanita yang mempunyai darah campuran Belanda dan Indonesia itu menjitak kepala Rafka. "Dengerin apaan?" Seraya melipat tangan, dengan sangat malas Rafka menjatuhkan bokongnya di atas sofa panjang yang ada di tengah ruang. Begitu juga dengan Raisa yang ikut duduk di sampingnya kini. "Coba kau pikirkan bagaimana keadaan anakmu sekarang, Rafka! Bukankah selama ini kau cukup kesusahan mencari ibu susu yang cocok buat bayimu itu?" "Hem." Pria itu tampak menganggukkan kepalanya pelan. "Terus, apa kaitannya dengan wanita itu, Raisa?" lanjutnya dengan ogah-ogahan. "Ya, kurasa dialah wanita yang cocok untuk dijadikan sebagai ibu susu anakmu nanti." "Kau tadi lihat sendiri 'kan? Kalau ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Sepuluh juta

    "Sepuluh juta. Aku akan membayar mu 10 juta per bulan, jika kau bersedia menjadi ibu susu bayiku!" celetuk Rafka tiba-tiba. "Huh!" Sontak saja, baik itu Vania, juga Raisa langsung terbengong mendengarnya. Lalu, dengan tanpa pikir panjang lagi, Rafka langsung menarik tangan wanita itu untuk segera menuju ke ruangan bayi tempat anaknya berada. "E-eh, lepasin! Ini namanya pemaksaan!" Tentu saja, dengan wajah kesal, Vania ingin memberontak. Namun, tak bisa. Karena cengkraman tangan lelaki itu terlalu kuat. Sehingga membuatnya mau tak mau hanya bisa pasrah mengikuti ke arah mana laki-laki itu membawanya kini. Begitu telah sampai di dekat ranjang kecil sang bayi, baru lelaki itu mau melepaskan tangan Vania. "Cepat susui dia sekarang!" titahnya dingin. Sehingga membuat Vania langsung membuang muka dan mendengkus kesal padanya. "Udah buruan! Atau ...." "Atau apa?" tantang Vania geram. Dengan wajah yang seolah tanpa rasa takut, wanita itu menatapnya garang. Namun hanya sebe

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Harus Operasi

    "Siapa kamu?" tanya Dinda merasa sedikit keheranan. Wanita itu melihat ada satu orang wanita muda yang kini berada tepat di samping ranjang bayinya. Wanita muda itu sempat terlonjak dan langsung menoleh ke arahnya. Lalu seraya mengulas senyum ramah, wanita yang ternyata adalah seorang perawatan bayi di ruang itu pun menjawab, "Saya perawat, Nona." Tak berselang lama baik itu Rafka dan Raisa menyusul masuk ke dalam, dan mereka tampak terkejut saat melihat bukan wanita tadi yang sedang berada di ruang bayi ini. "Loh, Mbak Tari. Ke mana wanita tadi?" tanya Raisa kebingungan. "Oh, si Mbaknya tadi sudah pergi, Dok." Si suster bernama Utari pun menjawab. "Apa?! Wanita itu malah pergi?" Dengan wajah mengeras, tiba-tiba saja Rafka terlihat sangat kesal. "Dasar brengsek! Wanita tak tahu diuntung!" Seraya mengepalkan tangan, ia mengumpat geram. Sehingga membuat Dinda jadi keheranan saja melihatnnya, dan bertanya siapa wanita yang kini tengah dibicarakan oleh ketiga orang tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Bimbang

    "Em ... ya mungkin, sekitar 200 sampai 300 jutaan. Biar lebih jelasnya, Anda bisa tanyakan di bagian administrasi saja, Nona," kata si Dokter. "Apa?! Du-dua ratus juta!" Dengan wajah memucat, Vania langsung tampak syok mendengar nominal yang diucapkan oleh sang Dokter. Walaupun dia sudah mengira kalau biaya untuk operasi jantung pastilah sangat mahal. Akan tetapi, ia tidak menyangka akan sebesar itu. "Ya Allah ... dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu?" Dalam hati wanita cantik bergaun putih tulang itu mulai kebingungan. "Oh, rupanya kau ada di sini sekarang!" Tiba-tiba saja suara bariton seorang pria langsung mengagetkannya. Sontak membuat dua orang yang tengah berdiri di depan pintu kamar rawat pamannya Vania pun menoleh ke arah sumber suara. "Ka-kamu!" pekik Vania melotot kaget. Dirinya tak menyangka kalau lelaki garang berwajah dingin itu tiba-tiba saja sudah muncul di hadapannya. "Duh, nyebelin banget sih, nih cowok! Mau ngapain lagi dia ke sini?" batin Van

