Share

Bab 830

Author: Angin
Setelah turun dari mobil, Nova bergegas berjalan menuju rumah sakit. Akan tetapi saat tiba di kamar rawat, Chandra sudah tidak ada di sana lagi. Dia menatap Amanda yang terbaring dan bertanya, “Chandra ada di mana?”

Amanda ingin bangkit, tetapi perban yang melilit seluruh tubuhnya membuat dia kesulitan untuk duduk. Dengan lemas dia berkata, “Kak Chandra sudah kembali ke Gurun Selatan.

“Ke Gurun Selatan? Untuk apa dia ke sana?” tanya Nova.

“Katanya dia kembali menguasai Pasukan Naga Hitam. Dia akan ke Diwangsa untuk mengambil Pedang Penghakiman dan membunuh Teuku.”

“Membunuh Teuku?” kaget Nova.

Robi bilang Teuku akan mati, begitu lelaki itu mati maka Chandra akan bergerak. Jika memang seperti itu, maka semuanya akan semakin sulit untuk diselesaikan.”

“Kak Nova, se-sebenarnya aku ….” Amanda hendak menjelaskan tetapi Nova langsung bergegas keluar dari kamar dengan panik. Dia berjalan keluar dari rumah sakit dan mengambil kartu nama Robi untuk menghubungi lelaki itu.

Dia menghubungi Robi s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 831

    Di waktu yang sama, dalam Pangkalan Militer Rivera tampak sebuah helikopter yang sudah dipersiapkan.Di bawah helikopter tampak Arya yang tengah menepuk pundak Chandra sambil tertawa dan berkata, “Chandra, selamat kamu mendapatkan kembali jabatanmu. Sekarang kamu ke Gurun Selatan dan menguasai kembali Pasukan Naga Hitam. Berita ini kalau tersebar pasti akan membuat seluruh warga Someria heboh!”Ekspresi Chandra terlihat sedikit tidak berdaya. Meski mendapatkan jabatannya kembali terdengar merupakan sebuah kabar baik karena jabatan tersebut lumayan tinggi, tanggung jawabnya juga berat. Selain itu, setelah dia menguasai Pasukan Naga Hitam dan membawa mereka ke Diwangsa untuk mengambil Pedang Penghakiman dan membunuh Teuku.Begitu Teuku mati, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Dengan keraguan di hatinya dia berkata, “Semoga selanjutnya nggak ada masalah besar yang terjadi.”Arya tertawa dan berkata, “Memangnya bisa terjadi hal yang seperti apa? Kalau memang ada sesuatu yang terjad

  • Jenderal Naga   Bab 832

    Dahlia si Naga Menawan bertanya, “Rencana apa?”“Setelah semua yang terjadi, aku merasa aku hanya sebuah pion catur yang terus dikendalikan oleh orang lain. Perasaan ini sungguh tidak enak. Bahkan kemungkinan aku bisa kehilangan nyawaku kapan saja. Aku merasa kalian nggak perlu ikut kembali ke Gurun Selatan.”Semua orang mengerutkan kening mereka ketika mendengar ucapan Chandra.“Kalian semua orang hebat yang sesungguhnya. Kemampuan kalian sudah mencapai kemampuan energi eksternal dan sedikit lagi sudah bisa melatih energi sejati dan menjadi Grandmaster Seni Bela Diri. Nanti aku akan mengajari kalian Kultivasi Energi Internal.”Semua orang tampak girang. Mereka sudah mendengar Alex menceritakan perihal Kultivasi Energi Internal. Sekarang mereka memang sudah sangat kuat, tetapi jika dibandingkan dengan Grandmaster dari kemampuan internal, mereka masih sangat lemah.“Aku nggak yakin kalau ini adalah sebuah permainan antara orang-orang penting itu. Aku juga nggak tahu apa yang sedang mere

