Beranda / Romansa / Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik / Bab 250. Beri Saya Kesempatan Untuk Membuktikannya

Share

Bab 250. Beri Saya Kesempatan Untuk Membuktikannya

Penulis: Nychinta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Pertanyaan yang seperti sebuah pernyataan baru saja dikeluarkan oleh Indah ini membuat Elvan terdiam, dia menarik napas dalam dan memejamkan matanya sejenak. Hal ini sama seperti yang dikhawatirkan oleh dirinya dan papanya! Elvan juga tahu dan menyadari ada tujuan dibalik niat baik ini.

Namun, semua itu ditutup oleh sebagian rasa bahagia yang menyelimuti hatinya karena Diva sudah diterima oleh keluarga intinya! Yah hanya keluarga intinya saja, tidak dengan yang lain, yang mungkin mengharapkan kejatuhan dirinya.

‘Ternyata mereka benar-benar sangat hati-hati,’ batin Elvan.

Elvan sempat mengabaikan hal lain ini dengan mengatakan secara tegas pada kedua orang tua Diva untuk mengajaknya ke acara penting itu, berharap mereka merasa dihargai dan bisa menerima dirinya masuk ke keluarga Diva dengan mulus.

Elvan juga mengatakan kalau mereka diundang ke acara itu agar dia bisa memikat hati orang tua Diva, tapi sayangnya, pikiran orang tua Diva ini ternyata sudah melenceng dari ekspektasinya.

Nychinta

kekhawatiran orang tua... ❤️❤️❤️

| 56
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (31)
goodnovel comment avatar
New Betsi Damisi
mantaaap maju terus pantang mundur
goodnovel comment avatar
Dewi Yanti Bakri B
lanjut kan thor
goodnovel comment avatar
Diah Sari
gantung terus...gak update terus. Ceritanya ok, sayank lanjutannya terlalu dipersulit untuk tayang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 251. Kakak Tidak Yakin Dengannya?

    Diva yang kesal dengan ayahnya mengurung diri di kamar, dia Benar-benar merasa diabaikan dan menganggap ayahnya keterlaluan. “Ayah kenapa sih, apa gak bisa lihat dulu Elvan itu orangnya seperti apa, lagian Elvan beda dari semua pria yang dekat denganku!” Dia berkata dengan nada kecewa di depan cermin. Melihat wajahnya yang berantakan karena lelah menangis membujuk ayahnya.Tiba-tiba, Prisya masuk ke kamarnya dengan santai dan langsung duduk di tepian ranjang.“Ngapain kamu?!” Diva berkata dengan ketus, Prisya tidak menjawab dia hanya tersenyum lebar melihat ke arah Diva.“Siapa yang dateng? si tukang galon apa tukang gas?” Diva berkata dengan nada kesal.“Tukang galon langganan ibu,” jawab Prisya singkat, membuat hati Diva mencelos, benar saja tidak mungkin Elvan datang, pikirnya.“Dasar kakak yang aneh,” gerutu Prisya.“Kenapa kamu bilang begitu? Lagian yang aneh itu, ayah kamu!” Diva kesal sekali saat ini.”Prisya langsung mengerutkan keningnya, “Kok kakak bilang gitu?” “Lagian ju

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 252. Kekecewaan Diva

    Diva terdiam saat Prisya mengatakan hal itu, tidak ada yang salah sebenarnya. Akan tetapi, menghalanginya untuk mendampingi Elvan saat menghadapi ayahnya ini juga rasanya tidak pantas dengan semua yang sudah diberikan Elvan padanya. “Iya kakak tahu latar belakangnya, tapi apa kamu tahu, dia itu ayah kita! Dia tidak peduli dengan latar belakang yang mereka punya dan ucapan ayah itu seringkali terdengar tajam dan membuat–”“Kak, kakak sepertinya masih tidak yakin dengan kemampuan Kak Elvan, ya?” Prisya melihat ke arah Diva dengan tatapan tajam. “Kita lihat dulu, biarkan Kak Elvan berjuang untuk kakak, kali ini, aku di pihak ayah.” Prisya berkata dengan santai pada Diva.“Mending, kakak sekarang duduk tenang di sini. Kakak bisa keluar 15 menit lagi, kecuali kalau kakak ….” Prisya menggantung kalimatnya, melihat ke arah Diva yang saat ini memperlihatkan wajah khawatir.Diva malas untuk meresponnya dan memilih mengalihkan pandangnya.“Kecuali kalau kakak beranggapan dia akan mundur setel

