“Gah!”Chandra memuntahkan darah lalu dia terpental lagi hingga sepuluh meter.Sonia bergegas berlari untuk membantu Chandra bangun. Tapi sesampai di tempat, Chandra lekas bangkit dan duduk bersila untuk menyalurkan energi sejatinya dan menekan energi darah yang berontak dalam tubuhnya. Melihat dia masih dalam keadaan baik, Sonia hanya dapat menghela napas dengan lega.“Kak Chandra, sudahlah tidak perlu dilanjutkan lagi. Mereka sudah mengerahkan tujuh puluh persen kekuatannya. Jika mereka mengerahkan kekuatan penuh, kamu tidak akan dapat menahan serangan mereka …,” ujar Sonia.“Bisa atau tidak, aku tetap harus melindungi dan menjamin keselamatan pasukanku,” jawab Chandra yang sudah mulai menyerah sambil menoleh ke arah Devi. “Bolehkah aku menyembuhkan lukaku sebentar?”“Silakan,” balas Devi sambil memandang Chandra.Sampai saat ini Devi masih berpikir bagaimana bisa Chandra menahan pukulan Empat Kesatria Dewa secara kekuatan mereka sudah memasuki kekuatan tingkat ketiga.Chandra yang d
“Kamu ....” balas Sonia yang emosi terhadap Devi.“Lakukan,” perintah Devi kepada Empat Kesatria Dewa.Dalam sekejap keempat Kesatria itu menotok titik akupunktur Sonia. Menyegel energi sejatinya dan membuatnya tidak dapat bergerak.Devi menyeringai lalu berkata, “Sonia, kamu harusnya tahu kalau Pak Taka tidak ingin melihat orang-orang menghalanginya. Namun, keluarga Atmaja sepertinya ingin memberikan kita bantuan.”Sonia yang tidak dapat bergerak bertanya, “Bukankah dia adalah tuanmu? Mengapa kamu memanggilnya sebagai Pak Taka?”Devi tertawa terbahak-bahak dan tidak menjawab pertanyaannya. Lalu dia mengisyaratkan kepada Empat Kesatria Dewa untuk mundur. Selangkah demi langkah dia mendekati Sonia yang lumpuh.Keempat kesatria itu menggangguk dan segera mundur dari tempat kejadian perkara.Sonia berkonsentrasi untuk mengaktivasikan kembali energi sejati yang disegel tetapi usahanya sia-sia.Devi mengangkat dagu Sonia dan berkata, “Kamu benar-benar cantik sekali. Jika aku laki-laki, aku
Di tengah api unggun yang masih menyala, tergeletak sepasang pria dan wanita. Mereka tidak mengenakan busana, di mana sang pria berbaring di bawah dan wanita tersebut berbaring di atasnya, membentuk postur yang terlihat sangat ambigu.Keduanya saling merasakan suhu tubuh yang hangat dan wajah Sonia memerah karena merasakan bibir Chandra yang mencium pipinya. Mereka ingin bangun tetapi badannya tidak bisa bergerak. Sungguh suasana yang tidak biasa.Waktu tidak berasa berlalu, dan keduanya hanya dapat menghabiskan waktu berpelukan selama tiga jam.Setelah tiga jam berlalu, keduanya melompat berpisah dan Sonia lekas mengambil serpihan baju yang dirobek oleh Devi sebelumnya untuk menutupi tubuhnya. Chandra juga bergerak untuk mengambil serpihan bajunya, namun dikarenakan lukanya tidak ditangani dalam tiga jam, saat bergerak lukanya bereaksi dan Chandra memuntahkan seonggok darah dari mulutnya.Awalnya Sonia tidak berani melihat kondisi Chandra, tetapi setelah mendengar rasa kesakitan yang
Chandra tidak tahu apa yang harus dilakukan di situasi saat ini. Beberapa saat berlalu, Sonia pun menenang setelah menangis sedih sebelumnya dan dia tenggelam dalam pikirannya, tergambar rasa bingung di wajah cantiknya.“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Chandra melihat Sonia yang sedang berpikir.“Ada yang sedikit aneh,” gumam Sonia dengan suara pelan.“Um?” wajah Chandra tampak bingung.“Awalnya Kakek nggak izininaku ikut terlibat dalam urusan ini, karena dia tahu kalau Devi datang ke Gunung Radan dan dia tahu kalau Devi nggak akan membunuhmu. Lalu pada akhirnya dia mengizinkan aku datang,” jawab Sonia dengan suara pelan.“Apa yang aneh tentang ini? Bukankah dia memintamu untuk mengantar kitab rahasia seni bela diri kepadaku?” tanya Chandra.“Saya khawatir hanyalah sebuah dalih,” jawab Sonia sambil menghela napas yang dalam.Sonia sangat mengenal watak Ronald, dia tidak ada ketertarikan untuk memperebutkan kekuasaan. Cara berpikirnya juga penuh perhatian dan sangat hati-hati, jik