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Menentukan Pilihan

    "Em ... baiklah, saya bersedia untuk menjadi ibu susu anak Anda." Seraya menghela napas berat, tidak ada pilihan lain, akhirnya Vania setuju. Tentu saja Rafka langsung tersenyum miring, merasa sangat senang mendengarnya. "Tapi, dengan syarat." Bergantian, kali ini Vania lah yang mengajukan syarat. Senyuman di bibir lelaki berparas tampan itu langsung memudar berubah menjadi masam. Lalu dengan menaikan sebelah alis, matanya pun menyipit mulai menatap Vania curiga. Dalam hati, ia sedang menduga-duga, pasti wanita itu akan menggunakan kesempatan ini untuk mengajukan syarat yang macam-macam padanya. Lelaki itu kini tersenyum sinis seolah sedang meremehkannya, dan berkata, "Syarat! Syarat apa?" "Saya ingin memastikan kalau paman saya benar-benar telah melakukan operasi. Setelah itu, baru saya akan mulai bekerja pada Anda." Deg! Dalam hati, Rafka merasa sedikit malu karena sudah berprasangka buruk terhadapnya. Namun, ternyata dugaannya salah besar. Gadis itu hanya ingin mema

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-13
  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Melihat Orang Tak Terduga

    "Di-dinda!" pekik Vania syok. Kedua matanya langsung melebar ketika melihat sosok wanita yang sangat ia benci ada di sana. Dinda Kumala Sari, putri paman satu-satunya, yang tak lain adalah adik sepupu dia sendiri. "Kenapa dia bisa berada di ruang bayi? Da-dan sedang apa dia di sini?" berbagai pertanyaan mulai memenuhi otaknya. Dua alis Vania mengerut tajam, wajahnya juga menegang menyiratkan keheranan dan rasa dendam membara di hatinya kini. Dia tak pernah menduga, kalau dia akan melihat wanita itu di sana. Sungguh ia masih sangat mengingat bagaimana akan sikap kasar dan perbuatan jahat wanita itu padanya dulu, tak akan pernah bisa termaafkan untuk selama-lamanya. Karena apa? Karena gara-gara sepupunya itulah, dia harus kehilangan kehormatannya. *** Flashback. Malam itu, sekitar sembilan bulan yang lalu. Langit tampak teduh. Di luar pun terlihat sepi. Namun, tidak di sebuah ruangan mewah hotel bintang lima. Hiruk pikuk perkumpulan anak muda yang sedang bersenang-sena

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15
  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Kejadian Malam Itu

    Dengan menelan ludah, sungguh Rafka sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya yang berasa sudah naik di ubun-ubun. Rafka yang sudah kehilangan kewarasannya dan haus akan sentuhan dengan kebutuhan yang menggebu-gebu itu, sudah tidak memikirkan apapun lagi selain ingin meraih puncak kenikmatan. Lalu dengan tanpa pikir panjang lagi, lelaki itu langsung saja menyerang gadis tersebut. *** Keesokan harinya. Dengan rasa kantuk dan lelah yang luar biasa, perlahan Vania mulai terbangun. Di antara setengah sadar dia merasa seperti habis mimpi bercinta dengan seorang pria yang sangat tampan, menawan dan gagah perkasa di atas ranjang. Sehingga membuat tubuhnya merasa sangat kelelahan. "Akan tetapi, kenapa seperti nyata? Dan kenapa pula badanku ini terasa sakit semua?" ujarnya membatin. Pelan-pelan kedua mata lentik gadis itu terbuka dan mulai mengedarkan pandangan ke sekitar. Betapa terkejutnya ia, ketika menyadari bahwa dirinya tidak berada di kamar yang biasa ia tempati. "Huh, di-