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 253. Elvan Masih di Sini

    Diva yang penuh dengan kekecewaan dalam hatinya itu lalu membalikkan badannya dan hendak kembali masuk ke kamarnya, dia yang sudah diliputi rasa sedih dan juga air mata yang menghalangi pandangannya kabur tiba-tiba menabrak seseorang.“Arrgh!” Suara yang ditangkap oleh gendang telinga Diva itu membuatnya terkejut. Jelas suara ini sangat dia kenal.“Elvan?” Diva berkata dengan tidak percaya, dengan cepat dia menghapus air matanya secara asal, mencoba menghilangkan pandangan buram yang ditangkap oleh indra penglihatannya, memastikan sekali lagi kalau Elvan ini bukan sekedar bayangan atau hologram yang hanya melintas di kepalanya saja.Pria itu kini berada di hadapannya dengan memegang dadanya yang ditabrak keras oleh Diva, barusan.“Untung saja tidak di sini,” ucap Elvan pada Diva sambil menunjukkan ke bagian perutnya sambil tersenyum.“Kamu di sini?” tanya Diva meyakinkan kalau dia sedang tidak salah melihat, dia juga beberapa kali mengerjapkan matanya tak percaya.Elvan melihat Diva y

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 254. Lebih Penting Diva

    Mendengar ucapan Elvan ini tidak serta merta menenangkan hati Diva, wanita itu malah merasa makin cemas, karena Elvan berkata seolah semuanya ini sedang tidak berjalan dengan lancar.Lukman yang sudah berada kembali di sebelah istrinya ini, mempersilakan Diva dan Elvan untuk duduk di seberang kursi mereka.“Sudah selesai menangisnya?” tanya Lukman yang jelas itu tertuju untuk putrinya dengan nada datar.Diva diam, dia tidak menyahut ucapan ayahnya, dia menghela napas berat lalu menundukkan pandangannya, dia sudah salah sangka dengan ayahnya.“Elvan, kamu sudah lihat sendiri, kan? Anak ini, bukan orang yang mudah, dia sangat tidak sabaran dan selalu berpikir sesuai dengan apa yang ada di dalam kepalanya saja. Dia sangat merepotkan dan selalu salah paham. Dia yang seperti ini sampai kapan kamu bisa memakluminya dan juga bisa menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman?” Pertanyaan Lukman ini membuat Diva membelalakkan matanya.Diva tidak mengerti kenapa ayahnya seolah menjatuhkan harga di

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 255. Rapat Darurat

    Diva mengerutkan keningnya saat Elvan mengatakan hal tersebut, bukan tanpa dasar Diva seperti itu, melainkan Diva melihat jelas penelpon tersebut adalah Hartono Wongso, kakek Elvan. Diva ingin melayangkan protesnya pada Elvan tapi pria itu melihat ke arahnya seolah memberikan peringatan dan membuat Diva terpaksa kembali mengunci mulutnya.Pop up pesan muncul di handphone yang dipegang oleh Elvan dan Diva berhasil mengintipnya, sehingga dia tidak bisa menahan untuk tidak bicara pada ayahnya. Dia tidak tahan melihat Elvan yang ditekan oleh ayahnya seperti sekarang ini.'Ayah benar-benar keterlaluan, Aku tidak bisa membiarkan Elvan seperti ini,' batin Diva.“Ayah, Elvan sekarang ini pasti ada pertemuan penting, tolong ayah mengerti.” Diva sudah tidak peduli lagi dengan peringatan yang diberikan oleh Elvan padanya.“Apa begitu?” Lukman melihat ke arah Elvan mempertanyakan kebenarannya.“Tidak Om, sudah saya katakan tadi, kalau Diva jauh lebih penting.” Suara Elvan terdengar tegas.Diva me

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 256. Jangan Mengambil Peranku

    Diva yang mendapati hal tersebut benar-benar dibuat takjub oleh Elvan, entah apa yang ada dalam hatinya saat ini, yang jelas rasanya sudah campur aduk menjadi satu!“Apa kamu bilang? Rapat darurat apanya? Apa ada hal yang penting lagi selain saat ini?!” Intonasi Hartono yang meninggi ini masih membuat Elvan tenang.“Tentu saja ada, selama ini bukannya aku selalu mementingkan perusahaan kita diatas kepentingan pribadiku? Tunggu saja, aku akan kembali ke kantor secepatnya, Kek.” Tanpa menunggu jawaban, Elvan memutus sambungan teleponnya.“Van, apa kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu lakukan?!” Diva berkata dengan nada tak percaya karena Elvan masih terlihat sesantai itu dan sempat-sempatnya menggoda dirinya saat bicara dengan kakeknya sendiri. Apa pria ini sudah hilang akal?“Tentu saja dengan kesadaran penuh, menurutmu apa aku sedang mabuk, hehm?” Elvan tersenyum melihat ke arah Diva.Baru saja Diva ingin bertanya pada Elvan kembali ponselnya menyala, Elvan memberi isyarat untuk

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 257. Patuh dan Tunggulah, Diva!