Terlihat kalau keluarga Atmaja memiliki kejayaan tanpa batas, namun anggota keluarganya tidak memilki kedudukan sama sekali, karena mereka hanyalah sebuah pion.“Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Chandra.“Aku rasa melindungimu sudah termasuk dalam rencana Kakek, karena kamu ada konflik dengan keluarga Atmaja dan dia menggunakan aku agar dengan tujuan agar kamu terikat dengan keluarga Atmaja. Kita antisipasi jika Devi menyebarkan foto kita, Kakek pasti akan menghubungi keluarga Aryani untuk memperjuangkan pernikahan ini. Di lain kata jika pernikahan ini gagal, dia pasti akan memikirkan cara untuk menghancurkan keluarga Aryani dan Pak Taka,” jawab Sonia sambil menghela napas.Chandra mendengarkan dengan seksama, walaupun ini hanya berupa tebakan, tapi sangat masuk akal.“Sudah abaikan saja tebakan itu. Kita jalankan satu per satu,” gumam Sonia yang duduk memeluk lututnya. Dipikir-pikir situasi saat ini tidaklah buruk, karena setidaknya dia masih berguna untuk Ronald dan
Sonia yang melamun mengamati Chandra menjahit, tidak sadar saat dia berbalik badan. Saat dia tersadar, Chandra sudah keburu berbalik badan dan melihat tubuhnya.“Su-sudah selesai kujahit,” ujar Chandra sambil menelan ludahnya.Sonia segera mengambil pakaian yang sudah dijahit dan berbalik badan untuk mengenakannya. Di lain sisi, Chandra melihat punggung dan bokongnya yang mulus. Chandra menarik napas dalam dan memaksa menahan hasrat di dalam hatinya. Lalu dia mengambil pakaiannya yang robek dan segera menjahitnya dengan cepat.Setelah keduanya berpakain, mereka duduk di depan api unggun dan terdiam, membuat suasana tidak biasa. Chandra lalu mengambil daging kelinci yang diberikan tentara Aryani sebelumnya dan memanggangnya di atas api unggun. Sewaktu-waktu, Chandra melirik ke arah Sonia yang duduk di seberangnya. Merasakan keheningan ini, dia merasa ada yang tidak beres dengan suasana ini, lalu dia mencoba mencari topik pembicaraan.“Sebenarnya, bentuk tubuh kamu sangat bagus,” ujar Ch
Di tengah malam yang sunyi itu, waktu berjalan dengan lambat. Chandra tidak dapat menahan diri untuk mengeluarkan kitab-kitab rahasia seni bela diri yang dibawakan Sonia dan membacanya.Kitab itu dikarang oleh Ronald sendiri di perpustakaan keluarga Atmaja. Di dalamnya terdapat tiga seni bela diri.Pertama adalah seni bela diri tubuh yang disebut Langkah Angin.Kedua merupakan kumpulan teknik tapak tangan yang disebut Tapak Raja.Ketiga adalah teknik pukulan yang disebut Tinju Dewa Angin.Chandra membacanya dengan konsentrasi penuh.Sonia melihat Chandra membaca buku dengan serius, dia pun tidak dapat menahan diri untuk bertanya, “Kakek Ronald ingin mengajarimu seni bela diri apa?”“Ada tiga buah kitab ahli seni bela diri, yang pertama Langkah Angi, yang kedua Tapak Raja, dan yang ketiga Tinju Dewa Angin.”Sonia mendengarnya, mengangguk dan berkata, “Ya, tiga kitab rahasia seni bela diri ini, semuanya adalah warisan keluarga Atmaja. Setiap seni bela diri itu dulunya sangat terkenal dan
Sekarang Chandra mengetahui di kejadian seratus tahun itu, suku dukun tidak berhasil untuk mendominasi dunia dengan racun dukun, masih melanjutkan rencananya. Dan juga suku dukun di pimpin oleh keluarga Banyumas. Pastinya, tidak hanya keluarga Banyumas yang terlibat dalam sekte ini, tapi ada kekuatan lain yang ikut terlibat. Adapun bagaimana cara untuk menghentikan rencana itu dan rahasia yang ada, Sonia tidak mengetahuinya sedikit pun. Sekarang rencana itu kembali dijalankan setelah berabad-abad dan itu harus dihentikan sebelum terlambat.“Ngomong-ngomong, apa yang kamu rencanakan dengan harta warisan ini?” tanya Sonia.“Yang aku tidak sangka kalau kepala Centennial Group membawa orang untuk menghalangi aku. Sekarang pasukan keluarga Aryani sudah pulang dan helikopter juga sudah berangkat pulang. Secara sebagian besar harta ini berupa emas batangan, menurutku agak sulit untuk dibawa pulang,” jawab Chandra putus asa sambil memikirkan jalan.Setelah beberapa detik, dia berkata, “Seperti
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di