Kalau bisa memilih kehidupan, dan kalau Chandra diberikan satu kesempatan lagi maka dia akan memilih untuk kembali ke sepuluh tahun yang lalu. Dia ingin kembali pada masa sebelum keluarga Atmaja dibakar habis.Dengan begitu kehidupannya akan mengalami perubahan. Kemungkinan dia akan bersama dengan Sandra. Sayangnya yang namanya hidup tidak bisa memilih. Karena sudah terjadi, maka harus dihadapi.“Kak Chandra, Kakak kembali saja ke Gurun Selatan. Di rumah sakit ada perawat yang menjagaku.”Amanda tahu kalau Chandra sudah kembali mendapatkan jabatannya. Status lelaki itu sekarang tidak hanya adalah Naga Hitam Gurun Selatan, melainkan seorang Raja Naga!Chandra menganggukkan kepalanya. Dengan kembali ke Gurun Selatan dan menguasai Pasukan Naga Hitam memang lebih penting dari perasaan hatinya.“Aku telepon Sandra dan setelah itu langsung pergi.”Chandra mengeluarkan ponsel dan menghubungi Sandra. Perempuan itu baru saja pulang dari kantor dan hendak pergi makan. Dia yang tiba-tiba mendapat
Ekspresi Nova menggelap seketika. Sifatnya sekarang seperti orang yang berbeda dengan yang sebelumnya.“Kalau nggak cocok kenapa harus dipaksakan?”“Bagus! Bagus sekali! Chandra, kamu akan menyesal!” ujar Nova dengan penuh penekanan. Setelah itu dia langsung berbalik pergi.Ruang rawat tersebut dilingkupi keseunyian. Amanda tidak berbicara sedari tadi hingga setelah Nova pergi dia baru tersadar. Dengan panik perempuan itu berkata, “Kak Chandra, cepat kejar!”Chandra menggelengkan kepalanya. Semuanya sudah jelas, untuk apa dia mengejar Nova lagi? Selama perempuan itu tidak melakukan hal yang aneh-aneh, maka dia akan merasa tenang.“Kamu istirahat dulu. Setelah urusanku di Gurun Selatan sudah selesai, aku akan datang mencarimu lagi.”Chandra bangkit berdiri dan keluar dari kamar rawat. Lelaki itu langsung berangkat menuju pangkalan militer untuk mencari Arya. Sedangkan Nova juga pergi dari rumah sakit dengan air mata yang mengalir deras.Dia tahu kalau dulu hati Chandra pernah terluka ka
Nova menatap orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah Robi dengan ekspresi curiga. Dia memang tidak banyak mengetahui tentang keluarga Atmaja karena dia tidak tahu identitas Chandra. Setelah tahu, Chandra juga tidak banyak menceritakan tentang keluarganya sendiri.Namun dia tahu kebakaran yang terjadi sepuluh tahun yang lalu telah membuat seluruh keluarga Atmaja tewas terbakar. Nova juga tidak tahu bagaimana Chandra bisa bertahan hidup.Dengan penasaran dia bertanya, “Ka-kakek beneran kakeknya Chandra?”“Lalu kamu pikir saya siapa?” tanya Robi sambil menatap Nova.“Apa itu Istana Raja Langit?”Dengan ekspresi tenang Robi menjawab, “Kamu hanya perlu tahu kalau itu adalah sebuah kelompok yang sangat besar. Setelah menjadi ketua dari Istana Raja Langit, kamu akan menjadi orang yang paling berkuasa di dunia ini.”Nova terdiam dan langsung berseru, “Ternyata kamu yang selalu menyerang Chandra?”Robi tersenyum tipis dan berkata, “Bukannya kamu mau buat Chandra menyesal? Asalkan kamu setuju
Setelah turun dari mobil, Nova bergegas berjalan menuju rumah sakit. Akan tetapi saat tiba di kamar rawat, Chandra sudah tidak ada di sana lagi. Dia menatap Amanda yang terbaring dan bertanya, “Chandra ada di mana?”Amanda ingin bangkit, tetapi perban yang melilit seluruh tubuhnya membuat dia kesulitan untuk duduk. Dengan lemas dia berkata, “Kak Chandra sudah kembali ke Gurun Selatan.“Ke Gurun Selatan? Untuk apa dia ke sana?” tanya Nova.“Katanya dia kembali menguasai Pasukan Naga Hitam. Dia akan ke Diwangsa untuk mengambil Pedang Penghakiman dan membunuh Teuku.”“Membunuh Teuku?” kaget Nova.Robi bilang Teuku akan mati, begitu lelaki itu mati maka Chandra akan bergerak. Jika memang seperti itu, maka semuanya akan semakin sulit untuk diselesaikan.”“Kak Nova, se-sebenarnya aku ….” Amanda hendak menjelaskan tetapi Nova langsung bergegas keluar dari kamar dengan panik. Dia berjalan keluar dari rumah sakit dan mengambil kartu nama Robi untuk menghubungi lelaki itu.Dia menghubungi Robi s