    Penuh kehati-hatian juga sangat jelas Elvan mengatakannya, Diva mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyadari dia benar-benar bertindak salah. Dia sempat lupa kalau pria ini memang punya karismatik tersendiri, yang seharusnya tidak perlu khawatir berlebihan kalau Elvan bisa meluluhkan orang tuanya.‘Ah, Diva kamu bodoh sekali!’ rutuk Diva dalam hati, harusnya dia menyadari hal ini. Bukankah sejak pertama kali bertemu terlihat sekali aura dominan mematikan milik pria ini?‘Diva sepertinya otakmu kekurangan memori!’ Diva kembali berkata dalam hati.“Hei, kenapa diam? Apa ada lagi yang ingin kamu tanyakan?” tanya Elvan dengan suara lembutnya.Diva menggeleng dengan perlahan, “Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan,” ungkap wanita itu pada Elvan dengan jujur, wajahnya menampakkan kesungguhan.“Kalau begitu, tanyakan saja.” Elvan tersenyum menatap Diva yang melihatnya seolah pandangannya kosong.“Aku … aku tidak tahu mau tanya mulai darimana tapi … tapi apa boleh aku meminta satu hal

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 258. Menukarnya Dengan Hatimu

    Setelah kepulangan Elvan, Diva hanya berdiam di dalam kamarnya, sekarang dia juga tidak tahu apa dia harus senang atau sedih dengan kejadian yang baru saja dilewatinya. Sang ayah juga belum memanggilnya kembali. Sikap ayahnya yang masih ambigu ini terus membuat tanya untuk Diva. ‘Sebenarnya ayah setuju gak sih?' tanya Diva pada dirinya sendiri sambil menatap pantulan wajahnya di depan cermin, baru kali ini dia melihat ayahnya terkesan kurang tegas memperlihatkan sikapnya untuk menerima atau menolak. Walaupun sebenarnya Diva sangat berharap ayahnya bisa menerimanya Elvan sesegera mungkin. 'Ibu juga sepertinya tidak terlihat welcome dengan Elvan, apa yang salah sebenarnya?' gumam Diva lagi. Saat sedang mempertanyakan hal barusan, Indah masuk ke kamar Diva dan duduk di tepi ranjang, belum bicara sepatah kata pun, dia hanya melihat Diva dengan tatapan yang sulit diartikan dengan jelas. Tingkah ini jelas mengundang tanda tanya besar dalam kepala Diva. 'Apa jangan-jangan Ibu ingin bicar

Bab terbaru

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Ready For "Jodoh Salah Tarik #2"?

    “Uhh ...” lenguh Kayla selagi memegang kepalanya yang terasa pening. “Kepalaku sakit sekali ….” Sembari menggerutu dengan mata terpejam, wanita bersurai cokelat panjang bergelombang itu berusaha untuk mengingat apa yang terjadi di malam yang lalu. “Minum Kay!” “Habiskan!” “Ah! Kamu kalah lagi!” “Sudah, jangan dipaksa, kamu tidak cukup kuat untuk meneguknya!” “Kamu sudah mabuk, Kay!” Kalimat-kalimat itu masih terngiang di kepala Kayla Semalam, Kayla diajak reuni oleh teman-temannya di salah satu hotel bintang lima. Awalnya, wanita itu berpikir kalau tujuan pertemuan tersebut hanyalah sebatas temu kangen berupa makan malam di restoran atau ruang khusus hotel. Sayangnya, Kayla terlalu bodoh untuk berpikir panjang, sampai-sampai dia lupa bahwa kelompok temannya yang satu ini adalah tipe yang lebih suka menghabiskan waktu dengan minum di bar. Alhasil, di sinilah Kayla sekarang, merutuki kebodohannya yang mau saja lanjut ikut di acara itu, apalagi saat teman-temanny

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (10)