  • Jenderal Naga   Bab 833

    “Selamat kepada Raja Naga!” ujar mereka dengan kompak begitu Chandra turun dari helikopter.Chandra menatap ke arah para pasukan tersebut sambil mengangkat tangannya dan mengarah ke bawah yang merupakan tanda agar para pasukan itu hening.Beberapa orang tentara datang mendekati lelaki itu.“Selamat atas kembalinya Raja Naga,” kata Paul sambil tersenyum lebar.“Kami sudah menunggu hari ini sangat lama. Akhirnya Raja Naga kembali juga,” kata lelaki itu lagi.“Sejak kapan kamu belajar bermulut manis?” tanya Chandra sambil menonjok dada Paul dengan pelan. Lelaki itu hanya cengengesan saja merespons ucapan Chandra.“Ayo,” ajak Chandra sambil berbalik pergi.Delapan Naga Langit mengikuti lelaki itu dari belakang beserta dengan para tentara yang lain. Chandra menyiapkan mobil untuk mengantar Delapan Naga Langit agar pergi dari Someria ke arah luar perbatasan untuk membentuk Kelompok Naga.Dia membuat kelompok bukan untuk memperebutkan kekuasaan, melainkan agar suatu hari nanti ada tempat dia

  • Jenderal Naga   Bab 834

    Perempuan itu berusia 20-an tahun dengan rambut pendek dan seragam tentara.“Kak Chandra,” panggil perempuan itu dengan suara manis.Chandra yang duduk di sofa hanya meliriknya sekilas dan menatap Paul sambil tertawa dan berkata, “Hebat juga, kapan menikah?”“Menikah apanya?!” balas Paul dengan wajah memerah. Kemudian dia diserang sebuah cubitan kecil yang membuatnya bergegas berkata, “Segera, segera menikah.”Senny duduk dan tersenyum lebar sambil berkata, “Kak Chandra, bagaimana dengan Kak Chandra dan Nova?”Chandra menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin membahas masalah dia. Paul duduk dan menyenggol lengan Senny sebagai tanda untuk tidak bertanya lagi.“Ayo, diminum.”Chandra mengangkat gelasnya yang diikuti oleh Paul.“Bos, hari ini adalah hari kematian Jenderal Kardi. Ayo kita ke kuburannya,” ujar Paul.Chandra mengangguk dan berkata, “Iya, ayo.”Ketiganya berangkat dengan mengendarai mobil paul yang berwarna hitam menuju ke tempat pemakaman di Gurun Selatan. Orang yang dikubur

  • Jenderal Naga   Bab 835

    “Aku selalu salah sangka dengan dia.”Ruby menatap kuburan dengan raut sedih. Dengan pelan dia berkata, “Aku selalu pikir dia lelaki nggak benar. Dari kecil hingga dewasa, aku nggak pernah berani kasih tahu orang lain siapa papaku yang sebenarnya. Semua karena aku takut ditertawakan. Tapi ternyata dia seorang pahlawan.”Kedua bola mata perempuan itu mulai mengembun. Ketika dia mengetahui bahwa Chandra adalah Raja Naga, Ruby merasa sangat antusias karena lelaki itu adalah atasan ayahnya. Oleh karena itu, dia dengan sukarela menjadi asistennya Chandra meski nyawanya yang dipertaruhkan.Dia berencana setelah konferensi medis berakhir, dia akan menanyakan Chandra perihal ayahnya. Akan tetapi Chandra pergi sebelum konferensi medis berakhir.“Bisa ceritakan aku tentang dia?”“Boleh,” jawab Chandra mengangguk.Di depan kuburan lelaki itu, dia menceritakan semua tentang Kardi pada putrinya.“Aku ingat ada sekali kami mabuk dan dia menceritakan kalau dia ada seorang putri. Dia bilang dia berhut

