Beranda / Romansa / Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik / Bab 384. Penjahat Bodoh

Share

Bab 384. Penjahat Bodoh

Penulis: Nychinta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Dasar bedebah tidak tahu diri!” umpat Elvan dengan suara santai.

“Apa kamu bilang?! Kamu bisa mengatakan apapun sekarang Elvan, tapi nanti, kamu tidak bisa melakukan apapun lagi, dan aku sangat menantikan kejatuhanmu itu!” Baskara benar-benar berkata dengan sangat percaya diri.

“Ah, aku menawarkan pernikahan karena putriku sangat mencintaimu, tapi kamu benar-benar membuatnya kecewa! Aku tidak bisa untuk tidak menghancurkanmu dan juga tidak bisa untuk tinggal diam mendapatinya sakit hati melihatmu bersama wanita lain.” Baskara berkata dengan santai lalu berjalan ke sofa dan duduk di sana dengan wajah yang angkuh.

“Tentang si Diva ini … ah, aku hanya akan bisa melunak padanya kalau kamu memohon padaku seperti seorang pecundang.” Baskara kembali mengeluarkan kalimat yang membuatnya sangat percaya diri.

“Tutup mulutmu!” Darma berkata dengan keras.

Ini kali pertama Elvan melihat ayahnya bersuara keras dan tinggi. Selama ini, pria itu hanya menonton dengan tenang.

“Ah, kakak ipa
Nychinta

Next!!!

| 52
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Iqbal Maulana
aku penasaran
goodnovel comment avatar
ida
luar biasa, semangat untuk lanjut
goodnovel comment avatar
secret admirer
ayooo divaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 385. Orang-Orangmu Payah

    Diva menggeleng-gelengkan kepalanya sesaat setelah menerima panggilan itu, sejak kapan Elvan bisa menyuruh-nyuruhnya seperti itu? Menyuruhnya menghampirinya? Yang benar saja, yang ada selama ini Elvan yang akan menghampirinya. Lalu, mematikan sambungan telepon lebih dulu? Ini yang menguatkan kalau penelpon ini bukan Elvan, melainkan orang yang menyabotase ponselnya dan mengacak-acak isi ponselnya itu. Diva lalu melihat log kontak masuk, benar saja, entah sejak kapan nomor ponsel Elvan berubah dengan sendirinya. Seperti yang dikatakan oleh Farel, kalau dia tidak sendiri, masih ada orang lain lagi yang bekerja di bawah pengawasan Baskara untuk mengacak-acak sistem keamanan dan menerobos masuk untuk mencuri data. “Apa orang-orang ini sudah kekurangan dana untuk menyuruh mereka berhenti mengikutiku? dan sekarang malah menyuruhku untuk datang ke tempat mereka?!” Diva berkata sendiri. “Lagipula ngapain pake filter suara yang mirip dengan suara Elvan? Aku sangat mengenal suaranya mana

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 386. Dibuang Aliansi

    Tidak terima diperlakukan seperti itu oleh wanita itu, Baskara terlihat mengetatkan rahang dan mengepalkan tangannya, Hardan menyadari kalau kondisinya sudah makin sulit.“Katakan padaku, kenapa wanita itu masih bisa berkeliaran sekarang,” ucap Baskara dengan suara rendah, namun penuh dengan penekanan.“Aku akan menghubungi mereka lagi Tuan,” ucap Hardan dengan suara yang bergetar.Lalu, detik berikutnya Hardan membukakan pintu mobil untuk bosnya segera masuk.Saat di dalam mobil, Hardan terlihat sangat sibuk dengan ponselnya, sedangkan Baskara memijat keningnya, kepalanya sudah berdenyut hebat. Kalau saja rencana yang sudah disusunnya sejak lama ini gagal, maka tidak ada cara lain untuk menggunakan cara kasar dan cara kasar kali ini harus benar-benar berhasil! Tidak seperti kejadian lima tahun lalu!Dia sudah memikirkan cara terburuk yang akan dibuatnya, kali ini dia percaya bahwa cara terakhir ini akan berhasil, karena Hartono sudah tidak berdaya di rumah sakit. Artinya dia tidak ter

