Share

Bab 941

Author: Angin
Mereka bertiga melewati jalan yang sama seperti sebelumnya. Chandra terus menggenggam ponselnya sambi memeriksa sinyal. Namun, dia sama sekali tidak mendapatkan sinyal di kawasan Gunung Agrabat.

Mereka terus berjalan sepanjang hari sampai akhirnya tiba di tempat Sonia dan Chandra memarkirkan mobil. Namun, Chandra masih saja tidak mendapatkan sinyal di tempat ini.

Akhirnya Chandra mengemudikan mobil kembali ke kota Heras. Mereka tiba di kota Heras sekitar pukul 8 malam. Kemudian mereka makan terlebih dahulu lalu pergi mencari hotel untuk beristirahat.

Di depan meja resepsionis hotel.

Chandra menatap gadis yang berada di meja resepsionis seraya berkata, “Booking 3 kamar, ya.”

Nova tiba-tiba berkata, “Dua kamar saja.”

Chandra langsung menatap Nova, sedangkan Nova langsung menarik Chandra seraya berkata, “Kita kan suami istri. Kenapa kita harus pisah kamar?”

Si resepsionis langsung menatap Chandra seraya bertanya, “Pak, mau booking berapa kamar?”

“Tiga kamar saja,” jawab Chandra.

“Kal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Elang Indra Lazuardi
lanjutkan semangat nulisnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 942

    “Halo, siapa ini?” tanya seseorang dari balik telepon dengan suara yang terdengar berat dan kejam. “Ini aku Chandra. Aku lagi ada di utara dan butuh bantuanmu,” jawab Chandra. “Haha .... Ya ampun, Chandra! Aku sudah sejak lama mau ajak kamu minum bersama. Tapi aku selalu saja sibuk sama urusan pertahanan di Daratan Utara. Ada apa? Kamu ada masalah?” ujar Godfrey sambil tersenyum. “Sekarang aku di Heras. Aku mau cari orang di gua yang berada di Gunung Agrabat, makanya aku telepon kamu untuk meminjam beberapa peralatan,” jawab Chandra. “Oh, kamu lagi di Heras. Ya sudah begini saja, aku akan pergi ke Heras. Nanti kamu bisa langsung ngomong sama aku apa saja yang kamu butuhkan kalau kita sudah bertemu,” balas Godfrey. Godfrey bertanggung jawab menjaga Daratan Utara di mana Kota Heras juga berada di wilayah utara. Waktu yang dibutuhkan Godfrey untuk sampai ke Heras dari wilayah militer kurang lebih 2 jam lamanya. “Oke.”“Baiklah, sampai jumpa nanti.”“Ya,” pungkas Chandra lalu menutup

  • Jenderal Naga   Bab 943

    Di perjalanan kembali, Sonia terus memikirkan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dia hanya ingin mengungkapkan kejanggalan yang dia rasakan. Dia sama sekali tidak berniat untuk merusak hubungan Chandra dan Robi. Di sisi lain, Chandra benar-benar bingung dengan semua ini. Akhirnya Chandra pun berkata, “Aku percaya sama kakekku sama kayak kamu. Kita nggak usah ngomongin ini lagi sebelum aku turun dan melihat bagaimana keadaan di sana.”Walaupun Chandra memiliki keraguan terhadap kakeknya, dia masih tetap mempercayai Robi. Kemudian Nova menatap dingin ke arah Sonia seraya berkata, “Kamu sudah selesai, kan? Kalau begitu, cepat keluar sana. Aku mau berhubungan sama suamiku. Apa kamu mau menonton hubungan kami?”Sonia tidak lagi banyak bicara. Dia langsung berdiri dan pergi keluar dari kamar Chandra. “Sayang, kamu percaya ya sama ucapan Sonia tadi?” tanya Nova setelah Sonia meninggalkan mereka. Chandra langsung menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin mempercayai semua perkataan Sonia