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15
  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Masih Selamat

    Dengan dada yang berdetak kencang, perlahan Vania memberanikan diri untuk menoleh ke arah sumber suara. Lalu, di detik berikutnya ia baru bisa bernapas lega. Karena ternyata lelaki itu masih betah memejamkan mata. Yang berarti lelaki tersebut hanya sedang mengigau saja. "Huff, syukur alhamdulillah. Ternyata dia hanya mengigau," ucapnya pelan. Seraya mengusap dada yang kempang kempis tidak karuan, Vania bisa merasa sedikit tenang, karena tidak sampai kepergok oleh lelaki itu. "Eh, tapi kalau dilihat-lihat dia tampan juga." Dengan tanpa sadar, Vania malah memujinya. Namun, tak lama kemudian ia pun menggeleng. "Hais, kamu ini apa-apaan sih, Vania? Di saat genting seperti ini, kamu malah memuji ketampanan wajah pria yang baru saja merenggut kesucian mu." "Tapi, ngomong-ngomong siapa dia? Apakah dia memang telah bekerja sama dengan Dinda untuk melakukan ini semua?" Dengan kebingungan, ada banyak pertanyaan yang tengah memenuhi pikirannya. "Ah, entahlah. Siapapun dia, aku tak p

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Bertemu Rendy

    Dada Vania bergemuruh hebat, langkahnya kian terasa berat, ketika ia tahu siapa pemilik mobil putih tersebut. Dirinya sudah bisa menebak siapa orang yang sedang menunggunya di dalam rumah. Dengan memantapkan hati, helaan napas panjang mengiringi derap langkah Vania, yang mau tidak mau harus siap menghadapi apapun yang akan terjadi padanya nanti. Toh, cepat atau lambat dirinya juga akan tetap menghadapi situasi yang seperti ini, bukan? Sekali lagi, gadis berkucir kuda itu menghela napas panjang. Lalu ia memberanikan diri untuk tetap melangkah masuk ke dalam rumah. "A-assalamualaikum," ucapnya pelan. "Waalaikumsalam." Seraya menoleh ke arah pintu. Serempak berapa orang yang terdiri dari dua orang lelaki dan dua perempuan, yang terduduk di ruang tamu pun menjawab. Benar saja, gadis itu melihat ada seorang pria yang sangat ia cinta, tengah berada di antara mereka. "Rendy," cicitnya sangat pelan dan hampir tak terdengar. "Nah, ini dia orangnya. Dari mana saja kamu, Vania? K

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Masih Selamat

    Dengan dada yang berdetak kencang, perlahan Vania memberanikan diri untuk menoleh ke arah sumber suara. Lalu, di detik berikutnya ia baru bisa bernapas lega. Karena ternyata lelaki itu masih betah memejamkan mata. Yang berarti lelaki tersebut hanya sedang mengigau saja. "Huff, syukur alhamdulillah. Ternyata dia hanya mengigau," ucapnya pelan. Seraya mengusap dada yang kempang kempis tidak karuan, Vania bisa merasa sedikit tenang, karena tidak sampai kepergok oleh lelaki itu. "Eh, tapi kalau dilihat-lihat dia tampan juga." Dengan tanpa sadar, Vania malah memujinya. Namun, tak lama kemudian ia pun menggeleng. "Hais, kamu ini apa-apaan sih, Vania? Di saat genting seperti ini, kamu malah memuji ketampanan wajah pria yang baru saja merenggut kesucian mu." "Tapi, ngomong-ngomong siapa dia? Apakah dia memang telah bekerja sama dengan Dinda untuk melakukan ini semua?" Dengan kebingungan, ada banyak pertanyaan yang tengah memenuhi pikirannya. "Ah, entahlah. Siapapun dia, aku tak p