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 387. Makin Terpojok

    Mendengar hal tersebut jelaslah Hardan sangat terkejut. Wajahnya langsung berubah pucat, apalagi membayangkan apa yang akan terjadi nanti.“Aku tidak menginginkan lagi pernikahan ini!” Nadya berkata dengan nada tinggi dan nyaring.“Nico benar-benar menjijikkan! Aku tidak suka dia seenaknya memperlakukanku semuanya seperti ini.” Nadya berkata dengan tegas dan terdapat bulir kristal di ujung matanya.“Tenanglah dulu, Nak, kita bisa selesaikan masalah ini dengan benar, ini pasti terjadi kesalahpahaman.” Hardan terlihat membujuk Nadya.“Tidak! Aku tidak mau lagi!” Nadya berkata dengan sangat tegas.“Aku tidak tahu kalau ternyata kalian hanya memanfaatkanku saja!” sambungnya lagi sambil menunjuk ke arah Hardan dan juga Baskara yang masih duduk di sofa berhadapan dengan Bima.Kemudian, Nadya melihat ke arah Bima dengan tatapan sendu. “Papi, Nadya sudah memikirkan masalah pernikahan ini, dan Nadya bersedia bercerai dari Nico.”Hal ini disambut senyum yang mengembang di wajah Bima, seolah mera

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 388. Terbuka Jelas

    Di tempat lain setelah kepergian keduanya, Bima terlihat menghubungi seseorang.“Apa bisa saya bicara dengan Pak Isaac?” tanyanya melalui saluran panggilan tersebut.Tidak begitu lama, terdengar suara Isaac menyapa dengan bahasa Indonesia yang terdengar baik.“Pak, Saya sudah melakukan sesuai dengan perintah, Anda. Saya juga sudah mengusir keduanya dari kediaman Saya.” Bima berkata dengan sedikit khawatir, karena orang yang dihadapinya kali ini bukan orang biasa.“Good, tunggu saja kontrak kerjasamanya,” ucap Isaac dengan suara tenang.“Tapi sebelumnya, untuk melihat keseriusan, Anda, Saya akan menjalankan sebagian kecil dulu, Saya tidak bisa langsung memberikan semuanya, karena Saya harus tetap mengevaluasi proyek yang kamu kerjakan. Jika, proyek itu menurut saya layak, maka kita lanjutkan dengan tahap berikutnya, jika tidak Saya terpaksa akan membatalkan kelangsungannya.” Mendengar hal itu, ada terbesit sedikit rasa kecewa karena Bima tidak bisa mendapatkan proyek ini secara penuh.

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 389. Sudah Tidak Ada Pilihan

    Diva tidak menyangka kalau ternyata Farha memang bermulut tajam. Dia rasanya ingin sekali marah, tapi saat dirinya melihat ke arah Elvan, pandangan suaminya ini langsung menggelap, Diva menyentuh lengan Elvan untuk memperingati agar tidak melakukan apapun. Menyadari dirinya seolah terpancing amarah Elvan segera mengabaikan ucapan Farha dan melihat ke arah Diva dengan tatapan penuh makna, seolah memberikan isyarat selesaikan saja seperti yang Diva mau, tapi kalau makin menjadi-jadi maka dia siap untuk turun tangan.“Aku yakin sekali kalau kamu adalah orang yang bersama Tuan Elvan di toilet itu saat pesta pernikahan anakku. Apa kalian memiliki fetish yang sedikit liar?” Farha berkata dengan nyinyir dan melihat Diva dengan pandangan merendahkan.“Apa kamu bilang Farha?” tanya Nara pada Farha meminta penjelasan secara terang-terangan,“Begini Nyonya Nara, waktu acara pernikahan anakku, Diva ini membuat kekacauan, kemudian dia akhirnya bersama dengan Tuan Elvan ehmmm … di dalam toilet seda

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 390. Waktunya Pertunjukan

    Mendengar hal itu, Baskara benar-benar sudah sangat terpojok, dia tidak bisa melakukan apapun lagi, begitupun dengan Hardan yang sekarang makin ketakutan.“Berhenti menggertakku, dan katakan pada Elvan temui aku sekarang juga!!!” Baskara berteriak meluapkan emosinya, suaranya terdengar memekakkan telinga memenuhi ruangan ini.Pria itu masih bersikap datar dan melihat ke arah Baskara dan Hardan secara bergantian.“Dalam hal ini, Pak Elvan tidak perlu untuk repot-repot datang, karena semua yang akan saya lakukan sudah mendapatkan delegasi dari keluarga Wongso dan utamanya Keluarga Wennink.” ucapan Pria itu membuat Baskara mengerutkan keningnya.“Wennink?” ulang Hardan. “Siapa itu Wennink! Katakan padanya kami tidak takut!” Hardan berkata dengan nada tinggi.“Mungkin kalian tidak kenal, tapi keluarga ini sangat terkenal di luaran sana. Jangan-jangan kalian ini hanya segelintir orang kelas bawah yang sangat ingin menjadi orang kelas atas dengan cara yang sangat curang. Sehingga, kalian tid

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Author;s Note nih!