  • Jenderal Naga   Bab 944

    Orang itu adalah Godfrey Weli. Dia adalah salah satu Jenderal Besar Someria dan bertanggung jawab terhadap wilayah Daratan Utara. Dialah penguasa daerah utara. Mungkin orang dari daerah lain tidak mengenalnya. Namun, semua orang di daerah utara pasti mengenal siapa itu Godfrey Weli. Resepsionis yang bertugas di meja depan langsung membuka mulutnya lebar ketika melihat kedatangan Godfrey di hotelnya. Ada apa dengan hari ini?Tadi ada Chandra Atmaja si Naga Hitam lalu sekarang ada Godfrey Weli datang ke hotel ini. Si resepsionis bergegas berdiri lalu menghampiri Godfrey dan bertanya dengan hormat, “Pak Godfrey, ada yang bisa saya bantu?”“Di mana kamar Chandra Atmaja?” tanya Godfrey tanpa banyak basa-basi. “Ada ... ada di kamar 308,” jawab si resepsionis. Godfrey bergegas naik ke lantai atas tanpa banyak berbicara. Tok! Tok!Chandra sedang melamun ketika dia mendengar ketukan di daun pintu kamarnya. Dia langsung berdiri dan hendak membuka pintu.“Sayang, kamu duduk saja. Biar aku ya

  • Jenderal Naga   Bab 945

    Gunung Agrabat. Tiba-tiba muncul beberapa helikopter di langit Gunung Agrabat. Karena puncak gunung tak memiliki dataran yang datar, helikopter-helikopter itu hanya bisa berputar di udara. Pintu kabin terbuka. Beberapa utas tali turun jatuh dari langit, kemudian beberapa prajurit berseragam perang dengan perangkat mengikuti tali tersebut saat mereka meluncur turun.Chandra melihat ke bawah. Meskipun dia telah mencapai puncak Satu Alam, tapi Chandra tak akan bisa bertahan jika melompat dari ketinggian lebih dari lima puluh meter seperti ini.Chandra pun melompat turun dengan menggenggam tali dengan kuat. Dalam beberapa detik, Chandra sudah mendarat di tanah. Sonia juga melakukannya dengan santai, mendarat dengan mudah di tanah.Sedangkan Nova terlihat pucat. Meskipun Nova memiliki energi sejati Tiga Alam, ketinggian seperti itu masih membuatnya takut untuk melompat. Meskipun ada tali untuk membantunya melompat, tapi Nova masih saja merasa takut untuk melakukannya. Nova mundur, ma

  • Jenderal Naga   Bab 946

    Sonia menunjuk ke atas, kemudian berkata, “Dilihat dari posisi Robi terjatuh, dia nggak mungkin jatuh ke sini. Paling banter dia hanya akan jatuh ke batu di kedalaman seratus meteran. Kalau dia jatuh ke batu, dia akan menggelinding ….” Sonia berpikir sejenak, melanjutkan, “Dia seharusnya jatuh ke tempat sekitar dua ratus sampai tiga ratus meter. Tadi pas turun, aku lihat di sana ada lubang yang cukup dalam, nggak mungkin dia terus jatuh ke bawah.”"Oh, gitu?" Chandra terlihat bingung. Tadi dia terlalu fokus untuk terus turun ke dalam gua sehingga tidak memperhatikan topografi gua atau hal-hal lainnya di dalam sini."Iya, ayo kita periksa," kata Sonia.Dengan satu loncatan, Sonia lompat ke tempat beberapa meter jauhnya. Dia memegang batu, naik dengan cepat. Chandra juga mengikuti Sonia ke atas tanpa menggunakan tali bantuan.Tidak lama kemudian, mereka mencapai kedalaman seratus meter. Di sana, mereka benar-benar menemukan sebuah batu yang menjorok keluar sekitar dua puluh meter.Sonia