    Pagi itu terasa istimewa. Rumah Elvan dan Diva dipenuhi dengan dekorasi lembut berwarna pastel—biru muda dan merah muda menyelimuti ruang tamu, balon-balon cantik tergantung di setiap sudut. Sebuah spanduk besar terbentang di tengah ruangan dengan tulisan “Selamat Datang, Claudia Cantika Wongso”.Ini adalah hari dimana pesta penyambutan bayi perempuan mereka yang baru lahir, Claudia Cantika Wongso. Sebuah momen yang sudah lama mereka nantikan dan kini mereka sudah bersiap untuk merayakan kedatangan anggota baru dalam keluarga mereka bersama orang-orang terdekat.Diva berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya dengan senyum lembut menghiasi wajahnya. Dia mengenakan gaun sederhana namun elegan, warna pastel lembut yang menonjolkan kesan anggun. Di sebelahnya, Elvan sedang menggendong Claudia yang terlelap dalam balutan selimut bayi berwarna merah muda. Auranya makin terpancar saat pria itu menggendong anaknya dengan penuh kasih sayang, menatap putri mereka dengan tatapan lembut.“Van,

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (9)

    Malam ini sungguh terasa berbeda. Diva terbangun di tengah malam dengan perasaan aneh yang tak bisa ia abaikan. Sudah sembilan bulan sejak mereka pertama kali mendengar kabar bahwa ia hamil, dan kini momen yang telah mereka tunggu-tunggu hampir tiba. Diva merasakan kontraksi yang semakin intens, dan kali ini berbeda dari yang sebelumnya—lebih kuat dan cukup teratur. Diva berpikir mungkin ini sudah saatnya. Saat dimana dia akan melahirkan hampir tiba.Elvan terbangun ketika Diva menggeliat di sampingnya, wajahnya langsung dipenuhi kekhawatiran. “Diva, kamu baik-baik saja, hehm?” tanyanya dengan suara serak, matanya masih setengah tertutup karena kantuk.Diva menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri meskipun rasa sakit semakin jelas terasa. “Elvan… aku pikir ini saatnya. Kontraksinya … semakin kuat.” Diva berkata dengan suara bergetar, wajahnya terlihat berkeringat.Elvan langsung terjaga sepenuhnya dan segera bangkit dari tidurnya. “Kamu yakin?” Matanya terbuka lebar, panik dan

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (8)

    Kehamilan Diva sudah memasuki trimester kedua, meskipun mereka dipenuhi kebahagiaan karena kabar tersebut, tidak semuanya berjalan mulus. Beberapa minggu terakhir, Diva masih tetap merasakan berbagai tantangan fisik yang sebelumnya. Seperti mual setiap pagi dan rasa ingin muntah saat mengunyah makanan, tetapi kelelahan yang tidak bisa dijelaskan tetap ada, serta perubahan suasana hati yang terkadang membuatnya merasa tidak terkendali, tetap menjadi rutinitasnya.Di sisi lain, Elvan terus belajar dan berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang dan mendukung, meskipun tantangan itu juga mulai memengaruhi dinamika hubungan mereka.Pagi itu, Diva duduk di meja makan, berusaha menghabiskan sedikit sarapannya. Namun, seperti hari-hari sebelumnya, mual datang begitu saja tanpa peringatan. Dia buru-buru berlari ke kamar mandi, meninggalkan Elvan yang masih menikmati sarapannya.“Diva!” Elvan langsung berlari mengikuti istrinya, wajahnya penuh kecemasan.Diva duduk di lantai kamar mandi, menarik

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (7)

    Beberapa minggu setelah kabar bahagia itu, kehidupan Diva dan Elvan berubah secara drastis. Mereka mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut bayi mereka, meskipun kehamilan Diva masih dalam tahap awal. Setiap malam, mereka berdua duduk bersama di ruang tamu, berbicara tentang masa depan dengan penuh semangat. Namun, di balik kebahagiaan itu, tetap akan datang pula tantangan baru yang harus mereka hadapi.Pagi ini, Diva duduk di meja makan dengan secangkir air putih hangat di depannya. Sejak tahu dirinya hamil, ia mulai lebih berhati-hati, bahkan mengganti minuman coklat kesukaannya dengan air putih hangat. Meski bahagia, perasaan cemas tidak sepenuhnya hilang dari hatinya.Elvan datang dari ruang kerja dengan laptop di tangan, meletakkannya di atas meja sambil memandangi istrinya dengan senyum. “Kamu terlihat sedikit lebih tenang hari ini. Bagaimana perasaanmu? Apa masih merasakan mual dan tidak nafsu untuk makan?”Diva tersenyum lembut, meskipun ada sedikit kekhawatiran di m

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (6)