    Duh, kayaknya babnya ada yang kebalik... heheh untung ada judul babnya, ya! Mudah2an tidak pusing bacanya, duh, pasti ada yang kebalik-balik ini bacanya... Maaf ya, tadi keknya update keburu-buru sampe bikin kalian pusing... 😭😭😭Terima kasih atas pengertiannya 🙏🙏🙏Jangan lupa baca seri kedua Jodoh Salah Tarik ya! "Jerat Cinta Teman Kakakku" mudah2an ceritanya sesuai dengan genre temen2 sekalian... hehehe mohon bantuan ratenya di halaman depan ya! Heheh... Teirma kasih sekali lagi...

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 391. Pertemuan dengan Kakak Ipar

    Benar saja, saat memasuki ruangan itu, semua tamu melihat ke arah kedatangan Elvan dan Diva yang terbilang cukup dramatis, karena diberikan pengawalan khusus akibat beberapa ulah wartawan yang dengan tidak tertib mengambil gambar dari jarak dekat. Kemudian, mata Diva langsung menangkap sosok Dion dari samping, kakak iparnya yang lengannya saat ini digandeng oleh seorang wanita. Mungkin pria ini belum menyadari kedatangannya bersama Elvan karena saat ini sepertinya dia sedang sibuk bercerita dengan tamu yang lain dan keduanya nampak sangat serius. Di sisi lain, tampak Nara dan Nyonya Farha, kedua wanita ini melihat Diva dengan tatapan sinis. Lalu tidak jauh dari mereka, sudah ada anggota keluarga Elvan lainnya. Namun, saat ini tidak terlihat sosok Hartono Wongso dan istrinya. Memang, masalah siang tadi yang berujung pada Hartono dibawa ke rumah sakit di keep sementara waktu, hal ini digunakan untuk menghindari sentimen negatif dari beberapa pihak yang ingin mencari keuntungan. Mat

Bab terbaru

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Ready For "Jodoh Salah Tarik #2"?

    “Uhh ...” lenguh Kayla selagi memegang kepalanya yang terasa pening. “Kepalaku sakit sekali ….” Sembari menggerutu dengan mata terpejam, wanita bersurai cokelat panjang bergelombang itu berusaha untuk mengingat apa yang terjadi di malam yang lalu. “Minum Kay!” “Habiskan!” “Ah! Kamu kalah lagi!” “Sudah, jangan dipaksa, kamu tidak cukup kuat untuk meneguknya!” “Kamu sudah mabuk, Kay!” Kalimat-kalimat itu masih terngiang di kepala Kayla Semalam, Kayla diajak reuni oleh teman-temannya di salah satu hotel bintang lima. Awalnya, wanita itu berpikir kalau tujuan pertemuan tersebut hanyalah sebatas temu kangen berupa makan malam di restoran atau ruang khusus hotel. Sayangnya, Kayla terlalu bodoh untuk berpikir panjang, sampai-sampai dia lupa bahwa kelompok temannya yang satu ini adalah tipe yang lebih suka menghabiskan waktu dengan minum di bar. Alhasil, di sinilah Kayla sekarang, merutuki kebodohannya yang mau saja lanjut ikut di acara itu, apalagi saat teman-temanny

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (10)

    Pagi itu terasa istimewa. Rumah Elvan dan Diva dipenuhi dengan dekorasi lembut berwarna pastel—biru muda dan merah muda menyelimuti ruang tamu, balon-balon cantik tergantung di setiap sudut. Sebuah spanduk besar terbentang di tengah ruangan dengan tulisan “Selamat Datang, Claudia Cantika Wongso”.Ini adalah hari dimana pesta penyambutan bayi perempuan mereka yang baru lahir, Claudia Cantika Wongso. Sebuah momen yang sudah lama mereka nantikan dan kini mereka sudah bersiap untuk merayakan kedatangan anggota baru dalam keluarga mereka bersama orang-orang terdekat.Diva berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya dengan senyum lembut menghiasi wajahnya. Dia mengenakan gaun sederhana namun elegan, warna pastel lembut yang menonjolkan kesan anggun. Di sebelahnya, Elvan sedang menggendong Claudia yang terlelap dalam balutan selimut bayi berwarna merah muda. Auranya makin terpancar saat pria itu menggendong anaknya dengan penuh kasih sayang, menatap putri mereka dengan tatapan lembut.“Van,