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Kejadian Malam Itu

    Dengan menelan ludah, sungguh Rafka sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya yang berasa sudah naik di ubun-ubun. Rafka yang sudah kehilangan kewarasannya dan haus akan sentuhan dengan kebutuhan yang menggebu-gebu itu, sudah tidak memikirkan apapun lagi selain ingin meraih puncak kenikmatan. Lalu dengan tanpa pikir panjang lagi, lelaki itu langsung saja menyerang gadis tersebut. *** Keesokan harinya. Dengan rasa kantuk dan lelah yang luar biasa, perlahan Vania mulai terbangun. Di antara setengah sadar dia merasa seperti habis mimpi bercinta dengan seorang pria yang sangat tampan, menawan dan gagah perkasa di atas ranjang. Sehingga membuat tubuhnya merasa sangat kelelahan. "Akan tetapi, kenapa seperti nyata? Dan kenapa pula badanku ini terasa sakit semua?" ujarnya membatin. Pelan-pelan kedua mata lentik gadis itu terbuka dan mulai mengedarkan pandangan ke sekitar. Betapa terkejutnya ia, ketika menyadari bahwa dirinya tidak berada di kamar yang biasa ia tempati. "Huh, di-

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Melihat Orang Tak Terduga

    "Di-dinda!" pekik Vania syok. Kedua matanya langsung melebar ketika melihat sosok wanita yang sangat ia benci ada di sana. Dinda Kumala Sari, putri paman satu-satunya, yang tak lain adalah adik sepupu dia sendiri. "Kenapa dia bisa berada di ruang bayi? Da-dan sedang apa dia di sini?" berbagai pertanyaan mulai memenuhi otaknya. Dua alis Vania mengerut tajam, wajahnya juga menegang menyiratkan keheranan dan rasa dendam membara di hatinya kini. Dia tak pernah menduga, kalau dia akan melihat wanita itu di sana. Sungguh ia masih sangat mengingat bagaimana akan sikap kasar dan perbuatan jahat wanita itu padanya dulu, tak akan pernah bisa termaafkan untuk selama-lamanya. Karena apa? Karena gara-gara sepupunya itulah, dia harus kehilangan kehormatannya. *** Flashback. Malam itu, sekitar sembilan bulan yang lalu. Langit tampak teduh. Di luar pun terlihat sepi. Namun, tidak di sebuah ruangan mewah hotel bintang lima. Hiruk pikuk perkumpulan anak muda yang sedang bersenang-sena

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Menentukan Pilihan

    "Em ... baiklah, saya bersedia untuk menjadi ibu susu anak Anda." Seraya menghela napas berat, tidak ada pilihan lain, akhirnya Vania setuju. Tentu saja Rafka langsung tersenyum miring, merasa sangat senang mendengarnya. "Tapi, dengan syarat." Bergantian, kali ini Vania lah yang mengajukan syarat. Senyuman di bibir lelaki berparas tampan itu langsung memudar berubah menjadi masam. Lalu dengan menaikan sebelah alis, matanya pun menyipit mulai menatap Vania curiga. Dalam hati, ia sedang menduga-duga, pasti wanita itu akan menggunakan kesempatan ini untuk mengajukan syarat yang macam-macam padanya. Lelaki itu kini tersenyum sinis seolah sedang meremehkannya, dan berkata, "Syarat! Syarat apa?" "Saya ingin memastikan kalau paman saya benar-benar telah melakukan operasi. Setelah itu, baru saya akan mulai bekerja pada Anda." Deg! Dalam hati, Rafka merasa sedikit malu karena sudah berprasangka buruk terhadapnya. Namun, ternyata dugaannya salah besar. Gadis itu hanya ingin mema

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Bimbang

    "Em ... ya mungkin, sekitar 200 sampai 300 jutaan. Biar lebih jelasnya, Anda bisa tanyakan di bagian administrasi saja, Nona," kata si Dokter. "Apa?! Du-dua ratus juta!" Dengan wajah memucat, Vania langsung tampak syok mendengar nominal yang diucapkan oleh sang Dokter. Walaupun dia sudah mengira kalau biaya untuk operasi jantung pastilah sangat mahal. Akan tetapi, ia tidak menyangka akan sebesar itu. "Ya Allah ... dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu?" Dalam hati wanita cantik bergaun putih tulang itu mulai kebingungan. "Oh, rupanya kau ada di sini sekarang!" Tiba-tiba saja suara bariton seorang pria langsung mengagetkannya. Sontak membuat dua orang yang tengah berdiri di depan pintu kamar rawat pamannya Vania pun menoleh ke arah sumber suara. "Ka-kamu!" pekik Vania melotot kaget. Dirinya tak menyangka kalau lelaki garang berwajah dingin itu tiba-tiba saja sudah muncul di hadapannya. "Duh, nyebelin banget sih, nih cowok! Mau ngapain lagi dia ke sini?" batin Van