  • Jenderal Naga   Bab 947

    Di tepi jurang.Nova menunggu sambil sesekali melihat ke bawah jurang.Setelah beberapa kali melihat, dia akhirnya melihat Chandra naik. Nova segera bertanya, "Sayang, gimana keadaannya?"Chandra menggeleng pelan, "Jurangnya sangat dalam, nggak keliatan dasarnya, suhu di bawah juga sangat tinggi, sulit untuk menyelam lebih dalam. Kemungkinan besar kakek nggak akan bisa selamat walaupun beneran jatuh ke dalam sana."Sonia juga naik."Ayo pulang," ujar Chandra.Mereka tidak menemukan siapa pun. Chandra tidak berniat membuang waktu di sini.Namun, dalam hatinya, Chandra sudah memiliki gambaran kasar.Kakeknya masih hidup.Dan dia bimbang atas apa yang Sonia katakan.Chandra yakin bahwa sang kakek tidak akan menyakitinya. Dia lebih yakin lagi bahwa Nova tidak akan membahayakannya.Tetapi Chandra juga bingung, mengapa kakeknya membuat begitu banyak masalah.Chandra berbalik dan pergi.Nova mengikutinya, para prajurit yang menemani mereka juga segera mengikuti.Setelah keluar dari gua, para

  • Jenderal Naga   Bab 948

    Namun, itu bukanlah hal besar. Chandra tidak lagi banyak bertanya."Pergi dulu, ya."Chandra mengucapkan selamat tinggal kepada Arya dan Abdul, lalu berbalik pergi.Setelah meninggalkan wilayah militer.Nova bertanya, "Sayang, kita pergi ke mana? Balik ke rumah keluarga Kurniawan?"Sebelum Chandra menjawab, Sonia memanggil, "Kak Chandra ….""Ya?"Chandra berbalik dan melihat Sonia di belakangnya.Sonia berkata, "Kakek ‘kan nyuruh aku ke sini buat bantu dan melindungi Kak Chandra. Sekarang kemampuanmu sudah pulih, kekuatanmu juga sudah hampir menyamaiku. Sekarang Kak Chandra juga sudah punya Nova, seorang ahli Tiga Alam, sama kamu. Aku sekarang sudah nggak terlalu banyak urusan di Rivera. Rencananya aku mau kembali ke Diwangsa.""Cepat banget?"Chandra mengernyitkan keningnya.Sonia adalah seorang wanita yang sangat cerdas dan memiliki wawasan yang dalam. Dengan adanya Sonia bersama Chandra, Sonia bisa membantunya menyelesaikan banyak masalah. Chandra tidak menyangka Sonia akan kembali

  • Jenderal Naga   Bab 949

    Grace tidak memiliki kendali atas urusan Chandra. Dia melihat Nova sebentar, terlihat ingin mengatakan sesuatu. Tetapi pada akhirnya Grace tidak mengatakan apa pun.Nova berjalan menuju sofa dan duduk di depan Grace. Dia bertanya, "Sayang, kamu ada rencana apa?"Chandra juga duduk dan menggelengkan kepala, "Sekarang aku belum punya rencana konkret."Chandra merasa seperti seorang yang buta, dia tidak tahu arah yang harus diambil. Chandra juga tak tahu bagaimana harus melangkah ke depan."Tetap di Rivera, pantau situasi. Saat ini, nggak banyak yang bisa kita lakukan kecuali meningkatkan kekuatan diri secepat mungkin," saran Nova.Chandra baru benar-benar menyadari kekurangannya setelah mendengar dari Sonia tentang kekuatan para ahli dari empat keluarga besar. Saat ini, Chandra merasa sangat lemah. Dibandingkan dengan empat keluarga besar yang lain, dia bahkan tidak ada apa-apanya.Jika belum sampai di level kekuatan Lima Alam, Chandra tidak akan mampu melindungi dirinya sendiri. Bahk

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2147

    Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang

  • Jenderal Naga   Bab 2146

    Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel

  • Jenderal Naga   Bab 2145

    Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter

  • Jenderal Naga   Bab 2144

    Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te

  • Jenderal Naga   Bab 2143

    Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud

  • Jenderal Naga   Bab 2142

    Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka

  • Jenderal Naga   Bab 2141

    Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a

  • Jenderal Naga   Bab 2140

    Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa

  • Jenderal Naga   Bab 2139

    Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status