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (9)

    Malam ini sungguh terasa berbeda. Diva terbangun di tengah malam dengan perasaan aneh yang tak bisa ia abaikan. Sudah sembilan bulan sejak mereka pertama kali mendengar kabar bahwa ia hamil, dan kini momen yang telah mereka tunggu-tunggu hampir tiba. Diva merasakan kontraksi yang semakin intens, dan kali ini berbeda dari yang sebelumnya—lebih kuat dan cukup teratur. Diva berpikir mungkin ini sudah saatnya. Saat dimana dia akan melahirkan hampir tiba.Elvan terbangun ketika Diva menggeliat di sampingnya, wajahnya langsung dipenuhi kekhawatiran. “Diva, kamu baik-baik saja, hehm?” tanyanya dengan suara serak, matanya masih setengah tertutup karena kantuk.Diva menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri meskipun rasa sakit semakin jelas terasa. “Elvan… aku pikir ini saatnya. Kontraksinya … semakin kuat.” Diva berkata dengan suara bergetar, wajahnya terlihat berkeringat.Elvan langsung terjaga sepenuhnya dan segera bangkit dari tidurnya. “Kamu yakin?” Matanya terbuka lebar, panik dan

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (8)

    Kehamilan Diva sudah memasuki trimester kedua, meskipun mereka dipenuhi kebahagiaan karena kabar tersebut, tidak semuanya berjalan mulus. Beberapa minggu terakhir, Diva masih tetap merasakan berbagai tantangan fisik yang sebelumnya. Seperti mual setiap pagi dan rasa ingin muntah saat mengunyah makanan, tetapi kelelahan yang tidak bisa dijelaskan tetap ada, serta perubahan suasana hati yang terkadang membuatnya merasa tidak terkendali, tetap menjadi rutinitasnya.Di sisi lain, Elvan terus belajar dan berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang dan mendukung, meskipun tantangan itu juga mulai memengaruhi dinamika hubungan mereka.Pagi itu, Diva duduk di meja makan, berusaha menghabiskan sedikit sarapannya. Namun, seperti hari-hari sebelumnya, mual datang begitu saja tanpa peringatan. Dia buru-buru berlari ke kamar mandi, meninggalkan Elvan yang masih menikmati sarapannya.“Diva!” Elvan langsung berlari mengikuti istrinya, wajahnya penuh kecemasan.Diva duduk di lantai kamar mandi, menarik

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (7)

    Beberapa minggu setelah kabar bahagia itu, kehidupan Diva dan Elvan berubah secara drastis. Mereka mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut bayi mereka, meskipun kehamilan Diva masih dalam tahap awal. Setiap malam, mereka berdua duduk bersama di ruang tamu, berbicara tentang masa depan dengan penuh semangat. Namun, di balik kebahagiaan itu, tetap akan datang pula tantangan baru yang harus mereka hadapi.Pagi ini, Diva duduk di meja makan dengan secangkir air putih hangat di depannya. Sejak tahu dirinya hamil, ia mulai lebih berhati-hati, bahkan mengganti minuman coklat kesukaannya dengan air putih hangat. Meski bahagia, perasaan cemas tidak sepenuhnya hilang dari hatinya.Elvan datang dari ruang kerja dengan laptop di tangan, meletakkannya di atas meja sambil memandangi istrinya dengan senyum. “Kamu terlihat sedikit lebih tenang hari ini. Bagaimana perasaanmu? Apa masih merasakan mual dan tidak nafsu untuk makan?”Diva tersenyum lembut, meskipun ada sedikit kekhawatiran di m

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (6)