  • Jenderal Naga   Bab 836

    Kening kedua orang itu sontak berkerut bingung. Dengan ekspresi bingung Wisnu berkata, “Raja memberikan perintah rahasia dan meminta Chandra kembali ke Gurun Selatan untuk tetap menguasai Pasukan Naga Hitam.”“Ini aneh, pasti ada sesuatu. Aku akan cari tahu dulu apa yang ingin dilakukan Raja. Kamu harus hati-hati,” kata Wisnu sambil berdiri.Profesor Catur menghembuskan asap rokok dan melirik Teuku sekilas sambil berkata, “Aku merasa akan kacau. Raja kemungkinan akan menyerangmu, sebaiknya kamu cari cara untuk melindungi diri.”“Nggak mungkin. Aku ini ketua dari Lima Jenderal dan merupakan pemimpin dari Pasukan Api Merah. Raja nggak mungkin menyerangku dan nggak ada alasan untuk itu.”“Dengan kembalinya Chandra ke Gurun Selatan sudah menjadi sebuah peringatan. Pokoknya kamu harus lebih hati-hati,” kata Profesor Catur dan setelah itu dia bangkit untuk keluar dari ruangan itu.Ekspresi Teuku berubah gelap. Dia meremas bagian dada sambil berkata dengan nada emosi, “Chandra, ternyata kamu

  • Jenderal Naga   Bab 837

    Di sebuah ruang mewah, tampak makanan lezat dan minuman mahal memenuhi sebuah meja panjang. Teuku duduk di sofa sambil mengangkat gelasnya dan tersenyum lebar.“Brandon, mari kita bersulang.”Di hadapan Teuku tampak seorang pemuda berusia 20 tahunan yang mengenakan jas putih bersih. Kulitnya yang putih dan wajahnya yang tampan membuatnya tampak begitu menawan. Brandon mengangkat gelasnya dan mendekatkannya ke bibirnya.“Kak, katakan saja apa yang mau disampaikan.”Teuku meletakkan gelas alkoholnya sambil menunjuk makanan lezt di meja dan berkata, “Mari, makan dulu.”Brandon tidak menggerakkan sendoknya sama sekali. Sebagai orang dari keluarga Atmaja, dia mengetahui semua masalah yang ada di Diwangsa. Di belakang seorang yang penting pasti ada beberapa kelompok berbeda. Hanya Empat Keluarga Kuno yang bisa terhindar dari hal tersebut.“Kak, makanan ini nggak akan bisa aku makan. Sampaikan saja apa yang mau kamu katakan.”Ekspresi Teuku berubah menegang. Dia mengambil rokok dan menghidupk

  • Jenderal Naga   Bab 838

    Teuku bergegas mengucapkan terima kasih dan langsung melangkah ke arah yang ditunjuk.Dia berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu secara perlahan sambil berkata, “Pak Taka.”Sebuah sahutan terdengar dari dalam kamar, “Masuk.”Teuku membuka pintu dan masuk. Ruangan terdapat sebuah tungku yang tengah membakar arang. Di sisi yang lain juga tengah membakar ubi jalar.  Di depan tungku terlihat seorang lelaki berusia 50 tahunan tengah duduk. Tubuhnya mengenakan pakaian hitam dan tengah sibuk membakar arang.Pemuda itu berjalan mendekat dan berdiri di sisinya sambil menyapa lelaki itu dengan penuh nada sopan, “Pak Taka.”Lelaki paruh baya menjawab tanpa menatap Teuku, “Kamu terlalu nggak berhati-hati sekali. Kalau salah, memang sudah pantas dihukum.”“Pak Taka, semua ini karena ulah Chandra. Kalau bukan dia, nggak akan terjadi hal seperti ini.”Lelaki paruh baya itu mengibaskan tangannya dan berkata, “Akan ada orang yang menggantikan pekerjaanmu, kamu pergi saja.”“Pak Taka, Chandra sudah m

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2243

    Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah

  • Jenderal Naga   Bab 2242

    Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena

  • Jenderal Naga   Bab 2241

    Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan

  • Jenderal Naga   Bab 2240

    Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan

  • Jenderal Naga   Bab 2239

    Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus

  • Jenderal Naga   Bab 2238

    Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu

  • Jenderal Naga   Bab 2237

    “Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali

  • Jenderal Naga   Bab 2236

    Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d

  • Jenderal Naga   Bab 2235

    Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status