Di waktu yang sama, dalam Pangkalan Militer Rivera tampak sebuah helikopter yang sudah dipersiapkan.Di bawah helikopter tampak Arya yang tengah menepuk pundak Chandra sambil tertawa dan berkata, “Chandra, selamat kamu mendapatkan kembali jabatanmu. Sekarang kamu ke Gurun Selatan dan menguasai kembali Pasukan Naga Hitam. Berita ini kalau tersebar pasti akan membuat seluruh warga Someria heboh!”Ekspresi Chandra terlihat sedikit tidak berdaya. Meski mendapatkan jabatannya kembali terdengar merupakan sebuah kabar baik karena jabatan tersebut lumayan tinggi, tanggung jawabnya juga berat. Selain itu, setelah dia menguasai Pasukan Naga Hitam dan membawa mereka ke Diwangsa untuk mengambil Pedang Penghakiman dan membunuh Teuku.Begitu Teuku mati, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Dengan keraguan di hatinya dia berkata, “Semoga selanjutnya nggak ada masalah besar yang terjadi.”Arya tertawa dan berkata, “Memangnya bisa terjadi hal yang seperti apa? Kalau memang ada sesuatu yang terjad
Dahlia si Naga Menawan bertanya, “Rencana apa?”“Setelah semua yang terjadi, aku merasa aku hanya sebuah pion catur yang terus dikendalikan oleh orang lain. Perasaan ini sungguh tidak enak. Bahkan kemungkinan aku bisa kehilangan nyawaku kapan saja. Aku merasa kalian nggak perlu ikut kembali ke Gurun Selatan.”Semua orang mengerutkan kening mereka ketika mendengar ucapan Chandra.“Kalian semua orang hebat yang sesungguhnya. Kemampuan kalian sudah mencapai kemampuan energi eksternal dan sedikit lagi sudah bisa melatih energi sejati dan menjadi Grandmaster Seni Bela Diri. Nanti aku akan mengajari kalian Kultivasi Energi Internal.”Semua orang tampak girang. Mereka sudah mendengar Alex menceritakan perihal Kultivasi Energi Internal. Sekarang mereka memang sudah sangat kuat, tetapi jika dibandingkan dengan Grandmaster dari kemampuan internal, mereka masih sangat lemah.“Aku nggak yakin kalau ini adalah sebuah permainan antara orang-orang penting itu. Aku juga nggak tahu apa yang sedang mere
“Selamat kepada Raja Naga!” ujar mereka dengan kompak begitu Chandra turun dari helikopter.Chandra menatap ke arah para pasukan tersebut sambil mengangkat tangannya dan mengarah ke bawah yang merupakan tanda agar para pasukan itu hening.Beberapa orang tentara datang mendekati lelaki itu.“Selamat atas kembalinya Raja Naga,” kata Paul sambil tersenyum lebar.“Kami sudah menunggu hari ini sangat lama. Akhirnya Raja Naga kembali juga,” kata lelaki itu lagi.“Sejak kapan kamu belajar bermulut manis?” tanya Chandra sambil menonjok dada Paul dengan pelan. Lelaki itu hanya cengengesan saja merespons ucapan Chandra.“Ayo,” ajak Chandra sambil berbalik pergi.Delapan Naga Langit mengikuti lelaki itu dari belakang beserta dengan para tentara yang lain. Chandra menyiapkan mobil untuk mengantar Delapan Naga Langit agar pergi dari Someria ke arah luar perbatasan untuk membentuk Kelompok Naga.Dia membuat kelompok bukan untuk memperebutkan kekuasaan, melainkan agar suatu hari nanti ada tempat dia
Perempuan itu berusia 20-an tahun dengan rambut pendek dan seragam tentara.“Kak Chandra,” panggil perempuan itu dengan suara manis.Chandra yang duduk di sofa hanya meliriknya sekilas dan menatap Paul sambil tertawa dan berkata, “Hebat juga, kapan menikah?”“Menikah apanya?!” balas Paul dengan wajah memerah. Kemudian dia diserang sebuah cubitan kecil yang membuatnya bergegas berkata, “Segera, segera menikah.”Senny duduk dan tersenyum lebar sambil berkata, “Kak Chandra, bagaimana dengan Kak Chandra dan Nova?”Chandra menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin membahas masalah dia. Paul duduk dan menyenggol lengan Senny sebagai tanda untuk tidak bertanya lagi.“Ayo, diminum.”Chandra mengangkat gelasnya yang diikuti oleh Paul.“Bos, hari ini adalah hari kematian Jenderal Kardi. Ayo kita ke kuburannya,” ujar Paul.Chandra mengangguk dan berkata, “Iya, ayo.”Ketiganya berangkat dengan mengendarai mobil paul yang berwarna hitam menuju ke tempat pemakaman di Gurun Selatan. Orang yang dikubur
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di