    Setelah pulang dari liburan mereka melakukan aktivitas seperti biasa, masalah kehadiran buah hati tidak lagi menjadi sebuah penghalang besar untuk keduanya. Mereka juga sudah menjalankan program kehamilan dari dokter, walau sudah tiga bulan masih belum menunjukkan hasilnya, keduanya tetap saling memberikan dukungan satu sama lain.Hingga suatu pagi. Diva bangun dengan perasaan sedikit mual yang sudah ia rasakan selama beberapa hari terakhir. Dia berusaha mengabaikannya, berpikir itu mungkin hanya karena perubahan pola makan sejak kembali dari liburan. Namun, di dalam hatinya, ada perasaan yang mengusik—sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya.Elvan sudah berangkat lebih awal ke kantor. Diva berencana untuk menghabiskan hari dengan bekerja dari rumah. Tetapi, mual yang semakin kuat membuatnya sulit berkonsentrasi. Setelah sarapan, ia kembali merasa perutnya bergejolak, dan kali ini lebih parah daripada sebelumnya. Diva menunduk di depan wastafel, napa

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (5)

    Pagi hari di resort terasa lebih segar dan tenang. Diva memandang ombak yang bergulung pelan dari teras vila mereka. Ia mendekap secangkir teh hangat, mencoba menenangkan pikirannya yang mulai dipenuhi berbagai pertanyaan. Liburan ini memang seharusnya menjadi waktu bagi mereka untuk beristirahat, tapi di dalam hati Diva, rasa cemas belum juga hilang.Elvan keluar dari kamar, rambutnya masih sedikit acak-acakan, tapi wajahnya jauh lebih segar daripada beberapa hari sebelumnya. “Kamu sudah bangun sejak kapan?” tanyanya sambil berjalan mendekat.Diva menoleh dan tersenyum tipis. “Baru saja.”Elvan duduk di kursi di sampingnya, menarik napas panjang sambil menatap laut. “Liburan ini benar-benar membuatku sadar betapa kita jarang meluangkan waktu seperti ini. Rasanya... aneh, tapi juga menyenangkan.”Diva memandang suaminya dan berkata, "Ya, aku juga merasa seperti itu. Ini... mungkin apa yang kita butuhkan.”Elvan tersenyum lembut, matanya menatap Diva dalam-dalam lalu berbisik lembut di

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (4)

    Pagi harinya Diva sudah melihat Prisya sibuk di dapur dengan pelayan yang ada di rumah mereka, dia terlihat mengatur makanan untuk sarapan mereka.“Wah, Kak Diva sudah bangun?” Prisya berkata dengan penuh semangat.“Kamu sibuk banget,” ucap Diva.“Iya dong, eh, Kakak ipar sudah bangun?” tanya Prisya lagi.“Pastinya dia sebentar lagi turun kok harusnya.” Diva menjawab santai.Tidak lama berselang Elvan ada di antara mereka.“Sudah sibuk sekali pagi ini.” Elvan berkata santai, dia terlihat dengan pakaian formalnya dan siap untuk ke kantor.“Kakak Ipar mau ke kantor?” tanya Prisya.“Ya, tentu saja, masih ada yang harus aku urus dengan Miko, tetapi tidak lama, tenang saja.” Elvan berkata pada mereka.“Ya, harusnya serahkan saja pada Miko, tenang saja, aku akan membantumu untuk memantaunya.” Prisya tertawa setelah mengatakan hal itu.Pagi ini setelah Elvan pergi ke kantor Prisya membantu kakaknya menyiapkan barang-barang yang harus mereka bawa untuk pergi berlibur. Keduanya sangat antusias

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (3)

    “Hasil untuk Nyonya Elvan tidak ada yang diragukan, semuanya baik dan juga untuk Tuan Elvan, tidak ada masalah.” Dokter itu berkata dengan tersenyum pada keduanya. Ucapan ini bagaikan sebuah oase di tengah gurun pasir.Artinya tidak ada yang salah dari keduanya, lantas kenapa sampai saat ini masih belum ada juga? Hal ini membuat Elvan langsung bertanya, “Lalu, kenapa masih belum juga sampai sekarang, Dok?” tanya Elvan, dia juga tahu, saat ini Diva juga ingin bertanya hal demikian.“Ini banyak faktor, Tuan Elvan. Salah satunya karena kelelahan dan pikiran.” Dokter berkata dengan suara lembut.Elvan lalu melihat ke arah Diva.“Saya akan memberikan obat pada Nyonya untuk meminumnya, nanti akan ada obat penyubur, jika masih datang bulan untuk bulan depan, hari pertama haid Nyonya dan Tuan datang kembali untuk kita melakukan serangkaian pemeriksaan lagi.” Dokter berkata pada keduanya.“Baik, Dok, kami mengerti.” Setelah melewati sesi konsultasi mereka kembali ke rumah. Walaupun mereka cuk

DMCA.com Protection Status