    Setelah pulang dari liburan mereka melakukan aktivitas seperti biasa, masalah kehadiran buah hati tidak lagi menjadi sebuah penghalang besar untuk keduanya. Mereka juga sudah menjalankan program kehamilan dari dokter, walau sudah tiga bulan masih belum menunjukkan hasilnya, keduanya tetap saling memberikan dukungan satu sama lain.Hingga suatu pagi. Diva bangun dengan perasaan sedikit mual yang sudah ia rasakan selama beberapa hari terakhir. Dia berusaha mengabaikannya, berpikir itu mungkin hanya karena perubahan pola makan sejak kembali dari liburan. Namun, di dalam hatinya, ada perasaan yang mengusik—sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya.Elvan sudah berangkat lebih awal ke kantor. Diva berencana untuk menghabiskan hari dengan bekerja dari rumah. Tetapi, mual yang semakin kuat membuatnya sulit berkonsentrasi. Setelah sarapan, ia kembali merasa perutnya bergejolak, dan kali ini lebih parah daripada sebelumnya. Diva menunduk di depan wastafel, napa

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (5)

    Pagi hari di resort terasa lebih segar dan tenang. Diva memandang ombak yang bergulung pelan dari teras vila mereka. Ia mendekap secangkir teh hangat, mencoba menenangkan pikirannya yang mulai dipenuhi berbagai pertanyaan. Liburan ini memang seharusnya menjadi waktu bagi mereka untuk beristirahat, tapi di dalam hati Diva, rasa cemas belum juga hilang.Elvan keluar dari kamar, rambutnya masih sedikit acak-acakan, tapi wajahnya jauh lebih segar daripada beberapa hari sebelumnya. “Kamu sudah bangun sejak kapan?” tanyanya sambil berjalan mendekat.Diva menoleh dan tersenyum tipis. “Baru saja.”Elvan duduk di kursi di sampingnya, menarik napas panjang sambil menatap laut. “Liburan ini benar-benar membuatku sadar betapa kita jarang meluangkan waktu seperti ini. Rasanya... aneh, tapi juga menyenangkan.”Diva memandang suaminya dan berkata, "Ya, aku juga merasa seperti itu. Ini... mungkin apa yang kita butuhkan.”Elvan tersenyum lembut, matanya menatap Diva dalam-dalam lalu berbisik lembut di

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (4)

    Pagi harinya Diva sudah melihat Prisya sibuk di dapur dengan pelayan yang ada di rumah mereka, dia terlihat mengatur makanan untuk sarapan mereka.“Wah, Kak Diva sudah bangun?” Prisya berkata dengan penuh semangat.“Kamu sibuk banget,” ucap Diva.“Iya dong, eh, Kakak ipar sudah bangun?” tanya Prisya lagi.“Pastinya dia sebentar lagi turun kok harusnya.” Diva menjawab santai.Tidak lama berselang Elvan ada di antara mereka.“Sudah sibuk sekali pagi ini.” Elvan berkata santai, dia terlihat dengan pakaian formalnya dan siap untuk ke kantor.“Kakak Ipar mau ke kantor?” tanya Prisya.“Ya, tentu saja, masih ada yang harus aku urus dengan Miko, tetapi tidak lama, tenang saja.” Elvan berkata pada mereka.“Ya, harusnya serahkan saja pada Miko, tenang saja, aku akan membantumu untuk memantaunya.” Prisya tertawa setelah mengatakan hal itu.Pagi ini setelah Elvan pergi ke kantor Prisya membantu kakaknya menyiapkan barang-barang yang harus mereka bawa untuk pergi berlibur. Keduanya sangat antusias

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (3)

    “Hasil untuk Nyonya Elvan tidak ada yang diragukan, semuanya baik dan juga untuk Tuan Elvan, tidak ada masalah.” Dokter itu berkata dengan tersenyum pada keduanya. Ucapan ini bagaikan sebuah oase di tengah gurun pasir.Artinya tidak ada yang salah dari keduanya, lantas kenapa sampai saat ini masih belum ada juga? Hal ini membuat Elvan langsung bertanya, “Lalu, kenapa masih belum juga sampai sekarang, Dok?” tanya Elvan, dia juga tahu, saat ini Diva juga ingin bertanya hal demikian.“Ini banyak faktor, Tuan Elvan. Salah satunya karena kelelahan dan pikiran.” Dokter berkata dengan suara lembut.Elvan lalu melihat ke arah Diva.“Saya akan memberikan obat pada Nyonya untuk meminumnya, nanti akan ada obat penyubur, jika masih datang bulan untuk bulan depan, hari pertama haid Nyonya dan Tuan datang kembali untuk kita melakukan serangkaian pemeriksaan lagi.” Dokter berkata pada keduanya.“Baik, Dok, kami mengerti.” Setelah melewati sesi konsultasi mereka kembali ke rumah. Walaupun mereka cuk

DMCA.com Protection Status