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Harus Operasi

    "Siapa kamu?" tanya Dinda merasa sedikit keheranan. Wanita itu melihat ada satu orang wanita muda yang kini berada tepat di samping ranjang bayinya. Wanita muda itu sempat terlonjak dan langsung menoleh ke arahnya. Lalu seraya mengulas senyum ramah, wanita yang ternyata adalah seorang perawatan bayi di ruang itu pun menjawab, "Saya perawat, Nona." Tak berselang lama baik itu Rafka dan Raisa menyusul masuk ke dalam, dan mereka tampak terkejut saat melihat bukan wanita tadi yang sedang berada di ruang bayi ini. "Loh, Mbak Tari. Ke mana wanita tadi?" tanya Raisa kebingungan. "Oh, si Mbaknya tadi sudah pergi, Dok." Si suster bernama Utari pun menjawab. "Apa?! Wanita itu malah pergi?" Dengan wajah mengeras, tiba-tiba saja Rafka terlihat sangat kesal. "Dasar brengsek! Wanita tak tahu diuntung!" Seraya mengepalkan tangan, ia mengumpat geram. Sehingga membuat Dinda jadi keheranan saja melihatnnya, dan bertanya siapa wanita yang kini tengah dibicarakan oleh ketiga orang tersebut.

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Sepuluh juta

    "Sepuluh juta. Aku akan membayar mu 10 juta per bulan, jika kau bersedia menjadi ibu susu bayiku!" celetuk Rafka tiba-tiba. "Huh!" Sontak saja, baik itu Vania, juga Raisa langsung terbengong mendengarnya. Lalu, dengan tanpa pikir panjang lagi, Rafka langsung menarik tangan wanita itu untuk segera menuju ke ruangan bayi tempat anaknya berada. "E-eh, lepasin! Ini namanya pemaksaan!" Tentu saja, dengan wajah kesal, Vania ingin memberontak. Namun, tak bisa. Karena cengkraman tangan lelaki itu terlalu kuat. Sehingga membuatnya mau tak mau hanya bisa pasrah mengikuti ke arah mana laki-laki itu membawanya kini. Begitu telah sampai di dekat ranjang kecil sang bayi, baru lelaki itu mau melepaskan tangan Vania. "Cepat susui dia sekarang!" titahnya dingin. Sehingga membuat Vania langsung membuang muka dan mendengkus kesal padanya. "Udah buruan! Atau ...." "Atau apa?" tantang Vania geram. Dengan wajah yang seolah tanpa rasa takut, wanita itu menatapnya garang. Namun hanya sebe

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Memberikan Penawaran

    Beberapa menit yang lalu. Di saat Raisa yang tiba-tiba saja malah membawa Rafka untuk masuk ke sebuah kamar. "Kau ini apa-apaan sih, Raisa? Main tarik-tarik aja!" Lelaki berambut klimis itu tampak mendengkus kesal. "Ikh, coba kau dengerin aku dulu, Rafka!" Seraya mengeratkan gigi, ingin rasanya wanita yang mempunyai darah campuran Belanda dan Indonesia itu menjitak kepala Rafka. "Dengerin apaan?" Seraya melipat tangan, dengan sangat malas Rafka menjatuhkan bokongnya di atas sofa panjang yang ada di tengah ruang. Begitu juga dengan Raisa yang ikut duduk di sampingnya kini. "Coba kau pikirkan bagaimana keadaan anakmu sekarang, Rafka! Bukankah selama ini kau cukup kesusahan mencari ibu susu yang cocok buat bayimu itu?" "Hem." Pria itu tampak menganggukkan kepalanya pelan. "Terus, apa kaitannya dengan wanita itu, Raisa?" lanjutnya dengan ogah-ogahan. "Ya, kurasa dialah wanita yang cocok untuk dijadikan sebagai ibu susu anakmu nanti." "Kau tadi lihat sendiri 'kan? Kalau ba

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status